SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dan perancangan pembuatan Sistem Pakar Sistem Pakar Pengolahan Data Hadits

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. identifikasi penyakit pada tanaman buah naga dengan menggunakan metode

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

PERANCANGAN APLIKASI UNSUR HARA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT MENGGUNAKANCERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS KULIT WAJAH YANG SESUAI PADA BEDAK VIVA DENGAN MENGGUNAKA METODE CERTAINTY FACTOR

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES DALAM MENENTUKAN VARIETAS TANAMAN KELAPA SAWIT BERDASARKAN KETEBALAN TEMPURUNG DAN DAGING BUAH

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-September 2014, ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA HAMA KUTU DAUN PADA TANAMAN WORTEL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. diagnosa penyakit pada Kanker Rahim dengan menggunakan metode certainty

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA ANGGREK PHALAENOPSIS BERBASIS WEB

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ADENIUM (KAMBOJA JEPANG)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MESIN JAHIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

DAFTAR ISI. BAB III... Error! Bookmark not defined.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat

Feresi Daeli ( )

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERANCANGAN APLIKASI INFORMASI UNTUK DETEKSI PENYAKIT VERTIGO

PENALARAN INEXACT. KETIDAKPASTIAN dan KAIDAH

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE LAPTOP MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Bhaskara Adhi Pradhana A

BAB I PENDAHULUAN. dalam informasi sangatlah penting. Teknologi mempunyai peranan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

REPRESENTASI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) BERBASIS RULE (RULE-BASED) DALAM MENGANALISA KEKURANGAN VITAMIN PADA TUBUH MANUSIA

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

PEMBERIAN ALASAN YANG TIDAK EKSAK

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN FUZZY MCDM BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia, terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

CERTAINTY FACTOR UTHIE

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

BAB I PENDAHULUAN. Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah kanker primer

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ANGINA PEKTORIS (ANGIN DUDUK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES

JURNAL IMPLEMENTASI NET BELIEF CERTAINTY FACTOR PADA SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN

PENERAPAN CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PAPAYA

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA BABY BLUES PADA WANITA DALAM MASA NIFAS DENGAN MENERAPKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

Sistem Pakar Untuk Mengetahui Gangguan Depresi Mayor Dengan Menggunakan Faktor Kepastian

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan tingkat kematangan yang sesuai ketika dilakukan kegiatan panen.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akan memeriksa dan melakukan diagnosa. Bila dokter cukup sibuk dan

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari variasi warna, ukuran dan bentuk bunga yang dihasilkan. Hal lain

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat, ini dapat dilihat dari kemunculan berbagai aplikasi-aplikasi yang

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Linda Wahyuni 1, Surya Darma 2 1 Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi STMIK Potensi Utama 1,2 STMIK Potensi Utama, Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan 1 linda_irsyad83@yahoo.co.id, 2 surya.darma_pu@yahoo.com Abstrak Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara, di samping itu banyaknya jenis penyakit pada tanaman kelapa sawit dan kurangnya informasi untuk menangani penyakit tersebut bahkan susahnya orang awam dalam berkonsultasi langsung dengan seorang pakar membuat petani kesulitan dalam menangani penyakit pada tanaman kelapa sawit tersebut. Dari penjelasan di atas untuk itu penulis membuat suatu sistem pakar mendiagnosa penyakit tanaman kelapa sawit dengan metode certainty factor yang dimaksudkan untuk membantu kerja petani dalam memberikan informasi serta kesimpulan dari penyakit yang di derita pada tanaman kelapa sawit tersebut. Experimen yang dilakukan dengan menggunakan Basis Rule untuk mendiagnosa gejala-gejala penyakit tanaman kelapa sawit dan jenis penyakit kelapa sawit tersebut, dan memberikan solusi yang tepat untuk penanganannya. Kata kunci : sistem pakar, penyakit kelapa sawit, certainty factor. 1. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, boleh dikatakan komputer telah menjadi benda yang umum di jumpai diberbagai aspek kehidupan manusia, misalnya sebagai alat bantu bisnis, alat komunikasi dan navigasi, alat bantu pendidikan, alat bantu sains, sampai alat bantu dalam proses produksi. Untuk memaksimalkan kemampuan komputer diperlukan perangkat lunak yang handal dalam menangani pemrosesan data dan penyajian informasi yang dibutuhkan [4] Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara.[2] Ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu mesin seolah-olah memiliki kecerdasan buatan dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan padanya disebut dengan artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Sistem pakar merupakan salah satu software yang dapat menduplikasi fungsi seorang pakar dalam suatu bidang keahlian. Hal ini dilakukan dengan cara memberi basis pengetahuan dan inferensi sehingga dapat menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah. Program ini bertindak sebagai seorang penasehat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu. Metode inferensi dalam penulisan ini menggunakan metode certainty factor yang merupakan pendekatan yang dimulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan dan penalarannya secara deduktif, yang menentukan fakta spesifikasi dari aturan-aturan yang umum untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih khusus. Salah satu aplikasi sistem pakar adalah dalam bidang pertanian khususnya yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman kelapa sawit. Masyarakat awam kurang memahami dalam menangani gejala-gejala penyakit pada tanaman kelapa sawit, disamping itu kurangnya informasi membuat masyarakat awam buta akan menyimpulkan jenis penyakit apa yang diderita oleh tanaman kelapa sawit tersebut, hal ini juga salah satu faktor menurunnya devisa negara dalam mengekspor minyak kelapa sawit ke luar negeri. Dengan demikian pada makalah ini akan dirancang suatu sistem yang bertujuan untuk menyajikan pengadopsian cara berpikir manusia

