Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Balita di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAULANA WIJAYA NIM. J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

NURJANNAH NIM

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 adalah mengumpulkan. dan menganalisis data indikator MDG s kesehatan dan faktor yang

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

METODE. n = Z 2 P (1- P)

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKANORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESANGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Transkripsi:

Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri The Analysis Of Factors That Related With The Status Of Nutrient To Toddler At Mawar Posyandu RW 05 Wonodri Village Dadan Fakhrurijal 1, Darmono SS 2, Rochman Basuki 3 Alamat : 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang, 2 Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang, 3 Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang. Email : dadanfakhrurijal@yahoo.com ABSTRAK Latar Belakang : Status gizi balita dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks dan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung seperti konsumsi makanan dan penyakit infeksi, sedangkan faktor tidak langsung seperti pola asuh,tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga, aktivitas ibu, jumlah anggota keluarga dan budaya pantangan makanan, jarak kelahiran anak yang terlalu rapat, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan, dan stabilitas rumah tangga. Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi pada balita di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 51 balita. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dengan panduan kuesioner dan observasi. Analisis data dengan menggunakan korelasi spearman dan chi-square. Hasil Penelitian : Pada penelitian ini didapatkan ada hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan dengan status gizi sedangkan untuk hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Kata Kunci : Konsumsi makanan, penyakit infeksi, status gizi. ABSTRACT Background : The status of toddler nutrient influenced by various factor that very complex and divided to two factors that is direct factor and indirect factor. The direct factor such as food consumption and infection disease, while the indirect factor such as parenting, the degree of mother s education, family income level, mother s activity, the number of family members and the habit of prohibition food, the range of birth that too close, environmental sanitation, health service, and the stability of household. Objective : To analysis some factors that related with the status of nutrient to toddler at Mawar Posyandu RW 05 Wonodri Village. Methods : This research use an observational method by cross sectional approach with sample as much as 51 toddlers. The data aggregation method is interview with questionnaire guide and observation. The data analysis by using spearman correlation and chi square. The results : At this research resulted there is significant correlation between food consumption with the status of nutrient while the analysis of infection disease with the status of nutrient has not found significant correlation. Key words : The food consumption, infection disease, the status of nutrient.

PENDAHULUAN Permasalahan gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa, dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis dan pada masa ini terjadi pertumbuhan serta perkembangan yang sangat pesat. (Anonim 2007) Terdapat empat masalah gizi utama yang harus ditanggulangi di Indonesia dengan program perbaikan gizi, yaitu: 1) masalah kurang energi protein (KEP), 2) masalah kurang vitamin A, 3) masalah anemia zat gizi, dan 4) masalah gangguan akibat kekurangan yodium. Dilihat dari etiologinya, status gizi penduduk dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, seperti: sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, lingkungan alam, maupun penduduk yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. (Mukri, N dan Ardianto, P 1991) Kurang energi protein (KEP) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalalah gizi utama di Indonesia. Kurang Energi Protein (KEP) dikelompokkan menjadi dua yaitu gizi kurang (bila berat badan menurut umur di bawah 2 SD), dan gizi buruk (bila berat badan menurut umur di bawah 3 SD). Riset Kesehatan Dasar 2010 menyatakan bahwa prevelensi balita kurang gizi (balita yang mempunyai berat badan kurang) secara nasional sebesar 17,9% diantaranya 4,9% yang gizi buruk. Sedangkan untuk konsumsi makanan dibawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka Kecukupan Gizi/AKG) yang dianjurkan tahun 2004. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 24,4% balita mengkonsumsi makanan dibawah kebutuhan maksimal. (Anonim 2006; RISKESDAS 2010) Keadaan status gizi masyarakat Jawa Tengah dapat tercermin dari data tahun 2004 menunjukkan jumlah balita yang ada sebanyak 2.767.378 dari jumlah tersebut jumlah balita yang datang dan ditimbang di posyandu sebanyak 2.064.472 dengan rincian jumlah balita yang naik

