LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. Ikan lele sangkuriang merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah umum

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN KEMAJUAN MOCAFLICIOUS: BOLU KUKUS TEPUNG MOCAF BEBAS GLUTEN DENGAN ANEKA RASA BUAH DAN SAYURAN LOKAL YANG KAYA SERAT BIDANG KEGIATAN : PKM-K

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari

LAPORAN AKHIR PKM KEWIRAUSAHAAN. Balado Cainito : Keripik Sawo Apel (Chrysophyllum cainito) Sebagai Jajanan Kaya Serat dan Bergizi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROPOSAL BLM Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP_PB) T.A. 2012

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. MANAJEMEN PRODUKSI BAYAM (Amaranthus sp.) SECARA OPTIMUM DAN KONTINU

II. BAHAN DAN METODE

PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG. Bambang Sumarsono TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

OPTIMASI BUDIDAYA SUPER INTENSIF IKAN NILA RAMAH LINGKUNGAN:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PROPOSAL BLM Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP_PB) T.A. 2012

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ONDELICIOUS : JAJANAN TRADISIONAL ONDE-ONDE DENGAN ISI LELE OVERSIZE YANG SEHAT KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN:

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

I. PENDAHULUAN. dalam suatu sistem yang terkontrol sehingga pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI LIMBAH KULIT SINGKONG DALAM PRODUKSI BIOBRIKET SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KELANGKAAN ENERGI DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA KELOMPOK PKMK. No Nama/NRP Jabatan Departemen/Fakultas Angkatan. Budidaya Perairan Anantyo Widiarso C Ilmu Kelautan

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat penebaran

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Teknik guba terbukti melambungkan produksi lele. Di Kulonprogo, Lambungkan Produksi Lele 1 LELE

I. PENDAHULUAN. Jawa. Budidaya lele berkembang pesat karena permintaan pasar yang tinggi,

LAPORAN AKHIR SEPATU SANDAL BONGKAR PASANG (STAND KARS) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

III. BAHAN DAN METODE

Diusulkan Oleh: M. Budi Muliyawan E / 2008 ( Anggota) Dimas Ardi Prasetya F / 2009 ( Anggota)

LAPORAN AKHIR PKMK MENTIMUN (MEDIA EDUKASI ANAK : T-SHIRT IMUT DAN UNIK) SEBAGAI SARANA ANAK UNTUK MENGENAL LINGKUNGAN.

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE OLEH KELOMPOK: MINA TANI NUSANTARA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SEOK GU : SENDOK MAKAN TERBUAT DARI SAGU METROXYLON SP. BERSIFAT BIODEGRADABEL, EDUKATIF, DAN EDIBEL

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

Pendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL BLM Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP_PB) T.A. 2012

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

LAPORAN AKHIR PKM-K JUDUL PROGRAM : BONEKA DANWOOD: PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI MEDIA EDUKASI DAN SOUVENIR BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

LEMBAR PENGESAHAN. (Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.) ( Umu Rosidah )

"PRO-FISHTA" UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA LELE DESA SETONO KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

FORMULASI Bacillus subtilis PADA AIR LIMBAH OLAHAN TEBU (Saccharum officinarum L.) SEBAGAI PROBIOTIK TANAMAN POTENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati masyarakat untuk dikonsumsi. Usaha budidaya ikan lele dibedakan

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEWIRAUSAHAAN VALUASI BISNIS LUMBRICUS CHOCOLATE SEBAGAI JAJANAN YANG MENYEHATKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ECO-FERMENTOR: ALTERNATIF DESAIN WADAH FERMENTASI ECO-ENZYME UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKTIVITAS ECO-ENZYME

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich,

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

PROPOSAL USAHA BAKSO QOLBU Jl. Pengayoman Ruko Mirah II 7 Makassar

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

Transkripsi:

