ISSN 0216-3128. , PEB U3SirAI, kapasitas panas, porositas.



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER- HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

Aslina Br.Ginting, Nusin Samosir, Suparjo,Hasbullah Nasution Pusat Pengembangan Teknologi Bahan Bakar dan Daur Ulang

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

PENGARUH KANDUNGAN MOLIBDENUM TERHADAP PERUBAHAN FASA DAN KAPASITAS PANAS INGOT PADUAN UMo

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

KOMPATIBILITAS MATRIK AI DENCAN BAHAN BAKAR JENIS UMo

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

INTERAKSI TERMOKIMIA BAHAN BAKAR U 3 SI 2 TMU 2,96 GU/CM 3 DENGAN MATRIKSS AL DAN KELONGSONG ALMG 2

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

ABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

EVALUASI PERILAKU SWELLING IRADIASI BAHAN BAKAR RSG GAS

KOMPARASI ANALISIS REAKSI TERMOKIMIA MATRIK Al DENGAN BAHAN BAKAR UMo/Al DAN U 3 Si 2 /Al MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYSIS

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

Supardjo (1) dan Boybul (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, Oktober 1998 ISSN

INTERAKSI BAHAN BAKAR U3Si2-Al DENGAN KELONGSONG AlMg2 PADA ELEMEN BAKAR SILISIDA TMU 2,96 gu/cm 3 PASCA IRADIASI

PENENTUAN HOMOGENIT AS DISTRIBUSI URANIUM DI DALAM PELA T ELEMEN BAKAR U3Si2-AI MUATAN URANIUM 4,80 DAN 5,20 g/cm3 DENGAN A TENUASI SINAR-X

PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U-10Zr/Al UNTUK BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISASI KOMPOSISI KIMIA, LUAS PERMUKAAN PORI DAN SIFAT TERMAL DARI ZEOLIT BAYAH, TASIKMALAYA, DAN LAMPUNG

RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR

OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENCIRIAN PADUAN ALUMINIUM-BESI-NIKEL SEBAGAI KELONGSONG ELEMEN BAICAR BERDENSITAS TINGGI ASEP ARY RAMMELYADI

PEMUNCUTAN U3Si2 OARI CACALAN PROOUKSI PEB OISPERSI BERISI U3Si2 - AI MENCCUNAKAN TEKNIK ELEKTROLISIS

PENGARUH TEMPERA TUR PENGEROLAN PELA T ELEMEN DAKAR TERHADAP KEKERASAN DAN PANAS JENISNY A

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

ANALISIS SERBUK UMO UNTUK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR DENGAN TINGKAT MUAT TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ISOTOP CS-137 DALAM BAHAN BAKAR U3Sh PASCA IRRADIASI

ANALISIS KOEFFISIEN REAKTIVITAS TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 4,8gU/cc DENGAN KAWAT KADMIUM MENGGUNAKAN SRAC ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

JURNAL FISIKA Himpunan Fisika Indonesia

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

ANALISIS FAKTOR PUNCAK DAYA TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 SI 2 -AL. Jati Susilo, Endiah Pudjihastuti Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir

PADA BAHAN BAKAR UO2 DERAJAT BAKAR TINGGI TERHADAP PELEPASAN GAS HASIL FISI

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

PREDIKSI SWELLING AKIBAT IRADIASI PADA DISAIN PELAT BAHAN BA.KAR SILISIDA UNTUK RSG-GAS

STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

PENENTUAN URANIUM KONSENTRASI RENDAH DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR FASA PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

PERMASALAHAN F ABRIKASI BAHAN BAKAR U3Siz-AI DENGAN TINGKA T MUA T URANIUM TINGGI. Supardjo Pusat Elemen Bakar Nuklir

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN

DESAIN KONSEPTUAL TERAS REAKTOR RISET INOVATIF BERBAHAN BAKAR URANIUM-MOLIBDENUM DARI ASPEK NEUTRONIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR

PENGARUH PEROLAN: TERHADAP KARAKTERISTIK TERMAL AIMg/

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM PEB U3Siz-AI PASCA IRRADIASI MELALUI PEMISAHAN PENUKAR ANION DENGAN METODA SPEKTROMETER ALPHA

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

Transkripsi:

Aslina Br. Gin/ing, dkk. ISSN 0216-3128 127 PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR- U~~' Aslina Br.Ginting,Supardjo, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) -BATAN Serpong ABSTRAK PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TERHADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U3SirAI. Analisis kapasitas panas telah dilakukan terhadap serbuk AI, kelongsong AIMg2, serbuk bahan bakar U3Si2 dan PEB U;SirAI dengan porositas meat 4,9%; 5,53% ; 6,25%; 6,95 %; 7,90% ; dan 8,66%. Analisis dilakukan dengan menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC) pada suhu 3(f'C hingga 45(f'C dengan kecepatan pemanasan rc/men dalam media gas Argon. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui pengaruh kenaikan porositas meat bahan bakar terhadap kapasitas panas karena diduga kenaikan persentase porositas meat akan menyebabkan penurunan kapasitas panas PEB U3SirAI. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa kapasitas ponas serbuk AI, kelongsong AIMg2 bertambah besar dengan naiknya suhu, sedangkan kapositas panas serbuk U3Si2 menufyukkan kecenderungan stabil dengan naiknya suhu hingga 45ifC. Analisis kapasitas panas terhadap PEB U3SirAI menunjukkan bahwa peningkatan porositas meat bahan bakar menyebabkan penurunan kapasitas panas PEB U3SirAI. Data analisis ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada fabrikator bahan bakar reaktor riset untuk mendesain elemen bakar jenis silisida dengan muatan tinggi Kala KUllci: Serbuk AI, kelongsong AIMg2, serbuk U3Si2,, PEB U3SirAI, kapasitas panas, porositas. ABSTRACT INFLUENCE OF FUEL MEAT POROSITY ON HEAT CAPACITIES OF FUEL ELEMENT PLATE U3Sir AI. Analyze of heat capacities of Al powder, AIMg2 cladding, U3Si2 powder and PEB U3SirAIWith the meat porosity of 4,9; 5,53 ; 6,25 ; 6,95 %; 7,90; 8,66% have been done. Analysis was conducted by using Differential Scanning Calorimeter ( DSC) at temperature 3ifC to 45ifC with heating rate rc /minute in Argon gas media. The purpose of analyze is to know the influence of increasing offuel meat porosity on heat capacities because increasing of percentage of meat porosity will cause degradation the of heat capacities of PES U3SirAI. Result of analysis showed that the heat capacities of Al powder, AIMg2 cladding increase by temperature, while heat capacities of U3Si2 powder was stable with increasing of temperature up to 45(f'C. Analysis of heat capacities toward PES U3SirAI indicate that increasing of fuel meat porosity of caused degradation of the heat capacities of PEB U3SirAI. Data obtained were expected to serve the purpose of input tofabricator of research reactor fuel infor design offuel element type silicide with high loading. Keyword: Al powder, AIMg2 cladding, U3Si2Powder, PEB U;SirAI, heat capacities, porosity. PENDAHULUAN Bahan utamabakar untuknuklir beroperasinya adalah salah reaktor satunuklir komponen baik reaktor daya maupun reaktor riset. Jenis bahan bakar yang berisi bahan fisil mengandung isotop U-235 atau Pu-239 atau keduanya sekaligus yang dapat dibuat menjadi bahan bakar yang berbentuk pelat, batang atau lainnya tergantung dari desain reaktomya. Bahan bakar dari uranium alam atau yang mengandung U-235 sebesar 0,71% dari berat U total dapat juga digunakan dalam teknologi reaktor daya misalnya reaktor jenis CANDU. Tetapi untuk bahan bakar reaktor riset yang sering digunakan adalah bahan bakar yang berbentuk pelat type MTR (Material Testing Reaktor) atau.berbentuk batang atau tongkat untuk jenis TRIGA. Bahan bakar reaktor riset biasanya digunakan uranium diperkaya lebih kecil dari 19,7% yang berisikan U30g-AI, U3Siz-AI, UOz-AI, UAlx-AI atau UMo-AI sebagai meat bahan bakar. Reaktor riset G.A. Siwabessy mulai dioperasikan. Rada tahun -----., 1987 menggunakan bahan bakar( U30g dengan matrik AI dan menggunakan AIMg2 sebagai kelongsong. Namun sejak September 2002, bahan bakar jenis U30g di ganti dengan bahan bakar jenis silisida U3Siz-AI dengan tingkat muat uranium (TMU) 2,9 gu/cm3 telah mengisi seluruh teras