kedalam suatu program sistem pakar yang mampu mendiagnosa penyakit tanaman kelapa sawit dengan metode certainty factor sebagai alat bantu dalam mengambil kesimpulan pada penyakit tanaman kelapa sawit tersebut. 2. Dasar Teori 2.1 Sistem Pakar Sistem Pakar (Expert System) adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup sulit sehingga membutuhkan seorang yang ahli untuk menyelesaikannya [1]. Semakin banyak pengetahuan yang dimasukkan kedalam sistem pakar, maka sistem tersebut akan semakin bertindak sehingga hampir menyerupai pakar sebenarnya. Gambar : 1. Konsep Dasar Sistem Pakar 2.2 Kekurangan Sistem Pakar Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada Sistem Pakar, diantaranya [5]: 1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya. 2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar. 3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar. kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.[2] 2.4 Metode Certainty Factor Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan [3]. Dalam mengekspresikan derajat keyakinan, Certainty Theory menggunakan suatu nilai yang disebut certainty factor (CF) untuk mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. certainty factor memperkenalkan konsep belief/keyakinan dan disbelief/ketidakyakinan. Konsep ini kemudian diformulasikan dalam rumusan dasar sebagai berikut: CF[H,E] = MB[H,E] MD[H,E] Keterangan : CF = Certainty Factor (Faktor Kepastian) dalam Hipotesis H yang dipengaruhi oleh fakta E. MB = Measure of Belief (Tingkat Keyakinan), merupakan ukuran kenaikan dari kepercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E. MD = Measure of Disbelief (Tingkat Ketidakyakinan), merupakan kenaikan dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E. E = Evidence (Peristiwa atau Fakta) Ada 3 hal yang mungkin terjadi pada metode Certainty Factor, yaitu : 1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis. Jika e1 dan e2 adalah observasi ditunjukkan oleh gambar. 2, Maka: 2.3 Sekilas Sejarah Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 567 ton ke negara-negara Eropa, Gambar : 2. Dua Efidence 2. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis.jika h1 dan h2 adalah hipotesis yang ditunjukkan oleh gambar. 3. Gambar : 3. Kombinasi Beberapa Hipotesis

