Burden (Beban) Penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan berbagai penyakit dan bahkan kematian (BKKBN, 2007). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I. PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. WHO memperkirakan tiap

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kerusakannya (WHO, 2016). Sebagai penyebab utama disabilitas jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

Asia Tenggara termasuk dalam region dengan angka kejadian TB yang tinggi. Sebesar 58% dari 9,6 juta kasus baru TB pada tahun 2014 terjadi di daerah As

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Tri Kurniasih, FE UI, 2009

A. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. dan alergi meningkat di berbagai wilayah seluruh dunia, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronik yang tidak. umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut WHO

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Burden disease (beban penyakit) merupakan permasalahan yang menjadi perhatian para pengambil keputusan dalam penanggulangan penyakit. Paper ini menjabarkan sekilas tentang burden disease. Burden (Beban) Penyakit Handout Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular & Penyakit Tidak Menular Ade Heryana, S.SiT, M.KM

BEBAN (BURDEN) PENYAKIT 1. Pendahuluan Setiap kejadian penyakit (menular maupun tidak menular) selalu menimbulkan beban (burden) bagi komunitas atau negara. Beban penyakit dapat diidentikkan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang hilang akibat kejadian yang berhubungan dengan kesehatan. Aikins & Agyemang (2016) mendefinisikan beban penyakit sebagai konsekuensi biaya, yakni sebagai akumulasi biaya medis, ekonomis, dan psikososial pada suatu kondisi penyakit. Namun demikian, beban penyakit tidak hanya dikalkulasikan dalam bentuk biaya. Beberapa ahli epidemiologi, memasukkan unsur biaya dan tenaga/manusia dalam menentukan beban penyakit. Kelsey, Petiti & King (1998) dan Truman & Teutchs (1998), mengestimasi beban penyakit dan disabilitas pada populasi tertentu dengan ukuran-ukuran antara lain: a. Insiden (jumlah kasus baru pada periode tertentu); b. Prevalens (jumlah pasien dengan kasus penyakit pada satu periode); c. Mortalitas (angka kematian). Pada penyakit tidak menular (PTM), perhitungan beban penyakit yang paling mudah adalah dengan angka mortalitas (Brownson, 1998) d. Case-Fatality Rate (CFR) e. Jumlah hari disabilitas (disability days) selama berlangsungnya kejadian penyakit; f. Hidup (lives), jumlah tahun-hidup (life-years), atau jumlah tahun-sehat (healthy-years) yang hilang pada satu kondisi penyakit tertentu; g. Kualitas kehidupan (quality of life); h. QALY (Quality-Adjusted Year Life), DALE (Disability-Adjusted Life Year), atau HeaLY (Healthy Life Year); ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 1

i. Biaya perawatan per pasien/individu pada kondisi tertentu atau cost of illness; dan j. Kontribusi kondisi penyakit terhadap produktivitas yang hilang. Dengan demikian dari uraian di atas, burden penyakit dapat digambarkan dengan menggunakan ukuran sebagai berikut: 1. Biaya: cost of illness atau biaya medis, biaya ekonomis, biaya psikososial; 2. Waktu: DALY, QALY, HeaLY, disability day; dan 3. Tenaga/Orang: Insiden, Prevalen, mortalitas, modbiditas, CFR, produktivitas yang hilang. Sumber data pengukuran burden penyakit bisa didapat dari studi deskriptif epidemiologi, salah satunya adalah surveilans epidemiologi. Ratusan studi epidemiologi menunjukkan bahwa burden PTM dapat dikurangi dengan mengurangi faktor risiko perilaku seperti merokok, aktivitas fisik kurang, atau rendahnya utilisasi layanan mamografi (Brownson, 1998). 2. Konsep Global Burden Disease versi WHO Konsep Global Burden Disease (GBD) atau beban penyakit secara global, mulai dipublikasikan tahun 1996 oleh WHO. Konsep ini merupakan konsep yang paling komprehensif dan konsisten dalam mengestimasi mortalitas dan morbiditas penyakit. Konsep ini dibuat untuk mengkuantifikasi beban akibat kematian dini (prematur mortality) dan disabilitas (disability) bagi penyakit-penyakit utama atau kelompok penyakit. Konsep GBD menggunakan ukuran sederhana kesehatan populasi yang disebut DALYs (Disability-Adjusted Life Years). DALY mengkombinasikan Years Life Lost (YLL) dan YLD (Years Live with Diability). Kesehatan suatu populasi secara ringkas dapat diukur dengan mengkombinasikan data mortalitas dan indikator kesehatan non-fatal, menjadi satu angka. Angka tersebut bisa dalam bentuk DALY, atau QALY (Quality-Adjusted Life Year), DALE (Disability-Adjusted Life Expectancy), dan HeaLY (Healthy Life Year). Masing-masing ukuran tersebut ada kelemahan dan kelebihan. DALY merupakan ukuran yang paling banyak digunakan. ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 2

