BAB II PENDEKATAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
SIKAP PENGUSAHA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB IX HUBUNGAN ANTARA SIKAP, NORMA SUBJEKTIF DAN INTENSI PENGUSAHA UKM DENGAN PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

SIKAP DAN INTENSI PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang ditawarkan kepada konsumen memerlukan proses yang. memahami kondisi tersebut sehingga produk yang ditawarkan dapat

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS KARYA ILMIAH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BISNIS SUATU PERUSAHAAN E-COMMERCE NAMA : ADI KURNIAWAN NIM :

Modul ke: PSIKOLOGI SOSIAL 1. Sikap. Fakultas PSIKOLOGI. Filino Firmansyah M. Psi. Program Studi Psikologi

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sikap adalah sekelompok keyakinan dan perasaan yang melekat tentang. objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya kota Bandung menjadi kota jasa dan

BAB Latar Belakang

Aplikasi Web. Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagi perangkat keras

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap orang

INTERNET. INTERconnected NETworking. INTERnational NETworking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

Jaringan Komputer. Hubungan antara dua komputer atau lebih yang ditujukan untuk berbagi informasi atau berbagai perangkat keras. Modem.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk berfikir dan bertindak secara cepat, agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

Pengenalan Internet. Arrummaisha A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada jaman modern ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat.

APLIKASI INTERNET UNTUK BISNIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang membutuhkan dorongan atau koneksi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab I PENDAHULUAN. meningkatkan efisiensi kehidupan manusia. Secara spesifik dalam penelitian di

TUGAS KARYA ILMIAH E-COMMERCE

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil hingga perusahaan yang besar memanfaatkan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA LAYANAN INFORMASI YANG ADA DI INTERNET. Nama : Ilham Dimas K Kelas : IX-4 No : 15

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE

Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

INTERNET. Apakah Internet itu?

Analisis Potensi Pasar dan Perilaku Pelanggan Layanan Online Shop

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN MATERI KELAS 9 INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III INTERNET LABORATORIUM MANAJEMEN MENENGAH 30

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum memasuki definisi industri kecil, terlebih dahulu kita perlu. macam definisi industri kecil tersebut antara lain:

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

Transkripsi:

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengusaha UKM Secara umum, pengusaha dapat diartikan sebagai seseorang yang bergerak dalam bidang bisnis tertentu. Istilah pengusaha erat kaitannya dengan istilah wirausaha atau wiraswasta. Riyanti (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan definisi wirausaha sebagai berikut: Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan serta permodalan operasinya. Wiraswasta menurut Saputro (2009) adalah suatu sikap mental yang berani menanggung resiko, berpikiran maju, berani berdiri di atas kaki sendiri. Definisi lain mengenai wirausahawan dikemukakan oleh Zimmer dalam Saputro (2009) yang menyatakan bahwa wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumberdaya yang diperlukan untuk mendirikannya. Usaha kecil menurut Pasal 1 Undang-Undang No.9 Tahun 1995 dalam Riyanti (2003) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri, bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi dengan usaha menengah atau usaha besar, serta berbentuk usaha perseorangan, atau badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 juga mendefinisikan usaha kecil sebagai entitas yang memiliki kriteria omzet per tahun sebagai berikut: (1). Kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

7 Usaha menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria: (1). Kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus ribu rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Berdasarkan berbagai definisi dan konsep di atas, pada dasarnya wirausahawan atau pengusaha UKM dalam konteks penelitian ini, merupakan seseorang yang mengusahakan sumberdaya yang ada di sekitarnya menjadi suatu peluang bisnis tertentu dan mengelola sumberdaya tersebut sehingga menjadi sesuatu dengan nilai tambah yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Definisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola dan memiliki usaha sendiri serta mempekerjakan orang lain dalam menjalankan usahanya. Wirausaha atau pengusaha yang dimaksud adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab penuh dan langsung atas unit usaha yang dijalankannya. Selain itu, dengan mengacu pada pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008, maka penelitian ini difokuskan kepada pengusaha dengan skala kecil dan menengah dengan omzet Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah). 2.1.2. Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis Keberadaan internet sebagai salah satu media dalam komunikasi massa saat ini menjadi hal yang tidak dapat terhindarkan. Berdasarkan data dari Internet World Stats, hingga tahun 1998, telah terpasang sekitar 160 ribu jaringan internet di seluruh dunia. Komunikasi melalui media internet di mana diperlukan adanya suatu perangkat berupa komputer atau sejenisnya, di kalangan para ahli komunikasi terutama komunikasi massa dikenal dengan istilah CMC (Computer Mediated Communication). Internet telah mampu diakses oleh jutaan orang melalui fasilitas yang ada di dalamnya, bahkan lebih dari setengah rumah tangga di Amerika telah mampu mengakses internet dan menggunakan fasilitas yang ada di dalamnya termasuk e-mail, mailing list, Usenet, dan FTP (Baran, 2003). Purwanto (2003) mengemukakan fasilitas internet yang dapat digunakan baik

