BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang fluktuatif. Hal tersebut dipengaruhi adanya globalisasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya (

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. nasional semakin menampakan perannya dalam menumbuhkembangkan. yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB I PENDAHULUAN. obligasi untuk mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk bebrbagai tujuan,

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya yang penting dimiliki perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan tersendiri di bidang bisnis dan memaksa pemimpin-pemimpin perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang semakin luas menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan publik persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan bidang bisnis yang serupa menjadi kendala tersendiri bagi suatu perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perusahaan industri barang konsumsi makanan dan. minuman semakin lama semakin meningkat jumlahnya karena barang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pesatnya perkembangan dunia industri menimbulkan persaingan yang ketat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus ditahan dalam perusahaan (Riyanto, 2001:265). Kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi (Tandelilin, 2008:13). Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Hal tersebut dipengaruhi adanya globalisasi dan kegiatan perekonomian di Indonesia yang berkembang dengan pesat. Pada kuartal I tahun 2012 Perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu indikator pengukuran pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kinerja industri manufaktur besar dan kecil di Indonesia mengalami pertumbuhan PDB sebesar 4,88% pada kuartal I tahun 2012, di dalamnya terdapat sektor industri manufaktur besar dan sedang yang produksinya tumbuh tinggi salah satunya adalah subsektor industri peralatan listrik yang mencapai 15,72% (sumber www.bisnis.com Akses 07/05/2012 02.48) Meningkatnya pertumbuhan industri manufaktur merupakan salah satu faktor dari kontribusi sektor peralatan listrik. Pertumbuhan tersebut dikarenakan adanya pencanangan proyek 10.000 Megawatt. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ketua Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) Noval Jamalullail yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk pertumbuhan listrik karena ada beberapa pencanangan proyek. Kapasitas produksi industri kabel domestik tahun 2012 pertumbuhannya cukup tinggi dengan kapasitas produksi mencapai 500.000 metrik ton. (www.finance.detik Akses /08/05/2012 01.00).

2 Rencana proyek 10.000 Megawatt membuat banyak kalangan swasta berniat untuk berinvestasi pada tahun ini. Hal ini yang menjadi landasan pertumbuhan industri kabel akan tetap baik di tahun 2012, sekitar 15-20 %, proyek pembangunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diprediksi ikut mendukung permintaan kabel nasional di kisaran 20%. Pembangunan infratruktur di beberapa wilayah seperti Indonesia kawasan Timur, MP3EI menjadi salah satu proyek besar disertai tingginya permintaan kabel. Sehingga industri kabel menambah kapasitas produksi kabel untuk memenuhi kebutuhan perencananan proyek tersebut. Proyek-proyek listrik memberikan dampak baik terhadap perusahaan kabel di Indonesia, dengan adanya proyek membuat profitabilitas yang di dapat semakin meningkat Perusahaan-perusahaan kabel di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah dari tahun 1994-2009, Pada tahun 1994 hanya 5 perusahaan menjadi 34 perusahaan di tahun 2009. Perusahaan tersebut terdiri dari perusahaan go public dan tidak, akan tetapi perusahaan yang telah melakukan go public tercatat hanya ada beberapa di antaranya yaitu, PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk (SUCACO), PT Sumi Indo Kabel, PT Voksel Electric Tbk, dan PT KMI Wires and Cables. Berikut Tabel 1.1 perkembangan perolehan profitabilitas yang dihitung dengan Return On Asset (ROA) yang merupakan indikator efisiensi manajerial perusahaan dalam mengkonversi aset ke dalam laba bersih. ROA sendiri merupakan salah satu bentuk Profitabilitas yang mengukur kemampuan

