1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman, kebutuhan masyarakat semakin bertambah tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat pedesaan, tetapi bertambahnya perkembangan kebutuhan tidak selalu diiringi dengan bertambahnya pendapatan masyarakat itu sendiri, sehingga tidak semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya secara penuh. Perkembangan kebutuhan masyarakat meliputi kebutuhan primer yang antara lain kebutuhan sandang, pangan, papan dan sekunder, kebutuhan sekunder yang menjadi kebutuhan yang penting salah satunya adalah alat transportasi, alat transportasi um um untuk masyarakat yang tidak terlalu memadai, dan kemacetan yang semakin menjadi membuat masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan pribadi, terutama kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor. Kebutuhan yang meningkat membuat tidak semua masyarakat mampu membeli secara tunai karena keterbatasan kemampuan ekonomi, akan tetapi di sisi lain, produsen atau penjual barang atau jasa bermaksud memasarkan barang atau jasa, untuk mempertemukan kedua kepentingan antara produsen dan konsumen diperlukan sarana perdagangan. Salah satu sarana perdagangan yang tersedia dan saat ini sedang berkembang adalah sarana perdagangan tidak tunai atau kredit, yaitu berupa lembaga keuangan, baik lembaga keuangan yang sejak lama telah ada, yaitu lembaga keuangan berupa
2 bank, maupun lembaga keuangan bukan bank (lembaga keuangan non bank) yaitu perusahaan pembiayaan konsumen, atau yang dikenal oleh masyarakat umum sebagai perusahaan pembiayaan (finance company). Pembiayaan konsumen ini merupakan suatu sarana berupa fasilitas penyediaan dana, yang dilakukan oleh suatu institusi berupa perusahaan yang kegiatan usahanya adalah menyediakan dana atau pembiayaan bagi konsumen agar konsumen yang bersangkutan dapat melakukan pembelian barang dengan pembayaran secara kredit atau angsuran, dan dipihak lain perusahaan penyedia dana atau pembiayaan tersebut akan memperoleh keuntungan (profit) berupa bunga atas dana yang disediakan bagi konsumen tersebut dan produsen atau pedagang pun dapat menjual barangnya. Perusahaan pembiayaan dalam melakukan kegiatan usaha, juga berkepentingan untuk memperoleh keuntungan berupa bunga, yaitu selisih antara dana atau pembiayaan yang diberikan kepada konsumen, dengan dana yang dibayarkan kembali oleh konsumen kepada perusahaan pembiayaan yang bersangkutan. Dalam menyediakan pembiayaan atau dana bagi konsumen, perusahaan berkepentingan agar seluruh dana pembiayaan serta bunganya kembali kepada perusahaan tanpa mengalami halangan. Untuk memberi rasa aman pada produsen maka diperjanjikan dengan jaminan berupa jaminan fidusia sebagaimana telah diatur dalam UU No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, yaitu suatu jaminan berupa penyerahan hak atas pemilikan suatu barang bergerak berdasarkan suatu kepercayaan,
3 dimana barang bergerak tersebut secara fisik tetap dikuasai dan dimanfaatkan oleh konsumen yang menerima pembiayaan dari perusahaan pembiayaan. Perjanjian dengan jaminan yang seharusnya memberi rasa aman bagi debitur tidak selalu berjalan baik, perjanjian pembiayaan kredit pun rentan akan adanya wanprestasi, bahkan perjanjian pembiayaan yang telah dibeba nkan jaminan pun memungkinkan terjadinya wanprestasi. Selama perjanjian kredit berlangsung tidak menutup kemungkinan debitur melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak, terkadang seorang debitur mengalami kesulitan keuangan disaat menjalani perjanjian kredit yang mengakibatkan debitur tidak dapat melanjutkan angsuran kepada kreditur. Ketidakmampuan seorang debitur melanjutkan angsurannya mengakibatkan perjanjian kredit menjadi macet. Menurut kamus hukum, wanprestasi berarti kelalaian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam perjanjian. 1 Seorang debitur dinyatakan wanprestasi apabila 2 : 1. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali. 2. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak sebagaimana mestinya. 3. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya. 4. Debitur memenuhi prestasi, tetapi melakukan yang dilarang dalam perjanjian. 1 Subekti dan tjitrosoedibio, 1996, Kamus Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta, hlm 110. 2 Subekti, 1994, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, hlm 55.
