BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. bersaing. Agar dapat terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN INTELLECTUAL CAPITAL DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Aset tidak berwujud yang paling dasar adalah Human Capital atau sumber

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berakibat pada krisis keuangan namun juga berakibat pada krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi telah banyak mengubah pola bisnis masa kini. Pertukaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan labor based business (bisnis berdasarkan tenaga kerja) ke arah

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan sehingga. tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

SKRIPSI. Oleh : ANGGORO NUR FAJAR B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas operasional, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya secara berkala, karena semua berjalan oleh manusia maka penilaian kinerja sebenarnya adalah penilaian atas segala prilaku setiap individu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam organisasi. Bagi shareholders, laba hanyalah ukuran pengembalian, sementara value added adalah ukuran yang diciptakan oleh stakeholders dan kemudian didistribusikan kepada stakeholders yang sama. Value added yang dianggap memiliki akurasi lebih tinggi dihubungkan dengan return yang dianggap sebagai ukuran bagi shareholder. Sehingga dengan demikian keduanya dapat menjelaskan kekuatan stakeholder dalam kaitannya mengukuran kinerja organisasi. Mereka menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan. Namun keterbatasan dari statement keuangan di dalam menjelaskan nilai perusahaan menunjukkan fakta bahwa sumber nilai ekonomi tidak lagi berupa produksi bahan baku, tetapi penciptaan intellectual capital. Intellectual capital meliputi modal Sumber Daya Manusia (SDM) dan struktur yang terkemas dalam pelanggan, proses, database, merek dan sistem, telah memainkan peran yang 1

semakin penting di dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan kinerja bagi perusahaan. Modal yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi, seperti itu lah yang dinamakan sistem manajemen yang berbasis pengetahuan. Rupert (dalam Sawarjuwono, 2003:36) mengatakan bahwa: Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat diperoleh cara untuk memprediksi penggunaan modal dan tingkat pengembaliannya dalam berinvestasi, penentuan harga saham yang diterbitkan dan tingkat pendapatan per lembarnya, keputusan operasional, pembiayaan dan sistem pembagian deviden, tingkat pengembalian saham tahunan, serta cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing. Dan berkurangnya atau bahkan hilangnya aktiva tetap dalam neraca perusahaan tidak menyebabkan hilangnya penghargaan pasar terhadap perusahaan. Hal ini tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar atas perusahaan-perusahaan tersebut sangat tinggi. Perhatikan tabel berikut: Tabel 1.1 Market Value and Assets (in billions of dollars) Company Market Value Net Assets Hidden Value General Electric 169 31 138 (82%) Coca-cola 148 6 142 (96%) Exxon 125 43 82 (66%) Microsoft 119 7 112 (94%) Intel 113 17 96 (85%) Sumber: data diolah sendiri, 2011

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terdapat selisih antara market value dan net asset (book value), sehingga adanya selisih antara keduanya menandakan adanya hidden value yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan. Terjadinya selisih tersebut karena terdapat intangible asset yang tidak dicatat dalam neraca oleh perusahaan (Stewart, 1997 dalam Astuti, 2005:694). Adanya selisih antara nilai buku dan nilai kapitalisasi saham pada knowledge based industries menunjukkan terjadinya missing value pada laporan keuangan yang oleh Stewart kemudian disebut sebagai intellectual capital. Intellectual capital merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan (corporate value). Meningkatnya pengakuan akan intellectual capital di dalam mendorong nilai dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran yang tepat akan intellectual capital perusahaan belum dapat ditetapkan. Pengajuan suatu ukurannya untuk menilai efisiensi adalah nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Value Added Intellectual Coefficient VAIC ). Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan yaitu physical capital, human capital, dan structural capital. Berikut adalah data yang diolah penulis untuk menggambarkan perkembangan nilai ROE, EPS, dan ASR pada tahun 2008, 2009, dan 2010 dengan mengambil dari 10 perusahan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di masing-masing kategorinya.

Tabel 1.2 Nilai Return On Equity pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan Argha Karya Prima Alumindo Light Metal Aqua Golden Mississippi Astra International Gudang Garam Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Colorpak Indonesia Fajar Surya Wisesa Mandom Indonesia Tbk Indofarma Sumber: data diolah sendiri, 2011 Kategori Plastics and Glass Metal and Allied Food and Beverages Automotive and Allied Tobacco Manufacturers Cables Chemical and Allied Paper and Allied Consumer Goods Pharmaceuticals ROE (%) 2008 2009 2010 4,03 12,72 19,13 10,35 1,23 1,09 18,89 20,29 20,60 39,44 46,44 41,11 15,62 17,12 26,38 25,26 27,96 8,27 19,41 26,84 38,15 13,77 2,71 24,46 23,86 20,65 20,00 7,57 3,33 4,24 Rasio Return On Equity digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. Terlihat dalam tabel diatas PT

Argha Karya Prima, PT Gudang Garam Tbk, dan PT Colorpak Indonesia mengalami kenaikan nilai ROE setiap tahunnya secara berturut-turut. Namun sebaliknya pada PT Alumindo Light Metal dan PT Mandom Indonesia Tbk mengalami penurunan nilai ROE setiap tahunnya secara berturut-turut. Sedangkan dengan perusahaan lainnya nilai ROE terlihat fluktuatif setiap tahunnya secara berturut-turut. Tabel 1.3 Nilai Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan Argha Karya Prima Alumindo Light Metal Aqua Golden Mississippi Astra International Gudang Garam Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Colorpak Indonesia Fajar Surya Wisesa Mandom Indonesia Tbk Indofarma Sumber: data diolah sendiri Kategori Plastics and Glass Metal and Allied Food and Beverages Automotive and Allied Tobacco Manufacturers Cables Chemical and Allied Paper and Allied Consumer Goods Pharmaceuticals EPS (dalam juta rupiah) 2008 2009 2010 33,73 100,16 139,11 103,01 14,83 85,13 5007,63 6255,43 7286,85 1610,35 2270,30 2480,02 750,27 977,34 1796,02 253,16 319,24 93,85 31,85 31,85 100,90 49,22 14,75 111,68 614,68 571,22 619,75 3,57 1,62 0,69 Selain ROE laba juga berdampak pada earning per share (EPS), yaitu apabila labanya naik maka EPS juga akan naik. EPS merupakan hasil yang di

peroleh pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang beredar. EPS merupakan hal yang diperhatikan oleh para calon investor sebab para calon investor dapat mengetahui berapa banyak laba yang bisa di peroleh atas kepemilikan sahamnya pada perusahaan tersebut. Terlihat dalam tabel diatas PT Argha Karya Prima, PT Aqua Golden Mississippi, PT Astra International, PT Gudang Garam Tbk, PT Colorpak Indonesia mengalami kenaikan nilai EPS setiap tahunnya secara berturut-turut. Namun sebaliknya hanya pada PT Indofarma mengalami penurunan nilai ROE setiap tahunnya secara berturut-turut. Sedangkan dengan perusahaan lainnya nilai ROE terlihat fluktuatif setiap tahunnya secara berturut-turut. Tabel 1.4 Nilai Annual Stock Return pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perusahaan Argha Karya Prima Alumindo Light Metal Aqua Golden Mississippi Astra International Gudang Garam Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Colorpak Indonesia Fajar Surya Wisesa Mandom Indonesia Tbk Kategori Plastics and Glass Metal and Allied Food and Beverages Automotive and Allied Tobacco Manufacturers Cables Chemical and Allied Paper and Allied ASR 2008 2009 2010-0,08 0,36 0,45 0,08-0,66 0,27-0,01 0,49 0,01-1,57 0,72 0,33-0,94 0,82 0,40-1,10 0,77-0,38 0,08 0,02-2,64-0,16 0,05 0,31 Consumer Goods -0,53 0,36 0,02

