PUBLIKASI KARYA ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh : KIKI MEIYANA J

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

Transkripsi:

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ASUPAN KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD Dr. MOEWARDI Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi Disusun Oleh : KIKI MEIYANA J310110022 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ii

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ASUPAN KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD Dr. MOEWARDI Kiki Meiyana (J 310 110 022) Pembimbing : dr. Listiana Dharmawati S., M.Si Ahmad Farudin, SKM.,M.Si Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102 Email : kikimeiyana@gmail.com ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN INTAKES OF TOTAL FAT AND POTASSIUM AND BLOOD PRESSURE IN CORONARY HEART DISEASE (CHD) OUTPATIENT S AT HEART POLYCLINIC OF Dr.MOEWARDI HOSPITAL. Introduction: Coronary Heart Disease (CHD ) is a disease as the result of constriction of blood vessels, blockage or rudiment of coronary vessels that is caused by hypertension as one of risk factors. Hypertension can be influenced by intakes total fat and potassium which are not in accordance with body s needs. One of efforts to prevent complication in coronary heart disease there are by obeying diet for CHD s patients. Purpose: This research aimed to understand the relationship between intakes of total fat and potassium and blood pressure in coronary heart disease outpatients at heart polyclinic of Dr.Moewardi hospital. Research Method: The study was an observational research with cross sectional design. The respondents were selected through consecutive sampling technique, and obtained 37 respondents with regard to the criteria for inclusion and exclusion of respondents. Data collection on intakes of total fat and potassium used the 24-hour recall and measurement of patients blood pressure used sfigmomanometer. Analysis data used Chi-Square tests. Result: Respondents who had abnormal intakes of total fat and potassium were 51,4% and 59,5%, respectively 56,8% respondents had blood pressure 140/90 mmhg or hypertension. Conclusion: Statistic tests was showed there was relationship between intake of total fat and blood pressure (p = 0,033) and there was a relationship between the intake of potassium and blood pressure (p = 0,018). Keyword: intake fat total, intake potassium, blood pressure, CHD 1

PENDAHULUAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada penyakit jantung koroner dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang ditandai dengan rasa nyeri (Krisnatuti, 1999). Sumbatan paling sering akibat penumpukan lemak di dinding darah koroner yang berakibat fatal apabila tidak segera ditangani (Kurniadi, 2013). Berdasarkan badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu secara global, lebih banyak orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung daripada penyebab lain. Jumlah orang yang meninggal karena penyakit pembuluh darah, terutama penyakit jantung dan stroke, akan meningkat mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 dan diproyeksikan untuk tetap menjadi penyebab utama tunggal kematian (WHO, 2011). Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama. Insiden kematian mendadak dari gangguan ini sangat tinggi. Prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter Indonesia sebesar 0,5% dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013). Kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang melaporkan data Penyakit Tidak Menular pada tahun 2012 sebanyak 34 kabupaten/kota (97,14%). Kasus tertinggi Penyakit Tidak Menular pada tahun 2012 adalah kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebanyak 1.212.167 kasus yang dilaporkan sebesar 66,51% (806.208 kasus) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012). Berdasarkan survei pendahuluan Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi, penyakit jantung koroner merupakan penyakit nomor 3 pada bulan Desember 2012. Pada tahun 2012 terdapat 10,27% pasien dengan penyakit jantung koroner yang berkunjung ke Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi, sedangkan pada tahun 2013 jumlah pasien yang berkunjung ke Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi meningkat menjadi 10,84% pasien penyakit jantung koroner. Pada 3 bulan terakhir dari bulan Oktober hingga Desember 2014 terjadi peningkatan prevalensi kasus Old Miokard Infark di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi untuk bulan Desember 9,37% dengan jumlah kasus Old Miokard Infark 183 pasien. Prevalensi pada bulan Desember tergolong cukup tinggi dan bulan November 8,45% dengan jumlah kasus Old Miokard Infark 173 pasien dan bulan Oktober 7,81% 2