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BISNIS CLARION : PEMBERIAN RECOMBINANT GROWTH STIMULANT DAN BIOFLOK PADA IKAN LELE (Clarias sp.) SEBAGAI UPAYA AKSELERASI SIKLUS PRODUKSI DAN TAHAN PENYAKIT BIDANG KEGIATAN: PKM-K Disusun oleh: Steven Michail S. C14100075 2010 47 Triatmaja P.W C14100055 2010 47 Resyta Naufal C14110055 2011 48 Annisa Maulidza C14120060 2012 48 Iik Muslihul Hanif C14120089 2012 48 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2 PENGESAHAN PKM-K 1. Judul Kegiatan : BISNIS CLARION : PEMBERIAN RECOMBINANT GROWTH STIMULANT DAN BIOFLOK PADA IKAN LELE (Clarias sp.) SEBAGAI UPAYA AKSELERASI SIKLUS PRODUKSI DAN TAHAN PENYAKIT 2. Bidang Kegiatan : PKM-K 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Steven Michail Sutiono b. NIM : C14100075 c. Jurusan : Budidaya Perairan (BDP) d. Universitas : Institut Pertanian Bogor (IPB) e. Alamat rumah dan No.Hp : Bukit Cimanggu City (085659000282) f. Alamat email : steven8aholic@gmail.com 4. Anggota pelaksana kegiatan : 5 orang 5. Dosen pendamping a. Nama lengkap dan gelar : Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc b. NIDN : 0003017007 c. Alamat rumah dan No.Hp : Jl. Cinangneng Asri 115, Rt 01/01 Bojong Jengkol, Ciampea 16620 Bogor. HP. 081383850926 6. Biaya Kegiatan Total : a. DIKTI : Rp. 8.250.000,- b. Sumber lain : - 7. Jangka waktu pelaksanaan : 5 bulan Bogor, 11 April 2014 Menyetujui Ketua Departemen Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Ir. Sukenda M.Sc Steven Michail S. NIP.19671013 199302 1 001 NIM.C14100075 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Dosen Pendamping Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc NIP. 19581228 198503 1 003 NIP. 19700103 199512 1 001

3 RINGKASAN Permintaan pasar terhadap ikan lele (Clarias sp.) relatif tinggi dan stabil. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), permintaan pasar terhadap ikan lele per harinya mencapai 80 ton hanya untuk wilayah ibukota, sementara produksi lokal saat ini baru mencapai sekitar 62,5% atau sekitar 50 ton dengan kisaran harga Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram (KKP, 2013). Untuk itu, diperlukan solusi yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan lele secara signifikan. Peningkatan produktivitas budidaya secara genetik umumnya dapat dilakukan melalui metode konvensional (seleksi induk), transfer gen (transgenesis), dan protein rekombinan. Metode konvensional dinilai tidak efisien karena memerlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan kedua metode lainnya. Penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan dinilai sebagai metode yang paling tepat dan memiliki peluang terbesar untuk diterapkan pada usaha budidaya lele. Penggunaan teknologi bioflok pada ikan lele dinilai dapat mengefisiensi pemberian pakan. Teknologi bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan kepada prinsip asimilasi nitrogen anorganik (amonia, nitrit, dan nitrat) oleh komunitas mikroba (bakteri heterotrof) dalam media budidaya sebagai sumber makanan (De Schryver et al. 2008). Avnimelech (2012) mengemukakan bahwa tujuan dikembangkannya teknologi bioflok ini adalah untuk memperbaiki dan mengontrol kualitas air budidaya, biosekuriti, membatasi penggunaan air, serta efisiensi penggunaan pakan. Bioflok merupakan suspensi yang terdapat di dalam air yang berupa fitoplankton, bakteri, agregat hidup, bahan organik dan pemakan bakteri (Avnimelech 2007). Sehingga teknologi bioflok dan hormon pertumbuhan rekombinan merupakan teknologi sinergi yang sangat tepat untuk pertumbuhan dan efisiensi pakan.

4 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permintaan pasar terhadap ikan lele (Clarias sp.) relatif tinggi dan stabil. Ikan lele merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi air tawar yang memiliki prospek bisnis yang sangat baik. Harga ikan lele di pasaran relatif stabil terutama di wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), permintaan pasar terhadap ikan lele per harinya mencapai 80 ton hanya untuk wilayah ibukota, sementara produksi lokal saat ini baru mencapai sekitar 62,5% atau sekitar 50 ton dengan kisaran harga Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram (KKP, 2013). Pemerintah menargetkan peningkatan produksi nasional untuk ikan lele hingga mencapai 670.000 ton pada tahun 2013 dan 900.000 ton pada tahun 2014 (DJPB, 2013). Namun, berdasarkan data produksi ikan lele nasional pada tahun-tahun sebelumnya, target produksi tersebut belum pernah tercapai. Bahkan, persentase pencapaian target untuk ikan lele cenderung menurun. Selain itu, masalah lain dalam budidaya lele adalah margin keuntungan yang rendah dikarenakan tingginya harga pakan. Untuk itu, diperlukan solusi yang tepat guna untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan lele secara signifikan. Peningkatan produktivitas budidaya secara genetik umumnya dapat dilakukan melalui metode konvensional (seleksi induk), transfer gen (transgenesis), dan protein rekombinan. Metode konvensional dinilai tidak efisien karena memerlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan kedua metode lainnya. Penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan dinilai sebagai metode yang paling tepat dan memiliki peluang terbesar untuk diterapkan pada usaha budidaya lele. Penggunaan teknologi bioflok pada ikan lele dinilai dapat mengefisiensi pemberian pakan. Teknologi bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan kepada prinsip asimilasi nitrogen anorganik (amonia, nitrit, dan nitrat) oleh komunitas mikroba (bakteri heterotrof) dalam media budidaya sebagai sumber makanan (De Schryver et al. 2008). Avnimelech (2012) mengemukakan bahwa tujuan

