BAB III OPTIMALISASI MASJID BESAR BAITUL MUTTAQIN KAUMAN MRANGGEN DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB IV ANALISIS OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI MASJID BESAR BAITUL MUTTAQIN KAUMAN MRANGGEN DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM

Laporan Tahunan Dewan Takmir LAPORAN TAHUNAN DEWAN TAKMIR MASJID RAYA VILA INTI PERSADA. Periode Agustus 2008 Desember / 43

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

TAKMIR MASJID AL-MUHAJIRIN - TAMAN BOSTON RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN TAHUN RINCIAN PENDAPATAN DAN BELANJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II GAMBARAN UMUM MASJID AL-MUHAJIRIN. Manunggal, kemudian peresmian pada tanggal 25 februari Oleh kepala kantor Urusan

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. tempat berdakwah menyampaikan risalah dari Nabi Muhammad SAW kepada

MANAGEMENT MASJID AL-FURQAAN 2014 / 1435 H. PT UNITED TRACTORS Tbk

BAB III PROFIL MASJID DAN PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KEAGAMAAN JAMAAH DI MASJID JAMI DARUSY SYUKUR NGALIYAN SEMARANG

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

PROJECT PROPOSAL KEGIATAN RAMADHAN 1438 H MASJID UTSMAN BIN AFFAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AL HIJRAH

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami permasalahan dalam menyelaraskan kedua aspek ini. Penyelarasan

BAB III PEMBERIAN IMBALAN DARI UANG JARIYAH MASJID NURUL MUTTAQIN DESA BARENGKRAJAN KRIAN SIDOARJO

NOTULEN PERTEMUAN TA MIR MASJID BAITUS SALAM RUMAH (Rapat Umum Malam Ahad)

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

PROPOSAL. BUKA PUASA Dan SANTUNAN Bersama ANAK ASUH YAYASAN TEBAR KASIH. 12 Agustus Ramadhan 1433 H. Diselenggarakan oleh:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KEAGAMAAN JAMAAH DI MASJID JAMI DARUS SYUKUR NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

WALI KOTA BLITAR. SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

KEPENGURUSAN DEWAN KEMAKMURAN MASJID DARUSSALAM MASA BAKTI Tamansari Persada Raya. Jatibening Baru - Bekasi

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dua bagian dalam melihat fungsi masjid. Sebagian memandang fungsi mesjid

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN KEMAKMURAN MASJID NURULLAH KALIBATA CITY

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MASJID AGUNG PADANG BAB I PENDAHULUAN

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Muslimin pada umumnya yakni suatu bangunan besar tempat shalat. berjama ah dengan berbagai atribut kemasjidannya.

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

KETETAPAN MUKTAMAR MASJID VNI 3 Nomor 4/Muktamar/2003 tentang Anggaran Dasar Masjid ANGGARAN DASAR SEMENTARA (ADS)

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Drajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) SABIQ ATTAQY

NAMA KEGIATAN KOMBES BERKURBAN BENTUK KEGIATAN

PANITIA STUDI ISLAM DAN TAFAKKUR ALAM (SITA) XV DEWAN KESEJAHTERAAN MASJID NURUL FALAH SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DA I WILAYAH PERBATASAN DAN DAERAH TERPENCIL

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIS PERAN MASJID

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. peranannya di masa yang akan datang (Sudjana, 2004: 1). Pendidikan di Indonesia menurut UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No.

Keistimewaan Hari Jumat

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

Seksi Kemasjidan. Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari ah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

PROPOSAL PEMBANGUNAN MANDIRI ISLAMIC CENTER (MIC)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

BAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BERKEMBANGNYA ORGANISASI PERSATUAN AL-IHSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

epicentrum PIT Service

BAB II KONDISI OBJEKTIF KELURAHAN GELAM DAN MAJLIS TA LIM MIFTAHUL JANNAH

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

PROPOSAL DONASI DAKWAH GEMOLONG KAJIAN UMUM TEMATIK YA ALLAH, TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS BERSAMA USTADZ ABU ISA

PROPOSAL KEGIATAN RAMADHAN 1435 H MASJID AL-IKHLAS SERPONG CITY PARADISE

BAB I PENDAHULUAN. tahu bahwa masjid berasal dari bahasa arab سجد yang berarti bersujud atau

LAMPIRAN TENTANG PEMBENTUKAN FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI PEMBUKAAN

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : VII TAHUN 2012 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KAMPUNG RANTAU PANJANG KUCHING SARAWAK. Secara umum Kampung Rantau Panjang termasuk dalam kawasan

Transkripsi:

38 BAB III OPTIMALISASI MASJID BESAR BAITUL MUTTAQIN KAUMAN MRANGGEN DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM 3.1.Sejarah dan Latar Belakang Masjid Riwayat berdirinya Masjid Besar Baitul Muttaqin adalah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, dalam arti bahwa masyarakat Mranggen yang bermaksud untuk membangun Masjid Besar Baitul Muttaqin dapat berdiri kokoh di pusat strategis kecamatan Mranggen. Berdirinya Masjid Besar Baitul Muttaqin berawal pada tahun 1895 masehi yang diprakarsai oleh Syeh Muhammad Hadi yang hidupnya pada tahun 1820-1910. Dahulu masjid ini namanya Masjid Baitul Muttaqin karena kesederhanaannya masjid tersebut, setelah adanya pembangunan dari tahun ke tahun masjid ini menjadi lebih besar dan megah, dan karena itulah masjid ini ada tambahan nama menjadi Masjid Besar Baitul Muttaqin. Masjid Besar Baitul Muttaqin ini terletak di Jalan Kauman Raya Mranggen, maka banyak yang menyebut masjid tersebut dengan sebutan Masjid Kauman karena keberadaannya terletak di daerah atau kawasan Kauman. Bangunan masjid tersebut berdiri di atas lahan 5.600m 2. Secara geografis letaknya sangat strategis, karena berada di jantung Kecamatan Mranggen, selain itu juga di kelilingi oleh pusat-pusat perkantoran, perbelanjaan dan pendidikan.

39 Masjid Besar Baitul Muttaqin Mranggen atau yang dikenal Masjid Kauman terdiri dari dua lantai, yaitu: 1. Lantai atas atau dua masjid dapat menampung jama ah sekitar 1.500 orang. Dan terdapat ruangan sound system untuk penyimpanan alat sound system dan untuk mengendalikan speaker-speaker di masjid. 2. Lantai dasar masjid dapat menampung jama ah 2.000 orang. 3. Lantai dasar dilengkapi fasilitas: a. Ruang wudhu: ruang wudhu pria terdapat di sebelah selatan masjid, ruang wudhu wanita terdapat di sebelah utara masjid. b. Bangunan lantai dua, lantai atas digunakan sebagai aula, dan lantai bawah digunakan sebagai kantor kepengurusan ta mir. Dalam perkembangannya, fungsi Masjid Besar Baitul Muttaqin ini tidak hanya sebagai tempat ibadah dan wadah berkumpulnya umat, tetapi juga sebagai pusat pengembangan dakwah Islamiyah. Hal ini terlihat dalam kegiatan para pengurus dan remaja masjid dari waktu ke waktu sampai saat ini. Untuk meningkatkan kemakmuran masjid, pengurus ta mir senantiasa meningkatkan kegiatan-kegiatan yang meliputi: pelayanan di bidang peribadatan, pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan bidang lainnya yang relevan seperti: pengajian, tablig akbar, kegiatan sosial, dan peringatan hari besar Islam dengan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Dalam rangka menghadapi era globalisasi yang ikut mempengaruhi umat Islam, pengurus Ta mir Masjid Besar Baitul Muttaqin dalam perannya

40 juga senantiasa membina ukhuwah Islamiyah. Dengan adanya ukhuwah tersebut dapat dijadikan sebagai landasan untuk membangun solidaritas dalam kebersamaan umat Islam serta menjaga keutuhan umat di Kecamatan Mranggen sehingga tercipta kesatuan bangsa yang lebih kokoh. Dalam tantangan ke depan upaya yang dilakukan pengurus ta mir antara lain menumbuhkembangkan rasa kebangsaan dalam kebersamaan, bahu-membahu dalam pengelolaan manajemen, menyelenggarakan kegiatan Islami, serta meningkatkan komunikasi dan informasi antar pengurus. Disadari atau tidak, bahwa suatu pengelolaan masjid akan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap jama ah masjid dan masyarakat Islam pada umumnya. Maka dalam pengelolaan suatu masjid diperlukan sumber daya manusia yang profesional yang dapat mengatur masalah-masalah kemasyarakatan yang berhubungan langsung dengan masalah kemasjidan. Dengan kata lain, masjid harus dikelola oleh orangorang yang tidak hanya memiliki kualitas ritual saja, tetapi juga harus disertai dengan kemampuan memanajemen sebuah organisasi. Karena walau bagaimanapun masjid merupakan sebuah organisasi non profit yang permasalahannya tidak kalah kompleks dengan organisasi yang bersifat profit. Diantara masalah-masalah masjid yang berhubungan langsung dengan jama ah, misalnya: masalah peribadatan dan dakwah, pendidikan, pemeliharaan kebersihan, pengaturan administrasi, penggunaan keuangan, dan lain-lain.

41 3.1.1.Visi, Misi, dan Tujuan Masjid Besar Baitul Muttaqin Berdasarkan dokumen Masjid Besar Baitul Muttaqin yang mempunyai visi, misi, tujuan dan fungsi yaitu: 1. Visi: Mewujudkan kemakmuran Masjid dan muslim yang kaffah, muslim yang sempurna. 2. Misi: a. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. b. Memberikan layanan beribadah dari berbagai sisi, baik dari pengertian luas ataupun sempit 3. Tujuan masjid: a. Melayani peribadatan umat Islam b. Memberikan bimbingan keagamaan kepada umat Islam c. Meningkatkan syiar Islam d. Membantu meningkatkan kesejahteraan umat Islam 3.1.2.Struktur Organisasi Masjid Besar Baitul Muttaqin Mranggen Struktur adalah cara atau sesuatu yang disusun atau dibangun dengan menggunakan pola tertentu yang menggunakan pengaturan unsur-unsur atau bagian-bagian dari suatu benda (Depdikbud, 1994: 1092). Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama (Manullang, 2005: 59).

