BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di kelas maupun dalam melakukan percobaan di. menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA (Sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tiada habisnya. Berdasarkan Permendiknas No 23 Tahun 2006, di antaranya adalah siswa dapat mencari dan menerapkan informasi yang berasal dari lingkungan dan sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif, serta siswa dapat menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kirno (2010:192-193), kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA siswa cenderung kurang aktif dan kreatif dalam belajar, karena teknik yang diberikan guru bersifat menghafal dan dicatat dari penjelasan guru dan dari bukuserta kurang melibatkan sumber belajar yang nyata. Selain itu strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran masih bersifat konvensional, teacher centered yang cenderung otoriter dan tidak merangsang aktivitas belajar siswa secara optimal. Bentuk proses pembelajaran IPA seperti yang banyak ditemukan di lapangan ini menjadi salah satu hambatan tercapainya tujuan pembelajaran IPA yang sesuai Keriteria Ketentuan Minimal (KKM). Ini berarti bahwa berhasilnya atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran IPA banyak tergantung pada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Melalui proses pembelajaran akan dicapai 1

tujuan pembelajaran dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri anak, mengembangkan potensi peserta didik secara aktif. Menurut Aderson (dalam Suharyo, 1993: 42) sebagian psikolog mengatakan bahwa kebanyakan pembelajaran manusia melibatkan sebuah proses pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA karena dapat meningkatan kemampuan berpikir siswa secara logis, kritis, kreatif dan inovatif. Pemecahan masalah yang dimaksud bukan sekedar menerapkan aturan-aturan yang sudah dipelajari guna menjawab sebuah permasalahan tetapi harus melalui tahap-tahap sebagai berikut: mengidentifikasi, mendefinisikan, mengeksplorasi, mengantisipasi dan mengambil pelajaran (Usman, 2005: 37). Walaupun kemajuan teknologi sudah pesat tetapi banyak tenaga pengajar yang belum sepenuhnya jelastentang bagaimana sebaiknya meningkatkan kemahiran siswa dalam memecahkan suatu problem.pemecahan masalah yang dibangun cenderung bersifat otomatis, pengetahuan yang dibangun untuk memecahkan masalah tersebut masih bersifat umum. Dalam pembelajaran IPA, hal ini seringkali menyebabkan siswa yang sudah bersusah payah menemukan bukti-bukti yang signifikan untuk masalahnya tetapi ternyata hipotesa yang mereka ajukan tidak relevan (Anita, 2009: 75). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi siswa, sehingga menjadikan prestasi belajar IPA masih rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran 2

lainnya. Dimana pelajaran IPA selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. Pembelajaran lebih cenderung bersifat teacher oriented dari pada student oriented. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga pelajaran IPA sekalipun di sekolah terdapat perangkat media maupun alat peraga IPA serta tidak terbiasa untuk melibatkan siswa dalam melakukan percobaan sehingga keterampilan siswa dan guru kurang. Padahal guru merupakan orang yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena guru memiliki andil yang sangat besar terhadap hasil suatu pembelajaran (Usman, 2005: 53). Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Seringkali orang yang melakukan kegiatan tersebut berkeinginan untuk mengetahui baik dan buruknya kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu strategi yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA, maka segi mengidentifikasi masalah hendaknya perlu mendapat perhatian kita terlebih dahulu. Kebanyakan masalah yang dimunculkan dalam keadaan campur aduk dan kerap baru sebagian atau malah sulit masalahnya saja yang tampak. Kemampuan mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah (problem finding) sampai seluruh kait-mengaitnya perlu untuk dilatih 3