Istilah disability atau disabilitas pada konsep ini adalah perpindahan dari kondisi sehat yang ideal pada kondisi apapun. Misalnya: mobilitas, self-care, kegiatan sehari-hari, rasa sakit dan tidak nyaman, ketegangan dan depresi, serta ketidakmampuan berfikir. 3. Disability-Adjusted Life Year (DALY) DALY pada prinsipnya adalah menghitung kesenjangan (gap) kesehatan yang bertentangan dengan harapan orang terhadap kesehatan. DALY menghitung perbedaan antara situasi saat ini dengan situasi ideal seseorang untuk hidup dengan standar umur harapan hidup, dan dalam kesehatan yang sempurna. Standar usia harapan hidup untuk wanita adalah 80 tahun, dan pria adalah 82,5 tahun sesuai dengan tabel hidup (life table). Menurut konsep ini, pendekatan terbaik untuk mengukur beban penyakit adalah dengan unit waktu. Rumus perhitungan DALY adalah sebagai berikut: DALY = YLL + YLD Dimana, DALY = Disability-Adjusted Life Year (jumlah tahun hidup yang disesuaikan dengan disabilitas); YLL = years of life due to premature mortality (jumlah tahun hidup pada kematian dini); YLD = years of lived with disability (jumlah tahun hidup dengan disabilitas) YLL pada suatu populasi diukur dengan mengalikan jumlah kematian penyakit (N) dengan standar usia harapan hidup pada kematian (dalam tahun, L), sehingga rumusnya adalah: YLL = N L YLD pada suatu populasi diukur dengan mengalikan jumlah insiden penyakit (I) dengan rata-rata durasi disabilitas (L) dan faktor disabilitas penyakit (Disability Weight, DW), atau dengan rumus sebagai berikut: YLD = I DW L ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 3

Nilai DW berkisar antara 0 (sehat sempurna) sampai dengan 1 (mati), lihat tabel 1. Dalam menginterpretasikan faktor disabilitas penyakit, sering terdapat kekeliruan. Misalnya, faktor disabilitas untuk AIDS adalah 0,50. Hal ini bukan berarti orang dengan AIDS memiliki setengah usia kehidupan, atau orang dengan AIDS memiliki derajat kesehatan setengah dari orang sehat. Jadi pada interpretasi faktor disabilitas, kita tidak membandingkan orang sehat secara langsung dengan orang sakit. Tabel 1. Contoh Faktor Disabilitas (Weight Disability) Berbagai Penyakit (Sumber: Murray & Lopez, 1996, dalam WHO) Penyakit/Gejala Sisa Rata-rata Faktor Disabilitas (tanpa pengobatan) Rata-rata Faktor Disabilitas (dengan pengobatan) AIDS 0,50 0,50 Infertilitas 0,18 0,18 Diare (episode) 0,11 0,11 Measles (episode) 0,15 0,15 Tuberculosis 0,27 0,27 Malaria (episode) 0,20 0,20 Trachoma (kebutaan) 0,60 0,49 Trachoma (rabun) 0,24 0,24 Infeksi pernafasan bawah (episode) 0,28 0,28 Infeksi pernafasan bawah (kronis, gejala sisa) 0,01 0,01 Kanker (tahap terminal) 0,81 0,81 Diabetes melitus (tanpa komplikasi) 0,01 0,03 Depresi mayor unipolar (episode) 0,60 0,30 Sindrom ketergantungan alkohol 0,18 0,18 Parkinson (kasus) 0,39 0,32 Alzheimer (kasus) 0,64 0,64 Gangguan stress pasca traumatik 0,11 0,11 Angina Pectoris 0,23 0,10 Congestive heart failure 0,32 0,17 Penyakit paru obstruktif (kasus simtom) 0,43 0,39 Asma (kasus) 0,10 0,06 Bisu Tuli 0,22 0,17 Benign Prostatic Hypertrophy 0,04 0,04 Osteoarthritis (gejala Hip atau Lutut) 0,16 0,11 Cedera otak (gejala sisa, jangka panjang) 0,41 0,35 Cedera tulang belakang 0,73 0,73 Terkilir 0,06 0,06 Luka bakar > 60% (jangka panjang) 0,25 0,25 ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 4