5 dikembangkannya teknologi bioflok ini adalah untuk memperbaiki dan mengontrol kualitas air budidaya, biosekuriti, membatasi penggunaan air, serta efisiensi penggunaan pakan. Bioflok merupakan suspensi yang terdapat di dalam air yang berupa fitoplankton, bakteri, agregat hidup, bahan organik dan pemakan bakteri (Avnimelech 2007). Sehingga teknologi bioflok dan hormon pertumbuhan rekombinan merupakan teknologi sinergi yang sangat tepat untuk pertumbuhan dan efisiensi pakan. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang menjadi latar belakang proposal ini adalah : 1. Tingginya minat dan selera masyarakat terhadap permintaan ikan lele. 2. Melalui produk unggulan dan berdaya saing tinggi maka dapat dijadikan sebagai sarana berwirausaha bagi mahasiswa dan petani ikan. 3. Perlu adanya teknologi baru dalam mempercepat siklus produksi perikanan. 4. Stimulan yang digunakan bersifat sintetik dan aman bagi kesehatan. 5. Produksi ikan dengan pemberian stimulan pertumbuhan belum banyak diketahui. 1.3 TUJUAN PROGRAM Tujuan dari program ini adalah : 1. Mengembangkan usaha bisnis ikan lele. 2. Mempercepat proses pertumbuhan melalui pemberian Recombinant Growth Stimulant. 3. Efisiensi pemanfaatan pakan dengan menggunakan teknologi bioflok 4. Mempercepat siklus produksi serta dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal. 1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran dari penelitian ini adalah: 1. Didapatkannya ikan lele yang dapat tumbuh dengan cepat. 2. Dapat meningkatkan kecepatan produksi ikan lele.

6 3. Teknologi tentang stimulan pertumbuhan dan bioflok dalam perikanan budidaya di Indonesia dapat berkembang. 4. Memperluas daerah produksi dan pemasaran produk. 5. Menambah nilai ekonomis bagi komoditas ikan lele. 1.5 KEGUNAAN PROGRAM Manfaat bagi mahasiswa : 1. Melatih mahasiswa dalam berinovasi mengembangkan produk-produk unggulan perikanan dalam berwirausaha. 2. Sebagai wahana melatih dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi, kerjasama tim, manajemen wirausaha, dan bertanggung jawab. Manfaat bagi konsumen : 1. Konsumen menjadi lebih praktis dan ekonomis dalam mendapatkan ikan lele konsumsi karena masa pemeliharaan yang relatif singkat. 2. Adanya pengembangan sebuah industri, sehingga peluang bisnis terbuka dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

7 BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA Rencana usaha dari penjualan ikan lele ini sebagai berikut : 1. Menjalin kemitraan dengan pembudidaya ikan lele. Kemitraan dengan pembudidaya ikan lele dapat menunjang proses produksi dan mengefektifkan waktu. 2. Memproduksi ikan lele ukuran konsumsi menggunakan teknologi stimulan pertumbuhan dan bioflok. 2.1 Analisis SWOT (O) Opportunities: 1. Kesempatan untuk mengembangkan usaha sangat bagus karena para pesaing masih sedikit. (T) Threats: 1. Pemanfaatan hormon dari hewanvertebrata belum banyak diketahui. (S) Strenghts: 1. Menawarkan produk ikan lele cepat tumbuh. 2. Minat masyarakat terhadap ikan lele tinggi. 3. Harga yang ekonomis 4. Strategi promosi yang menarik. SO 1. Mengangkat aspek keunggulan produk dalam pemasaran produk ini. 2. Mempromosikan produk kepada konsumen ikan. 3. Siklus produksi cepat karena ikan cepat tumbuh. ST 1. Konsep pemasaran dan logo yang menarik akan menambah daya pikat produk ini. 2. Optimalisasi kualitas produk dan pelayanan jual beli. (W) Weaknesses: 1. Ikan yang diberikan perlakuan hormon tidak dapat diturunkan kepada keturunannya. 2. Setiap siklus produksi, benih yang digunakan harus diberikan perlakuan hormon. WO 1. Produk dijual ukuran konsumsi agar dapat langsung didistribusikan. WT 1. Maksimalkan kegiatan promosi dan teknik produksi.

