TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia internasional kerapu dikenal dengan nama grouper yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siripnya. Badannya tertutup oleh sisik yang besar-besar, terlihat kasar dan kuat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Djalaluddin Gorontalo. Pemeriksaan parasit yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari Afrika dengan lele lokal yang berasal dari Taiwan (Clarias. beradaptasi terhadap lingkungan (Pamunjtak, 2010).

I. PENDAHULUAN. pada tahun Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

BAB I PENDAHULUAN. Ikan bawal air tawar (Colossoma macopomum) merupakan ikan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

OLEH ALUDIN AL AYUBI NIM :

TINJAUAN PUSTAKA. strain baru ikan maskoki yang tersebar di seluruh dunia (Lingga dan Susanto

Patogenisitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Hias Komet (Carassius auratus) Yang Dijual Di Pasar Ikan Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Linn) Di KOLAM BUDIDAYA PALEMBANG,SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Gambar 2.1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

Gambar 2.1. Morfologi ikan bawal air tawar (C. macropomum)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MK Teknologi Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Dalam Akuakultur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita

Uji Organoleptik Ikan Mujair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila selama ini dikenal dengan nama ilmiah Tilapia nilotica, namun

Budidaya Perairan Mei 2016 Vol. 4 No. 2: 26-30

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

PROTOZOA ATAU ENDOPARASIT PADA IKAN AIR TAWAR BAB I PENDAHULUAN Parasit adalah hewan atau tumbuh-tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) merupakan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. benih dan untuk membina usaha budidaya ikan rakyat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN AIR PRAKTIKUM II OSMOREGULASI

I. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data

PENDAHULUAN. Perkembangan usaha budidaya ikan air tawar di Indonesia. merupakan salah satu sektor usaha yang sangat potensial, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebutnya sebagai Red Belly Pacu karena bagian perutnya yang berwarna

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut (Saanin, 1984 dalam Mones, 2008):

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 1: Induk

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

II. TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos) menurut Nelson (2006) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI BENIH IKAN KABUPATEN SAMOSIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bryner (1999) mengklasifikasikan C. macropomum ke dalam kingdom

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KONSUMSI DI BALAI BENIH IKAN SIWARAK

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

I. PENDAHULUAN. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) adalah salah satu jenis ikan air tawar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI IKAN PENGENALAN CIRI KELAMIN SEKUNDER

PENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut

Ciri-ciri Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI EKTOPARASIT PADA IKAN KERAPU CANTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

TINJAUAN PUSTAKA. kelompok hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifat - sifat aslinya. Cara

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

2. TINJUAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,

Marina F.O. Singkoh 1) * Diterima 15 Mei 2012, diterima untuk dipublikasikan 1 Agustus Abstract

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN. Kelas Pisces (Ikan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas (Cyprinus carpio L.) menurut Effendy (1993) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ikan Gurami ( Osphronemus gouramy) Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH

PREVALENSI PARASIT DAN PENYAKIT IKAN AIR TAWAR YANG DIBUDIDAYA DI KOTA/KABUPATEN KUPANG. Yudiana Jasmanindar

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Spesies Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae : Cyprinus : Cyprinus carpio Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea

8 lateralis) ikan mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. 2.1.2 Habitat Huet, (1971) menyatakan habitat ikan mas hidup pada kolam-kolam air tawar dan danau-danau serta perairan umum lainnya. Dalam perkembangannya ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan mas merupakan salah satu ikan yang hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25-30 C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30 ppt. 2.2 Ikan Maskoki 2.2.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan maskoki menurut Axelrod (1986) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Ostheichthyes Ordo : Ostariophysoidei Famili : Cyprinidae : Carassius Spesies : Carassius auratus Bentuk luar tubuh ikan maskoki hampir menyerupai ikan mas, yaitu sama-sama mempunyai sirip yang lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip

9 anal/dubur, dan sirip ekor. Selain itu juga ikan maskoki mempunyai sisik yang berderet rapi. Berdasarkan kesamaan ciri morfologi dan jumlah kromosom, ikan ini diduga masih memiliki hubungan kekerabatan yang erat dengan ikan dari crucian carp (Carassius sarassius) sebagai pengaruh dari evolusinya (Lambert, 1997). Walaupun ikan maskoki hampir menyerupai ikan mas, namun terdapat banyak perbedaannya. Perbedaan tersebut terletak pada bentuk badan, bentuk kepala, bentuk sisik, bentuk sirip, dan bentuk mata. Bentuk badan ikan maskoki pendek dan gemuk, sehingga gerakan tubuhnya sangat menarik saat berenang. 2.2.2 Habitat Habitat asli ikan maskoki adalah di daerah Asia Timur dari Amur sampai India Timur. Ikan ini ditemukan di Jepang karena diperkenalkan disana. Ikan ini berbeda dengan ikan mas dalam jumlah sisik (26-31) dan giil racker (40-53) (Grzimek, 1973). 2.3 Parasit dan Penyakit Penyakit pada organisme perairan didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengganggu proses kehidupan ikan sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara umum penyakit dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan. Kabata (1985) menyatakan bahwa penyakit pada ikan dapat terjadi akibat adanya interaksi yang

10 tidak seimbang antara lingkungan, ikan dan agen penyakit. Interaksi tersebut dapat menyebabkan ikan menjadi stres dan mekanisme pertahanan tubuhnya melemah, sehingga mudah terserang penyakit (Kordi, 2004). Parasit merupakan organisme yang hidup pada organisme lain yang mengambil makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga inang akan mengalami kerugian. Parasitisme adalah hubungan dengan salah satu spesies parasit dimana inangnya sebagai habitat dan merupakan tempat untuk memperoleh makanan atau nutrisi, tubuh inang adalah lingkungan utama dari parasit sedangkan lingkungan sekitarnya merupakan lingkungan keduanya (Kabata, 1985). Penyakit akibat infeksi parasit menjadi ancaman utama keberhasilan akuakultur. Karena menurut Santoso (1993), pada semua tahap budidaya ditemui serangan penyakit, salah satunya adalah parasit. Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dan padat tebar tinggi pada area yang terbatas, menyebabkan kondisi lingkungan tersebut sangat mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit infeksi. Kondisi dengan padat tebar tinggi akan menyebabkan ikan mudah stres sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit, selain itu kualitas air, volume air dan alirannya berpengaruh terhadap berkembangnya suatu penyakit. Populasi yang tinggi akan mempermudah penularan karena meningkatnya kemungkinan kontak antara ikan yang sakit dengan ikan yang sehat. Selain itu, kolam yang tidak terawat dengan baik juga merupakan tempat yang baik bagi organisme penyebab infeksi penyakit. Hal tersebut dapat terjadi karena sebelumnya penyakit sudah ada pada kolam atau dapat berasal dari luar kolam (Rokhmani, 2009). Akan tetapi, selama kolam terjaga dengan baik serta

11 lingkungan yang selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang dari luar tidak akan mampu menimbulkan infeksi. Berdasarkan cara penyerangan, parasit dibedakan atas 2 golongan yaitu golongan ektoparasit (eksternal) dan endoparasit (internal). Ektoparasit adalah parasit yang menyerang bagian luar kulit, sisik, lendir, dan insang. Sementara itu endoparasit adalah parasit yang menyerang bagian dalam pada tubuh ikan (Grabda, 1991). 2.4 Jenis Parasit yang Menginfeksi Ikan Maskoki dan Ikan Mas Menurut sistematika penyebabnya, penyakit ikan akibat serangan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh Protozoa, Helminthes (cacing), dan Crustacea (udang-udangan). Adapun jenis parasit yang sering menginfeksi ikan maskoki dan ikan mas antara lain sebagai berikut: a) Dactylogyrus sp. Klasifikasi dari parasit Dactylogyrus sp. menurut Kabata (1985) adalah sebagai berikut: Subfilum Filum : Vermes : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Monogenea Famili : Dactylogyridae : Dactylogyrus sp.