4 Pada PT. Federal Internasional Finance, perjanjian pembiayaan kredit dibebankan dengan jaminan fidusia, sehingga pada saat debitur mengalami kredit macet, sesuai dengan prosedur maka obyek jaminan fidusia harus dieksekusi. Ketentuan mengenai eksekusi jaminan fidusia diatur dalam Pasal 29 ayat (1) UU Jaminan Fidusia yang menyatakan apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi obyek jaminan dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu : a. Pelaksanaan title eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) oleh Penerima Fidusia. b. Penjualan benda yang menjadi obyek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum, serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan. c. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia, jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Eksekusi terhadap jaminan fidusia pada PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses eksekusi jaminan fidusia di PT Federal Internasional Finance cabang Jakarta? 2. Apa yang menjadi faktor penghambat dan cara menghadapi hambata n dalam proses eksekusi jaminan fidusia di PT. Federal International Finance cabang Jakarta? C. Tujuan Penelitian Dari permasalahan diatas, maka secara keseluruhan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis proses eksekusi jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta. 2. Untuk mengetahui yang menjadi faktor penghambat serta cara untuk menghadapi hambatan dalam eksekusi jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dari segi Praktis, agar masyarakat mengetahui proses eksekusi jaminan fidusia jika terjadi wanprestasi pada PT. Federal Internasional Finance cabang Jakarta.
6 2. Dari segi Teoritis, bagi akademisi penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis berupa sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum, khususnya bidang hukum jaminan. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan hendaknya asli, dalam arti bahwa masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, atau harus dinyatakan dengan tegas bedanya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. 3 Penelitian tentang Eksekusi Terhadap Jaminan Fidusia Pada PT. Federal Internasional Finance Cabang Jakarta belum pernah penulis temukan sampai penelitian ini selesai. Hal ini berdasarkan konfirmasi relevansi terhadap penulisan tesis ini, adalah : 1. Tesis karya Hikmah Mega Harini, tahun 2012, Program Magister Kenotariatan dengan judul : Praktek Pembebanan Jaminan Fidusia Pada PT. Federal International Finance Cabang Purwokerto, dengan permasalahan 4 : a. Mengapa PT. Federal Internasional Finance tidak membebankan jaminan fidusia pada semua objek perjanjian (sepeda motor) dalam perjanjian pembiayaan konsumen? 3 Maria S.W. Sumardjono, Metodologi Penelitian Ilmu Hukum, Penerbit Univ ersitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007, hlm 11 4 Hikmah Mega Harini, 2012, Tesis, Praktek Pembebanan Jaminan Fidusia Pada PT Federal Internasional Finance Cabang Purwokerto.
7 b. Bagaimana perlindungan hukum bagi PT. Federal Internasional Finance apabila terjadi wanprestasi dimana obyek perjanjian belum dan sudah dibebankan jaminan fidusia? Hal ini berbeda dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, dimana penulis lebih menitikberatkan pada proses eksekusi jaminan fidusia yang terjadi di PT. FIF cabang Jakarta, serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses eksekusi jaminan fidusia dalam hal debitur wanprestasi. 2. Tesis karya Alvie Deki Pailit, tahun 2012, Program Magister Kenota riatan dengan judul : Kajian Terhadap Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Bogor, dengan permasalahan 5 : a. Bagaimana proses eksekusi Jaminan Fidusia dalam hal debitur wanprestasi di PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Bogor? b. Bagaimana proses eksekusi jaminan fidusia dalam hal objek barang jaminan telah dipindah tangankan oleh debitur kepada pihak lain? 3. Tesis karya Dian Martati, tahun 2009, Program Magister Kenotariatan dengan judul : Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo, dengan permasalahan 6 : 5 Alvie Deki Palit, 2012, Tesis, Kajian Terhadap Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Pakuan Mandiri Bogor. 6 Dian Martati, 2009, Tesis, Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Fidusia di PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sejahtera.
8 a. Mengapa sebagian obyek jaminan fidusia di PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo tidak dapat dieksekusi? b. Usaha apa yang dilakukan oleh PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo? Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis ambil, tesis di atas meneliti tentang proses eksekusi di PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Bogor dan PT. BPR Sinarguna Sejahtera Kartosuro Sukoharjo sedangkan penulis melakukan penelitian di PT. Federal Internasiona l Finance cabang Jakarta. Namun apabila dikemudian hari terdapat penelitian yang sama atau hampir sama, maka diharapkan penelitian dan penulisan ini dapat melengkapi penelitian atau penulisan tersebut.