128 ISSN 0216-3128 Aslina Br. Gin/ing, dkk. reaktor G.A. Siwabessy dengan daya operasi 30 MW. Hasil penelitian yang dikaitkan dengan hasil analisis keselamatan operasi reaktor menyatakan bahwa bahan bakar jenis silisida U3Sh-AI dengan TMU 2,9 gu/em3 mempunyai kinerja (performance) yang tidak jauh berbeda dengan bahan bakar lama yaitu jenis oksida U30g-AI pada TMU yang sarna, sehingga sampai sekarang RSG-GAS tetap menggunakan bahan bakar jenis silisida[l]. Namun beberapa penelitian terus dilakukan untuk penggunaan pelat elemen bakar (PES) U3Sh-AI dengan TMU tinggi yaitu lebih besar dari TMU 2,9 g U/em3 Sahan bakar uranium silisida dengan kandungan U235 dapat dibuat menjadi elemen bakar hingga TMU 5,2 g/em3 Dengan peningkatan TMU diharapkan dapat meningkatkan siklus operasi reaktor sehingga menyebabkan waktu tinggal (life time) elemen bakar di dalam reaktor lebih lama yang dapat mengurangi penggantian elemen bakar (refuelling) sehingga effisiensi ekonomi bahan bakar akan lebih meningkat. Perubahan TMU seeara fisik merupakan perubahan komposisi U3Siz dan matrik AI di dalam PES U3Siz-AI karena volume PES sudah tetap yaitu sekitar 19,23 em3 sehingga bila TMU meningkat maka semakin besar kandungan U3Siz dan semakin berkurang kandungan matrik AI dalam bahan bakar. Pelat e1emen bakar untuk reaktor riset di Serpong dibuat dengan menggunakan meal atau inti e1emen bakar (IES) U3Siz-AI umumnya dikenai proses rol bersamaan dengan kelongsong AIMg2 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Perolan PES U3Sh-AI dilakukan hingga ketebalan tertentu sesuai spesifikasi PES U3Sh-AI yang dipersyaratkan. Proses perolan yang dikenakan terhadap PES U3Sh-AI adalah perolan panas dan perolan dingin. Pada perolan panas proses perolannya dilakukan pada daerah suhu rekristalisasinya. Sesar suhu rekristalisasi berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,5 dari suhu lebur bahan tersebut dalam derajat Kelvin, sedangkan proses perolan dingin dilakukan pada daerah suhu dibawah suhu rekristalisasi. Akibat dari perolan terse but PES U3Siz-AI akan menyebabkan berkurangnya porositas bahan, butiran kasar akan berubah menjadi halus, kekuatan dan homogenitas bertambah baik[z]. Pelat Tutup Atas Pelat Bingkai Pelat Tutup Bawah Las 11 G Oven untuk perlakuan panas Mesin Rol Gambar 1. Perakitan Pelat Elemen Rakar ( PER) U3SirAI. Prosiding PPI - PDlPTN 2007 1\