sebelum ingin menterampilkan diri dalam memecahkan masalah (Bambang, 2001:54). Bagi mereka yang terbiasa melakukan pendekatan berpikir ini terbukti dengan mereformulasikan secara berbeda, masalah yang bersangkutan menjadi lebih mudah untuk diselesaikan. Berdasarkan kenyataan yang ada, hendaknya perlu dipersiapkan sebuah strategi pembelajaran IPA yang mampu mengembangkan kemampuan mengidentifikasi masalah. Pembelajaran tersebut diharapkan mendorong siswa menjadi eksploratif dalam melacak masalah maupun peluang-peluang potensial yang mungkin tersembunyi dalam masalah tersebut, tidak hanya bersikap reaktif dalam menunggu datangnya masalah. Menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan berproses dan sikap ilmiah untuk mengembangkan kemampuannya. Pembelajaran tersebut diharapkan mampu mendorong siswa menjadi eksploratif dalam melacak masalah maupun peluangpeluang potensial yang mungkin tersembunyi. Berdasarkan kondisi siswa yang kurang terlibat dalam pembelajaran dan masih kesulitan dalam mengembangkan keterampilan proses dan mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelajaran IPA, dianggap perlu adanya perbaikan proses pembelajaran, Salah satu tindakan ini yang harus dilakukan guru adalah pemilihan strategi yang tepat sesuai dengan karakter materi. Strategi tersebut adalah inquiry discovery learning. 4

Menggunakan strategi inquiry discovery learning, siswa lebih mampu menggali dirinya untuk berpendapat, menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa akan menemukan sendiri jawaban dari semua permasalahan melalui kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) yaitu, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, dan mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Pendekatan dan strategi pembelajaran saat ini lebih menekankan agar siswa dipandang sebagai subyek belajar. Konsep ini bertujuan agar hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Penggunaan pendekatan inquiry discovery learning diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses yang nantinya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan hal ini maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian skripsi dengan judul: Pembelajaran IPA dengan Strategi Inquiry Discovery Learning di Kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan. 5

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Perlu dipersiapkan sebuah proses pembelajaran yang mampu mendukung pencapaian tujuan pembelajaran IPA. 2. Tenaga pengajar yang belum sepenuhnya jelas tentang bagaimana sebaiknya meningkatkan kemahiran siswa dalam memecahkan suatu problem. 3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru). 4. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam belajar, karena teknik yang diberikan guru bersifat menghafal yang dicatat dari penjelasan guru dan dari buku serta kurang melibatkan sumber belajar yang nyata. 5. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga pelajaran IPA dan tidak terbiasa untuk melibatkan siswa dalam melakukan percobaan sehingga keterampilan siswa dan guru kurang. 6. Perlu diterapkan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran IPA sehingga kemampuan mengidentifikasi masalah oleh siswa dapat ditingkatkan. 7. Strategi pembelajaran saat ini diharapkan lebih menekankan agar siswa dipandang sebagai subyek belajar. 6

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan strategi inquiry discovery learning di kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan? 2. Bagaimana hasil pembelajaran IPA dengan strategi inquiry discovery learning pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, pengembangan dari kedua tujuan tersebut sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan strategi inquiry discovery learning di kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan. 2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan hasil pembelajaran IPA dengan strategi inquiry discovery learning pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 7

1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan Sekolah Dasar pada umumnya, dan pembelajaran IPA pada khususnya. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan tentang pembelajaran IPA dengan strategi inquiry discovery learning di bangku Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran, pola pikir dinamis dan untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan pembelajaran IPA dengan strategi inquiry discover learning yang diperoleh selama di bangku kuliah. b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu, memberikan tambahan, masukan, dan pengetahuan kepada pihak-pihak terkait dengan masalah yang sedang diteliti, juga kepada berbagai pihak yang berminat pada permasalahan yang sama. F. Batasan Istilah Penjelasan istilah adalah penjelasan kata-kata kunci yang ada dalam rumusan masalah penelitian, untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan pembaca. Adapun batasan istilahnya yaitu: 1. Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:17) adalah serangkaian proses atau cara yang yang dilakukan seseorang 8

agar dapat melakukan kegiatan belajar. Subjek dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru dan siswa kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan. 2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang membahas gejalagejala alam dan interaksi menyangkut kehidupan dan benda di bumi yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011:3). Penelitian ini akan mengambil ruang lingkup pada pembelajaran IPA di kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan. 3. Setrategi inquiry discovery learning merupakan pembelajaran yang menekankan pada pencarian pengetahuan secara aktif yang terindikasi pada proses pembelajaran yang berpartisipasi melalui pertanyaan, kegiatan proses mental dan eksperimen yang dilakukan secara sistematis, logis dan analitis sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya (prinsip-prinsip dan konsep-konsep) dalam pelajaran IPA siswa kelas V SDN Ganggang Tingan Ngimbang Lamongan. Dalam system belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencapai dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah (Saeful Bahri dan Aswan Zaen, 2010:19). 9