42 Struktur organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang menunjukkan hubungan antar unit, adanya pembagian kerja sekaligus keterpaduan fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut, dan adanya wewenang, garis pemberian tugas dan laporan (Ayub, 2001: 44). Dengan adanya struktur organisasi inilah, maka pemimpin pengurus masjid dalam tugas kesehariannya dapat dengan mudah mengetahui tugastugas tiap bawahannya, juga akan diperoleh adanya penghematan biaya, tenaga dan waktu, serta pembagian kerja yang tepat dan jelas. Dengan demikian, struktur organisasi Masjid Besar Baitul Muttaqin Mranggen dapat diartikan sebagai suatu kerangka, susunan atau bangunan yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha pengelolaan masjid dengan cara membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi dan petugas-petugasnya. Struktur organisasi mempunyai arti penting bagi pengelolaan Masjid Besar Baitul Muttaqin Mranggen, sebab dengan adanya struktur organisasi tersebut maka rencana kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan masjid dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena setiap tugas dapat di bagi-bagi dalam kesatuan tugas yang terperinci sesuai dengan tugasnya masing-masing, sehingga mencegah terjadinya benturan tugas dan akumulasi pekerjaan pada satu bagian tertentu.

43 Adapun struktur dan susunan organisasi Masjid Baitul Muttaqin Mranggen adalah sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI MASJID BESAR BAITUL MUTTAQIN MRANGGEN DEWAN PENASEHAT DEWAN PENGURUS KETUA TA MIR WAKIL KETUA TA MIR I WAKIL KETUA TA MIR II SEKRETARIS BENDAHARA WAKIL SEKRETARIS BIDANG PERIBADATAN BIDANG DAKWAH BIDANG MAJLIS TA LIM BIDANG SOSIAL BIDANG REMAJA BIDANG KESENIAN BIDANG SARANA & PRASARANA BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN BIDANG REHABILITAS BIDANG PENDIDIKAN NON FORMAL BIDANG PENGAWAS KEKAYAAN

44 Ket : garis konsultasi, pertimbangan/nasehat dan pengawasan. Garis perintah dan petunjuk. Tugas dan Wewenang 1. Dewan Penasehat a. Memberikan nasehat dan petunjuk baik diminta maupun tidak mengenai keputusan-keputusan yang akan maupun yang sedang dilaksanakan oleh pengurus Ta mir. b. Ikut serta mengawasi kegiatan-kegiatan masjid. c. Anggota dewan penasehat dapat hadir pada rapat pengurus yang diselenggarakan. 2. Ketua Ta mir a. Mengangkat dan memberhentikan pengurus bidang serta karyawankaryawan pengurus. b. Membuat keputusan-keputusan dalam rangka melaksanakan Anggaran, program kerja serta keputusan-keputusan rapat pengurus. c. Melakukan koordinasi, memimpin serta mengawasi semua kegiatan masjid dengan mengikuti segala peraturan. d. Memberikan pengarahan kepada pengurus harian (wakil ketua, Sekretaris dan Bendahara) dalam melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing.

45 e. Mewakili masjid baik di dalam maupun diluar pengadilan terhadap semua urusan yang berkaitan dengan masjid. f. Memimpin rapat pengurus ta mir masjid. g. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan pengelolaan harta kekayaan pada rapat pengurus ta mir tiap-tiap akhir tahun. h. Menerima laporan kegiatan masjid yang dilaksanakan pengurus lainnya maupun dari alat-alat kelengkapan organisasi secara berjenjang. i. Mendelegasikan tugas dan wewenang kepada wakil-wakil ketua sesuai dengan bidangnya. 3. Wakil Ketua Ta mir I a. Membidangi tugas yang berkaitan dengan bidang kegiatan: 1. Peribadatan 2. Dakwah 3. Majelis Ta lim b. Membantu ketua Ta mir dalam menjalankan tugas dan wewenang di bidangnya. c. Mewakili ketua Ta mir sepanjang tugas-tugas yang diberikan. d. Mengambil kebijaksanaan, memimpin mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan yang menyangkut pada bidang tugasnya. e. Mempertanggungjawabkan seluruh tugasnya kepada ketua Ta mir. 4. Wakil Ketua Ta mir II a. Membidangi tugas yang berkaitan dengan bidang kegiatan: 1. Sarana dan Prasarana

