Persetujuan Pembimbing Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh PURNAWATI DAI (NIM. 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo) Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Di Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Purnawati Dai, Rini Zees, Edwina R.Monayo Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email : purnawatidai03@yahoo.com ABSTRAK Purnawati Dai. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita di Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Rini Zees, S.Kep, Ns M.Kep dan Pembimbing II, dr.edwina R.Monayo, M.Biomed. Daftar Pustaka : 26 (2002-2013). Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Adapun beberapa faktor yang bisa menentukan status gizi balita, yaitu pengetahuan, pendapatan keluarga, dan perawatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berumur 0-59 bulan yang tinggal di Desa Huidu pada tahun 2014 berjumlah 154 balita, sedangkan sampel sebanyak 111 balita yang ditentukan dengan teknik Stratified random sampling. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita (p<0,05), ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita (p<0,05), dan ada hubungan antara perawatan kesehatan dengan status gizi balita (p<0,05). Sebagai kesimpulan faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah pengetahuan, pendapatan keluarga, dan perawatan kesehatan. Untuk itu disarankan bagi petugas kesehatan diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi penyebarluasan informasi tentang gizi dengan menggunakan berbagai media penyuluhan seperti liflet, lembar balik, dan LCD yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.. Kata Kunci : Status Gizi, Balita 1 1 Purnawati Dai, 841410148, Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG, Rini Zees, S.Kep, Ns, M.Kep, dr.edwina R.Monayo, M.Biomed
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2007, dalam Ria, 2011). United Nations Children s Fund (UNICEF) melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita. Tahun 2011 prevalensi status gizi masih seperti tahun 2010 sebesar (4,9%) gizi buruk, gizi kurang (13%), walaupun tidak terjadi kenaikan akan tetapi prevalensi status gizi kurang di Indonesia masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO) sebesar 10%. (Kemenkes RI, 2012) Hasil wawancara pada tanggal 9 Desember 2013 terhadap ibu yang memiliki balita, di Posyandu Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat, dari 8 orang ibu yang memiliki balita tersebut diketahui ada 3 orang ibu yang balitanya mengalami gizi kurang dan 1 orang ibu yang balitanya mengalami gizi buruk. 3 orang ibu yang balitanya mengalami gizi kurang yaitu Ny.A.T yang memiliki balita umur 9 bulan mengatakan tidak megetahui hal-hal yang berhubungan dengan gizi secara umum yaitu kurang mengetahui makanan bergizi untuk balitanya, serta kurang melakukan perawatan kesehatan yaitu kadang mencuci tangan terlebih dahulu dengan air ketika hendak memberi makan, pendapatan keluargapun sekitar Rp.450.000/bulan, Ny.F.B yang memiliki balita umur 2 tahun mengatakan kurang mengetahui makanan bergizi untuk balitanya, pendapatan keluargapun sekitar Rp.500.000/bulan dan Ny.N.A yang memiliki balita umur 4 tahun mengatakan kurang mengetahui makanan bergizi untuk balitanya serta jarang memotong kuku anaknya, pendapatan keluargapun sekitar Rp.525.000/bulan. Berbeda halnya dengan ibu yang balitanya mengalami gizi buruk yaitu Ny.N.P yang memiliki balita 3 bulan mengatakan sudah berhenti memberi ASI kepada bayinya karena ASI yang sedikit, pendapatan keluargapun sekitar Rp.700.000/bulan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Di Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat. Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat sejak tanggal 8 Februari s/d 8 Maret tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan dan tidak ada follow up (Setadi, 2013:69).
Hasil dan pembahasan a. Karakteristik Responden Umur (Tahun) n % 17 25 50 45 26 35 47 42,3 36 45 14 12,6 Pekerjaan n % PNS 3 2,7 HONORER 6 5,4 WIRASWASTA 9 8,1 IRT 93 83,8 Sumber : Data Primer Karakteristik Responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa dari 111 responden umur 17-25 tahun sebanyak 45% orang, umur 26-35 tahun sebanyak 42,3% orang dan umur 36-45 tahun sebanyak 12,6%. Data tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas responden berusia dewasa (26-45 tahun) 54,9% orang dibandingkan dengan usia remaja (17-25 tahun). Sedangkan di antara usia dewasa tersebut umur 26-35 (Masa Dewasa Awal/Muda) paling banyak orang 42,3%, dimana pada usia tersebut merupakan usia produktif segala sumber daya manusia yang dimiliki dapat dioptimalkan dan dikembangkan terkait dengan upaya untuk memperbaiki status gizi balita khususnya di Desa Huidu. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukan bahwa dari 111 responden sebagian besar pekerjaan responden yang ada di Desa Huidu yaitu 83,8% orang mempunyai pekerjaan sebagai IRT dan sebagian kecil yaitu 2.7% sebagai PNS.