Aslina Br. Ginting, dkk. ISSN 0216-3128 129 Dalam mendesain PEB U3Siz-AI reaktor riset, besaran kapasitas panas bahan bakar harns diketahui karena dapat mempengaruhi perpindahan panas dari inti elemen bakar atau meat ke kelongsong AIMg2. Selama proses fabrikasi, dapat terjadi perubahan besaran kapasitas panas (Cp = lite) bahan bakar yang disebabkan oleh proses perolan. Proses perolan dilakukan dalam fabrikasi bahan bakar merupakan proses deformasi plastis dengan eara melewatkan benda kerja di antara beberapa tahapan perolan. Beberapa keuntungan menggunakan proses perolan panas adalah tenaga yang diperlukan untuk mengubah bentuk bahan lebih keeil bila dibandingkan dengan proses perolan dingin. Sedangkan keunggulan proses perolan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja lebih baik serta kekuatan dan kekerasan logam semakin meningkat, namun kerugiannya adalah makin getasnya bahan yang dideformasi dingin. Perubahan kapasitas panas, selain terjadi pada proses perolan bahan bakar juga disebabkan oleh besamya porositas meat bahan bakar U3Siz-AI. Namun demikian, porositas dengan jumlah tertentu didalam meat bahan bakar U3Siz-AI sangat diperlukan karena berfungsi untuk mengakomodasikan gelembung gas hasil fisi sehingga swelling pelat elemen bakar dapat diperkeeil. Porositas meafbahan bakar U3Siz-AI meningkat seiring dengan kenaikan fraksi volume bahan bakar. Makin tinggi tingkat muat uranium, ttaksi volume bahan bakar juga meningkat, sedangkan jumlah matrik AI menurun sehingga ruang antara partikel bahan bakar tidak terisi oleh serbuk matrik AI dengan optimal. Sehingga pada saat proses perolan terjadi aglomerasi diujung PEB. Fenomena demikian menyebabkan terjadinya peningkatan porositas. Hubungan emperis antara porositas dengan ttaksi volume bahan bakar dalam meat ditunjukkan pada Gambar 2 dan dapat dinyatakan dengan persamaan : Vp = 0,072 Vi- 0,275 Vfz + 1,32 Vf3, dimana Vp dan Vi masing-masing sebagai ttaksi porositas dan fraksi volume bahan bakar dalam meat atau inti bahan bakar[3]. Porositas rendah membiarkan PEB U3SiTAI mengelembung sekitar 30-45Jlm lebih besar dari PEB U3Siz-AI yang berporositas tinggi. Naiknya tingkat muat uranium di dalam pelat elemen bakar U3SiTAI akan meningkatkan kandungan U3Siz serta menurunkan kandungan matrik AI yang menyebabkan meningkatnya persentase porositas didalam tersebut diduga akan menyebabkan kapasitas panas vulume PEB U3SiTAI meat bahan menurun,. bakar[3]. Oleh Peningkatan karena porositas itu pada ) penelitian ini akan dilakukan analisis seberapa besar pengaruh porositas terhadap kapasitas panas PES U3Siz-AI. Besarnya porositas meat bahan bakar U3Siz-AI yang dihasilkan oleh beberapa fabrikator berbeda antara satu dengan lainnya yaitu berkisar antara: 3-15 % untuk ANL, 4 % untuk CERCA. 7-8 % untuk NUKEM. 9-10 % untuk B&W serta 5-9 % untuk PT. BATAN Teknologi (perseroi4]. 12 10,.. < o o 5 10 15 20 25. 30 35 VOLUME FRACTION, ". 45 50 Gambar 2. Hubungan Fraksi Volume Bahan Bakar Dengan Porositas.(3) Prosiding PPI PDIPTN 2007