46 2. Perencanaan dan pengawasan pembangunan 3. Pembangunan dan rehabilitasi 4. Pengawasan kekayaan. 5. Sosial 6. Remaja 7. kesenian b. Membantu ketua Ta mir dalam menjalankan tugas dan wewenang yang diberikan. c. Mewakili ketua Ta mir sepanjang tugas-tugas yang diberikan. d. Mengambil kebijaksanaan, memimpin, mengkoordinasi, serta mengawasi kegiatan yang menyangkut bidang tugasnya. e. Mempertanggungjawabkan seluruh tugasnya kepada ketua Ta mir. 5. Sekretaris a. Membuat kebijaksanaan, merencanakan, mengkoordinasikan dan memimpin tugas-tugas kesekretariatan. b. Bersama-sama ketua ta mir dan wakil-wakil ketua bertanggung jawab di dalam atau diluar mengenai segala urusan yang ada kaitannya dengan masjid. c. Mewakili ketua ta mir, wakil-wakil ketua bilamana berhalangan, sepanjang tugas-tugas yang diberikan. d. Menerima data dan masalah-masalah lain, yang berkaitan dengan masjid yang bersifat administrasi, untuk kemudian mengolah, menganalisa dan mendiskusikannya dengan wakil-wakil ketua atau

47 bendahara, sebelum data atau masalah tersebut diajukan kepada ketua takmir. e. Bertanggung jawab atas seluruh administrasi masjid. f. Mempertanggungjawabkan seluruh tugas-tugas kepada ketua ta mir. 6. Wakil Sekretaris a. Membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenangnya. b. Mewakili ketua ta mir, wakil-wakil ketua dan sekretaris sepanjang tugas yang diberikan. c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua ta mir, wakil-wakil ketua dan sekretaris. d. Mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada ketua ta mir. 7. Bendahara a. Mengelola dan mengadministrasikan keuangan dan semua kekayaan masjid. b. Mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja masjid pada setiap akhir tahun dan mengajukannya kepada pengurus untuk mendapatkan persetujuannya. c. Bersama-sama dengan ketua ta mir atau salah seorang wakil ketua menandatangani hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. d. Mengatur sistem pengelolaan keuangan masjid.

48 e. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan dan kekayaan masjid secara periodik kepada ketua ta mir dan pada akhir tahun dalam rapat pengurus ta mir. f. Mewakili ketua ta mir, wakil-wakil ketua sepanjang tugas yang diberikan kepadanya. g. Membantu ketua ta mir dalam kebijaksanaan di bidang pengelolaan keuangan. 8. Bidang Peribadatan a. Memimpin kegiatan peribadatan yang dilakukan umat sehati-hari di masjid, terutama shalat lima waktu secara berjama ah. b. Mengatur pembagian tugas diantara imam-imam yang ada. c. Imam masjid setiap hari jum at siap menjadi cadangan, baik sebagai imam maupun khatib. d. Mengadakan diskusi dengan para muballigh yang bertugas sebagai khotib di masjid paling sedikit tiga bulan sekali mengenai tema-tema khutbah yang akan diangkat para khotib tersebut pada khutbah-khutbah berikutnya. e. Memegang teguh jadwal waktu shalat sesuai dengan jam waktu yang ada, serta mengatur pembagian tugas para muadzin yang ada. 9. Bidang Dakwah a. Merencanakan dan menyelenggarakan pengajian akbar dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam dengan menghadirkan muballigh

49 terkenal dari luar daerah untuk memperingati peristiwa-peristiwa tertentu. b. Merencanakan dan menyelenggarakan pesantren Ramadhan atau kuliah subuh bagi para siswa. 10. Bidang Majelis Ta lim a. Menyelenggarakan pengajian-pengajian ibu-ibu bapak-bapak. b. Mengkoordinasikan semua pengajian atau majelis ta lim dengan cara mengadakan silaturrahmi berkala antara majelis ta lim yang ada. 11. Bidang Sosial a. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan panitia zakat dan panitia qurban dalam melaksanakan tugasnya mengumpulkan atau membagikan zakat dan daging qurban kepada yang berhak menerimanya. b. Menyelenggarakan bhakti sosial, seperti donor darah, dan lainnya yang dibenarkan menurut syari at Islam. c. Mengusahakan berbagai sarana sosial sebagai media dakwah. 12. Bidang Remaja a. Menggiatkan remaja masjid di dalam kegiatan memakmurkan masjid melalui pengajian kuliah subuh dan lainnya. b. Membina dua kelembagaan remaja masjid yang disebut KARISMA (Keluarga Remaja Islam Masjid). 13. Bidang Kesenian a. Menjadikan kesenian sebagai salah satu media dakwah.

50 b. Mengusahakan adanya Group-Group Qosidah yang dapat dibanggakan (Dokumentasi Masjid Besar Baitul Muttaqin). 14. Bidang Sarana dan Prasarana a. Memimpin, mengarahkan bidang pembangunan dan rehabilitasi dalam melakukan kegiatannya. b. Merencanakan pembangunan baru, merehabilitasi, memelihara serta mengawasi bangunan-bangunan di lingkungan masjid. 15. Bidang Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan a. Merencanakan pembangunan bangunan baru dan rehabilitasi bangunan yang telah ada di lingkungan masjid. b. Melakukan pengawasan atas pekerjaan pembangunan yang sedang dilakukan. 16. Bidang Pembangunan dan Rehabilitasi a. Melaksanakan pembangunan atau rehabilitasi bangunan-bangunan yang ada di lingkungan masjid dengan cara dilaksanakan sendiri (swakelola) atau diserahkan kepada fihak ketiga (diborongkan). b. Dalam melaksanakan pembangunan, khususnya pembangunan tambahan atau rehabilitasi atas bangunan induk yang telah ada supaya dipertimbangkan secara cermat. 17. Bidang Pengawasan Kekayaan a. Mengadakan pengawasan terhadap barang-barang atau harta kekayaan masjid, baik pada waktu pengadaan maupun penghapusannya.