3 perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dengan aktiva yang digunakan dalam operasinya sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan ROA yang diperoleh perusahaan kabel yang melakukan go public pada tahun 2010 dan Tahun 2011. TABEL 1.1 PERKEMBANGAN PROFITABILITAS INDUSTRI KABEL 2010 dan 2011 No Perusahaan ROA (%) Tahun 2010 ROA (%) Tahun 2011 1 PT. SUCACO Tbk 5,27 7.54 2 PT.Voksel ElectricTbk 0,9 7.00 3 PT. KMI Wire and Cable 5,04 5.8 4 PT.Sumi Indo Kabel Tbk 0,01-0.21 Sumber: Laporan Keuangan PT KMI Wire and Cable,PT Sucaco, PT.Sumi Indo Kable, dan PT.Voksel Electric Tbk Tahun 2010 dan 2011 Berdasarkan Tabel 1.1 diatas hampir semua perusahaan kabel mengalami perkembangan kenaikan profitabilitas yang dihitung dari ROA, akan tetapi tidak demikian halnya perkembangan yang dialami dengan PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Tbk. Perusahaan kabel ini mengalami penurunan dalam perkembangan ROA dari tahun 2010 yakni 0,01% menjadi -0,21% pada tahun 2011. Perolehan ROA tertinggi di oleh PT. SUCACO 7,54%, kedua di peroleh PT. Voksel Electric Tbk. 7,00% PT.SUCACO 7,54% dan PT KMI Wire and Cable Rp. 5,88%. PT. Sumi Indo Kable mendapatkan ROA tahun 2011 yaitu sebesar -0,21%. Dari ke empat perusahaan kabel PT. Sumi Indo Kable Tbk mendapatkan ROA paling kecil yaitu sebesar -0,21%.

4 PT. Sumi Indo Kabel Tbk ini mendapatkan ROA paling kecil di industri kabel hal ini dapat berdampak buruk kepada keberlangsungan perusahaan dan juga investor dalam menanamkan investasinya di perusahaan tersebut. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003:76). Sedangkan laporan keuangan yang telah dianalisis sangat diperlukan pemimpin perusahaan atau manajemen untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang. Semakin tinggi Profitabilitas suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan tersebut jika dilihat dari kualitas kesehatannya. Menurut Brigham dan Houston (2011:99) Profitability Ratios is A group of ratios that show the combined effects of liquidity, asset management, and debt on operating results. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa rasio Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan efek gabungan dari Likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi. Salah satu untuk mengukur profitabilititas ialah ROA (Return On Asset). ROA di Perusahaan PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Tbk. ini mengalami fluktuatif setiap tahunnya terlihat dari trend Tabel 1.2

5 TABEL 1.2 PROFITABILITAS (ROA) PT.SUMI INDO KABEL Tbk Tahun Return On Assets (ROA) Keadaan 2008 0,15% 2009 0,05% Turun 2010 0,01% Turun 2011-0,21% Turun Sumber : Laporan Tahunan PT.Sumi Indo Kabel Tbk Tahun 2006-2011 Berdasarkan Tabel 1.2 Return On Asset (ROA) di PT. Sumi Indo Kabel Tbk. dari tahun 2008-2011 Perkembangan ROA mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yaitu menjadi 0,05% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 yakni 0,15%. Pada tahun 2009 dan 2010 masingmasing 0,05% dan 0,01%, pada tahun 2011 mengalami penurunan kembali yakni mencapai -0,21%. Dengan adanya hal ini dapat berpengaruh terhadap keberadaan perusahaan dimasyarakat umum baik secara intern maupun ekstern, dari segi intern dapat mengganggu stabilitas finansial, dengan demikian perusahaan tidak dapat melakukan ekspansi, dan dari segi ekstern dapat berpengaruh terhadap harga saham. Profitabilitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain menurut Menurut Van Horne Warchicz (2009:323) Likuiditas perusahaan berbanding terbalik dengan profitabilitas. Maksudnya, semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas semakin rendah, karena adanya iddle cash (aktiva yang menganggur). Perusahaan dengan Likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan asset yang lebih likuid sebagai sumber pembiayaan sehingga perusahaan tidak

6 membutuhkan sumber pendanaan dari investor luar atau dengan kata lain ROA semakin rendah. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. PT Sumi Indo Kabel Tbk saham terbesarnya di kuasai oleh Sumitomo Electric Industries Ltd sebesar 93,06% dan sisanya 6,84% pemegang saham lainnya yaitu investor (www.sikabel.com akses 07/06/12). Nilai likuiditas yang tinggi pada perusahaan akan mengurangi investor karena adanya indikasi dana yang menganggur (iddle cash) yang diukur dengan Current Ratio atau Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, mengalami Fluktuatif di PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Hal itu terlihat dari Gambar 1.1 Current Ratio 8 6 4 2 7,18 5,01 4,75 Current Ratio 0 2009 2010 2011 Sumber : Laporan Keuangan PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Tahun 2009-2011 GAMBAR 1.1 CURRENT RATIO PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Tahun 2009-2011 Berdasarkan Gambar 1.1 diatas menggambarkan Current Ratio mengalami Fluktuasi tiap tahun, dilihat dari tiga tahun terakhir yaitu tahun 2009-2011 peningkatan Current Ratio yang paling tinggi yaitu terjadi pada tahun 2009 yakni