130 ISSN 0216-3128 Aslina Hr. Gin/ing, dkk. Kapasitas panas meat bahan bakar merupakan jumlah dari kapasitas panas bahan bakar U3Sh dan kapasitas panas matrik AI. Besaran kapasitas panas akan mengalami penurunan dengan meningkatnya porositas yang bersamaan dengan kenaikan fraksi volume bahan bakar. Perubahan fraksi volume bahan dan porositas didalam meat bahan bakar tersebut diduga akan mempengaruhi besaran kapasitas panas PEB U3SirAI. Peneliti l.l.snelgrove, dkk dari ANL menyatakan hubungan empiris porositas PEB U3SirAI dengan kapasitas panas sebagai beriikut[4]: Cp (U3Si2-AI) = 0,0122 Vp. Cp (U3Si2) + 0,0027 (I V!- Vp) Cp.AI J/ em3 OK dengan persarnaan Cp U3Si2 = 0,199 + 0,000104 J/gOKdan Cp AI = 0,892 + 0,00046 l/gok. Pada penelitian ini pengukuran kapasitas panas PEB U3Sb-AI dengan TMU 3,6g/em3; 4,2 g/em3 dan 4,8g/em3 dibuat pada rentang porositas meat bahan bakar mulai dari 4,9 % hingga 8,66 %. Pembuatan persentase porositas meat bahan bakar dilakukan dengan eara perhitungan sbb: Contob perbitungan pembuatan porositas meat baban bakar sebesar 4,9% Volume Pengkayaan Um = 19,75 % 119 Berat U = --' - = 60,250 g 0,1975 Berat U3Si2 IEB (meat) = 19,23 em3 Kandungan Um per setiap PEB = 11,9 g (asumsi) Kandungan U dalam U3Si2 = 92,5 % Oensitas (P) U3Si2 Oensitas (P) AI 12,2 g/em3 2,7 g/em3 = 60,25 = 65,135 g 0,925 VoIUS' 3 12-65,135 --, 5339 em 3 12,2 Volume pori = 4,9 % x 19,23 em3 = 0,9423 em3 Volume matrik AI = 19,23 - (5,339 + 0,9423) em3 = 12,949 em3 Berat AI = 12,949 em3 x 2,7 g/em3 = 34,9615 g Sehingga diperoleh perbandingan berat U3Si2 dengan matrik AI sebesar 65,135 g : 34,9615 g yang selanjutnya dibuat menjadi meat bahan bakar dengan porositas 4,9 %. Oengan perhitungan yang sarna kemudian dilakukan pembuatan meat bahan bakar dengan variasi porositas 5,53%; 6,25 %; 6,95% ; 7,90 % dan 8,66 %. Selanjutnya meat bahan bakar dengan variasi persentase porositas, difabrikasi menjadi PEB U3Sb.AI sesuai dengan langkah-iangkah fabrikasi untuk pembuatan PEB seperti yang terlihat pada Garnbar I. Analisis kapasitas panas PEB U3Sh.AI dengan variasi porositas 5,53%; 6,25 %; 6,95% ; 7,90 % dan 8,66 % dilakukan dengan menggunakan Differential Scanning Calorimetry (OSC) pada suhu 30 C hingga 450 C dengan keeepatart pemanasan 1 C/men dalarn media gas Argon. Data analisis yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada fabrikasi elemen bakar reaktor riset untuk mendesain elemen bakar tingkat muat uranium lebih tinggi dari 2,9 g U/em3 TEORI KAP ASIT AS PANAS Perubahan energi biasanya menyebabkan perubahan panas dalam suatu bahan yang disebut dengan panas reaksi. Oapat dipahami bahwa kalor atau panas setara dengan kerja sehingga panas merupakan suatu bentuk energi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa panas reaksi adalah perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia atau fisis dalam suatu bahan. Ada dua jenis sifat yang terkait dengan reaksi kimia atau reaksi tisis dalam suatu bahan yaitu panas jenis dan kapasitas panas. Panas jenis adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 C terhadap I gram zat. Panas jenis dinyatakan sebagai suatu besaran: q = m x c x />"T. dengan q = panas yang diserap atau yang dilepas (Joule atau calori), m = massa (g), c = panas jenis (J/g0C), />"T = perubahan suhu (0C). Sedangkan kapasitas panas secara umum dapat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu bahan atau sistem sebesar 1 C yang dinyatakan dengan rumus sbb[5]: q = Cp x />"T, dengan q = panas yang diserap atau yang dilepas (Joule atau calori), Cp = kapasitas panas lfc), />"T = perubahan suhu (0C). Dari rumusan di atas terlihat bahwa besaran kapasitas panas sangat dipengaruhi oleh jenis bahan dan suhu, sedangkan jenis bahan sangat dipengaruhi oleh porositas dan kerapatan bahan, sehingga diduga porositas bahan akan berpengaruh terhadap kapasitas panas.