51 b. Dalam waktu tertentu sekurang-kurangnya seminggu sekali mengadakan penelitian ulang keutuhan barang-barang atau harta kekayaan masjid. 18. Bidang Pendidikan non formal a. Memimpin bidang pendidikan non formal dalam melakukan kegiatannya. b. Menyelenggarakan pendidikan non formal secara profesional dan berkualitas. c. Ikut berusaha menciptakan masyarakat madani yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT lewat kajian-kajian ilmiah. d. Mempersiapkan tenaga-tenaga pengajar dan bekerjasama dengan instansi-instansi lain. 3.2. Optimalisasi Peran Masjid Besar Baitul Muttaqin Kauman Mranggen Demak Pengelolaan masjid menuntut manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu, diperlukan untuk mewujudkan kemakmuran masjid. Kemakmuran sebuah masjid, tergantung pada bagaimana mengelola dan mendayagunakan masjid dengan sebaik-baiknya. Dalam menjalankan setiap kegiatan kemasjidan agar tercapai tujuan secara efektif dan efisien, maka pengurus/ ta mir masjid tidak terlepas dengan peran manajemen masjid. Manajemen tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Maka

52 diupayakanlah penataan dan pengelolaan masjid secara baik dan benar dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi manajemen masjid. Tentunya dalam optimalisasi peran masjid ada indikator-indikator yang harus dicapai, menurut Sidi Gazalba dalam bukunya Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan, indokator dalam optimalisasi peran masjid adalah: 1. Masjid berperan sebagai pusat pembangunan, pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan umat 2. Masjid mempunyai peran dalam pengembangan peradaban Islam. 3. Masjid berperan sebagai pusat pendidikan dan penyebaran syiar Islam. Meningkatkan budaya akademik dengan ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, seperti perpustakaan yang representatif. 4. Masjid berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat (menggali potensi umat lslam) untuk mencapai kemaslahatan umat, menjadi rakhmatan lil alamin rahmat bagi seluruh alam, memberantas kemiskinan, kebodohan, dan pendangkalan iman. 5. Masjid berperan dalam pembinaan umat mewujudkan persatuan, dan persaudaraan umat Islam. Dari masjid, dikembangkan berbagai kegiatan yang mengarah pada terwujudnya masyarakat madani. Yaitu masyarakat yang dituntun oleh wahyu Illahi, dan bergerak dinamis sebagai masyarakat yang bahu membahu, tolong menolong, dan bekerjasama dalam membangun kesejahteraan. (Gazalba, 1994 : 38).

53 Itu semua dimaksudkan agar masjid dapat berperan semaksimal mungkin dalam mewujudkan kemakmuran. Sedangkan peran Masjid Besar Baitul Muttaqin adalah: 1. Peran Masjid Besar Baitul Muttaqin di Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Umat Secara administratif di masjid Besar Baitul Muttaqin, pertemuan rutin para pengurus masjid akhir-akhir ini tahun 2014 diadakan setiap dua minggu sekali yaitu pada hari Jum at jam 13.00 WIB di kantor masjid yang letaknya di sebelah kanan masjid, untuk membicarakan disamping kemakmuran masjid, juga merencanakan pembangunan menara masjid, taman pendidikan Qur an (TPQ), dan perpusakaan masjid. Kaitannya dengan upaya memberdayakan ekonomi dan kesejahteraan umat, pengurus ta mir membuat beberapa program/kebijakan. Program tersebut adalah Sistem pembayaran Gaji dan THR pada petugas/karyawan masjid 7 orang satpam masjid, 4 orang pembersih, dan 2 orang muadzin. Dalam pertemuan juga membicarakan tentang kesejahteraan para imam sholat, para khotib, dan pengasuh majlis ta lim. Disamping itu masjid berperan juga dalam upaya mengumpulkan zakat mal maupun zakat fitrah setiap tahunnya untuk dibagikan kepada para fakir dan para miskin.