8 dalam kegiatan bisnis maupun non bisnis diantaranya adalah; e-mail, mailing list, newsgroup, web, telnet, file protocol transfer (FTP), dan internet relay chat sebagaimana dijabarkan sebagai berikut: 1. E-mail (Electronic Mail) menurut Baran (2003) dapat diartikan secara harfiah sebagai surat elektronik di mana dengan memiliki akun e-mail, user dapat berkomunikasi dengan siapapun yang juga memiliki akun e-mail di tempat manapun di dunia tanpa dikenakan biaya tambahan karena jarak yang jauh dan hanya dikenakan biaya koneksi telepon lokal di wilayahnya. Sebagian besar layanan e-mail memungkinkan penggunanya untuk: menerima dan mengirim pesan, membaca ataupun menghapus pesan dari daftar dokumen yang diterimanya, mencetak atau menyimpan pesan, menyimpan alamatalamat e-mail tertentu serta mengirim balasan ataupun meneruskan pesan tersebut pada sejumlah orang pada saat yang bersamaan. 2. Mailing List menurut Baran (2003) merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna e-mail untuk bergabung pada suatu grup dengan subjek tertentu. User hanya perlu mendaftar pada sebuah grup tertentu dan kemudian semua pesan yang dikirimkan pada grup tersebut secara otomatis akan diteruskan kepada seluruh anggota dari mailing list tersebut. 3. World Wide Web (Web) merupakan salah satu cara mengakses informasi dari internet. Web dalam penggunaannya memerlukan suatu software yang disebut dengan internet browser untuk dapat menjelajah internet. Dengan adanya web dapat memberikan kemudahan akses dan menyimpan berbagai informasi baik yang berupa teks, grafik, gambar, dan suara bagi penggunanya. 4. Chatting merupakan kegiatan chat (diskusi) yang memungkinkan pengguna internet secara bersama-sama berpartisipasi dalam suatu diskusi tanpa dibatasi jumlahnya. Chat hanya menampilkan semua komentar dari peserta diskusi pada sebuah daftar besar yang bergulung. Peserta chat juga dapat memilih teman diskusinya dan menggunakan nama panggilan (nickname). Penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan dan pemanfaatan fasilitas internet berupa e-mail, mailing list, web, chatting. Hal tersebut dikarenakan fasilitas-fasilitas inilah yang banyak digunakan oleh orang awam kebanyakan. Penggunaan telnet (telecommunications networking) pada saat ini menurut