Aslina Br. Gin/ing, dkk. ISSN 0216-3128 131 U3Sh-AI 9405 9407 9406 METODOLOGI Peralatan PENELITIAN Differential Scanning Calorimetry (DSC) Timbangan Bahan Analitik Serbuk AI 99.999% Serbuk U3Si2 Kelongsong AIMg2 PES U3SiTAI dengan Variasi Porositas No IDA Kode Porositas 6,25 7,90 940] 9403 4,9 9402 PERTMU (%) (glcm3) 4,8 4,2 3,6 8,66 6,95 5,53 Cara Kerja PES U3Si2-AI dengan porositas 4,9 % sampai 8,66% dipotong dengan ukuran ± 3 x 2 mm, kemudian ditimbang seberat ] 50 mg dan di masukkan ke dalam krusibel aluminium. Setiap pengukuran disiapkan 3 (tiga) buah krusibel aluminium kosong dengan kegunaan masing-masing adalah : krusibel pertama digunakan sebagai pembanding (Kr), krusibel kedua untuk wadah standar AI203 dan krusibel ketiga sebagai wadah sampel (Ks). Tahap pertama dilakukan pengukuran terhadap krusibel aluminium kosong yang dianggap sebagai data blangko. Pengukuran kedua dilakukan terhadap krusibel alumina kosong dan krusibel yang berisi sampel standar Ah03 seberat ] 50 mg dan pengukuran yang ketiga dilakukan terhadap krusibel aluminium kosong dan bahan bakar U3SiTAI. Masing-masing krusibel tersebut dimasukkan kedalam chamber Differential Scanning Calorimetry (DSC'92) dengan kondisi operasi suhu 30 C hingga 450 C dan kecepatan pemanasan ] C/min dalam media gas Argon dengan percobaan 3 x pengulangan. Hasil pengukuran berupa termogram DSC yang merupakan korelasi antara suhu pengukuran dengan kapasitas panas bahan bakar U3SiTAI. Dari ketiga hasil pengukuran tersebut dilakukan evaluasi untuk memperoleh besaran kapasitas panas bahan bakar PES U3SiTAI dengan cara men plot kan garis lurus sebagai fungsi suhu dari sumbu X ke sumbu Y sebagai besaran kapasitas panas. Langkah pengukuran diatas dilakukan sarna terhadap masing masing PES U3Si2 AI dengan variasi porositas diatas dan kelongsong AIMg2. Analisis kapasitas panas terhadap serb uk AI dan serbuk U3Sh dilakukan dengan menimbang serbuk AI atau serbuk U3Si2 masing-masing seberat ]50 mg, kemudian ]angkah pengukuran selanjutnya dilakukan sarna seperti pengukuran terhadap PES U3Sh-AI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kapasitas Panas Serbuk AI, Serbuk U3Si2 dan Kelongsong AIMg2 Analisis kapasitas panas telah dilakukan terhadap serbuk AI, serbuk U3Sh, kelongsong AIMg2 dan beberapa PES U3Sh-AI dengan variasi porositas meat bahan bakar 4,9% ; 5,53% ; 6,25% ; 6,95 %; 7,90%; 8,66%. Hasil analisis kapasitas panas serbuk AI dan kelongsong AIMg2 men unjukkan bertambah besar dengan naiknya suhu, kenaikan kapasitas panas pada suhu 35,68 C hingga 437,3 ]OC masing masing sebesar 0,745 J/gOC hingga 0,966 J/gOC untuk serbuk AI dan sebesar 0,64 J/gOC hingga 0,89 J/gOC untuk kelongsong AIMg2. Kapasitas panas serb uk U3Si2 cenderung stabil dengan naiknya suhu hingga suhu 450 C seperti yang ditunjukkan pada Tabel ] dan Gambar 3. Hal ini menunjukkan bahwa serbuk U3Si2 dengan jumlah matrik Al tertentu dalam bahan bakar tersebut cukup stabil terhadap panas hingga suhu 450 C. Meningkatnya kapasitas panas serb uk AI dan kelongsong AIMg2 dengan naiknya suhu disebabkan oleh meningkatnya getaran termal dari atom-atom penyusun serb uk AI dan kelongsong AIMg2. Perubahan susunan atom tersebut mengiringi pengaturan kembali susunan atom yang disebabkan oleh perubahan suhu dan akan menghasilkan diskontinuitas pada besaran kapasitas panas[6,7j Analisis Kapasitas Panas PEB U3Si2 -AI Dengan Variasi Porositas Telah dilakukan analisis kapasitas panas terhadap PES U3Sh -AI dengan variasi porositas antara 4,90 % hingga 8,66% dan hasil analisis tersebut dituangkan pada Tabel 2 dan Gambar 4. Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

-132 ISSN 0216-3128 Aslina Br. Ginting, dkk. 1.1 ou r--. 0.9 ~ '-' 0.8 2 0.7 oj 0- E 0.6.~ 0.5 - ~ 0.4 0.3 0.2 III III m II II II _ ~ o 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Cp Serbuk A1 III Cp Serbuk U3Si2 Cp Kelongsong AIMg2 Temperatur CC) Gambar-3. Kapasitas Panas Serbuk AI, Serbuk U3Si2, dan Kelongsong AIMg2. C) Tabell. Kapasitas Panas Serbuk AI, serb uk U3Sh-AI dan kelongsong AIMg2. SUHU Cp Serb Serbuk Cp U3Sh Kelongsong 0,784 0,835 0,825 0,925 0,794 0,915 0,774 0,745 0,845 0,33 0,35 0,32 0,815 0,38 0,804 0,40 0,41 0,39 0,895 0,875 0,36 0,855 0,34 0,966 0,956 0,936 0,905 0,885 0,865 J/g0C) 0,946AI (J/gr C) 0,89 0,82 0,87 0,79 0,77 0,76 0,75 0,73 0,72 0,67 0,66 0,65 0,64Cp AIMg2 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