berat badannya sebanyak 1.556.443 balita (75,39 %) dan balita yang berada dibawah garis merah (BGM) sebanyak 35.327 balita (1.71 %). Data tersebut menunjukkan bahwa Jawa Tengah masih banyak ditemukan balita dengan status gizi kurang. (DinKes Jateng 2011) Hasil tinjauan awal peneliti di daerah Wonodri RW 05 didapatkan bahwa masih ada anak balita yang memiliki gizi kurang, meski letak daerah ini berada di daerah perkotaan hal ini yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang status gizi di daerah Wonodri RW 05. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi pada Balita. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Jadi penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data yang dilakukan pada waktu yang sama. Sampel penelitian ini adalah seluruh anak balita di Posyandu Mawar yang bersedia mengikuti penelitian dan tidak memiliki kelainan bawaan dari lahir. Besar sampel yaitu 51 anak balita, diperoleh dengan cara non probability/ non random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi food recall dan penimbangan berat badan, data sekunder yaitu data hasil imunisasi dan berat lahir dari KMS (Kartu Menuju Sehat). (Adisasmito, W 2007; Notoatmodjo, Soekidjo 2005; Hidayat, A. Aziz Alimul 2007) Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dianalisis. Analisis bivariat untuk menganalisis hubungan antara konsumsi makanan dengan status gizi digunakan uji kenormalan yaitu uji kolomogorov smirnov, jika keduanya normal maka selanjutnya akan digunak uji korelasi person sedangkan jika salah satu atau keduanya tidak normal maka akan digunakan

metode korelasi Spearman. Untuk menganalisis hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi digunakan metode chi-square. (Adisasmito, W 2007) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik sampel No. Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 23 28 45,1 54,9 2. Berat bayi lahir a. Normal b. Rendah c. Tinggi 44 6 1 86,3 11,8 2,0 3. ASI eksklusif a. Ya b. Tidak 11 40 21,6 78,4 4. Status imunisasi a. lengkap b. Tidak lengkap 43 8 84,3 15,7

Mayoritas responden yang mengikuti penelitian berjenis kelamin perempuan yaitu 28 responden (54,9 %), mayoritas responden lahir dengan berat badan normal yaitu sebanyak 44 responden (86,3%), untuk konsumsi ASI mayoritas responden tidak mengkonsumsi ASI yaitu 40 responden (78,4%), dan untuk status imunisasi mayoritas responden telah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu sebanyak 43 responden (84,3%). Usia Responden dan Orang Tua Responden Tabel 2 Distribusi frekuensi usia responden dan orang tua responden No. Usia Minimum Maksimum Rata-rata 1. Usia responden (bulan) 2 60 31,08 2. Usia orang tua (tahun) a. Ayah 21 42 30,45 b. Ibu 22 37 28,55 Distribusi frekuensi usia responden dan orang tua responden didapatkan rata-rata responden yang mengikuti penelitian ini berusia 30,45 bulan, dan untuk rata-rata usia ayah responden berusia 30,45 tahun sedangkan usia rata-rata ibu responden 28,55 tahun.

Pendidikan Orang Tua Responden Tabel 3 Distribusi frekuensi pendidikan orang tua responden No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1. Pendidikan ibu a. SD b. SMP c. SMA d. D3 e. S1 3 12 25 6 5 5,9 23,5 49,0 11,8 9,8 2. Pendidikan ayah a. SD b. SMP c. SMA d. D3 e. S1 1 6 29 4 11 2,0 11,8 56,9 7,8 21,6 Distribusi frekuensi pendidikan orang tua responden didapatkan mayoritas pendidikan ibu responden yaitu SMA sebanyak 25 orang tua responden (49,0%), dan mayoritas pendidikan ayah responden yaitu SMA sebanyak 29 oarang tua responden (56,9%). Pelayanan yang Didapatkan Balita Di Posyandu Pelayanan yang didapatkan balita di posyandu mawar RW 05 Kelurahan Wonodri yaitu berupa: penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan/panjang badan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, dan pemberian suplemen vitamin A, sedangkan untuk pelayanan

imunisasi, KIA (kesehatan ibu dan anak), KB, pengobatan balita, dan MTBS (menejemen terpadu balita sakit) tidak ada pelayanan di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri. Status Gizi Tabel 4 Distribusi frekuensi status gizi. Status gizi Frekuensi Persentase (%) Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih 0 6 40 5 0 11,8 78,4 9,8 Total 51 100 Distribusi frekuensi status gizi, didapatkan mayoritas responden yang masuk dalam kategori gizi baik yaitu sebanyak 40 responden (78,4%) dan tidak ada responden yang masuk dalam status gizi buruk. Konsumsi Makanan Tabel 5 Distribusi frekuensi konsumsi makanan. Kategori Frekuensi Persentase (%) Kekurangan tingkat berat Kekurangan tingkat sedang Kekurangan tingkat ringan Normal Diatas kecukupan 1 7 8 26 9 2,10 13,7 15,7 51,0 17,6 Total 51 100

Distribusi frekuensi konsumsi makanan dari 51 responden yang ada mayoritas responden memiliki asupan energi yang baik atau normal yaitu sebesar 26 responden (51,0%) dan hanya 1 responden (2,0%) yang memiliki derajat berat. Penyakit Infeksi Tabel 6 Distribusi frekuensi penyakit infeksi No. Penyskit Frekuensi Persentase (%) 1. Diare a. Ya b. Tidak 6 45 11,8 88,2 2. ISPA a. Ya b. Tidak 10 40 19,6 80,4 Dilihat dari tabel 4.6 mayoritas responden tidak mengalami penyakit diare dan ISPA yaitu sebesar 45 responden (88,2%) untuk penyakit diare dan 41 responden (80,4%) untuk penyakit ISPA dan hanya 6 responden (11,8%) yang menderita diare dan 10 responden (19,6%) yang menderita ISPA.

Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Status Gizi Tabel 7 Hubungan antara konsumsi makanan dengan status gizi 200 150 jumlah energi 100 y = 5,2473x + 98,399 R² = 0,3397 50 0-4 -2 0 2 4 6 8 10 Hasil uji statistik diperoleh nilai Correlation Coefficient = 0,551 artinya korelasi yang terjadi antara dua variabel searah dan memiliki hubungan yang sedang karena berada di rentang nilai 0,4 sampai 0,599 sedangkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan dengan status gizi. Hasil analisis hubungan antara konsumsi makanan dengan status gizi diperoleh bahwa bahwa konsumsi makanan memiliki pengaruh terhadap status gizi responden cenderung lebih tinggi. Hubungan Antara Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Tabel 8 Hubungan antara penyakit diare dengan status gizi. Diare Status gizi Persentase (%) normal Lebih/kurang/baik n % n % Ya 3 50 3 50 100 Tidak 37 82,2 8 17,8 100

Hasil analisis hubungan antara penyakit diare dengan status gizi diperoleh bahwa dari 6 responden (100%) yang menderita penyakit diare hanya 3 responden (50%) yang memiliki status gizi abnormal (lebih, kurang, buruk) sedangkan dari 45 responden (100%) yang tidak menderita diare hanya 8 responden (17,8%) yang memiliki status gizi abnormal (lebih, kurang, buruk).. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,106 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara penyakit diare dengan status gizi. Tabel 9 Hubungan antara penyakit ISPA dengan status gizi. ISPA Status gizi Persentase (%) normal Lebih/kurang/baik n % n % Ya 7 70 3 30 100 Tidak 33 80,4 8 19,6 100 Hasil analisis hubungan antara penyakit ISPA dengan status gizi diperoleh bahwa dari 10 responden (100%) yang menderita penyakit ISPA hanya 3 responden (30%) yang memiliki status gizi abnormal (lebih, kurang, buruk) sedangkan dari 41 responden (100%) yang tidak menderita ISPA hanya 8 responden (19,6%) yang memiliki status gizi abnormal (lebih, kurang, buruk). Hasil uji statistik diperoleh p = 0,669 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara penyakit ISPA dengan status gizi. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil analisis antara penyakit infeksi dengan status gizi tidak memiliki hubungan yang sangat signifikan.

PEMBAHASAN Hubungan antara konsumsi makanan dalam hal ini diterjemahkan kedalam kecukapan enrgi dengan status gizi pada balita didapatkan hasil yang sangat signifikan yaitu konsumsi makanan mempengaruhi status gizi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa faktor langsung yang mempengaruhi status gizi pada anak atau balita adalah konsumsi makanan, anak yang mendapatkan makanan yang cukup baik cenderung meiliki daya tahan tubuh yang sangat baik sehingga terhindar dari penyakit infeksi dan terhindar dari masalah gizi kurang.selain itu status gizi optimal jika tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang dibutuhkan, dalam hal ini zat-zat yang dibutuhkan tubuh bisa didapatkan dari asupan makanan yang baik. (Supariasa, dkk 2002; Almatsiern, S 2001) Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Christien isdaryanti pada tahun 2007 dalam penelitiannya yang berjudul ASUPAN ENERGI PROTEIN, STATUS GIZI,DANPRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR ARJOWINANGUN 1 PACITAN dalam hasil penelitiannya tersebut didaptkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan status gizi. (Isdaryanti, C 2007) Hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi didapatkan hasil yang tidak signifikan artinya penyakit infeksi tidak mempengaruhi status gizi anak balita. Hasil ini tidak sesuai dengan teori bahwa penyakit infeksi adalah faktor langsung yang mempengaruhi status gizi anak, dan penyakit infeksi yang sering diderita oleh balita yaitu penyakit diare dan ISPA. Anak yang sering terserang diare dan ISPA biasanya mengalami nafsu makan yang berkurang dan hal ini dapat menimbulkan anak kekurangan makanan dan akhirnya berat badan anak menurun dan akhirnya status gizi anak menjadi kurang bahkan bisa menjadi buruk. (Supariasa, dkk 2002; Almatsiern, S 2001)

Hasil ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dari buletin kesehatan volume 31 yang dikeluarkan oleh Puslitbang Pelayanan dan Teknologi kesehatan, Badan Litbankes yag menyatakan ada hubungan yang signifikan antara penyakit ISPA dengan status gizi. (Litbangkes Jateng 2003) Hal ini kemungkinan terjadi karena mayoritas responden mengidap penyakit infeksi tersebut telah lama sebelum peneliti datang melakukan penelitian sehingga pengaruh dari penyakit infeksi tersebut terhadap status gizi tidak nampak. Kemungkinan lain dari tidak ada hubungannya antara penyakit infeksi dengan status gizi adalah bahwa mayoritas responden telah mengkonsumsi makanan secara baik dan juga mayoritas responden telah mendapat imunisasi secara lengkap yang menyebabkan imunitas responden menjadi baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Mayoritas responden memiliki status gizi baik yaitu 40 responden (78,4%). Mayoritas responden memiliki asupan energi normal yaitu 26 responden (51,0%) dan hanya 1 responden yang meiliki asupan energi berat (2,0%). Mayoritas responden tidak mengalami penyakit diare dan ISPA yaitu sebesar 45 responden (88,2%) untuk penyakit diare dan 41 responden (80,4%) untuk penyakit ISPA dan hanya 6 responden (11,8%) yang menderita diare dan 10 responden (19,6%) yang menderita ISPA. Ada hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan dengan status gizi pada balita di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri. Tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi dengan status gizi pada balita di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri. UCAPAN TERIMA KASIH Balita beserta Orang tua di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri.

DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W. Sistem Kesehatan. PT Raja Grafindi Persada, Jakarta.2007 Almatsiern, S.Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.2001. Anonim, klasifikasi status gizi anak balita. Dinas Kesehatan Kulonprogo.2007. Anonim, Standarpemantauan pertumbuhan balita. Depkes RI. Jakarta 2006. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010.Kementrian Kesehatan Republik Indenesia. Hidayat, A. Aziz Alimul. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.2007. Isdaryanti,C. Asupan energi protein, status gizi, dan prestasi belajar anak sekolah dasar Arjowinangun I Pacitan.skripsi program studi gizi kesehatan fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2007. Mukri, N. dan Ardianto, P. Buku pedoman program gizi masyarakat. Depkes RI. Jakarta. 1991. Notoatmodjo, Soekidjo.Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:Rineka Cipta;2005. Puslitbang pelayanan dan teknologi kesehatan,buletin penel, kesehatan vol 31. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi. Badan Litbangkes, Jawa tengah, 2003. Profil kesehatan Jawa Tengah. ( cited 2011 july 12 ); Available http://www.dinkesjatengprov.go.id Supariasa, I. D.N, B.Bakri, I.Fajar.Penilaian Status Gizi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.EGC.2002