54 Di masjid ini ada semacam pengumpulan dana kas pengajian majlis taklim yang digunakan sebagiannya adalah untuk santunan bagi jama ah yang sakit dan masuk rumah sakit. Artinya ada semacam bantuan untuk meringankan pembayaran Rumah Sakit. 2. Peran Masjid Besar Baitul Muttaqin Di Bidang Pendidikan dan Penyebaran Syiar Islam. Masjid merupakan salah satu sarana utama yang paling tepat bagi proses pendidikan terhadap kaum muslimin. Rasulullah SAW dan para sahabatnya memperhatikan betul soal ini. Karena itu ketika masjid dijadikan sebagai sarana pendidikan bagi kaum muslimin, niscaya umat Islam akan merasakan betul keberadaan masjid itu. Maka jika bertambah banyak jumlah masjid yang dijadikan sebagai sarana pendidikan (Tarbiyah), niscaya akan meningkat pula kualitas kaum muslimin (Yani, 1999: 9). Suatu hal yang menjadi motivasi masjid sebagai tempat pendidikan adalah dari ajaran Islam sendiri yang memang menganjurkan umatnya agar senantiasa belajar. Sejak wahyu pertama diturunkan kepada Rasulullah SAW, pendidikan terhadap umat Islam mulai berlaku. Sesungguhnya umat Islam kehidupannya tidak pernah lepas dari pendidikan. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dan tanggung jawab dari orang dewasa terhadap anak-anak untuk mencapai kedewasaan yang

55 sempurna. Sedangkan pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak dalam masa pertumbuhannya agar ia memiliki kepribadian muslim (Djasadi, 1985: 6-11). Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi untuk berbuat banyak tentang kepentingan mereka (Noeraly dan Munzier, 2003: 1). Pendidikan yang dibentuk oleh pengurus Ta mir adalah pendidikan non formal, yaitu melalui pendidikan pembacaan dan pengajaran kitab kuning Pendidikan non formal tersebut merupakan program pengurus Masjid Besar Baitul Muttaqin. Melalui program pendidikan tersebut pengurus Ta mir bertekad untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan umat di bidang keagamaan. Melalui program ini pula program dakwah Islamiyah akan lebih efektif, sehingga diharapkan pengurus Ta mir dapat ikut serta membangun masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan nilai-nilai Islam. Selain itu Kegiatan majlis ta lim di Masjid Besar Baitul Muttaqin diasuh oleh KH Ahmad Sunhaji Sulaiman B.A, KH Munzamil B.A, KH Ismail Shidiq, KH Ali Mahsun M,Si, KH Muslih Noor. Namun demikian

56 pengajian di Masjid Besar Baitul Muttaqin secara umum dibedakan menjadi dua bagian yaitu pengajian rutin, dan insidental sesuai kebutuhan. Pengajian insidental yang dimaksud adalah pengajian dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam seperti: Tahun baru hijriyah, Maulid Nabi Muhammad SAW., Isra Mi raj, dan biasanya diperingati dalam acara pengajian akbar dan Istighosah Qubro dengan mendatangkan pembicara terkenal dari dalam maupun luar daerah. Mengenai Jadwal Khotbah, Jadwal Imam sholat rowatib dan Imam sholat jum at, Jadwal muadzin dan bilal, dibuat untuk dilaksanakan dalam periode empat setahunan. Di masjid Besar Baitul Muttaqin, jadwal Kegiatan Bulan Ramadhan adalah pengajian ba da Subuh, ba da Asyar, dan Shalat Tarawih. Dalam penyusunan kegiatannya melibatkan para ta mir, para Kiyai, jamaah masjid, dan ikatan remaja masjid. Dan Jadwal ini dibuat biasanya pada waktu setengah bulan menjelang bulan puasa. 3. Masjid Berperan Dalam Pembinaan Umat Mewujudkan Persatuan dan Persaudaraan Umat Islam Membangun Kerjasama dengan Pihak Stake Holder yang Mengarah Terwujudnya Masyarakat Madani. Jama ah Masjid Besar Baitul Muttaqin yang menjadi Stake holder sangat beragam, baik dari kalangan profesi pegawai kantor pemerintah Kecamatan Mranggen, para guru, pedagang, para medis Rumah Sakit, dan para pelajar. Dari golongan partai politik, dan

57 organisasi juga banyak. Sehingga bertemunya mereka dalam satu majlis, baik dalam majlis ta lim, maupun sholat fardlu, jum atan, diharapkan dapat saling tukar pengalaman, kesempatan, dan kerja sama dan terbentuk terbina persaudaraan masyarakat Islam dengan sangat baik. Persaudaraan dan ukhuwah islamiyah perlu dikembang tumbuhkan. Dan ini menjadi program kegiatan masjid yang realisasinya adalah pada setiap peringatan hari besar islam dan terutama pada acara pengajian akbar yang diselenggarakan di masjid Besar Baitul Muttaqin, dengan melibatkan seluruh ulama, kyai, para pegawai, dan semua masyarakat. Masjid Besar Baitul Muttaqin Kauman Mranggen berencana membuat acara pengajian akbar saat memperingati hari besar Islam, karena mengalami kendala pendanaan untuk memenuhi kebutuhan pengajian akbar, pengurus ta mir masjid akhirnya membuat proposal membuka penerimaan bantuan yang ditujukan di kantor Kecamatan, kantor P3M (Perhimpunan Pedagang Pasar Mranggen) dan dicetak di pamflet atau selebaran. Hasilnya dukungan bantuanpun mulai berdatangan, tidak hanya berupa uang tapi ada yang menanggung langsung penyewaan tenda dan makanan untuk para jama ah dan juga ada bantuan pelayanan kesehatan dari para medis Rumah Sakit. Kegiatan ini diselenggarakan pada setiap tahunnya di masjid dan halaman masjid. Dari kegiatan tersebut menciptakan terwujudnya yang mengarah pada masyarakat madani,