9 Purwanto (2003) telah banyak menghilang dari peredaran, seiring dengan perubahan atau peningkatan lokasi-lokasi telnet menjadi web. Begitu juga dengan penggunaan newsgroup yang memiliki fungsi hampir sama dengan mailing list sehingga peneliti hanya mengkaji salah satunya saja. Rahmana (2009) mengungkapkan fungsi penggunaan internet sebagai media teknologi informasi dalam menunjang bisnis UKM meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset. Fungsi komunikasi meliputi penggunaan internet sebagai media komunikasi untuk berhubungan dengan berbagai stakeholeder yang terkait dengan kepentingan bisnis perusahaan. Fungsi promosi digunakan untuk menawarkan produk perusahaan baik barang maupun jasa kepada konsumen maupun investor perusahaan. Fungsi Riset yaitu kegiatan yang dilakukan UKM dalam memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan terbaru tentang produk kondisi pasar dan persaingan. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui riset tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan usaha. Fungsi komunikasi terkait dengan pertukaran informasi yang dilakukan antara pemilik usaha baik dengan pelanggan maupun dengan rekan bisnisnya. Yuliana (2000) menyebutkan bahwa internet mendukung komunikasi dan kerjasama global antara pegawai, konsumen, penjual dan rekan bisnis yang lain. Selain itu, internet memungkinkan aplikasi Electronic Commerce (EC) yang dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi pemrosesan pesanan secara on-line, Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds Transfer (EFT). Fungsi promosi berkaitan dengan kegiatan menawarkan produk berupa barang maupun jasa pada konsumen maupun investor perusahaan. Promosi menurut Burnett dalam Mukodim (2007) adalah aktivitas pemasaran untuk mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen sehingga menciptakan permintaan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kegiatan promosi mengandung unsur pemasaran, komunikasi dan informasi. Promosi dalam konteks penelitian ini difokuskan pada fungsinya dalam

10 memasarkan produk dan menyampaikan informasi pada konsumen maupun rekan bisnis perusahaan. Fungsi riset sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya meliputi pencarian informasi dan riset mengenai produk maupun kondisi pasar. Informasi dapat diperoleh juga dengan bergabung dengan grup atau forum tertentu seperti yang dapat dilakukan melalui keanggotaan di mailing list. Hal tersebut senada dengan pendapat Yuliana (2000) bahwa internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda bekerjasama sebagai suatu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan memelihara produk atau pelayanan. Berdasarkan uraian di atas, dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis adalah penggunaan fasilitas internet yang mampu menunjang kegiatan bisnis dalam hal kegiatan komunikasi, promosi dan riset. Penggunaan e-mail, web, chatting, dan mailing list difokuskan pada kegiatan komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh pengusaha UKM dalam menunjang kegiatan bisnisnya. 2.1.3. Teori Sikap Tentang Hubungan Sikap dengan Perilaku Sikap telah menjadi konsep utama dalam psikologi sosial dalam perkembangannya (Allport dalam Baron & Byrne, 2003). Sikap seringkali dipandang sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku. Para ahli telah mengemukakan begitu banyak teori dan konsep mengenai sikap dan pembentukannya serta hubungan antara sikap dengan perilaku. Penelitian ini memfokuskan pada Theory of Reasoned Action yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen sebagai dasar dalam menguji hubungan antara sikap dan intensi dengan pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. Sikap Terhadap Perilaku Intensi Norma-Norma Subjektif Gambar 1. Teori Tindakan Beralasan Sumber: Fishbein dan Ajzen (1980) dalam Azwar (1998) Perilaku

11 Berdasarkan Gambar 1, Theory of Reasoned Action yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen dalam Sarwono (1999) memandang bahwa sikap dapat mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal, yaitu: (1) perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tertapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu; (2) perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh normanorma subjektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat; (3) sikap terhadap suatu perilaku bersama-sama dengan norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (aspek personal) dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif (Azwar, 1998). Intensi atau niat untuk berperilaku akan muncul sebagai akibat dari adanya sikap terhadap perilaku tertentu yang cenderung positif serta norma subjektif. Intensi menurut Sujanto, Lubis dan Hadi (2004) digunakan dalam arti yang meliputi pengertian: harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita, dan rencana-rencana seseorang. Secara sederhana intensi dapat diartikan sebagai niat untuk berperilaku (Azwar, 1998). Norma subjektif menurut Baron dan Byrne (2003) adalah keyakinan individu mengenai persepsi apakah orang lain akan menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut. Selanjutnya, intensi yang telah dimiliki oleh individu tersebut akan menjadi dasar pada perilaku yang dimunculkannya. Sikap dinilai dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi perilaku. Namun, sikap yang dinyatakan oleh seseorang tidak selalu sesuai dengan perilaku yang terlihat. Sikap seringkali tidak dapat secara langsung mempengaruhi perilaku. Tindakan atau perilaku yang muncul pada seseorang didahului oleh niat untuk berperilaku (intensi). Berdasarkan teori reasoned actions intensi pada gilirannya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sikap terhadap tingkah laku dan norma subjektif.