Maka : 1. Use Case Diagram Adapun diagram yang menggambarkan interaksi beberapa aktor dalam sistem yang di rancang ini dapat dilihat pada gambar. 5 berikut ini: SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR 3. Beberapa aturan saling bergandengan, ketidak pastian dari suatu aturan menjadi input untuk aturan yang lainnya. Jika beberapa aturan saling bergandengan ditunjukkan oleh gambar. 4 berikut: Login user Login pakar Mengolah data pakar Input data user Input data aturan Input data penyakit Pakar Melakukan konsultasi <<extend>> Mengolah basis pengetahuan User Gambar : 4. Beberapa Aturan Saling Bergandengan Mendapatkan hasil konsultasi Manipulasi hasil Maka : MB[h,s] = MB [h,s] * max (0,CF[s,e]) MB [h,s] = ukuran kepercayaan h berdasarkan keyakinan penuh terhadap validitas s. [6] 2.5 Kelebihan dan Kekurangan Certainty Factor Kelebihan dari metode Certainty Factor adalah: 1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar yang mengandung ketidak pastian. 2. Dalam sekali proses perhitungan hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga [5]. Sedangkan kekurangan metode Certainty Factor adalah: 1. Pemodelan ketidak pastian yang menggunakan perhitungan metode Certainty Factor biasanya masih diperdebatkan. 2. Untuk data lebih dari 2 buah, harus dilakukan beberapa kali pengolahan data [5]. 3. Analisa dan Perancangan Desain Sistem Perancangan desain sistem yang akan dibangun menggunakan pemodelan Unified Modelling System ( UML ). Diagram-diagram yang digunakan use case diagram, dan sequence diagram konsultasi saja. Melihat laporan hasil konsultasi Gambar : 5. Use Case Diagram Pada use case diagram di atas terdapat 2 aktor yaitu User, dan Pakar. Kedua aktor tersebut memiliki peranan masing-masing, yaitu tugas user yang melakukan konsultasi, sebelum user melakukan aktifitas konsultasi user diwajibkan login terlebih dahulu sebagai login user, langkah selanjutnya yaitu mengisi data user, dikarenakan agar seorang pakar dapat mengetahui pengguna sistem tersebut, setelah user melakukan konsultasi, user dapat melihat langsung hasil konsultasi tersebut. Pakar disini bertindak sebagai mengolah data pakar, menginput data aturan, menginput data penyakit, mengolah basis pengetahuan, manipulasi hasil setelah sebelumnya telah melakukan login pakar terlebih dahulu, dan melihat laporan hasil konsultasi untuk keperluan akses sistem. 2. Sequence Diagram Konsultasi Sequence Diagram menggambarkan perilaku pada sebuah skenario, diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek dan message (pesan) yang diletakkan diantara objek-objek ini di dalam use case, dalam hal ini penulis hanya menggambarkan skenario sequence diagram konsultasi. Gambar. 6 berikut merupakan sequence diagram konsultasi user.