58 yaitu masyarakat yang dituntun oleh wahyu Illahi, dan bergerak dinamis sebagai masyarakat yang bahu membahu, tolong menolong, dan bekerjasama dalam membangun kesejahteraan. 3.3. Optimalisasi Fungsi Masjid Besar Baitul Muttaqin Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadat kepadanya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan sholat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzan, iqamat, istighfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafadz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah. Menurut Nana Rukmana indikator fungsi-funsi masjid optimal adalah: 1. Fungsi keagamaan. a. Sebagai tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. b. Sebagai tempat shalat. c. Sebagai tempat i tikaf. d. Sebagai tempat zikir. e. Sebagai tempat kegiatan membaca Al-Qur an. f. Sebagai tempat majlis Talim. g. Sebagai pusat dakwah dan syi ar Islam 2. Fungsi sosial. a. Sebagai tempat pendidikan (majlis ta lim).

59 b. Sebagai tempat perpustakaan masjid. c. Sebagai tempat mengelola zakat, untuk membangun ekonomi dan kesejahteraan, melalui Baitul Maal. d. Sebagai tempat pendayagunaan potensi (sumber daya) untuk memberantas kemiskinan, kebodohan, dan kedangkalan iman. e. Sebagai tempat gotong royong didalam mewujudkan kesejahteraan. f. Sebagai tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitankesulitan, meminta bantuan dan pertolongan. g. Sebagai tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat. h. Masjid sebagai tempat untuk memupuk rasa persaudaraan, kesatuan dan persatuan umat Islam. i. Sebagai tempat supervisi sosial. j. Sebagai objek wisata religius (Rukmana, 2002:24) Sedangkan fungsi-fungsi yang ada di Masjid Besar Baitul Muttaqin yaitu: a) Fungsi Keagamaan Di masjid Besar Baitul Muttaqin menyelenggarakan shalat ied dan kontinuitas shalat lima waktu secara berjamaah. Dilihat pada hari-hari biasa banyak jama ah sholat dhuhur dan ashar dari para pegawai PNS, guru-guru, murid Madrasah dan masyarakat sekitar. Banyak juga jama ah sholat tidak hanya pada waktu sholat dhuhur dan asar, maghrib dan isyak

60 sebagian jama ah sholat berasal dari masyarakat sekitar dan para musafir yang singgah yang kemudian melanjutkan perjalanannya. Selain untuk sholat berjama ah dan fardliyah, masjid ini juga difungsikan oleh jama ah masjid untuk tempat i tikaf, dan sebagai tempat zikir dan membaca Al-Qur an bagi para jama ah yang menyempatkan diri membaca al-qur an, juga ada pembacaan maulid Nabi di setiap malam Jumat. Di masjid Besar Baitul Muttaqin juga ada adzan malam dini hari pukul 02.30, ini dimaksudkan untuk memberi tahu atau membangunkan orang-orang yang akan melaksanakan shalat malam. Sebagai tempat majlis Talim dan syiar Islam diantaranya adalah kegiatan Pengajian rutin bapak-bapak dan ibu-ibu setiap malam Senin yang diikuti masyarakat sekitar dan luar daerah kawasan masjid yang diasuh oleh KH Ahmad Sunhaji Sulaiman B.A, KH Munzamil B.A, KH Ismail Shidiq, KH Ali Mahsun M,Si, KH Muslih Noor. Pada bulan ramadhan kegiatan dakwah Masjid Besar baitul Muttaqin juga menyelenggarakan pesantren ramadhan pada waktu liburan sekolah yaitu Setiap hari (ba da subuh, dan ba da asyar), yang diasuh oleh KH Muayadun, KH Ahmad Sunhaji Sulaiman B.A, KH Munzamil B.A, K M Ridwan S.H, KH Muslih Noor.

61 Tabel kegiatan Majlis Ta lim di Masjid Besar baitul Muttaqin Haria n Ming guan Nama Kegiatan Hari/ Waktu Pengasuh Pembacaan kitab - Al-Ibris - Nihayatuzain - Nashoihul Ibad - Pembacaan maulid nabi dan ceramah keagamaan - Pengajian bapak-bapak dan Ibu-ibu Setelah subuh -Kamis malam Ba da isya -Ahad malam Ba da isya - K.H Zamil Ali - K.H Muayadun - K. Ridwan S.H K.H Muslih Nur K.H Ismail Shidiq K.H Sun Haji S K.H Munzamil B.A K.H Ali Mahsun M,Si Tahun -nan -Pengajian punggahan umum -Malam 10 bulan sya ban K.H Ali Mahsun M,Si K.H Muayadun K.H Zamil Ali -Pengajian rutin di bulan Ramadhan -Setiap hari ba da asyar K. Ridwan K.H Sun Haji Sulaiman -Pesantren Ramadhan (kuliah subuh) -Setiap hari ba da subuh K.H Muslih Nur DLL. b) Fungsi Sosial Seperti fungsi sosial masjid yang lainnya, Masjid Besar Baitul Muttaqin, difungsikan sebagai tempat pendidikan (majlis ta lim), Sebagai tempat kaum muslimin berkonsultasi, sebagai tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-

62 persoalan yang timbul dalam masyarakat, dengan adanya berbagai kegiatan untuk jama ah dan masyarakat pada umumnya maka hal ini menjadikan masjid dapat dikatakan sebagai tempat untuk memupuk rasa persaudaraan, kesatuan dan persatuan umat Islam, dan juga sekaligus sebagai tempat supervisi sosial. Perpustakaan Masjid ini salah satu program pengurus ta mir Masjid Besar Baitul Muttaqin, yang perencanaannya sudah disetujui dan sekarang tinggal menunggu diadakanya perpustakaan di Masjid Besar Baitul Muttaqin. Dengan diadakannya perpustakaan, diharapkan akan mencerdaskan kehidupan para jama ah masjid. Terutama bagi para khotib jum at yang memanfaatkan buku-buku perpustakaan ini akan menambah mutu materi khutbah. Sehingga materi khutbah tidak hanya sekedar membaca buku khutbah tahunan. Di Masjid Besar Baitul Muttaqin pada bulan Rabiul Awal dilakukan kepanitiaan pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu dan khitanan masal. Kegiatan sosial merupakan suatu kegiatan yang sering sekali dilakukan oleh Masjid Besar Baitul Muttaqin diantaranya adalah dalam proses kegiatan penyaluran zakat. Pelaksanaan zakat di Masjid Besar Baitul Muttaqin dapat dilakukan secara langsung kepada para fakir miskin. Selain itu juga

63 pelaksanaanya dilakukan dengan cara mentransfer yang ditujukan kepada panti asuhan yang membutuhkan. Pengelolaan zakat mal dan zakat fitrah dilakukan setiap pertengahan bulan Ramadhan tiap tahunnya, yaitu dengan membentuk kepanitiaan zakat. Hasilnya dibagikan kepada orang yang berhak menerima zakat antara lain para fakir miskin dan termasuk sebagian diberikan untuk fisabilillah yaitu para imam tarawih. Selain itu juga memperhatikan kesejahteraan anak yatim piatu dan fakir miskin di dalam Islam sangatlah diperhatikan. Mencintai dan menyayangi kaum miskin adalah suatu perbuatan terpuji. Bentuk kesayangan bukan cuma dalam hati semata melainkan diwujudkan dalam upaya memberi pertolongan. Dalam hal ini ta mir masjid memberi bantuan berupa uang tunai dan pakaian pada tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri, dan memberi makanan selama bulan Ramadhan dalam program sahur dan buka bersama. Kesejahteraan anak yatim piatu dan fakir miskin bukan saja menjadi tanggung jawab keluarga, kerabat dan pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab kita bersama.

64 3.2 3.4Kelebihan dan Kelemahan dalam Peningkatan Dakwah Islam Adapun dari segi kelebihan Peningkatan dakwah Islam di Masjid Besar Baitul Muttaqin Pengelolaan adalah sebagai berikut : 1) Sebagian besar penasehat dan pengurus masjid adalah para kyai dan ulama yang memiliki pondok pesantren, panti asuhan dan pendidikan formal berbasis keagamaan. 2) Masjid Baitul Muttaqin adalah salah satu masjid yang megah dan besar di Kecamatan Mranggen yang letaknya sangat strategis yang berada di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi, pendidikan dan sosial, menjadi nilai tambah sendiri. 3) Dari sisi pendidikan Masjid Besar Baitul Muttaqin mempunyai pendidikan non formal yaitu pembelajaran pembacaan kitab kuning. 4) Masjid Besar Baitul Muttaqin juga mempunyai remaja masjid yang aktif dan profesional. Adapun dari segi kelemahan peningkatan dakwah Islam di Masjid Besar Baitul Muttaqin adalah sebagai berikut : 1) Keterbatasan Lahan Keterbatasan lahan disini maksudnya adalah dengan melihat luasnya masjid Besar Baitul Muttaqin bahwa sudah 85% lahan sudah di bangun bangunan Masjid, kantor pengurus juga aula dan masih tersisa 15% halamannya.

65 2) Belum mempunyai klinik kesehatan Mengenai klinik kesehatan Masjid besar Baitul Muttaqin belum mempunyai di karenakan sudah banyak para medis yang mendirikan klinik sendiri di kawasan sekitar masjid. 3) Belum terealisasinya Taman Pendidikan Qur an (TPQ), yang saat ini pengurus Masjid Besar Baitul Muttaqin sudah merencanakan diadakannya Taman Pendidikan Qur an (TPQ) 4) Belum adanya perpustakaan masjid yang memadai untuk menyimpan dokumen dan buku pengetahuan yang di butuhkan jama ah khususnya para siswa-siswi sekolah.