8 BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Manajemen Produksi Pimpinan Usaha Steven Michail Manajer Operasional dan Produksi Manajer Administrasi Keuangan Manajer Pemasaran Manajer Pengembanga n dan Penelitian 3.2 Aspek Teknis Bagan 1. Struktur organisasi perusahaan bisnis ikan lele komsumsi Alat yang akan digunakan : - Wadah pemeliharaan berdiameter 3 meter - Selang aerasi - Blower - Batu aerasi - Termometer celup - Baskom - Ember - Roll kabel - Tisu - Micropipette - Timbangan digital - Selang - Mangkok - Gayung - Saringan Bahan yang akan digunakan : - Benih lele ukuran 7 8 cm - Pakan pelet - Bioflok - Growth Stimulant - Bioflok - Molase - Dedak - Ragi

9 3.3 Proses Produksi Pembelian alat Persiapan wadah (Set wadah dan set aerasi) Pembelian bahan (benih dan stimulan pertumbuhan) Lele ukuran konsumsi siap jual Pemeliharaan menggunakan bioflok Pencampuran pakan dengan stimulan dan kultur bioflok Bagan 2. Struktur operasional produksi 3.4 Analisis Pasar 3.4.1 STP (Segmentation, targetting, Positioning) Segmentasi pasar dari produk lele ukuran konsumsi yang diberikan stimulan pertumbuhan dan Bioflok ini adalah para pengumpul ikan dan warung pecel lele yang ada di sekitar Bogor dan sekitarnya. Target usaha bisnis ikan lele ini adalah masyarakat secara umum. Dalam Positioning, ikan lele sebagai pilihan utama komoditi cepat tumbuh. 3.5 Bauran Pemasaran 3.5.1 Tempat Tempat pemasaran yang dipilih untuk produk awal usaha yaitu di lokasi kolam percobaan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Potensi pasar di kalangan para petani dan masyarakat sekitar kampus sangatlah menjanjikan karena kebutuhan produksi atau hobi masyarakat akan ikan lele sangat tinggi. Kami juga akan bekerja sama dengan beberapa pembudidaya di Kota Bogor untuk ikut menjual produk kami. Selanjutnya jika produk sudah berada dalam tahap pendewasaan, dalam perkembangannya kami juga akan bekerja sama dengan berbagai pusat balai riset dalam mengembangkan produk lebih baik lagi.

10 3.5.2 Promosi Promosi merupakan alat utama dalam pemasaran produk. Kami menyadari bahwa produk ini membutuhkan waktu pengenalan untuk para pembudidaya dan masyarakat sehingga kami menginvestasikan anggaran yang cukup besar untuk promosi. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk promosi yaitu: Penyampaian Informasi secara langsung Penyampaian informasi secara langsung dilakukan oleh para anggota tim ketika melakukan direct selling yakni dari mulut ke mulut. Awalnya kepada para petani yang membeli dan dengan segera menginformasikan kepada teman petambak lainnya. Dengan begitu, diharapkan para pembeli akan dapat menyebarkan keunggulan produk kami kepada lebih banyak orang sehingga kejelasan produk kami yang lebih efektif telah tersampaikan. Penyampaian Informasi secara tidak langsung Penyampaian informasi secara tidak langsung dilakukan dalam kegiatan penyebaran brosur, penyebaran pamflet dan penempelan poster di tempat tertentu, seperti pasar ikan. Dalam media promosi tersebut, kami akan memberi gambaran umum dan keunggulan produk benih ikan gurame yang diberi stimulan pertumbuhan. Untuk memudahkan para pembeli, kami memberikan nomor telepon dan alamat yang dapat dihubungi untuk pemesanan produk. Informasi lainnya kami juga berikan mengenai harga produk di dalam media informasi tersebut. Melalui sarana teknologi dan informasi Media efektif lainnya adalah sarana teknologi dan informasi untuk melakukan promosi karena pengaruh dan jangkauannya lebih luas khususnya seperti iklan dalam internet, contohnya melalui media jejaring sosial, e-mail, dan blog. 3.5.3 Produk Produk ini merupakan pengembangan produksi perikanan untuk memudahkan kegiatan produksi. Keunggulan yang dimiliki produk ini adalah ikan yang diberi perlakuan hormon pertumbuhan akan lebih cepat daripada kegiatan produksi biasanya sehingga biaya produksi dapat dikurangi. Produk yang kami jual adalah lele ukuran konsumsi yaitu ukuran 7 9 ekor per kilogram.