12 2.1.4. Sikap Terhadap Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis Sikap secara umum diartikan sebagai suatu kecenderungan yang dimilliki oleh individu ataupun kelompok untuk berperilaku. Sikap dapat berupa kecenderungan yang positif maupun negatif. Myers dalam Sarwono (1999) mendefinisikan sikap sebagai attitude is a favorable or unfavorable evaluative reaction to ward something or someone, exhibited in one s belief, feelings or intended behavior. Definisi tersebut senada dengan definisi sikap yang dikemukakan oleh Ajzen dalam Sarwono (1999), yaitu: an attitude is a disposition to respond favorably or unfavorably to an object, person, institution or event. Baron dan Byrne (2003) juga mendefinisikan sikap sebagai evaluasi terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka terhadap isu, ide, orang, kelompok sosial, objek, bahkan makanan penutup. Azwar (1998) memaparkan bahwa para ahli psikologi sosial mutakhir menggunakan dua pendekatan dalam mengklasifiksikan pemikiran tentang sikap, yaitu: (1) sikap dipandang sebagai kombinasi reaksi afektif, perilaku dan kognitif terhadap suatu objek (Brehm & Kassin et.al. dalam Azwar, 1998). Ketiga komponen tersebut secara bersama mengorganisasikan sikap individu. Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan tricomponent; (2) perlu adanya pembatasan konsep sikap hanya pada aspek afektif saja (singlecomponent). Sikap dipandang sebagai afek atau penilaian positif dan negatif terhadap suatu objek. Mar at (1981) dalam Ridhanova (2009) mendefinisikan sikap sebagai produk dari proses sosialisasi yang mengakibatkan seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya Dari sekian banyak definisi mengenai sikap tersebut secara keseluruhan semuanya mengemukakan adanya kesamaan pendapat mengenai konsep sikap, yaitu adanya ciri khas: (1) mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya) dan (2) mengandung penilaian (setuju-tidak setuju, suka-tidak suka) sebagaimana diungkapkan oleh Bem et.al dalam Sarwono (1999). Berdasarkan semua pengertian dan definisi di atas, dan merujuk pada kesimpulan Sarwono (1999) mengenai definisi sikap maka sikap merupakan suatu kecenderungan berperilaku terhadap suatu objek tertentu yang menunjukkan rasa

13 suka dan rasa tidak suka, setuju dan tidak setuju serta mengandung tiga komponen yang mengorganisasikan sikap individu tersebut, yaitu: 1. Kognitif Komponen kognitif terdiri dari pemikiran seseorang mengenai objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan. Sarwono (1999) mengungkapkan bahwa komponen kognitif merupakan komponen pengetahuan atau kesadaran akan suatu objek sikap tertentu. 2. Afektif Komponen afektif terdiri dari perasaan positif atau negatif yang diasosiasikan dengan objek sikap. Baron dan Byrne (2003) mendefinisikan afeksi sebagai perasaan dan suasana hati yang dirasakan oleh seseorang. Rakhmat (2008) juga mengemukakan bahwa afeksi berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap. Komponen afektif meliputi bagaimana faktor emosi dan perasaan individu mempengaruhi sikap. 3. Konatif Komponen konatif merupakan tendensi untuk melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan objek sikap. Azwar (1998) mendefinisikan konasi sebagai komponen sikap yang menunjukkan bagaimana kecenderungan perilaku yang terdapat dalam diri seseorang. Ketiga komponen tersebut mengorganisasikan sikap secara bersamaan. Azwar (1998) mengemukakan bahwa inferensi atau penyimpulan tentang sikap harus didasarkan pada suatu fenomena yang diamati atau diukur. Fokus dalam penelitian ini, fenomena yang akan diamati adalah mengenai pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. Azwar (1998) mengemukakan bahwa apabila salah satu saja di antara ketiga komponen sikap terebut tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi ketidak-selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap hingga konsistensi tersebut kembali tercapai. Sikap individu muncul akibat adanya proses tertentu yang bisa muncul dari dalam dan luar lingkungannya. Sikap terbentuk dari adanya interaksi dengan lingkungan sosialnya. Begitu banyak faktor-faktor internal dan eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini, dan masa datang yang ikut mempengaruhi perilaku manusia (Azwar, 1998). Secara umum dalam penelitian Riyanti (2003), faktor