Aslina Br. Ginting, dkk. ISSN 0216-3128 133 (0C) Tabel 2. Kapasitas Panas PER U3Siz -AI dengan Porositas 4,9 % hingga 8,66%. IDA 0,55 0,58 0,64 (5,53%) 0,53 0,79 0,80 0,84 0,86 0,88 0,89 0,90 0,85 0,87 0,91 0,92 0,93 (6,95 0,41 0,43 0,46 0,48 0,66 0,77 (6,25%) 0,49 0,65 0,71 0,69 0,57 0,70 0,58 0,72 0,59 0,60 0,73 0,61 0,75 0,62 0,76 0,63 0,81 0,83 0,78 0,64 IDA (8,66%) 0,35 0,37 0,39 0,54 0,56 0,55 0,52 0,51 0,50 (7,90%) 0,44 0,47 44014405 4406 4403 4402 4407 KAP ASIT AS PANAS PER U3Si2 -AI (Cp =J/g0C) 0.9 ~ ~.~ g. gj 0.5 0.7 gj 4.3 0.6 q 0.3 0.8 0.4 7.9 8.5 6.7 7.3 4.9 5.5 6) T=54.8oC T=75.150C T=115.51oC T=155.8oC ~ T=216.21oC T=216.2IoC + T=316.86oC - T=357.030C 9.11- T=397.14oC POROSITAS MEAT (%) T=437.08oC Gambar 4. Kapasitas Panas PER U3SirAI Variasi % Porositas.

