BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat pedesaan, tetapi bertambahnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kapal laut merupakan salah satu transportasi perairan yang sangat. Indonesia, baik dalam pengangkutan umum maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI KASUS DI PT. CITRA MANDIRI MULTI FINANCE SEMARANG) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. ini jasa perbankan melalui kredit sangat membantu. jarang mengandung risiko yang sangat tinggi, karena itu bank dalam memberikannya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang adalah di bidang ekonomi. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. hukum publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersamasama

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan laju perekonomian akan menimbulkan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. risiko yaitu yang paling mungkin terjadi adalah terjadinya tunggakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB IV PENUTUP. 1. Latar belakang pihak kreditur membuat perjanjian kredit dalam bentuk akta

Pembebanan Jaminan Fidusia

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh pihak bank. Salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman, kebutuhan masyarakat semakin bertambah tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat pedesaan, tetapi bertambahnya perkembangan kebutuhan tidak selalu diiringi dengan bertambahnya pendapatan masyarakat itu sendiri, sehingga tidak semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya secara penuh. Perkembangan kebutuhan masyarakat meliputi kebutuhan primer yang antara lain kebutuhan sandang, pangan, papan dan sekunder, kebutuhan sekunder yang menjadi kebutuhan yang penting salah satunya adalah alat transportasi, alat transportasi um um untuk masyarakat yang tidak terlalu memadai, dan kemacetan yang semakin menjadi membuat masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan pribadi, terutama kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor. Kebutuhan yang meningkat membuat tidak semua masyarakat mampu membeli secara tunai karena keterbatasan kemampuan ekonomi, akan tetapi di sisi lain, produsen atau penjual barang atau jasa bermaksud memasarkan barang atau jasa, untuk mempertemukan kedua kepentingan antara produsen dan konsumen diperlukan sarana perdagangan. Salah satu sarana perdagangan yang tersedia dan saat ini sedang berkembang adalah sarana perdagangan tidak tunai atau kredit, yaitu berupa lembaga keuangan, baik lembaga keuangan yang sejak lama telah ada, yaitu lembaga keuangan berupa

2 bank, maupun lembaga keuangan bukan bank (lembaga keuangan non bank) yaitu perusahaan pembiayaan konsumen, atau yang dikenal oleh masyarakat umum sebagai perusahaan pembiayaan (finance company). Pembiayaan konsumen ini merupakan suatu sarana berupa fasilitas penyediaan dana, yang dilakukan oleh suatu institusi berupa perusahaan yang kegiatan usahanya adalah menyediakan dana atau pembiayaan bagi konsumen agar konsumen yang bersangkutan dapat melakukan pembelian barang dengan pembayaran secara kredit atau angsuran, dan dipihak lain perusahaan penyedia dana atau pembiayaan tersebut akan memperoleh keuntungan (profit) berupa bunga atas dana yang disediakan bagi konsumen tersebut dan produsen atau pedagang pun dapat menjual barangnya. Perusahaan pembiayaan dalam melakukan kegiatan usaha, juga berkepentingan untuk memperoleh keuntungan berupa bunga, yaitu selisih antara dana atau pembiayaan yang diberikan kepada konsumen, dengan dana yang dibayarkan kembali oleh konsumen kepada perusahaan pembiayaan yang bersangkutan. Dalam menyediakan pembiayaan atau dana bagi konsumen, perusahaan berkepentingan agar seluruh dana pembiayaan serta bunganya kembali kepada perusahaan tanpa mengalami halangan. Untuk memberi rasa aman pada produsen maka diperjanjikan dengan jaminan berupa jaminan fidusia sebagaimana telah diatur dalam UU No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, yaitu suatu jaminan berupa penyerahan hak atas pemilikan suatu barang bergerak berdasarkan suatu kepercayaan,

3 dimana barang bergerak tersebut secara fisik tetap dikuasai dan dimanfaatkan oleh konsumen yang menerima pembiayaan dari perusahaan pembiayaan. Perjanjian dengan jaminan yang seharusnya memberi rasa aman bagi debitur tidak selalu berjalan baik, perjanjian pembiayaan kredit pun rentan akan adanya wanprestasi, bahkan perjanjian pembiayaan yang telah dibeba nkan jaminan pun memungkinkan terjadinya wanprestasi. Selama perjanjian kredit berlangsung tidak menutup kemungkinan debitur melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak, terkadang seorang debitur mengalami kesulitan keuangan disaat menjalani perjanjian kredit yang mengakibatkan debitur tidak dapat melanjutkan angsuran kepada kreditur. Ketidakmampuan seorang debitur melanjutkan angsurannya mengakibatkan perjanjian kredit menjadi macet. Menurut kamus hukum, wanprestasi berarti kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam perjanjian. 1 Seorang debitur dinyatakan wanprestasi apabila 2 : 1. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali. 2. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak sebagaimana mestinya. 3. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya. 4. Debitur memenuhi prestasi, tetapi melakukan yang dilarang dalam perjanjian. 1 Subekti dan tjitrosoedibio, 1996, Kamus Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta, hlm 110. 2 Subekti, 1994, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, hlm 55.