14 demografi merupakan faktor yang melekat pada individu wirausaha. Faktor demografi dapat dikatakan sebagai karakteristik individu yang melekat pada diri seseorang. Melalui penelitian ini akan dilihat karakteristik individu yang ditekankan pada komponen usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa serta bidang usaha. Menurut Zimmerer dan Scarbough dalam Riyanti (2003), sebagian besar wirausaha di Amerika Serikat memulai usahanya pada usia 30 dan 40 tahun. Namun, banyak peneliti menemukan bahwa tidak ada batas usia dalam memulai karir sebagai wirausahawan (Riyanti, 2003). Bervariasinya usia seseorang ketika menjadi dunia wirausaha menjadi salah satu pertimbangan dalam penelitian ini sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap. Hurlock (2005) menyebutkan bahwa perkembangan karir berjalan seiring dengan proses perkembangan manusia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dikelompokkanlah usia pengusaha UKM menjadi tiga kelompok berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh Hurlock sebagai berikut: 1. Usia dewasa awal (18-40 tahun) Masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ada sebagian orang dewasa yang telah mempersiapkan diri untuk mencapai karirnya di masa depan. Namun, sebagian orang dewasa awal juga mengalami kebingungan untuk memilih karir yang sesuai dengan minatnya. Situasi ini juga dapat terjadi pada pengusaha UKM yang berada pada rentang usia dewasa awal ini. 2. Usia dewasa madya (40-60 tahun) Masa usia dewasa madya bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Pada usia ini, kebanyakan orang mencapai prestasi puncak. Hal tersebut dapat tercapai karena kebanyakan orang pada usia dewasa madya telah merasa mantap dengan pilihan kariernya serta memiliki pengalaman yang cukup. 3. Usia dewasa akhir (di atas 60 tahun) Pada masa ini, seseorang mulai mengurangi kegiatan karirnya atau berhenti sama sekali. Usia ini juga disebut sebagai usia pensiun. Namun, bagi pengusaha atau wirausahawan tidak menutup kemungkinan bahwa pada usia ini masih aktif untuk mengelola dan mengembangkan karir dan usahanya.

15 Faktor pendidikan juga diduga berpengaruh pada sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet. Riyanti (2003) mengemukakan bahwa pendidikan memainkan peranan penting pada saat wirausaha mencoba mengatasi masalahmasalah dan mengoreksi penyimpangan dalam praktik bisnis. Begitu pula hal tersebut berdampak pada pembentukan sikap yang akan diambil oleh pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. Pendidikan formal dianggap menjadi dasar yang baik sebagai sumber pengetahuan awal yang dapat berpengaruh terhadap sikap individu. Seringkali dalam berbagai studi mengenai sikap, perbedaan jenis kelamin akan memunculkan sikap yang berbeda pula. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga akan dikaji apakah faktor jenis kelamin juga mempengaruhi sikap terhadap pemanfaatan interenet pada wirausahawan. Kebudayaan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Begitu pula kebudayaan berpengaruh besar pada pembentukan sikap seseorang (Azwar, 1998). Skinner dalam Azwar (1998) sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kebudayaan telah menjadi bagian dalam diri seseorang dan menanamkan garis pengarah sikap seseorang terhadap berbagai masalah. Bagi sebagian suku di Indonesia, berdagang merupakan satu kebudayaan dan kebiasaan tersendiri. Beberapa suku di Indonesia terkenal dengan kelihaiannya untuk berdagang. Suku Bugis dan Banjar rata-rata memiliki pekerjaan berdagang, begitu pula dengan Etnis Tionghoa. Geertz (1981) mengemukakan bahwa sektor dagang di Indonesia sejak zaman dahulu banyak dikuasai oleh orang Cina, Arab dan India. Di Sumatera, orang Minangkabau (biasanya merupakan pedagang keliling) dan orang Batak merupakan suku bangsa yang berorientasi dagang. Oleh karena itu, dalam konteks penelitian ini akan dilihat kemungkinan perberdaan sikap terhadap internet yang dipengaruhi oleh kebiasaan dan kebudayaan yang dimiliki masing-masing etnis dan suku bangsa. Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis diduga akan bergantung pada bidang usaha yang dimiliki oleh pengusaha UKM. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kepentingan dan kebutuhan penggunaan internet pada usaha yang dimiliki oleh pengusaha UKM. Bidang usaha UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB secara keseluruhan dibagi ke dalam lima bidang usaha, yaitu: (1). Bidang jasa boga dan