134 ISSN 0216-3128 Aslina Hr. Ginting, dkk. Dari Tabel 2 dan Gambar 4 dapat diketahui bahwa kapasitas panas PEB U3Sb-AI meningkat dengan naiknya suhu. Peningkatan suhu menyebabkan tumbukan antara atom U dengan Al matrik didalam bahan bakar semakin cepat sehingga kontak singgung antar kedua logam menjadi lebih besar dan ikatan antar kedua logam tersebut semakin kuat[6.8]. Semakin kuat tumbukan antara logam U dan AI matrik maka semakin besar bahan bakar tersebut menyerap panas sehingga meningkatkan kapasitas panas. Apabila dikaji dari kenaikan persentase porositas meat bahan bakar, seperti yang terlihat dari Gambar 4 dan Tabel 2 bahwa meningkatnya persentase porositas menyebabkan besaran kapasitas panasnya menurun. Hal ini disebabkan karena kandungan AI matrik di dalam PEB U3Sb Al dengan porositas 4,90% dan 5,53 % pada TMU 3,6 g/cm3 relatif lebih besar dibandingkan dengan AI matrik yang terdapat dalam PEB U3Siz-AI dengan porositas 6,25 % dan 6,95% pada TMU 4,2 g/cm3 serta sebesar 7,90% dan 8,66% pada TMU 4,8 g/cm3 Penurunan kapasitas panas PEB U3SirAl sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya kandungan matrik AI yang terkandung di dalam bahan bakar tersebut. Hal ini didukung oleh analsisis kapasitas panas serbuk AI dan serbuk U3Sb seperti yang terlihat pada Gambar 3 dan Tabel I bahwa kapasitas panas serbuk AI jauh lebih besar sekitar 0,966 J/gOC dibanding dengan kapasitas panas serbuk U3Sb yang hanya sebesar 0,33 J/g0C. Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin tinggi TMU semakin kecil kandungan matrik AI dan persentase porositas di dalam meat bahan bakar menjadi bertambah besar. Kandungan matrik AI di dalam PEB U3Siz-AI sangat berperan dalam penentuan besar kecilnya kapasitas panas bahan bakar, karena matrik AI berfungsi untuk mengisi kekosongan antar partikel U3Sb sehingga dapat mengurangi rongga atau porositas, oleh karena itu pada saat pengukuran kapasitas panas sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kandungan matrik AI dan porositas dari bahan bakar tersebut[8j. Porositas semakin besar menyebabkan kerapatan bahan menurun sehinggga penyerapan dan perpindahan panas dalam bahan bakar tersebut menjadi menu run pula. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa persentase meat bahan bakar sangat berpengaruh terhadap kapasitas panas PEB U3SirAI. DAFTAR PUST AKA I. TIM KESELAMA TAN REAKTOR SERBA GUNA Laporan Ana/isis Keselamatan Penggantian Elemen Bakar Oksida ke Silisida Densitas 2,96 glcm3, RSG. OTH/LAK/OI/98. 2. MARDJONO SISWOSUW ARNO, Teknik Pembentukan Logam, Jurusan Mesin- Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, 1985. 3. R.F DOMAGALA, T.C.WINCEK, J.L. SNEL GROYE, M.I.HOMA and R.R. HEINRICH, DTA Study of U3Si2 - Al and U3Si2 - Al Reactions, IAEA - TECDOC - 643(4), 1992. 4. J.L.SNEGROYE, R.F.DOMAGALA, G.L. HOFMAN, T.C.WINCEK, G.L. COPELAND, R.W.HOBBS and R.L.SENN, The Use ofu3si2 Dispersed Al in Plate Type Fuel Elements for Research and Test Reactor, ANL/RERTR /TM -II, 1987. 5. THOMAS E.DAUBERT, Chemical Engineering Thermodynamics, Mc Graw-Hill International Editions, ISBN 0-07-015413-9, 1985. 6. A.G.SAMOILOY, A.I.KASHTANOY and Y.S.YOLKOY, Dispersion Fuel Nuclear Reactor Elements Atomizdat, Moskua, I965. 7. J. SAITO,Y.KOMOR, F.SAKURAI and H.ANDO, Measurement of Thermal Conductivity of Uranium Silisida - Aluminium Dispersion Fuel, Departement of JMTR Project, Oarai Research Establishment, JAERI-Oarai-Machi, Higahiibaraki-gun, Ibaraki-ken, 1991. 8. CHANG-KYU RHEE, SU-I1 PYUN and 11 HIUN KUK, Phase Formation and Growth at lnteiface Between U3Si and Aluminium, Korea Atomic Energy Institute, Daejon 305-606, Korea, 1991. KESIMPULAN Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa kapasitas panas serbuk AI, kelongsong AIMg2 bertambah besar dengan naiknya suhu, sedangkan kapasitas panas serbuk U3Si2 cenderung stabil dengan naiknya suhu hingga suhu 450 C. Namun peningkatan porositas meat bahan bakar menyebabkan penurunan kapasitas panas PEB U3Siz-AI. TANYAJAWAB Y. Sardjono - Sepengetahuan saya kapasitas panas adalah fungsi waktu. Mohon komentar tentang perhitungan kapasitas panas terhadap fungsi porositas.

As/ina Br. Ginting, dkk. ISSN 0216-3128 135 Supardjo Tingkat muat uranium daiam bahan bakar dispersi naik, porositas naik. Dengan kenaikan tingkat muat uranium jumiah matrik Ai makin sediki/. Dari Gambar 3 nampak bahwa Cp Ai jauh iebih tinggi dibanding dengan U;Si2, sehingga dengan penurunan jumiah Ai Cp-nya menurun. Syarip Berapa lama waktu penggantian bahan bakar yang diinginkan? (Pada nilai porositas berapa hal tersebut bisa dicapailberapa nilai porositas yang paling ideal?). Bagaimana cara menurunkan porositas meat bahan bakar tersebut? Supardjo Sebagai contoh. peiat eiemen bakar U3SirAi dengan tingkat muat uran 4,8 & 5,2 g Ulcm3 dengan porosi/as 5-9 % diiradiasi di RSG-GAS pada daya 15 MW untuk mencapai Burn-up 60% diperlukan 8 siklus. Cara menurunkan porositas muat bahan bakar dispersi dapat dilakukan beberapa cara diantaranya : Menggunakan serbuk bahan bakar berbentuk bulat. Menggunakan bahan bakar dengan diameter butir lebih kecil. Tahanan pengepresan inti elemen bakar U3Sir Al dinaikkan. Prosiding PPI - PDlPTN 2007