14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai 03 Maret 2016, bertempat di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. B. Desain Penelitian Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei terhadap para anggota Kelompok Tani Ternak sapi potong di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Irawan (2007) mengatakan bahwa metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Penelitian survei dengan kuesioner diperlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan tercapai dengan baik. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pra survei dan survei. Tahap pra survei dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian dan menentukan responden. Tahap survei bertujuan untuk mendapatkan data primer dan sekunder melalui wawancara langsung kepada responden dan instansi/lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA). Teknik PRA adalah cara yang digunakan dalam melakukan kajian untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat (Driyamedia, 1996). PRA merupakan sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996). Langkah langkah penggunaan PRA yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi yang ada di lokasi penelitian, perumusan masalah dan penetapan prioritas, identifikasi alternatif-alternatif pemecahan 14
15 masalah/pengembangan gagasan, serta pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat. Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD) bersama anggota tani ternak di Desa Kemuning, Desa Girimulyo, dan Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. C. Teknik Penentuan Sampel 1. Metode Penentuan Lokasi Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei (survey method) terhadap anggota kelompok tani ternak dalam usaha penggemukan sapi potong di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun, 1995). Penentuan daerah sampel ini karena Kecamatan Ngargoyoso memiliki populasi ternak sapi potong yang cukup tinggi yaitu 5.049 ekor pada tahun 2013. Penentuan lokasi daerah penelitian secara purposive sampling yaitu dilakukan di tiga desa, meliputi Desa Kemuning, Desa Girimulyo dan Desa Puntukrejo. Hal ini disebabkan ketiga daerah tersebut memiliki Kelompok Tani Ternak yang aktif berkontribusi dalam usaha penggemukan sapi potong di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. 2. Penentuan Responden Metode pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Penelitian accidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Responden dalam penelitian ini berasal dari angggota Kelompok Tani Ternak yang dapat ditemui pada saat pertemuan rutin anggota Kelompok Tani Ternak. Penelitian ini menggunakan 62 responden yang diambil dari 3 desa yaitu, 17 responden dari desa
16 Kemuning, 11 responden dari desa Puntukrejo, dan 34 responden dari desa Girimulyo. Responden adalah semua peternak yang mempunyai ternak milik sendiri, gaduhan, maupun ternak milik kelompok. D. Jenis dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya. Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini terdiri dari beberapa cara, yaitu kuesioner, wawancara maupun observasi. 2. Data sekunder adalah data-data pendukung yang diperoleh dari bukubuku, maupun sumber lain yang diterbitkan oleh instansi terkait. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai instansi yang terkait. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Interview (Wawancara), yaitu pengumpulan data dengan menggunakan alat penelitian yang berupa kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai kebutuhan peneliti. 2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap potensi peternakan di Kecamatan Ngargoyoso, dan pencarian data data sekunder melalui instansi, kepustakaan dan pendukung lainnya. 3. Studi pustaka merupakan pengumpulan data dari buku, jurnal ilmiah, internet maupun sumber yang relevan dan sesuai dengan penelitian. 4. Focus Grup Discussion (FGD) FGD atau kelompok diskusi terarah bertujuan untuk menggali gagasan, mengidentifikasi, merumuskan masalah serta mencari alternatif pemecahan masalah yang efektif dan efisien. FGD yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini mencakup beberapa orang peserta yang terdiri dari
17 perwakilan kelompok masing masing KTT, petugas penyuluh lapangan dari dinas terkait, dan narasumber. Forum diskusi ini dipandu oleh seorang moderator yang akan mengarahkan peserta untuk mendiskusikan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan model pemberdayaan kelompok tani ternak di Kecamatan Ngargoyoso. F. Definisi dan Operasional 1. Kelompok Tani Ternak Kelompok tani ternak adalah sekumpulan petani yang beranggotakan peternak peternak yang terikat secara non formal dan di bentuk atas dasar kesamaan pemikiran, kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. 2. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah sebuah upaya pengembangan diri seseorang melalui keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain. 3. Kemampuan pelaku pemberdayaan Kemampuan pelaku pemberdayaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh pelaku pemberdayaan yang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat. Kemampuan pelaku pemberdayaan diukur melalui tiga aspek perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) yang berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat dan perencanaan partisipatif dengan sejumlah parameter. 4. Keberdayaan mayarakat Keberdayaan mayarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu bertahan dan mampu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan-tujuannya. 5. Modal fisik Modal fisik adalah fasilitas yang digunakan sebagai alat dan pendukung utama terselenggaranya suatu proses usaha atau aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan seperti tempat tinggal, sarana transportasi, alat-alat penunjang proses usaha dan sebagainya.
18 6. Modal manusia Modal manusia adalah aset yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas tertentu seperti tingkat pendidikan, kesehatan, dan kemampuan membangun hubungan/asosiasi antar sesama. 7. Modal sosial Modal sosial adalah suatu norma atau nilai yang telah dipahami bersama oleh masyarakat yang dapat memperkuat jaringan sosial/kerja yang positif, terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan, menumbuhkan kepedulian dan solidaritas yang tinggi antar sesama. G. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (descriptive analysis) dan analisis indentifikasi kebutuhan. Analisis deskriptif dapat menggambarkan keadaan daerah penelitian secara menyeluruh sehingga dapat mengetahui profil anggota kelompok, faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan peternakan sapi potong di Kecamatan Ngargoyoso. Analisis identifikasi kebutuhan masyarakat digunakan untuk menganalisis kebutuhan masyarakat setelah profil anggota kelompok tani ternak dideskripsikan. 1. Analisis Deskriptif Data penelitian yang didapatkan di analisis dengan analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran mengenai situasi, kejadian atau memberikan gambaran hubungan antar fenomena, membuat prediksi serta implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Manti et al., 2003). Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. 2. Analisis Identifikasi Kebutuhan Analisis identifikasi kebutuhan adalah proses dimana seseorang mendefinisikan kebutuhan dan memutuskan apa prioritas mereka. Hal ini merupakan upaya untuk mengidentifikasi kebutuhan anggota kelompok tani ternak dalam pengembangan peternakan sapi potong sehingga dapat
19 dianalisis untuk mengetahui beberapa faktor pendukung dan penghambat sehingga dapat dilakukan perumusan alternatif model pemberdayaan. 3. Alur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut : Perumusan Masalah Mengetahui profil anggota z kelompok tani ternak sapi potong Penelitian survei berbasis Participatory Rural Appraisal (PRA) Mengidentifikasi kebutuhan, faktor pendukung dan penghambat Perumusan alternatif model pemberdayaan anggota kelompok tani ternak sapi potong Focus Group Discussion (FGD) untuk memformulasikan dan memilih model pemberdayaan anggota kelompok tani ternak sapi potong Penentuan model pemberdayaan anggota kelompok tani ternak dalam pengembangan peternakan sapi potong Gambar 1. Alur penelitian Keterangan : Peneliti mulai menentukan perumusan masalah yang terjadi di lokasi penelitian dengan menggunakan metode PRA untuk mengetahui profil anggota kelompok tani ternak, mengidentifikasi kebutuhan, faktor pendukung dan penghambat anggota kelompok tani ternak dalam peternakan sapi potong, sehingga didapat perumusan alternatif model pemberdayaan anggota kelompok tani ternak melalui FGD. FGD digunakan untuk memformulasikan dan memilih model pemberdayaan. Tahap selanjutnya adalah penentuan model pemberdayaan kelompok tani ternak dalam peternakan sapi potong.