b. Hasil Analisa Univariat Pengetahuan n % Baik 65 58,6 Kurang 46 41,1 Pendapatan Keluarga n % Pendapatan Rendah (< Rp.1.175.000) 73 65,8 Pendapatan Tinggi ( Rp.1.175.000) 38 34,2 Perawatan Kesehatan n % Baik 54 48,6 Kurang 57 51,4 Status Gizi n % Gizi Baik 83 74,8 Gizi Kurang 24 21,6 Gizi Buruk 4 3,6 Sumber : Data Primer Hasil analisa univariat berdasarkan pengetahuan menunjukkan bahwa dari 111 responden yang ada di Desa Huidu berdasarkan tingkat pengetahuan yang paling banyak yaitu 58.6% orang memiliki pengetahuan baik dan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 41.4%. orang Hasil analisa univariat berdasarkan pendapatan menunjukkan bahwa dari 111 responden yang ada di Desa Huidu sebagian besar yaitu 65,8% orang termasuk dalam kategori pendapatan rendah dan selebihnya 34,2% orang termasuk dalam kategori pendapatan tinggi. Hasil analisa univariat berdasarkan perawatan kesehatan menunjukkan bahwa dari 111 responden yang ada di Desa Huidu berdasarkan tingkat perawatan kesehatan yang paling banyak yaitu 51.4% orang memiliki perawatan kesehatan kurang dan responden yang memiliki perawatan kesehatan baik sebanyak 48.6% orang. Hasil analisa univariat berdasarkan status gizi menunjukkan bahwa dari 111 sampel yang ada di Desa Huidu yaitu 74.8% balita berada pada kategori gizi baik dan sebagian kecil yaitu 3.6% balita berada pada kategori gizi buruk dan selebihnya 21.6% balita berada pada kategori gizi kurang.
c. Hasil Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi balita Status Gizi BB/TB Pengetahuan Gizi Kurang & Total Responden Gizi Baik Buruk n % n % n % Baik 62 74,7 3 10,7 65 58,6 Kurang 21 25,3 25 89,3 46 41,4 Total 83 100 28 100 111 100 Chi-square p=0,000 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 111 responden yang ada di Desa Huidu, yang memiliki pengetahuan baik dengan status gizi balita baik sebanyak 74,7% dan responden yang memiliki pengetahuan baik dengan gizi balita kurang dan buruk sebanyak 10,7%. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan status gizi balita baik 25,3% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan status gizi balita kurang dan buruk sebanyak 89,3%. Hasil analisis menggunakan uji Chi Square di dapatkan hasil P Value 0,000 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita Pendapatan Responden Status Gizi BB/TB Gizi Kurang & Gizi Baik Buruk Total n % n % N % Tinggi 34 41 4 14,3 38 34,2 Rendah 49 59 24 85,7 73 65,8 Total 83 100 28 100 111 100 Chi-square p=0,010 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 111 responden yang ada di Desa Huidu, yang memiliki pendapatan tinggi Rp.1.175.000 dengan status gizi balita baik sebesar 41,0% balita dan responden yang pendapatan tinggi Rp.1.175.000 dengan status gizi balita kurang dan gizi buruk sebesar 14,3% balita. Responden yang memiliki pendapatan rendah < Rp.1.175.000 dengan status gizi balita baik sebesar 59,0% balita, dan responden yang memiliki pendapatan rendah < Rp.1.175.000 dengan status gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 85,7% balita. Hasil analisis menggunakan uji Chi Square, didapatkan hasil P Value 0,010 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita.