7 sebesar 7,18 %. Akan tetapi tahun berikutnya yaitu pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan masing-masing sebesar 5,01% dan 4,75%. Hal ini menunjukan kemampuan perusahaan PT. Sumi Indo Kabel Tbk. dalam membayar hutang jangka pendek menurun. Hasil penelitian yang dilakukan Amarjit Gill1 and Neil Mathur. (Vol.1, No.3, 2011, 83-95) menunjukan Likuiditas perusahaan juga meningkatkan profitabilitas perusahaan jasa Kanada. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan jasa untuk menjaga tingkat optimal Likuiditas perusahaan (misalnya, memegang asset likuid seperti kas dan setara kas) tinggi tingkat Likuiditas memiliki dampak negatif pada ke seluruhan laba pada aset. Perusahaan PT. Sumi Indo Kabel Tbk melakukan IPO (Initial Public Offering) mulai dari tahun 2006. Tahun 2006 sampai tahun 2011 perusahaan mengalami fluktuatif dalam perkembangan profitabilitas dan likuiditasnya. Akan tetapi tiga tahun terakhir ini perusahaan mengalami penurunan secara signifikan. (www.sikabel.com Akses 18/11/12) Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Tahun 1.2 Identifikasi Masalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, membutuhkan pengelolaan secara lebih efisien. perusahaan akan memperhatikan kinerja perusahaannya secara tepat untuk meningkatkan Profitabilitas perusahaan.

8 Apabila terjadi penurunan laba maka hal itu berakibat akan merugikan perusahaan itu sendiri. Berbagai strategi yang dilakukan PT. Sumi Indo Kabel Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan di bidang manufaktur untuk memperoleh Profitabilitas sehinga investasi yang di keluarkan untuk perusahaan dapat kembali dan meningkat. Menurut Van Horne Warchicz (2009:323) Likuiditas perusahaan berbanding terbalik dengan profitabilitas. Likuiditas juga berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan, perubahan yang terjadi baik pada jumlah aktiva lancar atau hutang lancar berpengaruh dalam meningkatnya keuntungan, sehingga peningkatan Likuiditas atau tinggi rendahnya nilai Likuiditas berpengaruh terhadap perubahan peningkatan kinerja perusahaan dan akan berpengaruh terhadap profit perusahaan. Dengan kata lain semakin tinggi Current Ratio maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi tema pada penelitian ini yaitu: Current Ratio sebagai alat untuk mengukur keadaan Likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai dimanakah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Likuiditas yanng terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap earning power karena adanya idle cash, kelebihan ini diduga akan menurunkan Profitabilitas. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran Likuiditas pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

9 2. Bagaimana gambaran tingkat Profitabilitas pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 3. Bagaimana besar pengaruh Likuiditas terhadap tingkat Profitabilitas pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh temuan mengenai Likuiditas pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 2. Untuk memperoleh temuan mengenai tingkat Profitabilitas pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 3. Untuk memperoleh temuan mengenai besarnya pengaruh Likuiditas terhadap tingkat Profitabilitas pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis dan praktik sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan menjadi sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu manajemen keuangan, khususnya perusahaan terutama tentang Rasio Keuangan. mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan perusahaan terutama tentang Profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA).

10 2. Kegunaan Praktis a. Bagi PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan masukan bagi manajemen di PT. Sumi Indo Kabel Tbk. Dalam mengelola Likuiditas dan mengendalikan secara efektif dan efisien agar menjaga Profitabilitasnya serta dapt bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan kabel lainnya. b. Bagi Penulis Penelitian yang dilakukan ini untuk menambah pengetahuan mengenai aplikasi pelaksanaan mengelola di dalam perusahaan. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan dapat memberikan informasi bagi penelitian lain khususnya mengenai Profitabilitas.