User Input data user Data User Memberikan pertanyaan Menjawab Pertanyaan Hasil Diagnosa Menu Konsultasi Simpan data user User Memberikan pertanyaan Cek Gejala Diagnosa Gambar : 6. Sequence Diagram Konsultasi 4. Pembahasan Representasi Pengetahuan Basis Pengetahuan Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah cara untuk menyajikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi antara suatu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain dan dapat dipakai untuk menguji kebenaran penalarannya. Representasi pengetahuan dibutuhkan untuk menangkap sifat-sifat penting masalah dan mempermudah prosedur pemecahan masalah dalam mengakses informasi. Format representasi harus mudah dipahami sehingga seorang programmer mampu mengekspresikan pengetahuan (fakta), namun semua cara tersebut harus mengacu pada dua entitas berikut. 1. Fakta, yaitu kejadian sebenarnya. Fakta inilah yang akan kita representasikan. 2. Representasi dari fakta. Berdasarkan representasi inilah kita dapat mengolah fakta.[6] Basis pengetahuan yang di dalam sistem pakar ini akan digunakan untuk menentukan proses pencarian atau menentukan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis. Hasil yang diperoleh setelah pengguna melakukan interaksi dengan sistem pakar yaitu dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Basis pengetahuan yang di gunakan didalam sistem pakar ini terdiri dari : gejala-gejala yang diderita dan hasil diagnosa yang diberikan oleh pakar. Adapun tabel keputusan untuk gejala-gejala yang terjadi dapat dilihat pada tabel. 1 dibawah ini: (tabel dilampiran) Dalam memecahkan masalah metode yang digunakan adalah metode Certainty Factor serta kaidah produksi IF THEN dimana gejala-gejala pada penyakit kelapa sawit di umpamakan dengan Jika dan solusi penanggannya diumpamakan dengan Maka. Bentuk pernyataannya adalah : JIKA [gejala 1] JIKA [gejala 2] DAN [gejala 3] MAKA [Penyakit] Berikut ini merupakan algoritma yang di gunakan dalam mendiagnosa penyakit pada tanaman kelapa sawit. 1. Kaidah untuk Penyakit Daun Bibit Muda (Anthracnose) IF Daun terdapat bercak-bercak dikelilingi warna kuning, AND Adanya warna hitam dan coklat di antara tulang daun, AND Daun yang terserang menjadi kering, THEN Penyakit daun bibit muda (anthracnose) 2. Kaidah untuk Penyakit Akar (Blast Disease) IF Akar menjadi lunak, AND Daun bibit kusam berwarna kekuning-kuningan yang dimulai dari bagian ujung daun, AND Daun menjadi layu, AND Daun berubah warna menjadi kuning cerah, AND Daun terdapat bercak-bercak dikelilingi warna kuning, THEN Penyakit akar (blast disease) 3. Kaidah untuk Penyakit Tajuk (Crown Disease) IF Tanaman berumur 2-4 tahun, AND Helai daun mulai dari pertengahan sampai ujung pelepah kecil-kecil, AND Daunnya robek-robek, AND Pelepah membengkok, AND Jaringan yang terinfeksi pada pelepah yang tidak membuka berwarna coklat kemerah-merahan, THEN Penyakit tajuk (crown disease) 4. Kaidah untuk Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal Stem rot atau ganoderma) IF Pelepah daun tampak layu, AND Pelepah daun berwarna pucat, AND Bagian daun paling tua mengalami nekrosis, AND Pelepah daun akan patah dan menggantung, AND Daun tombak (pupus) yang baru muncul tidak membuka dan berkumpul lebih dari 3 helai, AND Pangkal batang menghitam, AND Keluar getah pada bagian yang terinfeksi, THEN Penyakit busuk pangkal batang (basal stem rot atau ganoderma) 5. Kaidah untuk Penyakit Busuk Batang Atas (Upper Stem Rot) IF Warna daun yang terbawah berubah, AND Kuncup daun terinfeksi, AND Pembusukan pada batang,