dengan jumlah kasus Old Miokard Infark 164 pasien. Faktor risiko terjadinya penyakit jantung antara lain gender (jenis kelamin), usia, keturunan, merokok, kadar kolesterol abnormal, tekanan darah tinggi (hipertensi), kurang aktifitas fisik, diabetes mellitus, obesitas dan stress (Karyadi, 2006). Risiko penyakit jantung meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anwar (2004), bahwa peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri. Hasil penelitian Framingham (2001), menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmhg dan tekanan diastolik 85-89 mmhg akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120 per 80 mmhg (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Peningkatan tekanan darah dapat dipengaruhi beberapa hal seperti umur, jenis kelamin, suku, faktor genetik serta lingkungan yang meliputi obesitas, stress, asupan natrium atau kalium, asupan lemak, merokok, konsumsi alkohol (Smith, 1992). Lemak sebagai cadangan energi berakumulasi di bawah kulit dan sekitar organ internal untuk melindung diri. Jaringan putih adiposa berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi organ abdominal dan sebagai insulator panas tubuh (Laquartra, 2004). Jaringan adiposa dapat berperan sangat penting dalam perkembangan aterosklerosis karena asam lemak jaringan adiposa berkaitan dengan pertukaran plasma lipid dan trigliserida yang merupakan sumber utama dari asam lemak endogen dan eksogen untuk sintesis dari kompleks lipid (Garaulet et al, 2001). Penyebab munculnya perubahan tekanan darah dapat disebabkan oleh pengendapan kolesterol dan lemak (aterosklerosis) yang dapat menyebabkan tekanan darah semakin tinggi sehingga berisiko terkena penyakit jantung koroner. Pola makan yang kurang sehat dengan tidak memperhatikan menu sehat dengan gizi seimbang cenderung memicu penumpukan lemak dan kolesterol dalam pembuluh darah (Ridwan, 2013). Faktor lain yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya perubahan tekanan darah adalah rendahnya asupan kalium. Asupan kaliumyang direkomendasi minimal adalah 2000 mg/hari (Almatsier, 2009). Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi individu dari tekanan darah tinggi. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik (Hull, 1993). Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraselular dan menurunkan 3

tekanan darah (Astawan, 2003). Apabila terjadi hipertensi koronik dan hipertrofi ventrikel, menyebabkan kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Infark miokardium dapat terjadi apabila arteri koroner yang mengalami arterosklerosis tidak dapat menyuplai darah yang cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui koroner (Price et.al, 2006). Penelitian dilakukan di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi dengan pertimbangan jumlah pasien penyakit jantung koroner rawat jalan mengalami peningkatan setiap tahunnya dan berhubungan dengan kesehatan pasienyang memiliki pola makan di luar rekomendasi diet yang telah ditetapkan dan dianjurkan oleh ahli gizi di rumah sakit. Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengetahui hubungan asupan lemak total dan asupan kalium dengan tekanan darah pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) rawat jalan di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 sampai bulan Agustus 2015 di RSUS Dr. Moewardi. Responden penelitian ini yaitu pasien penyakit jantung koroner yang melakukan pemeriksaan di poliklinik jantung RSUD Dr. Moewardi sebanyak 37 pasien. Pengambilan responden dilakukan menggunakan teknik consequtive sampling, setiap subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Data asupan lemak total dan asupan kalium diperoleh dengan cara wawancara dengan alat bantu form recall 24 jam Food Frequency Questionnare (FFQ). Data tekanan darah dan diagnose penyakit jantung koroner diperoleh dengan melihat catatan rekam medik pasien. Analisis data disajikan dalam tabel distribusi dan variabel yang diteliti meliputi asupan lemak total, asupan kalium dan tekanan darah pada pasien penyakit jantung koroner untuk mendeskripsikan data yang diperoleh berupa data distribusi dan persentase. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi- Square. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian Rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr. Moewardi di bangun pada tanggal 9 Juli 1954 dengan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 447551/R/S dan namanya ditetapkan sebagai RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 24 Oktober 1988 dengan SK Gubernur 4

Jawa tengah No. 445/29684. RSUD Dr. Moewardi milik Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah yang bertempat di jalan Kolonel Soetarto nomor 132 Surakarta dan merupakan rumah sakit tipe A. RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan dan sebagai pusat rujukan untuk Jawa Tengah bagian selatan dan tenggara berdasarkan dalam SKB Menkes RI No. 554/Menkes/SKB/X/1981, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0430/V/1981, dan Menteri dalam Negeri No. 3241 A tahun 1981. Pada tanggal 21 Oktober 2008 RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK -BLUD) yang ditulis dalam keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 059/75/2008. Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (PGRS, 2013). A. Analisis Data Univariat Karakteristik Sampel Penelitian Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien penyakit jantung koroner di RSUD Dr. Moewardi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan penulis. Sesuai dengan hasil penelitian, diperoleh data karakteristik subjek meliputi distribusi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, asupan lemak total, asupan kalium dan tekanan darah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Umur Jml Persentase % Dewasa akhir 5 13,5 Lansia awal 12 32,4 Lansia akhir 20 54,4 Total 37 100 Berdasarkan Tabel 1. Kategori umur dibagi menjadi 3 yaitu dewasa akhir (36-45 tahun), lansia awal (46-55 tahun) dan lansia akhir (56-65 tahun). Distribusi responden menurut umur di RSUD Dr. Moewardi menunjukkan bahwa sebagian besar responden terdapat dalam rentang umur lansia akhir 20 responden (54,4%). Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Persentase Jml kelamin % Laki-laki 27 73 Perempuan 10 27 Total 37 100 Berdasarkan Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis 5

kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 responden (73%). Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Pendidikan Jml Persentase % Dasar 13 35,1 Lanjut 24 64,9 Total 37 100 Berdasarkan Tabel 3. Distribusi responden menurut pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki pendidikan lanjut sebanyak 24 responden (64,9%). Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan Jml Persentase % Bekerja 27 73 Tidak bekerja 10 27 Total 37 100 Berdasarkan Tabel 4. Distribusi responden menurut pekerjaan menunjukkan bahwa sebagian besar bekerja sebanyak 27 responden (73%). Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Asupan Lemak Total Asupan Persentase Jml Lemak % Tidak normal 19 51,4 Normal 18 48,6 Total 37 100 Berdasarkan Tabel 5. Distribusi responden menurut asupan lemak total sebagian besar responden memilki asupan lemak total tidak normal sebanyak 19 responden (51,4%). Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Asupan Kalium Asupan Persentase Jml Kalium % Normal 15 40,5 Tidak Normal 22 59,5 Total 37 100 Berdasarkan Tabel 6. Distribusi responden menurut asupan kalium menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki asupan kalium tidak normal sebanyak 22 responden (59,5%). Tabel 7.Distribusi Responden Menurut Tekanan Darah Tekanan Persentase Jml Darah % Hipertensi 21 56,8 Tidak 16 43, 2 hipertensi Total 37 100 Berdasarkan Tabel 7. Distribusi responden menurut tekanan darah menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami hipertensi sebanyak 21 responden (56,8%). 6

C. Analisis Data Bivariat Hubungan Asupan Lemak Total Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Data asupan lemak total didapatkan dengan menggunakan form recall 24 jam selama 3 hari dengan metode wawancara dan dikonversikan menggunakan software nutrisurvey kemudian dirata-rata dan dipersentasekan menjadi persen asupan lemak total. Data tekanan darah diperoleh melalui data rekam medik pasien. Distribusi tekanan darah responden menurut asupan lemak total dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Tekanan Darah Berdasarkan Asupan Lemak Total Tekanan darah Asupan Total p Hipertensi Tidak hipertensi Lemak value N % N % N % Tidak normal 14 77,8 5 26, 3 19 100 Normal 7 36,8 11 61, 1 18 100.033* * Chi-Square Berdasarkan Tabel 8. normal yaitu dibawah 140/90 mmhg. Distribusi tekanan darah Frekuensi jenis bahan pangan yang berdasarkan asupan lemak total sering dikonsumsi responden dari menunjukkan bahwa responden sumber utama lemak nabati adalah yang memiliki asupan lemak tidak normal sebanyak 19 responden dan mengalami hipertensi sebanyak 14 responden (77,8%). Hasil penelitian minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan kacang hijau serta lemak hewani adalah daging ayam, telur, daging menunjukkan adanya kecenderungan hubungan asupan lemak dengan tekanan darah. Hasil uji hubungan asupan lemak dengan tekanan darah menggunakan uji Chi- Square diperoleh nilai ( p=0,033) yang artinya ada hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah pada pasien PJK di poliklinik jantung RSUD Dr. Moewardi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah. Responden yang mempunyai asupan lemak yang normal (25-30% dari total kebutuhan energi) memiliki tekanan darah sapi dan ikan. Penyebab munculnya perubahan tekanan darah dapat disebabkan oleh pengendapan kolesterol dan lemak (aterosklerosis) yang dapat menyebabkan tekanan darah semakin tinggi sehingga berisiko terkena penyakit jantung koroner. Pola makan yang kurang sehat dengan tidak memperhatikan menu sehat dengan gizi seimbang cenderung memicu penumpukan lemak dan kolesterol dalam pembuluh darah (Ridwan, 2013). Hal ini sesuai dengan penelitian Fathina (2007) di Klinik Rawat Jalan RSU Kodya Semarang 7