11 BAB 4 HASIL YANG DICAPAI Usaha ini telah berjalan selama 1 bulan dimana dalam rentang waktu tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu mulai dari, pembelian alat dan bahan, persiapan, pembuatan stimulan, dan pemeliharaan. Kegiatan pembelian alat dan bahan dilakukan pada minggu awal diantaranya adalah pembelian bahan stimulan, dan pembelian bahan baku bak pemeliharaan ikan yaitu besi wermes, kawat, dan terpal. Persiapan dilanjutkan dengan pembuatan bak wermes dan persiapan air dengan mensterilisasi air dan pengendapan air serta penetralan air untuk pemeliharaan ikan. Kegiatan berikutnya adalah pembuatan bakteri probiotik yang dilakukan dengan bahan baku antara lain: bakteri EM4, yakult, ragi roti, ragi tempe, dedak, dan molase. Kultur dilakukan secara anaerob, kemudian kultur bakteri dilakukan selama 1 minggu dengan pengadukan setiap 2 hari sekali. Kegiatan pemeliharaan ikan dilakukan dengan penebaran benih ikan 7-8 cm sebanyak 3000 ekor yang dibagi dalam 2 bak wermes. Pada minggu kedua dilakukan penebaran bakteri pada wadah pemeliharaan. 5 hari setelah itu dilakukan penebaran benih. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari pada pagi,siang, dan sore hari. Pemberian pakan sebanyak 3 % dari biomassa ikan yang ditebar. Kendala yang dihadapi pada usaha ini ternyata setelah 1 minggu pemeliharaan, ikan terkena penyakit dan mengakibatkan kematian masal sehingga kegiatan terpaksa dihentikan. Dugaan ikan terkena penyakit adalah akibat rendahnya suhu pemeliharaan. Penebaran Benih ke-1 (24 Maret 2014) Terjadi kematian total akibat penyakit (pada hari ke 3) Solusi untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi media menggunakan klorin sebelum pemeliharaan dilakukan Penebaran Benih ke-2 (16 April 2014) Terjadi kematian akibat over feeding dan kurangnya kontroling (minggu 1) Solusi untuk selanjutnya dilakukan kontroling setiap hari Penebaran Benih ke-3 (8 Mei 2014) Terjadi kematian pada minggu kedua setelah pemeliharaan karena kualitas air yang buruk Solusi untuk selanjutnya dilakukan pergantian air yang lebih banyak Penebaran benih ke-4 (15 Juni 2014) Masih dalam proses pemeliharaan direncanakan pemanenan dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2014. BAB 5 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Rencana untuk tahapan berikutnya adalah mengulangi kembali seluruh kegiatan dari persiapan bakteri hingga pemeliharaan. Untuk mencegah terjadinya penyakit, maka perlu ditambahkan pemanas pada wadah pemeliharaan.

12 Penggunaan Dana No Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Total 1 EM 4 Perikanan 1 Botol 17,000.00 17,000.00 2 Dedak 3 Kg 3,500.00 10,500.00 3 Jrigen 2 Unit 30,000.00 60,000.00 4 Molase 50 Kg 4,000.00 200,000.00 4 Tong 3 Unit 200,00,000 600,000,00 5 Ragi 50 Butir 1,000.00 50,000.00 6 Ragi kue 1 unit 28,000.00 28,000.00 7 Plastik 0.5 Kg 30,000.00 15,000.00 8 Karet 1 ons 4,000.00 4,000.00 9 Wermes 1 Unit 520,000.00 520,000.00 10 Terpal 2 Unit 200,000.00 400,000.00 11 Dolomit 6 Kg 1,000.00 6,000.00 12 Pakan 788 10 Karung 2,400,000.00 2,400,000.00 13 Benih Lele 7-8cm 9000 Ekor 250.00 2,250,000.00 14 Hi Blow 1 Unit 800,000,00 800,000,00 15 Thermostat 10 Unit 85,000,00 850,000,00 JUMLAH TOTAL 8,238,500.00 Bukti Pendukung Kegiatan