AND THEN Batang yang membusuk berwarna keabu-abuan, Penyakt Busuk Batang Atas (Upper Stem Rot) Karena semua evidence pada antecedent diketahui dengan pasti maka rumusnya menjadi : CF(H,e) = CF(H,E) 6. Kaidah untuk Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry Basal Rot) IF Tandan buah membusuk, AND Pembentukan bunga terhambat, AND Pelepah daun bagian bawah patahpatah, THEN Penyakit busuk kering pangkal batang (dry basal rot) 7. Kaidah untuk Penyaki Busuk Kuncup (Spear Rot) IF Jaringan pada kuncup membusuk AND Jaringan kuncup berwarna kecoklatcoklatan, AND Tajuk mudah di cabut, AND Kuncup membengkok, THEN Penyakit busuk kuncup (spear rot) 8. Kaidah untuk Penyakit Garis Kuning (Patch Yellow) IF Daun tampak bercak-bercak lonjong berwarna kuning dan ditengahnya terdapat warna coklat, AND Daun yang terserang menjadi kering, AND Daun berguguran, THEN Penykit garis kuning (patch yellow) 9. Kaidah untuk Penyakit Busuk Tandan (Bunch Rot) IF Tanaman berumur 3-10 tahun, AND Permukaan tandan terdapat benangbenang jamur putih mengkilat, AND Perikarpnya menjadi lembek dan busuk, AND Warna buah berubah menjadi kecoklatan dan berubah lagi menjadi kehitam-hitaman, THEN Penyakit busuk tandan (bunch rot) 5. Penerapan Metode Certainty Factor Metode certainty factor yang akan diterapkan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah metode dengan rumus certainty factor sebagai berikut : CF(H,e) = CF(E,e) * CF(H,E) Di mana : CF(E,e) : certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e. CF(H,E) : certainty factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti, yaitu ketika CF(E,e) = 1. CF(H,e) : certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e. Contoh perhitungan nilai certainty factor untuk sistem ini adalah sebagai berikut: JIKA Daun terdapat bercak-bercak dikelilingi warna kuning, DAN Adanya warna hitam dan coklat di antara tulang daun, DAN Daun yang terserang menjadi kering, MAKA Penyakit daun bibit muda (anthracnose) CF = 0.9 Dengan menganggap E 1 : daun terdapat bercak-bercak dikelilingi warna kuning E 2 : adanya warna hitam dan coklat di antara tulang daun E 3 : daun yang terserang menjadi kering Nilai certainty factor hipotesis pada saat evidence pasti adalah : CF(H,E) = CF(H,E 1 E 2 E 3 ) = 0.9 Dalam kasus ini, kondisi tanaman tidak dapat ditentukan dengan pasti. Certainty factor evidence E yang dipengaruhi partial evidence e ditunjukkan dengan nilai sebagai berikut: CF(E 1, e) = 0.9 CF(E 2, e) = 0.7 CF(E 3, e) = 0.9 Sehingga CF(E,e) = CF(E 1 E 2 E 3, e) = min [CF(E 1,e), CF(E 2,e), CF(E 3,e)] = min [0.9, 0.7, 0.9] = 0.7 Nilai certainty factor hipotesis adalah: CF(H,e) = CF(E,e) * CF(H,E) = 0.7 * 0.9 = 0.63 Hal ini berarti besarnya kepercayaan pakar terhadap nilai penyakit dengan kode penyakit P001 adalah 0.63 atau bila diprosentasekan nilainya menjadi 63%. Nilai CF (Rule) didapat dari interpretasi term dari pakar, yang diubah menjadi nilai CF tertentu sesuai tabel. 2 berikut. Tabel : 2. Certainty Factor (CF) Rule Uncertain Term CF Definitely not (pasti tidak) -1.0 Almost certainly not (hampir pasti -0.8 tidak) Probably not (kemungkinan besar -0.6 tidak) Maybe not (mungkin tidak) -0.4 Unknown (tidak tahu) -0.2 to 0.2 Maybe (mungkin) 0.4 Probably (kemungkinan besar) 0.6 Almost certainly (hampir pasti) 0.8 Definitely (pasti) 1.0

6. Hasil Form ini merupakan tampilan data knowledge. Pada form ini terdapat aturan dari beberapa pertanyaan berupa gejala dari penyakit tanaman kelapa sawit yang bersangkutan. Gambar. 7 berikut ini menampilkan form knowledge. Daftar Pustaka: [1] Arhami Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta, Andi Offset. [2] Fauzi Yan, et al, 2002, Kelapa Sawit, Jakarta, Penebar Swadaya. [3] Kusumadewi Sri, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu, Yogyakarta [4] Roger Presman, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak, Yogyakarta, Penerbit Andi. [5] Sutojo, et al, 2011, Kecerdasan Buatan, Jogyakarta, Andi Offset. [6] Wahyuni Linda, 2013, Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kanker Tulang, Prosiding SNIf STMIK Potensi Utama 2013. 7. Kesimpulan Gambar : 7. Form Knowledge Dari uraian secara teoritis dan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis akan mencoba menarik kesimpulan. Adapun kesimpulan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tanaman Kelapa Sawit dengan Metode Certainty Factor menunjukkan bahwa sistem pakar ini dapat mendiagnosa penyakit tanaman kelapa sawit sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh user dengan nilai keakuratan 85%. 2. Sistem yang penulis rancang hanya dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman kelapa sawit saja. 3. Metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah metode Certainty Factor. 4. Dengan dilakukannya pemakaian sistem informasi yang tepat terutama dalam masalah konsultasi, maka hasil yang diperoleh dalam menangani masalah tersebut akan jauh lebih cepat, sehingga data yang dibutuhkan akan lebih cepat dan efisien sekalipun data yang diolah banyak. 5. Sistem pakar yang dibuat akan memberikan solusi berupa penanganan awal serta pola penanganan penyakit tanaman kelapa sawit. 6. Sistem Informasi ini telah dirancang dan diimplementasikan menggunakan program Visual Basic 2010 dan Ms. SQL Server 2008 sebagai databasenya dan sudah dapat digunakan untuk konsultasi mengenai penyakit pada tanaman kelapa sawit.