16 penjualan aneka makanan dan minuman meliputi catering, rumah makan, kantin, warung makan, penjualan aneka makanan ringan dan kue, aneka masakan dan minuman, coklat; (2). Bidang perdagangan dan home industry meliputi aneka kerajinan handycraft, bunga kering, bunga plastik, souvenir, sendal dan tas; (3). Bidang perdagangan meliputi usaha sembako, tanaman hias, sayuran, aneka olahan ikan/daging sapi/ayam, alat elektronik dan logam, bahan bangunan, suku cadang, pakaian, kosmetik dan obat-obatan serta mainan; (4). Bidang jasa meliputi salon dan rias pengantin, bengkel dan tambal ban, digital print dan fotografi, pembuatan kusen, sewa kost dan rental; (5). Bidang perikanan, pertanian dan peternakan. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji mengenai sikap pengusaha UKM dengan melihat komponen-komponen sikapnya serta dihubungkan dengan karakteristik individu pengusaha UKM tersebut. Karakteristik individu yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi komponen usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, suku bangsa dan bidang usaha. Penelitian ini akan mengkaji karakteristik individu yang diduga memiliki hubungan dengan sikap pengusaha UKM terhadap internet dalam kegiatan bisnis. 2.2. Kerangka Pemikiran Sikap secara umum diartikan sebagai suatu kecenderungan yang dimilliki oleh individu ataupun kelompok untuk berperilaku. Sikap terbentuk dari adanya interaksi dengan lingkungan sosialnya. Begitu banyak faktor-faktor internal dan eksternal dari dimensi masa lalu, saat ini, dan masa datang yang ikut mempengaruhi perilaku manusia (Azwar, 1998). Secara umum, dalam penelitian Riyanti (2003), faktor demografi merupakan faktor yang melekat pada individu wirausaha. Faktor demografi dapat dikatakan sebagai karakteristik individu yang melekat pada diri seseorang. Karakteristik individu yang dikaji dalam penelitian ini ialah komponen usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa serta bidang usaha pengusaha UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB. Berdasarkan Theory of Reasoned Actions yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen dalam Azwar (1998) Intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (aspek personal) dan persepsi

17 individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif. Intensi atau niat untuk berperilaku akan muncul sebagai akibat dari adanya sikap terhadap perilaku tertentu yang cenderung positif serta norma subjektif. Sikap itu sendiri terdiri atas komponen-komponen yang mengorganisasikan sikap secara keseluruhan, yaitu: komponen kognitif berupa pengetahuan dan kepercayaan individu terhadap objek sikap; komponen afektif berupa perasaan dan emosi individu terhadap objek sikap, dan; komponen konatif berupa kecenderungan individu untuk berperilaku. Norma subjektif merupakan keyakinan individu mengenai apa yang orang lain inginkan agar ia perbuat (Sarwono, 1999). Karakteristik Individu: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendidikan 4. Suku Bangsa 5. Bidang Usaha Sikap terhadap pemanfaatan internet: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Konatif Norma Subjektif Intensi pemanfaatan internet Pemanfaatan Internet dalam kegiatan bisnis: 1. Komunikasi 2. Promosi 3. Riset Keterangan: : Berhubungan Gambar 2. Sikap Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Terhadap Pemanfaatan Internet dalam Kegiatan Bisnis. Sikap terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis bersama-sama dengan norma subjektif merupakan determinan dasar dari intensi atau niat yang akhirnya berhubungan dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. Rahmana (2009) mengemukakan bahwa fungsi penggunaan internet sebagai media teknologi informasi dalam menunjang bisnis UKM meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset. Fungsi komunikasi meliputi penggunaan internet sebagai media komunikasi untuk berhubungan dengan berbagai stakeholder yang terkait dengan kepentingan bisnis perusahaan. Fungsi promosi digunakan untuk menawarkan produk perusahaan baik barang maupun jasa kepada konsumen maupun investor perusahaan. Fungsi riset yaitu kegiatan yang dilakukan UKM dalam memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menambah