4 Pada PT. Federal Internasional Finance, perjanjian pembiayaan kredit dibebankan dengan jaminan fidusia, sehingga pada saat debitur mengalami kredit macet, sesuai dengan prosedur maka obyek jaminan fidusia harus dieksekusi. Ketentuan mengenai eksekusi jaminan fidusia diatur dalam Pasal 29 ayat (1) UU Jaminan Fidusia yang menyatakan apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi obyek jaminan dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu : a. Pelaksanaan title eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) oleh Penerima Fidusia. b. Penjualan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum, serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan. c. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia, jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Eksekusi terhadap jaminan fidusia pada PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses eksekusi jaminan fidusia di PT Federal Internasional Finance cabang Jakarta? 2. Apa yang menjadi faktor penghambat dan cara menghadapi hambata n dalam proses eksekusi jaminan fidusia di PT. Federal International Finance cabang Jakarta? C. Tujuan Penelitian Dari permasalahan diatas, maka secara keseluruhan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis proses eksekusi jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta. 2. Untuk mengetahui yang menjadi faktor penghambat serta cara untuk menghadapi hambatan dalam eksekusi jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dari segi Praktis, agar masyarakat mengetahui proses eksekusi jaminan fidusia jika terjadi wanprestasi pada PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta.

6 2. Dari segi Teoritis, bagi akademisi penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis berupa sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum, khususnya bidang hukum jaminan. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan hendaknya asli, dalam arti bahwa masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, atau harus dinyatakan dengan tegas bedanya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. 3 Penelitian tentang Eksekusi Terhadap Jaminan Fidusia Pada PT. Federal Internasional Finance Cabang Jakarta belum pernah penulis temukan sampai penelitian ini selesai. Hal ini berdasarkan konfirmasi relevansi terhadap penulisan tesis ini, adalah : 1. Tesis karya Hikmah Mega Harini, tahun 2012, Program Magister Kenotariatan dengan judul : Praktek Pembebanan Jaminan Fidusia Pada PT. Federal International Finance Cabang Purwokerto, dengan permasalahan 4 : a. Mengapa PT. Federal Internasional Finance tidak membebankan jaminan fidusia pada semua objek perjanjian (sepeda motor) dalam perjanjian pembiayaan konsumen? 3 Maria S.W. Sumardjono, Metodologi Penelitian Ilmu Hukum, Penerbit Univ ersitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007, hlm 11 4 Hikmah Mega Harini, 2012, Tesis, Praktek Pembebanan Jaminan Fidusia Pada PT Federal Internasional Finance Cabang Purwokerto.

7 b. Bagaimana perlindungan hukum bagi PT. Federal Internasional Finance apabila terjadi wanprestasi dimana obyek perjanjian belum dan sudah dibebankan jaminan fidusia? Hal ini berbeda dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, dimana penulis lebih menitikberatkan pada proses eksekusi jaminan fidusia yang terjadi di PT. FIF cabang Jakarta, serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses eksekusi jaminan fidusia dalam hal debitur wanprestasi. 2. Tesis karya Alvie Deki Pailit, tahun 2012, Program Magister Kenota riatan dengan judul : Kajian Terhadap Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Bogor, dengan permasalahan 5 : a. Bagaimana proses eksekusi Jaminan Fidusia dalam hal debitur wanprestasi di PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Bogor? b. Bagaimana proses eksekusi jaminan fidusia dalam hal objek barang jaminan telah dipindah tangankan oleh debitur kepada pihak lain? 3. Tesis karya Dian Martati, tahun 2009, Program Magister Kenotariatan dengan judul : Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo, dengan permasalahan 6 : 5 Alvie Deki Palit, 2012, Tesis, Kajian Terhadap Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Pakuan Mandiri Bogor. 6 Dian Martati, 2009, Tesis, Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sejahtera.

8 a. Mengapa sebagian obyek jaminan fidusia di PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo tidak dapat dieksekusi? b. Usaha apa yang dilakukan oleh PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo? Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis ambil, tesis di atas meneliti tentang proses eksekusi di PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Bogor dan PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo sedangkan penulis melakukan penelitian di PT. Federal Internasiona l Finance cabang Jakarta. Namun apabila dikemudian hari terdapat penelitian yang sama atau hampir sama, maka diharapkan penelitian dan penulisan ini dapat melengkapi penelitian atau penulisan tersebut.