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan hipertensi, asupan lemak dapat meningkatkan kadar tekanan sistolik (p=0,024) dan diastolik (p=0,02). Penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto (2007) di Karanganyar yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi lemak dengan peningkatan tekanan darah atau hipertensi dibuktikan dengan nilai p=0,024. Hal ini disebabkan kebiasaan mengkonsumsi lemak terutama lemak jenuh yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang dapat berisiko terjadinya hipertensi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Simon- Morton (2006), dimana tekanan darah sistolik dan diastolik berhubungan dengan asupan lemak total. Menurut Khomsan (2004), bahwa mekanisme terjadinya hipertensi ada kaitannya dengan konsumsi gizi, salah satunya adalah meningkatnya konsumsi lemak. Konsumsi lemak dari makanan dianjurkan kurang dari 30% dari total energi (Budiman, 1999). Hubungan Asupan Kalium Dengan Tekanan Darah Pada Penyakit Jantung Koroner Data asupan kalium didapatkan dengan menggunakan form recall 24 jam selama 3 hari dengan metode wawancara dan dikonversikan menggunakan software nutrisurvey kemudian dibandingkan dengan syarat diet. Data tekanan darah diperoleh melalui data rekam medik pasien. Distribusi tekanan darah responden menurut asupan kalium dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Distribusi Tekanan Darah Berdasarkan Asupan Kalium Tekanan darah Asupan Total p Hipertensi Tidak hipertensi kalium value N % N % N % Tidak normal 16 72,7 6 27,3 22 100 Normal 5 33,3 10 66,7 15 100.018* * Chi-Square Berdasarkan Tabel 9. kalium dengan tekanan darah. Hasil Distribusi tekanan darah uji hubungan asupan kalium dengan berdasarkan asupan kalium tekanan darah menggunakan uji Chimenunjukkan bahwa responden Square diperoleh nilai ( p=0,018) yang memiliki asupan kalium tidak yang artinya ada hubungan antara normal sebanyak 22 responden yang asupan kalium dengan tekanan mengalami hipertensi sebanyak 16 responden (72,7%). Hasil penelitian darah pada pasien PJK di poliklinik jantung RSUD Dr. Moewardi. Hasil menunjukkan adanya penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan hubungan asupan adanya kecenderungan hubungan 8

antara asupan kalium dengan tekanan darah. Responden yang mempunyai asupan kalium yang normal ( 2000 mg per hari) memiliki tekanan darah normal yaitu dibawah 140/90 mmhg. Konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi individu dari hipertensi. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang tinggi akan menarik cairan ke bagian ekstraselular dan menurunkan tekanan darah. Rasio kalium dan natrium dalam diet berperan dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi (Hendrayani, 2010). Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya didalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraselular dan menurunkan tekanan darah (Astawan, 2003). Hal ini sesuai dengan penelitian Muliyati (2011), bahwa adanya hubungan yang bermakna antara asupan kalium dengan kejadian peningkatan tekanan darah, responden yang sering mengkonsumsi makanan tinggi kalium memiliki jumlah kasus peningkatan tekanan darah lebih kecil dibanding responden yang tidak mengkonsumsi makanan tinggi kalium. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggara (2013), bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan kalium dengan tekanan darah dengan nilai p=0,004 dimana kejadian hipertensi lebih banyak diderita responden yang asupan kaliumnya tidak sering (51,7%) daripada responden yang asupan kaliumnya sering (17,4%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Istiqomah (2010), dimana keja dian hipertensi lebih banyak diderita oleh responden yang jarang mengkonsumsi kalium yaitu sebanyak 80,4% dibandingkan dengan yang sering mengkonsumsi kalium sebanyak 28%. Makanan yang mengandung paling tinggi kalium adalah buahbuahan dan sayur-sayuran sedangkan buah-buahan yang mengandung paling tinggi kalium adalah pisang, sehingga mengkonsumsi pisang baik untuk menjaga kestabilan tekanan darah (Gunawan, 2001). Frekuensi jenis bahan pangan yang sering dikonsumsi responden dari sumber kalium adalah pisang, jeruk, papaya serta sayur-sayuran seperti bayam, daun pepaya muda, kapri, kembang kol, tomat dan wortel. Konsumsi kalium 2000 mg per hari setara dengan konsumsi 5 buah pisang per hari dengan berat 100 gram per buah, 7 buah avokad per hari dengan berat 100 gram per buah, 10 buah apel merahper hari dengan berat 100 gram per buah dan 14 9

buah jeruk manis per hari dengan berat 100 gram per buah. PENUTUP Kesimpulan 1. Ada hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah pada pasien PJK di poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi (p=0,033). 2. Ada hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah pada pasien PJK di poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi (p=0,018). Saran Diharapkan menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya untuk memperhatikan tentang semua faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner dengan lebih banyak variabel seperti aktifitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, kadar kolesterol darah dan stress. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Anggara, Febby Haendra Dwi dan Nanang Prayitno. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1) ; Januari 2013. Jakarta : Stikes MH Thamrin. Anwar, T. Bahri. 2004. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatra Utara.Digitized By USU Digital Library. Astawan. 2003. Studi Perbandingan Kalium dan Natrium. Repository.Usu.Ac.Id/.../4/Cha pter%20ii.pdf. 24 Mei 2015. Budiman, H., 1999. Peranan Gizi Pada dan Penanggulangan Hipertensi. Jakarta : Medika No12. DINKESJATENG. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah Fathina, Ully Aquarilia. 2007. Hubungan Asupan Sumber Lemak dan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Artikel Penelitian Peminatan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran. Semarang : UNDIP Garaulet, Martha., Fransisca Perez- Liamas. 2001. Site Specific Difference In The Fatty Acid Composition Of Abdominal Adipose Tissue In An Abese Population From A Mediterranean Area: Relation With Dietary Fatty Acids, Plasma Lipid Profile, Serum Insulin, And Central Gunawan, L. 2001. Hipertensi Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisus 10

Hendrayani C. 2010. Hubungan Rasio Asupan Natrium : Kalium dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia 25-45 Tahun di Kompleks Perhubungan Surabaya (Skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Hull, A. 1993. Penyakit Jantung Hipertensi dan Nutrisi. Terjemahan oleh Wendra Ali.Jakarta : Bumi Aksara. Hal.22-26 Istiqomah.2010. Kebiasaan Konsumsi Natrium dan Kalium Sebagai Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Wanita Lanjut Usia. https://www.google.com/search?q=skripsi+asupannatrium+kali um+dengan+hipertensi&ie=utf- 8&oe=utf- 8&aq=t&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a diakses 19 Agustus 2015. Karyadi, E. 2006. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat, Jantung Koroner. Jakarta : PT. Intisari Mediatama. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah. Jakarta : Kemenkes RI. Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. 87-94. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Krisnatuti.1999. Perencanaan Menu Bagi Penderita Jantung Koroner. Jakarta : Angry Widya Kurniadi, Dr. Helmanu. 2013. Stop! Gejala Penyakit Jantung Koroner. Yogyakarta : Familia Laquartra, Idamaria. 2004. Nutrition For Weight Management. Dalam : L Kethelen Mahan dan Sylvia Escott Stump, Krause s. Food Nutrition dan Diet Therapy. USA : WB Saunders Company. Laquartra, Idamaria. 2004. Nutrition For Weight Management. Dalam : L Kethelen Mahan dan Sylvia Escott Stump, Krause s. Food Nutrition dan Diet Therapy. USA : WB Saunders Company. Muliyati, Hepti, Aminuddin Syam dan Saifuddin Sirajuddin. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta Aktifitas Fisik dengan kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Program studi ilmu gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat : Universitas Hasanudin Makassar. Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC Ridwan, Muhamad. 2013. Mengenal, Mencegah. Mengatasi Silent Killer Hipertensi. Semarang : PT. Pustaka Widyamara 11

RISKESDAS. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Simon-Morton GD, Hunsberger AS, Horn VL, Barton AB, Robson MA, Mcmaron PR. 2006.Nutrient Intake and Blood Pressure In The Dietery Intervention Study In Children. AHA journals. Retrieved January 10, 2015 from http://hyper.ahajournals.org/cgi /content/fully/22/4/930. Smith, Tom. 1992. Tekanan Darah Tinggi (Living With High Blood Pressure). Alih Bahasa, Bosco Carvallo. Jakarta : Arcan Sugiharto, Aris. 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada Masyarakat (Disertasi). Semarang : UNDIP WHO. 2011. Global Status Report On Noncommunicable Diseases 2010. Geneva :World Health Organization 12