Interpretasi yang benar terhadap faktor disabilitas pada penyakit adalah sebagai berikut (lihat tabel 1): - Jumlah tahun hidup penderita tuberculosis (0,27) lebih baik dibanding jumlah tahun hidup penderita AIDS (0,50); atau jumlah tahun hidup penderita AIDS (0,50) lebih baik dibanding jumlah tahun hidup penderita kanker tahap terminal (0,81); - Dalam satu tahun lebih baik seseorang hidup sehat lalu mati, dibandingkan orang dalam satu tahun menderita AIDS lalu mati; dan - Lebih baik seseorang hidup selama tiga tahun dengan AIDS (3 tahun x 0,5 = 1,5 tahun sehat yang hilang) dibandingkan orang sehat hidup hanya 1 tahun. 4. Latihan Soal Sebuah negara (X) dengan populasi sebanyak 100 juta penduduk, terdistribusi menurut kelompok umur sesuai tabel 2 di bawah. Kantor dinas kesehatan negara tersebut ingin mengetahui beban penyakit Acute Myocardial Infarction (AMI) dengan mengukur DALY pada masing-masing kelompok umur. Faktor disabilitas AMI adalah 0,50 dengan atau tanpa pengobatan. Dengan menggunakan data-data hipotesis berikut, hitunglah DALY sebagai beban penyakit AMI di negara tersebut menurut kelompok umur. Tabel 2. Data Hipotesis Populasi dan Mortalitas Penyakit AMI di Negara X Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin & Kelompok Usia Populasi Jumlah Kematian Standar Usia Harapan Hidup (tahun) Insiden per 1.000 penduduk Rata-rata Durasi Disabilitas (tahun) Laki-laki 0 4 7.500.000 2.000 79,1 0 0 5 14 14.750.000-70,8 0 0 15 29 22.500.000 3.000 57,9 0 0 30 44 21.750.000 4.000 43,0 0 0 45 59 18.000.000 12.000 28,7 0 0 60 69 9.000.000 13.000 17,2 2 10 70 79 5.000.000 16.000 10,1 10 5 80+ 1.500.000 13.000 5,3 30 3 TOTAL 100.000.000 63.000 68,1 ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 5

Jenis Kelamin & Kelompok Usia Populasi Jumlah Kematian Standar Usia Harapan Hidup (tahun) Insiden per 1.000 penduduk Rata-rata Durasi Disabilitas (tahun) Perempuan 0 4 7.500.000 2.000 81,6 0 0 5 14 14.750.000-73,4 0 0 15 29 22.500.000 3.000 60,5 0 0 30 44 21.750.000 4.000 45,9 0 0 45 59 18.000.000 12.000 31,7 0 0 60 69 9.000.000 13.000 20,0 3 10 70 79 5.000.000 16.000 12,1 15 5 80+ 1.500.000 13.000 5,8 40 3 TOTAL 100.000.000 63.000 70,3 5. Literatur Aikins, Ama de-graft, dan Charles Agyemang, Introduction: Addressing the Chronic Non-communicable Disease Burden in Low-and-Middle-income Countries, dalam Ama de-graft Aikins dan Charles Agyemang (eds.), Chronic Noncommunicable Disease in Low and Middle-income Countries, UK, CABI International, 2016. Brownson, Ross C., Epidemiology: the Foundation of Public Health, dalam Ross C. Brownson dan Diana B. Petiti, (eds.), Applied Epidemiology: Theory and Practice, New York: Oxford University Press, 1998 Kelsi, Jennifer L., Diana B. Petiti, dan Abby C. King, Key Methodologic Concepts and Issues dalam Ross C. Brownson dan Diana B. Petiti, (eds.), Applied Epidemiology: Theory and Practice, New York: Oxford University Press, 1998 Oni, Tolu, dan Nigel Unwin, Chronic Non-communicable Disease and Infectious Disease dalam Ama de-graft Aikins dan Charles Agyemang (eds.), Chronic Non-communicable Disease in Low and Middle-income Countries, UK, CABI International, 2016. Truman, Benedict I., dan Steven M. Teutsch, Screening in Community, dalam Ross C. Brownson dan Diana B. Petiti, (eds.), Applied Epidemiology: Theory and Practice, New York: Oxford University Press, 1998 ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 6

World Health Organization. Environmental Burden of Disease Series. http://www.who.int/quantifying_ehimpacts/national/en/index.html ADE HERYANA, S.SIT, M.KM 7