Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
Kelompok seperti inilah yang menjadi target grup program Pamsimas

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

PENCETAKAN dan PENGGUNAAN POSTER DAN SPANDUK

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

LATAR BELAKANG PROGRAM PAMSIMAS III

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

MEDIA KOMUNIKASI PAMSIMAS 2011 DICETAK DI TIAP PROPINSI

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

PNPM MANDIRI PERDESAAN

: [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum

I. LATAR BELAKANG. Petunjuk Pencetakan & Penggunaan Poster & Spanduk PAMSIMAS III

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

ROMS - 6 SULAWESI TENGAH. GORONTALO, SULAWESI UTARA, MALUKU, MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

Laut, Kota Baru, Tanah Bumbu, dan Banjar. Di provinsi Nusa Tenggara Timur tersebar di 11 kabupaten/kota,

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

LAMPIRAN G. Indikator Strategi Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO-UNICEF dalam joint monitoring 2004, perihal kinerja sektor Air Minum dan Sanitasi.

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PAMSIMAS PEDOMAN PELAKSANAAN DI TINGKAT MASYARAKAT. Desember 2006

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN DESA SASARAN PROGRAM PAMSIMAS

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Bogor, 18 s.d 27 Maret 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TA 2015

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 67 TAHUN 2007 TENTANG PENDATAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBERLANJUTAN DESA PASCA

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hari Prasetyo Controll and Analysis Program Implementation Specialist Tim Advisory PNPM Mandiri Perkotaan.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei 2015 Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah Akses Universal Tahun 2019

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI TENTANG

Program Padat Karya Pangan (PKP) MENGATASI SITUASI SULIT DENGAN UPAH BERAS

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

: PENDATAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

1. Apakah yang dimaksud dengan keuangan desa? 2. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan desa?

LAPORAN PERKEMBANGAN KINERJA KOMITE PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LAMPIRAN E. Pengenalan Methodology for Participatory Assessments (MPA)

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

-1- PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SPAM OLEH KELOMPOK MASYARAKAT YANG DIBANTU FASILITATOR

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BUPATI MALUKU TENGGARA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Palembang, 25 Maret s.d 3 April 2014

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAAN

JADWAL PELATIHAN FM BARU PAMSIMAS II TAHUN Surabaya, Maret 2014

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 2 2. MAKSUD DAN TUJUAN 2 3. LOKASI DESA SASARAN PAMSIMAS 3 4. IDENTITAS VISUAL 4 5. PANDUAN PENGGUNAAN 5

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan melalui air dan lingkungan. Saat ini masih banyak warga di seluruh

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR (

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS II TINGKAT MASYARAKAT

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV.B.21. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP (PIP) DI KABUPATEN KULON PROGO

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

Bagaimana Kegiatan Dilaksanakan? Siswa-siswi SDN Kwangsan 02 di Kec. Jumapolo Kab. Karanganyar Jawa Tengah melakukan demo PHBS dalam rangkaian program Pamsimas. Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metoda MPA/PHAST. Pendekatan metoda ini menempatkan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. Metoda ini pada dasarnya menitikberatkan pada pelibatan seluruh masyarakat (laki-laki - perempuan, kaya miskin, tua - muda) dalam seluruh proses kegiatan; mulai dari identifikasi masalah dan analisa situsi, perumusan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan sarana serta monitoring dan evaluasi. MPA (Methodology for Participatory Assessments) digunakan sebagai pendekatan dalam membuat rencana di tingkat masyarakat, khususnya pada penilaian kebutuhan terhadap sarana air minum dan sanitasi. Sedangkan PHAST (Participatory Hygiene And Sanitation Transformation) digunakan dalam menyusun rencana kerja khususnya dalam melakukan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat dan sekolah. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 41

Isu gender dan kemiskinan adalah mainstreamed dalam proses perencanaan masyarakat dengan metoda MPA/PHAST, sehingga memastikan bahwa laki-laki perempuan, kaya miskin, tua muda, terlibat dalam penentuan kebutuhan mereka sendiri dan dalam pengambilan keputusan terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Aspek kebutuhan masyarakat menjadi panduan dan pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kegiatan Pamsimas, antara lain : [i] Pelaksanaan kegiatan secara lintas sektor dan lintas program, [ii] Pendekatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat (demand responsive approach), [iii] Sensitif gender dan kemiskinan dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengambilan keputusan kegiatan di tingkat masyarakat, [iv] Menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metoda MPA/PHAST, [v] Masyarakat mempunyai kewenangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan monitoring, [vi] Dana diberikan langsung ke rekening masyarakat, [vii] Adanya kontribusi masyarakat dalam kegiatan sebesar 20% (4% tunai, 16% berupa material lokal dan tenaga kerja), dan [viii] Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator. Peta sosial sebagai upaya untuk melakukan pemetaan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat desa (Pamsimas Kab. Muara Enim Sumatra Selatan) Proses kegiatan ditingkat masyarakat dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan laki-laki-perempuan, kaya-miskin, tua-muda 42 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Program Pamsimas Berbasis masyarakat : Seluruh proses perencanaan Pamsimas seperti pemilihan kebutuhan air dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat, tidak terkecuali kaum perempuan. Kemitraan antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator. Partisipatif : Masyarakat terlibat secara aktif dalam seluruh proses kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan hasil kegiatan. Transparansi : Kegiatan dilakukan bersama masyarakat dan seluruh kegiatan dapat diakses data/informasinya melalui media oleh masyarakat dan stakeholder. Tanggap kebutuhan : Penyelenggaraan kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat, dengan memberi kesempatan seluas-luasnya pada masyarakat untuk memberikan pilihan dan hak bersuara dalam proses kegiatan. Penghargaan dan pengembangan : Dana hibah sebagai upaya untuk mengembangkan kesadaran masyarakat dalam memprioritaskan kepentingan bersama dan keberpihakan pada masyarakat miskin dan orang-orang rentan dan terisolasi yang kurang terlayani. Tepat Mutu : Fasilitas yang dibangun memenuhi rancangan / disain dan standar teknik yang ditetapkan, dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas. Kesinambungan/keberlanjutan sarana : Sarana yang dibangun dipelihara oleh masyarakat, berfungsi dan dapat menyediakan air minum secara terus menerus baik secara kualitas dan kuantitas. Keberpihakan pada masyarakat miskin : Orientasi kegiatan dalam proses maupun pemanfaatan berguna bagi masyarakat miskin. Kesetaraan gender : Program Pamsimas memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan, seperti halnya laki-laki, untuk berpartisipasi dalam seluruh proses kegiatan. Dapat dipertanggungjawabkan : Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam hal tepat sasaran, tepat waktu, tepat pembiayaan dan ketepatan mutu pekerjaan. Masyarakat Kab. Muara Enim Sumatera Selatan mendengarkan penjelasan tentang program Pamsimas Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 43

Langkah-Langkah Pelaksanaan Program Guna menjamin pencapaian tujuan, sasaran program dan menjamin kelancaran pelaksanaan komponen-komponen kegiatan, dibutuhkan langkah-langkah : [i] Persiapan awal program dari tingkat pusat sampai tingkat masyarakat (desa), [ii] Penentuan provinsi dan kabupaten/kota sasaran, [iii] Sosialisasi program tingkat pusat sampai tingkat desa, [iv] Seleksi dan penentuan desa/kelurahan sasaran, [v] Pelaksanaan program di tingkat desa, kegiatan penyiapan dan pengkondisian ma- syarakat, pendampingan masyarakat, penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan penyiapan dana masyarakat dalam DIPA, [vi] Pendampingan peningkatan kapasitas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui pelaksanaan kegiatan replikasi dengan pendekatan Pamsimas, [vii] Strategi pencapaian outcome dan tujuan program pada daerah sasaran, dan [viii] Monitoring partisipatif dan outcome, serta studi penilaian dampak program untuk mengetahui efektifitas, efisiensi serta perubahan prilaku di masyarakat. Tidak Ya Tidak Ya 44 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Sumber Pendanaan, Alokasi dan Cara Pembayaran Seorang siswi Sekolah Dasar di desa Tuksongo Kec. Borobudur Kab. Magelang Jawa Tengah tengah mempraktikkan cuci tangan pakai sabun pada program

Sumber Pendanaan, Alokasi dan Cara Pembayaran Warga desa Salebu Kec. Mangunreja Kab. Tasikmalaya Jawa Barat melakukan kegiatan gotong royong membangun hidran umum pada program Pamsimas. Sumber Pendanaan Pendanaan program Pamsimas melalui sumber dana kredit IDA (International Development Association) No. Cr. 4204-IND, Rupiah Murni dan Rupiah Murni Pendamping dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, dan dana kontribusi masyarakat. Total dana untuk program Pamsimas US $ 275.100.000, dengan rincian sbb : No. Sumber Pendanaan Jumlah (USD) 1. Pinjaman Bank Dunia (IDA Credit) 137.500.000 2. Pendamping Pusat (APBN) 51.900.000 3. Pendamping Daerah (APBD) 49.200.000 4. Kontribusi Masyarakat 36.500.000 Jumlah 275.100.000 Setiap Desa/Kelurahan akan mendapat alokasi dana untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi sebesar kurang lebih Rp 275 juta, atau sesuai nilai Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Sumber dana tersebut berasal dari : masyarakat (20%; dengan rincian 4% tunai dan 16% berupa material lokal dan tenaga kerja) atau sebesar Rp 55 juta, dana pendamping dari pemerintah daerah (10%) atau Rp 27,5 juta, dan sisanya (70%) atau Rp 92,5 juta berasal dari pinjaman Bank Dunia (IDA Credit). Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat Adanya kontribusi masyarakat sebesar 20% dimaksudkan sebagai wujud dari komitmen sense of belonging dan sense of responsibility terhadap kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan masyarakat sendiri. Semakin besar kontribusi masyarakat semakin tinggi komitmennya untuk memiliki dan bertanggung jawab pada pelaksanaan kegiatan Pamsimas. Dengan demikian dana bantuan Pamsimas pada hakekatnya merupakan stimulan dan penghargaan atas tumbuhnya kepedulian, prakarsa, inisiatif dan rasa memiliki dan bertanggungjawab masyarakat. Untuk itu, dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) Pamsimas hanya dapat dicairkan apabila masyarakat telah merealisasikan swadaya, baik in-cash maupun in-kind. Dana hibah desa berupa BLM disalurkan secara langsung ke rekening masyarakat melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Masyarakat diharuskan membuka rekening pada bank atau PT Pos setempat. 46 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

. Sumber Pendanaan Komponen Pembiayaan Pamsimas Bank Dunia Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat Kontribusi Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat & Pengembangan Lembaga PHBS Hibah Insentif Kab.-Desa SAMS Manajemen Projek Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program Pamsimas PUSAT PUSAT SK Menteri PU PROVINSI Masyarakat Kontribusi in-kind dan in-cash KAB./KOTA SKPD Pamsimas SK Bupati/Walikota Satker PIP-PPK Pamsimas DIPA APBD SPPB I DIPA APBN SPPB II KABUPATEN/KOTA Rek. Pamsimas LKM Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 47

Kondisi daerah Provinsi NTT 48

Replikasi Program Pamsimas Sebagai sebuah program pemerintah yang bersifat proyek, Pamsimas akan berakhir pada tahun 2013. Program ini hanya merupakan stimulan untuk tumbuhnya prakarsa Pemerintah Daerah maupun masyarakat untuk meniru dan mengembangkan program sejenis (cloning) di desa-desa lainnya yang secara teknik dan kualitas sama dengan program Pamsimas. Kunci keberhasilan proyek Pamsimas adalah terletak pada bagaimana program ini dilestarikan ditiru dan dikembangkan di wilayahnya secara mandiri dengan sumber daya sepenuhnya dari Pemda dan masyarakat. Selama periode proyek berjalan, diharapkan setiap kabupaten/kota sudah melakukan kegiatan replikasi sebanyak 1 s/d 3 desa untuk setiap 10 desa/kelurahan peserta program Pamsimas sesuai kemampuan fiskal kabupaten/kota masing-masing. Kegiatan replikasi dimulai paling tidak setelah kabupaten/kota menyelesaikan program Pamsimas di 10 desa/kelurahan. Keberhasilan program disuatu desa dapat dijadikan sebagai model untuk direplikasi. Pendanaan kegiatan replikasi desa berasal sepenuhnya dari APBD Kabupaten/Kota dan masyarakat. Kegiatan replikasi diharapkan dapat mempercepat pencapaian target MDG di sektor penyediaan air minum dan sanitasi melalui penyediaan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Berbasis Masyarakat, meningkatkan peran Pemda untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin di daerahnya, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengelola sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat. Jadi replikasi dimaksudkan sebagai upaya untuk melestarikan program. Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat 49

Bronchcaptering di Desa Tuksongo Kec. Borobudur Kab. Magelang Jawa Tengah