12 Ciri utama yang dapat membedakan antara genus Gyrodactylus sp. dan Dactylogyrus sp. adalah adanya dua pasang mata dan empat tonjolan pada bagian anteriornya (Sachlan, 1952). Pada bagian posterior Dactylogyrus sp. juga terdapat ophisthaptor yang dikelilingi oleh 14 kait marginal. Serta terdapat kait besar dari khitin yang terletak di tengah-tengah ophisthaptor (Kabata, 1985). Pada bagian anterior terdapat prohaptor yaitu alat menghisap bercabang empat dan memiliki ujung kelenjar yang dapat mengeluarkan semacam cairan kental yang berfungsi untuk penempelan maupun pergerakan pada permukaan tubuh inang (Duijn, 1967). Ikan yang terserang Dactylogyrus sp. biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat menutupi dengan sempurna karena insangnya rusak, dan kulit ikan tidak bening lagi. Gejala infeksi Dactylogyrus sp. pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih, insang yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan. Dactylogyrus sp. sering menyerang ikan di kolam yang kepadatannya tinggi dan ikan-ikan yang kurang makan lebih sering terserang parasit ini dibanding yang kecukupan pakan. Parasit cacing ini termasuk parasit yang perlu diperhatikan, karena secara dapat merusak filament insang, dan relatif lebih sulit dikendalikan. Penyakit ini sangat berbahaya karena biasanya menyerang ikan bersamaan dengan parasit lain (Sachlan, 1952). b) Trichodina sp. Protozoa yang menyerang ikan maskoki dan ikan mas adalah Trichodina sp. dan penyakitnya disebut Trichodiniasis. Trichodiniasis merupakan penyakit parasit

13 yang menyerang pada larva dan ikan kecil. Trichodina sp. sering dijumpai sebagai ektoparasit pada ikan air tawar maupun air laut yaitu menginfeksi bagian kulit dan insang ikan. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kerusakan berat pada inang sehingga dapat menyebabkan kematian (Woo, 1995). Klasifikasi dari parasit Trichodina sp. menurut Kabata (1985) adalah sebagai berikut: Subfilum Filum : Ciliophora : Protozoa Class : Ciliata Ordo : Petrichida Famili : Trichodinidae : Trichodina Infeksi parasit Trichodina sp. yang paling berbahaya adalah akibat pergerakannya, sehingga setiap individu parasit akan menyebar dan mempengaruhi wilayah yang luas. Ikan terinfeksi akan menunjukkan kebiasaan menggosok-gosokkan tubuhnya ke dinding kolam dan menunjukkan warna tubuh yang abnormal. Kulit menjadi iritasi, hiperplasia, degenerasi dan nekrosis pada sel epitel muncul beriringan dengan profilerasi dari sel lendir (Kabata, 1985). c) Gyrodactylus sp. Gyrodactylus sp. termasuk kedalam golongan cacing-cacingan. Berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata, tetapi hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Dalam tubuh ikan, hewan ini juga digolongkan sebagai parasit. Artinya hewan yang mengambil makanan untuk hidupnya dari hewan

14 lain. Seperti cacing-cacing yang lain, Gyrodactylus sp. juga berbadan bulat dan panjang. Hewan ini berukuran 0,2-0,5 mm. Pada ujung anterior terdapat dua cuping. Setiap cuping memiliki kepala dan memiliki usus bercabang dua dimana ujungnya tidak bersatu. Parasit ini tidak memiliki vitelaria atau bersatu dengan ovari. Siklus Gyrodactylus sp. dari larva hingga menjadi dewasa membutuhkan waktu sekitar 60 jam. Itu terjadi pada suhu 25 27 C. Bio-ekologi patogennya meliputi ektoparasit, bersifat obligat parasitik dan berkembang biak dengan beranak, tidak memiliki titik mata, dan pada ujung kepalanya terdapat 2 buah tonjolan. Penularan terjadi secara horizontal dan menginfeksi semua jenis ikan air tawar pada stadia benih dan organ target meliputi seluruh permukaan tubuh ikan, terutama kulit dan sirip (Hoffan, 1967). d) Argulus sp. Klasifikasi Argulus sp. menurut Poly (2008) adalah sebagai berikut: Filum : Arthopoda Class : Maxillopoda Ordo : Arguloida Famili : Argulidae : Argulus sp. Bentuk tubuh Argulus sp. berbentuk oval atau bulat pipih, tubuhnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu Cephalothorax, thorax, dan abdomen. Ciri utama yang menonjol pada Argulus sp. adalah adanya sucker yang besar pada ventral. Sucker merupakan modifikasi maxillae pertama dan berfungsi sebagai organ penempel utama pada Argulus sp. selain itu terdapat preoral dan probosis untuk melukai dan menghisap sari makanan dari inang (Walker, 2005).