18 pengetahuan terbaru tentang produk kondisi pasar dan persaingan. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui riset tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan usaha. 2.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik individu memiliki hubungan dengan sikap terhadap pemanfaatan internet. 2. Sikap terhadap pemanfaatan internet memiliki hubungan dengan intensi terhadap pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. 3. Norma subjektif memiliki hubungan dengan intensi terhadap pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. 4. Intensi memiliki hubungan dengan pemanfaatan internet pada pengusaha UKM dalam kegiatan bisnis. 5. Sikap terhadap pemanfaatan internet, norma subjektif dan intensi memiliki hubungan dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. 2.4. Definisi Operasional Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Usia pengusaha UKM adalah lama hidup responden dari sejak lahir sampai dengan saat dilakukannya penelitian yang dikategorikan sebagai berikut. Kategori usia dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock (2005), yaitu: 1. usia 18-40 tahun 2. usia 40-60 tahun 3. usia >60 tahun 2. Tingkat pendidikan pengusaha UKM adalah pendidikan terakhir yang dilalui oleh responden yang dikategorikan sebagai berikut: 1. SLTP dan sederajat 2. SLTA dan sederajat

19 3. Akademi/Perguruan Tinggi 3. Jenis kelamin pengusaha UKM adalah karakteristik biologis responden yang dikategorikan sebagai berikut: 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. Suku bangsa pengusaha UKM merupakan suku bangsa yang dimiliki oleh pengusaha UKM yang dikategorikan sebagai berikut: 1. Jawa 2. Minang 3. Sunda 5. Bidang Usaha merupakan bidang usaha yang dimiliki dan dikelola oleh pengusaha UKM berdasarkan katergori bidang usaha menurut UPP-UKM LPPM IPB yang dikategorikan sebagai berikut: 1. Jasa boga dan penjualan aneka makanan dan minuman 2. Perdagangan dan home industry 3. Perdagangan 4. Jasa 5. Perikanan, pertanian dan peternakan 6. Norma Subjektif adalah keyakinan individu mengenai kemungkinan orang lain akan menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut (Baron dan Byrne, 2003). Norma Subjektif dapat diukur dengan pernyataan-pernyataan yang dapat mengidentifikasi keyakinan responden mengenai kemungkinan orang lain di lingkungannya akan menyetujui atau menolak responden untuk memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis. Penghitungan skor norma subjektif terhadap pemanfaatan internet untuk setiap jawaban adalah sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju

20 Penjumlahan dari skor tersebut disebut sebagai skor norma subjektif yang dikategorikan menjadi: 1. Norma subjektif pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet positif, dengan total skor norma subjektif berada pada interval 27<x 45 diberi kode 1. 2. Norma subjektif pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet negatif, dengan total skor norma subjektif berada pada interval 9 x 27 diberi kode 2. 7. Sikap terhadap pemanfaatan internet adalah kecenderungan berperilaku terhadap suatu objek tertentu yang menunjukkan rasa suka dan rasa tidak suka, setuju dan tidak setuju terhadap pemanfaatan internet. Pengukuran terhadap sikap dapat dilihat melalui pernyataan-pernyataan yang mengandung tiga komponen sikap, yaitu: a. Komponen kognitif meliputi pernyataan tentang pengalaman dan pengetahuan responden terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. b. Komponen afektif meliputi pernyataan tentang perasaan dan emosi responden terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis. c. Komponen konatif meliputi pernyataan mengenai kecenderungan untuk memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis. Penghitungan skor sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Penjumlahan dari skor tersebut disebut sebagai skor sikap yang dikategorikan menjadi: 1. Sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis positif, dengan skor total sikap berada pada interval 108<x 180 diberi kode 1.