Hubungan Perawatan Kesehatan dengan Status Gizi Balita Perawatan Kesehatan Status Gizi BB/TB Total Gizi Kurang & Responden Gizi Baik Buruk N % n % n % Baik 46 55,4 8 28,6 54 48,6 Kurang 37 44,6 20 71,4 57 51,4 Total 83 100 28 100 111 100 Chi-square p=0,014 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 111 responden yang ada di Desa Huidu, yang melakukan perawatan kesehatan baik pada balitanya, dengan status gizi balita baik sebesar 55,4% balita dan responden yang melakukan perawatan kesehatan baik pada balitanya, dengan status gizi balita kurang dan gizi buruk sebanyak 28,6% balita. Responden yang melakukan perawatan kesehatan kurang pada balitanya, dengan status gizi balita baik sebesar 44,6% balita, dan responden yang melakukan perawatan kesehatan kurang pada balitanya, dengan status gizi balita kurang dan buruk sebanyak 71,4% balita. Hasil analisis menggunakan uji Chi Square, didapatkan hasil P Value 0,014 (α=0,05), artinya ada hubungan antara perawatan kesehatan dengan status gizi balita. Pembahasan Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi Balita Hasil analisis menggunakan uji Chi Square di dapatkan hasil P Value 0,000 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria Syukriawati (2011) yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada anak usia 24-59 bulan di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi kurang pada anak usia 24-59 bulan. Menurut asumsi peneliti, pada tabel 4.3 sebagian besar responden yang memiliki balita bergizi baik dan berpengetahuan baik sebanyak 74,7% dikarenakan sebagian besar umur responden berada pada tingkat kedewasaan yaitu 26-45 tahun, sehingga berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Sedangkan responden yang berpengetahuan baik dan memiliki balita gizi kurang dan buruk sebanyak 10,7% orang, berdasarkan hasil wawancara di kerenakan balita yang memiliki kebiasan makan sedikit, dan kurang menyukai sayursayuran, sehingga asupan gizi balita akan menjadi kurang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Sedioetama (2006) yang mengatakan bahwa umur berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena kemampuan seseorang dapat diperoleh dengan pengalaman sehari-hari.
Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita Hasil analisis menggunakan uji Chi Square, didapatkan hasil P Value 0,010 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahini (2007) tentang hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga dengan status gizi pada siswa SD Muhammadiyah 19 Surakarta. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi kurang pada anak usia 24-59 bulan. Menurut asumsi peneliti responden yang berpendapatan tinggi dengan balita bergizi baik pada tabel 4.4 sebanyak 41% orang, dikarenakan pendapatan keluarga yang tinggi memungkinkan keluarga untuk membeli makanan yang cukup dan bervariasi, dan seringnya menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga kemampuan untuk meningkatkan gizi akan lebih baik juga. Tabel 4.4 terlihat juga tingkat pendapatan responden yang kurang tapi status gizi balitanya baik sebanyak 59% orang, hal ini di karenakan oleh kesadaran ibu, yakni meskipun kesulitan untuk menangguang biaya hidup, apalagi untuk menjaga keseimbangan status gizi, tapi responden tetap mencoba untuk memberikan yang terbaik buat anak balitanya dengan memanfaatkan tanaman yang ada di pekarangan rumah atau di kebun untuk dikonsumsi sehari-hari. Pendapatan keluarga yang tinggi merupakan salah satu modal dasar menuju keluarga sejahtera, yang hampir semua keluarga mengharapkan akan pendapatan yang maksimal Hubungan Perawatan Kesehatan dengan Status Gizi Balita Hasil analisis menggunakan uji Chi Square, didapatkan hasil P Value 0,014 (α=0,05), artinya ada hubungan antara perawatan kesehatan dengan status gizi balita. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ria Syukriawati (2011) yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada anak usia 24-59 bulan di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan, menunjukan bahwa ada hubungan antara perawatan kesehatan dengan status gizi kurang pada anak usia 24-59 bulan. Menurut asumsi peneliti responden yang melakukan perawatan kesehatan baik dengan balita bergizi baik sebanyak 55,4% orang, dikarenakan sebagian besar responden responden berpengetahuan baik, sebab dalam melaksanakan perawatan kesehatan membutuhkan pengetahuan untuk melaksanakannya. Selain itu karena Desa Huidu masih termasuk wilayah pedesaan maka perawatan kesehatan sering dilaksanakan oleh ibu yang sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga (berdasarkan tabel 4.2). Sedangkan responden yang melakukan perawatan kesehatan baik dan memiliki balita bergizi kurang dan buruk sebanyak 28,6% orang, berdasarkan wawancara dikarenakan balita di asuh oleh keluarga responden, karena ibu yang memiliki kesibukan di luar rumah, sehingga kebutuhan akan makan pada balita sepenuhnya di lakukan oleh pengasuh yang tanpa memikirkan kandungan gizi dari makanan yang akan di berikan kepada balita tersebut.