Indofarma Sumber: data diolah sendiri Pharmaceuticals -2,24 0,96 1,12 Annual stock return (ASR) mengukur perubahan harga saham termasuk deviden dan disesuaikan untuk setiap saham yang bervariasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah jumlah deviden yang diberikan oleh perusahaan kepada investornya. Peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham juga menjadi naik. Dalam tabel diatas PT Argha Karya Prima, PT Aqua Golden Mississippi, dan PT Indofarma yang mengalami kenaikan nilai ASR setiap tahunnya secara berturut-turut, hanya PT Colorpak Indonesia saja yang mengalami penurunan, sedangkan perusahaan lainnya terlihat fluktuatif setiap tahunnya secara berturut-turut. Persaingan bisnis yang kuat telah mengubah cara pandang perusahaanperusahaan dalam menjalankan strateginya untuk bertahan dan berusaha menjadi perusahaan yang unggul diantara perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan mulai mengubah pola bisnis klasik yang memprioritaskan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju pola bisnis moderen yaitu bisnis yang berdasarkan pengetahuan (knowledge based business), sehingga karakter utama perusahaannya menjadi perusahaan yang berbasis ilmu pengetahuan. Perubahan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.

Praktek akuntansi tradisional tidak menyajikan identifikasi dan pengukuran intangibles dalam organisasi, khususnya organisasi yang berbasis pengetahuan. Jenis intangible baru seperti kompetensi karyawan, hubungan dengan pelanggan, model-model simulasi, sistem administrasi dan komputer tidak diakui dalam model pelaporan manajemen dan keuangan tradisional. Bahkan intangible tradisional seperti kepemilikan merek, paten dan goodwill jarang dilaporkan di dalam laporan keuangan. Konsep human capital di Indonesia masih dalam masa transisi, pengukuran human capital bisa digunakan 1 dengan fair value dimana fair value telah mendapat perhatian baik dalam International Financial Reporting Standard (IFRS) dan International Accounting Standards (IAS) maupun International Standards on Auditing (ISA). Fair value menurut IFRS sendiri adalah jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's lenght transaction). Dimana fair value human capital perusahaan di Indonesia diterapkan pada investment in training and development, investment practise for improved retention, dan investment in job secure work forces. Berdasarkan penelitian Tan et al. (2007), fenomena yang muncul dalam kaitannya antara Intellectual Capital terhadap Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari ROE, EPS, dan ASR adalah melalui pengambilan keputusan berbasis pengetahuan (knowledge based). Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia antara lain adalah penelitian Ulum (2008) menggunakan data dari

130 perusahaan Indonesia yang bekerja di sektor perbankan untuk tiga tahun, 2004 hingga 2006. Menurut Abdolmohammadi (dalam Kuryanto, 2005: 10) Perusahaan keuangan termasuk perusahan kategori old economy karena aktivitasnya selalu menggunakan aktiva keuangan. Maka dari itu peneliti disini menggunakan sampel pada perusahaan sektor manufaktur untuk tiga tahun, 2008 hingga 2010. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tadi, penulis mencoba untuk lebih fokus terhadap variabel stimulus yaitu intellectual capital sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan dan keterikatannya dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel output. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam dengan judul PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN (KAJIAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA). 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan pada kajian kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data mengenai perbedaan Intellectual Capital dan keterikatannya terhadap kinerja keuangan perusahaan yang kemudian dianalisis dan diinterprestasikan sehingga diharapkan akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh dari kedua variabel tersebut. 1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penulis dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis, yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan pada kajian perusahasan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan Manajemen Keuangan. Manfaat yang mungkin dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Aspek akademis, penelitian dapat memberikan manfaat teoritis dalam pengembangan ilmu akuntansi kontemporer, terutama dalam kajian Modal Intelektual yang masih mencari model dan format pengukuran yang tepat. 2. Aspek praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya, khususnya melalui pengelolaan modal intelektualnya agar terus dapat bersaing di dunia pasar global.