21 2. Sikap pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis negatif, dengan skor total sikap berada pada interval 36<x 108 diberi kode 2. 8. Intensi adalah niat untuk berperilaku yang dapat diukur dengan pernyataanpernyataan mengenai niat untuk memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis. Penghitungan skor niat pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet untuk setiap jawaban adalah sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Penjumlahan dari skor tersebut disebut sebagai skor intensi yang dikategorikan menjadi: 1. Intensi pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis positif, dengan total skor intensi berada pada interval 36<x 60 diberi kode 1. 2. Intensi pengusaha UKM terhadap pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis negatif, dengan total skor intensi berada pada interval 12 x 36 diberi kode 2. 9. Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis meliputi proses komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh responden dengan menggunakan fasilitas (piranti) dalam internet berupa e-mail, mailing list, web dan chatting. Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis dapat diukur melalui frekuensi, durasi dan intensitas pemanfaatan internet dalam bidang komunikasi, promosi dan riset sebagai berikut: 1. Fungsi komunikasi meliputi penggunaan internet untuk berhubungan dengan berbagai stakeholeder yang terkait dengan kepentingan bisnis perusahaan. Kegiatan komunikasi dalam konteks penelitian ini meliputi kegiatan surat-menyurat dalam bisnis, conference, konsultasi on-line dengan konsumen maupun rekan bisnis. Pemanfaatan internet sebagai

22 fungsi komunikasi dalam kegiatan bisnis dapat diukur dengan frekuensi dan durasi komunikasi: 1. Frekuensi komunikasi diukur dari jumlah total kegiatan komunikasi (surat-menyurat, conference, konsultasi on-line) yang dilakukan oleh responden dalam satu minggu. 2. Durasi komunikasi diukur dari jumlah total lamanya kegiatan komunikasi (surat-menyurat, conference, konsultasi on-line) yang dilakukan oleh responden dalam satu hari dalam satuan jam. Pengkodean pemanfaatan internet sebagai fungsi komunikasi untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah 2. Fungsi promosi digunakan untuk menawarkan produk perusahaan baik barang maupun jasa kepada konsumen maupun investor perusahaan. Fungsi promosi meliputi kegiatan pemasaran dan menginformasikan produk kepada konsumen maupun rekan bisnis. Pemanfaatan internet sebagai fungsi promosi dalam kegiatan bisnis dapat diukur dengan frekuensi, durasi dan intensitas promosi: 1. Frekuensi promosi diukur dari jumlah total kegiatan memasarkan produk, beriklan dan menawarkan produk yang dilakukan dalam satu minggu. 2. Durasi promosi diukur dari jumlah total lamanya kegiatan promosi yang dilakukan responden melalui media internet dalam satuan jam. 3. Intensitas menurut Azwar (1998) adalah kedalaman atau kekuatan terhadap sesuatu. Intensitas promosi diukur dengan jumlah total respon berupa reply/jawaban, pemesanan dan pertanyaan balik (feedback) dari komunikan yang diperoleh oleh responden sebagai komunikator dalam sehari setelah dilakukan promosi. Pengkodean pemanfaatan internet sebagai fungsi promosi untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi

23 2. Sedang 3. Rendah 3. Fungsi Riset yaitu kegiatan UKM dalam memanfaatkan internet untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan terbaru tentang produk kondisi pasar dan persaingan. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh melalui riset tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnis yang mendukung pengembangan kegiatan usaha. Pemanfaatan internet sebagai fungsi riset dalam kegiatan bisnis dapat diukur dengan frekuensi dan durasi riset: 1. Frekuensi riset diukur dari jumlah total kegiatan mencari informasi tentang kondisi pasar dan persaingan yang dilakukan oleh responden dalam satu minggu. 2. Durasi riset diukur dari jumlah total lamanya kegiatan mencari informasi tentang kondisi pasar dan persaingan yang dilakukan oleh responden dalam satu hari dalam satuan jam. Pengkodean pemanfaatan internet sebagai fungsi riset untuk setiap jawaban dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah