III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONDUKTIVITAS HIDROLIK JENUH PADA BATANG BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris schard Es.J.C)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2015 dengan tempat

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November 2010 di Greenhouse dan Laboraturium Wageningen IPB.

PENGARUH PENAMBAHAN ARANG SEKAM PADI TERHADAP SIFAT KONDUKTIVITAS HIDROLIK PIPA MORTAR

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terhadap cuaca dan kondisi tanah. Bambu dapat tumbuh di daerah yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

POMPA BAMBU 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA APLIKATOR PUPUK CAIR PADA PROSES BUDIDAYA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KONDUKTIVITAS HIDROLIK JENUH BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper) PADA BEBERAPA PERLAKUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat,

Metode uji koefisien kelulusan air pada tanah gambut dengan tinggi tekan tetap

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III. METODE PENELITIAN. pemodelan tanggul ini dibutuhkan peralatan yang telah dirancang sesuai

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flow chart penelitian. Mulai. Pembuatan menara air. Pemasangan pipa dan emiter. Pengambilan data. Pengukuran parameter.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.)

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2014 di Laborartorium

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

TRANSPIRASI TUMBUHAN. Tujuan : - Mengukur laju transpirasi pada dua jenis tumbuhan, yaitu Acalypha sp. dan Bauhemia sp.

Transkripsi:

17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai April 2015 bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Masin Pertanian (DAMP) dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan (RSDAL) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ember sebagai tempat untuk air dan bambu, selang plastik, penggaris ukur, penggaris, gergaji, ember kecil, pisau, gelas ukur, tabung mariotte, meteran, kamera, dan alat tulis. 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bambu varietas bambu kuning (Bambusa vulgaris schard Es J.C) sebanyak 18 ruas, air, kayu, adaptor, dan lapisan penutup.

18 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang telah dilakukan adalah pembuatan rangkaian alat penelitian, pengujian konduktivitas hidrolik, dan pengujian kerapatan pada batang bambu kuning (Bambusa vulgaris schard Es J.C). Adapun diagram alir dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut: Mulai Persiapan alat dan bahan Uji konduktivitas hidrolik bambu Pengujian kerapatan bambu Pengumpulan data Perhitungan dan analisis data Hasil Selesai Gambar 4. Diagram Alir Uji Kinerja Sistem Irigasi Bambu

19 3.3.1 Pembuatan Rangkaian Alat Penelitian Rangkaian alat penelitian yang digunakan, terdiri dari tabung mariotte (pensuplay air kedalam bambu) yang dibuat dari pipa berukuran 4 inchi dan 0,5 inchi, ember cat yang telah diberi lubang dengan adaptor agar air yang melimpas dapat keluar melalui lubang tersebut, dan selang waterpass yang digunakan untuk menyalurkan air dari tabung mariotte ke bambu dan dari ember ke ember kecil. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam perangkaian alat penelitian yang akan digunakan: 1. Pipa berukuran 4 inchi dipotong sepanjang 60 cm dan pipa berukuran 0,5 inchi dipotong sepanjang 50 cm. 2. Pada bagian atas dan bagian bawah pipa 4 inchi, ditempelkan dop berukuran 4 inchi. 3. Pada bagian atas pipa 4 inchi diberi lubang untuk masuknya pipa berukuran 0,5 inchi. 4. Kedua pipa tersebut digabungkan menjadi satu, tetapi pada pipa berukuran 0,5 inchi ditarik keluar sepanjang 10 cm agar pipa 0,5 inchi dapat digunakan sebagai tempat masuknya udara. 5. Pada batang pipa berukuran 4 inchi diberikan lubang setinggi 10 cm sebagai jalan keluarnya air dari tabung mariotte kedalam bambu dan pada lubang tersebut diberikan adaptor untuk mempermudah dalam pemasangan selang waterpass. 6. Tabung mariotte yang telah siap, akan diisi air sampai penuh. 7. Selang air yang berada di tabung mariotte akan disalurkan kedalam bambu yang akan diuji.

20 8. Pada penelitian ini, bambu yang digunakan adalah bambu dengan varietas bambu kuning (Bambusa vulgaris schard Es J.C) yang berukuran 20 cm. Pada bagian atas dan bagian buku-buku bambu diberikan lapisan penutup berupa lem silicone dan diikat dengan karet ban dalam agar air tidak merembes keluar melalui atas dan bawah bambu. 9. Pada bagian atas bambu, diberikan lubang kecil dengan adaptor agar air dapat masuk kedalam bambu. 10. Bambu yang akan diuji, dimasukkan kedalam ember yang telah diisi air. 11. Ember yang digunakan diberikan lubang dengan adaptor dan disambungkan dengan selang waterpass agar air yang melimpas dapat langsung tertampung oleh ember kecil. 3.3.2 Uji Konduktivitas Hidrolik pada Bambu Kuning Pada pengujian konduktivitas hidrolik ini bertujuan untuk mengetahui nilai konduktivitas hidrolik (Ks) pada Bambu Kuning dengan berbagai perlakuan. Perlakuan yang dilakukan terhadap bambu terdapat 6 macam perlakuan, yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai kontrol, yaitu tidak dikikis seluruh lapisan epidermis dan lapisan endodermisnya (C1) dengan tebal 1 cm. 2. Tebal bambu 0,5 cm dengan perlakuan lapisan epidermis dan endodermis dikikis (C2). 3. Tebal bambu 0,7 cm dengan perlakuan lapisan epidermis dan endodermis dikikis (C3).

21 4. Tebal bambu 0,9 cm dengan perlakuan lapisan epidermis dan endodermis dikikis (C4). 5. Tebal bambu 1,1 cm dengan perlakuan lapisan epidermis dan endodermis dikikis (C5). 6. Tebal bambu 1,3 cm dengan perlakuan lapisan epidermis dan endodermis dikikis (C6). Perlakuan yang dilakukan terhadap media bambu adalah di media air. Berikut ini adalah skema pengujian konduktivitas hidrolik pada bambu kuning: 3 4 1 6 2 5 Gambar 5. Skema Pengujian Konduktivitas Hidrolik pada Bambu Keterangan: 1. Tabung mariotte. 2. Tumpuan tabung mariotte. 3. Selang sebagai penyalur air. 4. Air di dalam ember (20 liter). 5. Ruas Bambu kuning. 6. Ember kecil (2,5 liter). Pada penelitian ini, nilai konduktivitas hidrolik pada bambu akan diuji dalam keadaan jenuh dengan menggunakan ember, tabung mariotte, dan ember kecil. Tinggi bambu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 20 cm dengan diameter bambu 7 cm. Pengujian konduktivitas hidrolik akan dilakukan sebanyak

22 3 kali pengulangan. Bambu akan diberi lapisan penutup pada bagian buku-buku bambu agar bagian bawah bambu kedap air dan air hanya dapat keluar secara radial dari batang bambu. Setelah itu, bambu diletakkan secara vertikal tepat di tengah-tengah ember. Air yang merembes dari dalam bambu akan keluar melalui lubang pengeluaran pada ember yang tersambung dengan selang plastik ke dalam ember kecil. Volume air yang keluar akan diukur dengan selang waktu satu hari (24 jam), sehingga didapatkan debit rembesan air. Langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Pembuatan tabung mariotte dengan menggunakan pipa 4 inchi dan pipa 0,5 inchi. 2. Persiapan bambu yang akan digunakan yaitu sebanyak 18 buah bambu. 3. Seluruh bambu akan diisi air dan direndam hingga seluruh bagian batang bambu berada dalam keadaan jenuh. 4. Setelah bambu dalam keadaan jenuh, masing-masing bambu diletakkan secara tegak pada ember yang telah diisi penuh dengan air dan untuk membantu menopang bambu di dalam akuarium maka digunakan kayu sebagai penyangga. 5. Setelah itu tempat media (ember) dan bambu yang terdapat di dalam ember, dihubungkan dengan selang plastik ke dalam tabung mariotte. 6. Setelah didapatkan laju air yang keluar dari bambu, maka mulai dilakukan pengukuran volume setiap interval waktu tertentu (V/t). 7. Menghitung nilai Ks bambu dengan menggunakan persamaan yang tertera diatas.

23 Dengan melakukan semua perlakuan diatas maka kita dapat menentukan nilai konduktivitas hidrolik (Ks) bambu kuning dari setiap perlakuan yang diberikan dan dengan parameter luasan yang berbeda. 3.3.3 Pengujian Kerapatan Bambu Pengujian kerapatan bambu dilakukan setelah pengujian konduktivitas hidrolik selesai. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan serat dari setiap bambu yang digunakan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pada pengujian kerapatan serat bambu: 1. Pengambilan sampel bambu, yaitu dengan cara memotong bambu pada setiap perlakuan dengan dimensi 1cm x 1cm. 2. Masing-masing sampel ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan analitik untuk mengetahui berat basah bambu. 3. Semua sampel bambu dimasukkan kedalam oven selama 1 x 24 jam. 4. Setelah dioven, bambu dimasukkan kedalam decicator selama 10 menit dan kemudian bambu ditimbang kembali untuk mengetahui berat kering bambu. 5. Nilai kerapatan bambu, akan diketahui dengan cara menghitung berat kering bambu dibagi volume awal bambu. 3.4 Parameter Pengamatan Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konduktivitas hidrolik pada tanaman bambu kuning (Bambusa vulgaris schard Es J.C).

24 3.5 Pengolahan Data Pengolahan data hasil penelitian dilakukan menggunakan software Ms. Excel, yaitu dengan cara membuat tabulasi data dan grafik untuk hasil konduktivitas hidrolik bambu kuning, kerapatan bambu, spesifik tabung mariotte yang digunakan, dan endurance. Pada perhitungan nilai konduktivitas hidrolik, digunakan rumus sebagai berikut: K s = Keterangan: Ks Q = Konduktivitas hidrolik jenuh (cm/detik) = Debit terukur (cm 3 /det) A = Luas permukaan selubung luar (cm 2 ) L H = Tebal dinding kendi (cm) = Beda tinggi permukaan air (cm)