Perawatan kesehatan yang dilakukan oleh ibu terhadap anaknya merupakan salah satu upaya untuk menghindarkan anak dari penyakit. Jika anak menderita sakit dapat menghambat atau mengganggu proses tumbuh kembang anak. Penutup Kesimpulan 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita di desa Huidu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dari hasil bivariat diperoleh nilai P Value = 0,000 (P < 0,05). 2. Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi balita di desa Huidu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dari hasil bivariat diperoleh nilai P Value (0,010) (P < 0,05). 3. Ada hubungan antara perawatan kesehatan dengan status gizi balita di desa Huidu Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dari hasil bivariat diperoleh nilai P Value (0,014) (P < 0,05). Saran 1. Bagi ibu yang memiliki balita diharapkan kepada ibu agar selalu memperhatikan status gizi balita dengan memberikan makanan bergizi yang murah dan mudah di dapat. 2. Bagi peneliti lain penelitian selanjutnya diharapkan bisa lebih menyempurnakan penelitiannya nanti karena penelitian ini masih banyak kekurangannya. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan lebih mendalami mengenai kajian gizi untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berhubungan dengan status gizi balita. 3. Bagi petugas kesehatan diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi penyebarluasan informasi tentang gizi dengan menggunakan berbagai media penyuluhan seperti liflet, lembar balik, dan LCD yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Daftar Pustaka Cakrawati, 2012. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta Dara, Sri Ayu, 2008. Pengaruh Program Pendampingan Gizi terhadap Pola Asuh, Kejadian Infeksi dan Status Gizi Balita Kurang Energi Protein. Tesis, Program pascasarjana gizi masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. Dinas Kesehatan, 2013. Laporan Status Gizi Balita. Limboto: Dinkes Kabupaten Gorontalo. Dinas Kesehatan, 2013. Pemantauan Status Gizi. Gorontalo: Dinkes Provinsi Gorontalo. Indarsanto. 2006. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan.http://www.depkes.go.id/download/publikasi/Glosarium20 06.pdf, diaskses 07 Januari 2014 Irianto, DP, 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: ANDI. Karim, Vina, 2011. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bokat Kecamatan Bokat
Kabupaten Buol. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo.. Murdiana, 2007. Hubungan Perilaku Ibu dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Noor, Mufit, 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemeberian Asi Ekslusif di Desa Huidu Kecamatan Limboto Barat kabupaten Gorontalo. KTI, Politeknik Kesehatan Gorontalo. Notoatmodjo, S, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S, 2012. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas, 2013. Pemantauan Status Gizi. Limboto Barat: Puskesmas Limboto Barat. Rahim, FK, 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Underweight Pada Balita Umur 7-59 Bulan di Wilayah Puskesmas Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. RI, Depkes, 2008. Buku kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency). RI, Kemenkes, 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.http://www.depkes.go.id/downloads/PRORIL_DATA_KESEHA TAN_TAHUN_2011.pdf, diakses 20 November 2013 RI, Kemenkes, 2010. Warta Yanmed.http://www.scribd.com/50055935/Warta Yanmed XXI, diakses 25 November 2013 Sediaoetama, A.D, 2002. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. Sartika.M.W, 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media. Setiadi, 2013. Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soegeng, dan Rianti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Supariasa, I Dewa Nyoman, 2013. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku kedokteran EGC. Supariasa, I Dewa Nyoman, 2002. Ekonomi dan Gizi. Jakarta: Buku kedokteran EGC. Syukriawati, Ria, 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Kurang Pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Universitas Negeri Gorontalo.2013. Buku Panduan Penulisan Proposal/Skripsi. Gorontalo. UNG. Wahini, Tri, 2007. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Pada Siswa SD Muhammadiyah 19 Surakarta Tahun Ajaran 2006-2007. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.