JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SD NEGERI KOTA MAKASSAR

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

TUGAS AKHIR ANALISIS MODEL BANGKITAN TARIKAN KENDARAAN PADA SEKOLAH SWASTA DI ZONA PINGGIRAN KOTA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008

STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat kabupaten Pohuwato dibentuk berdasarkan undangundang

TINJAUAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN KELURAHAN KECAMATAN RAMBAH, PASIR PENGARAIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS MAHASISWA PADA ZONA PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN DI KOTA MAKASSAR

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA MAL CIPUTRA WORLD SURABAYA TUGAS AKHIR

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T)

PEMODELAN BIAYA TRANSPORTASI MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

1.1 Latar Belakang Masalah

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA

TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

Model Bangkitan Perjalanan Kerja dan Faktor Aksesibilitas pada Zona Perumahan di Yogyakarta

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN Karakteristik Zona

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM : 5114 08 018 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada tanggal : 17 Agustus 2014 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Frice L. Desei, ST, MT Yuliyanti Kadir, ST, MT NIP:19730903 200604 2 004 NIP : 19720430 199802 2 001 Jurnal ini telah di setujui oleh dosen pembimbing sebagai syarat

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO Fidya Mayestika Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI: Mayestika, Fidya. 2014. Bangkitan Perjalanan pada Perumahan Misfalah Rasaindo Kota Gorontalo. Skripsi, S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Yuliyanti. Kadir, S.T., M.T. dan Pembimbing II Frice L. Desei, S.T., MSc. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model bangkitan perjalanan dari perumahan Misfalah Rasaindo ke tempat beraktifitas menggunakan kendaraan bermotor. Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahapan, yaitu data primer dan data sekunder.data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan melakukan home interview yang dibagikan kepada 100 keluarga yang bermukim di perumahan Misfalah Rasaindo yaitu bangunan tipe 72, bangunan tipe 54 dan bangunan tipe 45.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak developer.hasil dari kuesioner dikelompokan menjadi variabel bebas dan variabel terikat kemudian dianalisis melalui program SPSS-14 dengan metode stepwise.persamaan regresi linier sederhana dan berganda digunakan untuk memodelkan bangkitan perjalanan dari masing-masing tipe rumah di perumahan Misfalah Rasaindo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model jumlah produksi perjalanan dapat dianalisis dengan regresi sederhana dan berganda.hasil uji analisis korelasi data metode regresi berganda sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga (X1) dan jumlah kepemilikan kendaraan (X3). Diperoleh persamaan model bangunan tipe 54 Log Y = 0,531 + 0,393 Log X1 + 0,203 Log X3. Bangunan tipe 45 Log Y = 0,466 + 0,708 Log X1 0,139 Log X3 dengan signifikan α = 0,000 < 0,05. Khusus bangunan tipe 72 hanya dapat dianalisis satu variabel dengan metode regresi sederhana. Kata Kunci: Model Bangkitan Perjalanan, Tipe Rumah

Gorontalo adalah provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang dulunya terdiri dari Kota Madya Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah otonomi daerah kemudian dibentuk menjadi Provinsi Gorontalo yang memiliki luas wilayah 11.967,64 Km 2 dan jumlah penduduk sebanyak 1.084.192 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 2,09% per tahun (BPS, 2012). Menurut aspek demografi wilayah Provinsi Gorontalo terbagi atas lima kabupaten yaitu Kabupaten Boalemo, Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara dan Pohuwato dan satu kota adalah Kota Gorontalo. Kota Gorontalo adalah Ibu Kota dari Provinsi Gorontalo sekaligus sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya urbanisasi penduduk dari desa ke kota yang mengakibatkan tingginya tingkat pertambahan jumlah penduduk dan pemukiman yang berada di wilayah Kota Gorontalo. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan daerah pemukiman maka jumlah perjalanan juga meningkat. Apabila peningkatan tersebut tidak di ikuti dengan penambahan infrastruktur jalan, maka akan mengalami ketimpangan antara penyediaan dan permintaan. Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik kesuatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 1997).Munculnya kawasan perumahan menyebabkan berubahnya fungsi tata guna lahan yang dikemudian hari menimbulkan permasalahan.kegiatan masyarakat untuk beraktivitas menyebabkan timbulnya bangkitan perjalanan yang dapat membebani jalur jaringan jalan menuju pusat-pusat kegiatan. Keberadaan pemukiman Misfalah Rasaindo di kawasan Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo dengan tipe-tipe rumah yang ada disesuaikan dengan ukuran taraf hidup masyarakat Kota Gorontalo baik dari kalangan bawah, menengah dan atas, memungkinkan permintaan atas jumlah unit akan bertambah. Didukung dengan lokasi yang sangat strategis dekat dengan pusat-pusat kegiatan, perumahan Misfalah Rasaindo menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Hamdi, 2011) dengan judul bangkitan perjalanan pada perumahan bougenville di Palembang,

mengemukakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan adalah ukuran keluarga, kepemilikan sepeda motor dan jumlah penghasilan keluarga. Rauf dan liputo (2009) mengemukakan bahwa hasil penelitian dengan judul pemodelan bangkitan pergerakan pada tata guna lahan SMU negeri di Makassar faktor-faktor yang berpengaruh untuk kendaraan pengantar luassekolah, jumlah kelas dan luas kelas, sedangkan faktoryang berpengaruh untuk kendaraan penjemput siswa adalah luas sekolah dan luas kelas. Secara rinci sebelumnya dikemukakan sebagai landasan dikemukakannya penelitian ini. Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang penelitian iniadalah bertujuan mendapatkan model jumlah produksi perjalanan yang dibangkitkan oleh perumahan Misfalah Rasaindo? METODE PENELITIAN Lokasi penelitian bertempat di perumahan Misfalah Rasaindo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Tahapan penelitian ini didahului dengan studi pustakadan dilanjutkan dengan pengumpulan data primer dan sekunder. a. Data primer Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah data yang sumbernya diperoleh langsung dari responden/penghuni perumahan, yaitu: jumlah anggota keluarga, data pendapatan rumah tangga, kepemilikan kendaraan, struktur rumah tangga, ukuran rumah tangga dan aksesibilitas. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak developer perumahan Misfalah Rasaindo meliputi jumlah KK yang menempati perumahan, luas lahan, tipe bangunana dan jumlah perumahan yang belum terhuni. Metode analisis data menggunakan SPSS-14 untuk uji korelasi hubungan yang erat antara variabel. Kemudian akan diperoleh hasil regresi sederhana dan berganda. Pada tahap akhir akan diperoleh persamaan regresi sederhana dan berganda yang terbentuk secara otomatis yang berupa suatu persamaan sebagai berikut (Algifari, 2000).

Bentuk matematis linier sederhana diwakili oleh persamaan 1. Y = a + b 1... (2.1) Bentuk matematis linier berganda diwakili oleh persamaan 2. Y = a + b 1 X 1 +b 2 X 2 +..+ b n X n... (2.2) HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Perjalanan 1. Pengaruh Antara Dua Variabel a). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 72 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,788, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,621. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalananan pada bangunan tipe 72 sebesar 62,1 % dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72 dengan berbagai jumlah variabel bebas. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas jumlah kepemilikan kendaraan dengan jumlah perjalanan dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,494. Kepemilikan kendaraan memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,244. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan sebesar 24,4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,006 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72. Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 1. unstandardized β pada bangunan tipe 72 ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 1 Persamaan Regresi Hubungan Antara Dua Variabel Produksi Perjalanan dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 72 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Y = 3,026 + 0,874X 1 0,788 0,621 0,000 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan Y = 5,503 + 0,822X 3 0,494 0,244 0,006 3 Jumlah Keluarga yang Sekolah Y = 6,042 + 1,054X 5 0,563 0,317 0,001 Tabel 2 Unstandardized Beta Antara Dua Variabel Bangunan Tipe 72 No Variabel Bebas Koefisie Variabel Bebas 1 Jumlah Anggota Keluarga 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 3 Jumlah Keluarga yang Sekolah Constant 0,874 0,129 0,000 3,026 0,735 0,000 0,822 0,274 0,006 5,503 0,820 0,000 1,054 0,292 0,001 6,042 0,557 0,000 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah keluarga yang sekolah dengan jumlah produksi perjalanan bangunan tipe 72 dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,563. Jumlah keluarga yang sekolah memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72, hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi R 2 = 0,317. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72 dipengaruhi oleh jumlah keluarga yang sekolah sebesar 31,17% serta sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini mengartikan model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72. Berdasarkan hasil uji regresi sederhana maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misfalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila variabel

bebas jumlah anggota keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan dan jumlah keluarga yang sekolah semakin besar nilainya. b). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan Pada Bangunan Tipe 54 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,841, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,707. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 54 sebesar 70,7 % dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dengan berbagai jumlah variabel bebas. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel bebas jumlah penghasilan keluarga dengan jumlah produksi perjalanan dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,691. Penghasilan keluarga memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,477. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah penghasilan keluarga sebesar 47,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah kepemilikan kendaraan dengan jumlah produksi perjalanan bangunan tipe 54 dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,725. Jumlah kepemilikan kendaraan memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54, hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi R 2 = 0,526. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan sebesar 52,6% serta sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini

mengartikan model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54.Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 3.unstandardized β pada bangunan tipe 54 ditunjukkan dalam Tabel 4. Tabel 3 Persamaan Regresi Hubungan Antara Dua Variabel Produksi Perjalanan dengan Variabel Bebas Bangunan Tipe 54 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Y = 2,705 + 1,021X 1 0,841 0,707 0,000 2 Jumlah Penghasilan Keluarga Y = 3,680 + 0,641X 2 0,691 0,477 0,000 3 Jumlah Kepemilikan Kendaraan Y = 3,935 + 1,378X 3 0,725 0,526 0,000 4 Jumlah Keluarga yang Sekolah Y = 6,072 + 0,860X 5 0,507 0,257 0,004 No Tabel 4 Unstandardized Beta Antara Dua Variabel Bangunan Tipe 54 Variabel Bebas Variabel Bebas Constant 1 Jumlah Anggota Keluarga 1,021 0,124 0,000 2,705 0,588 0,000 2 Jumlah Penghasilan Keluarga 0,641 0,127 0,000 3,680 0,759 0,000 3 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 1,378 0,247 0,000 3,935 0,647 0,000 4 Jumlah Keluarga yang Sekolah 0,860 6,072 0,004 6,072 0,489 0,000 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan jumlah keluarga yang sekolah dengan jumlah produksi perjalanan bangunan tipe 54 dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,507. Jumlah keluarga yang sekolah memberi pengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54, hal ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi R 2 = 0,257. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah keluarga

yang sekolah sebesar 25,7% serta sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini mengartikan model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54. Berdasarkan hasil uji regresi sederhana maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misfalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila variabel bebas jumlah anggota keluarga, penghasilan keluarga, kepemilikan kendaraan, anggota keluarga yang sekolah semakin besar nilainya. c). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 45 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,770, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,593. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 54 sebesar 59,3% dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 45 dengan berbagai jumlah variabel bebas. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah keluarga yang sekolah dengan jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,480. Penghasilan keluarga memberi pengaruh terhadap jumlah perjalanan dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,231. Hal ini mengartikan jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 54 dipengaruhi oleh jumlah keluarga yang sekolah sebesar 23,1% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45.Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 5. unstandardized β pada bangunan tipe 45 ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 5 Persamaan Regresi Hubungan Antara Dua Variabel Produksi Perjalanan dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 45 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Y = 2,817 + 1,047X 1 0,770 0,593 0,000 2 Jumlah Keluarga yang Sekolah Y = 5,842 + 0,861X 5 0,480 0,231 0,002 Tabel 6 Unstandardized Beta Antara Dua Variabel Bangunan Tipe 45 Koefisie No Variabel Bebas Variabel Constant Bebas 1 Jumlah Anggota Keluarga 1,047 0,141 0,000 2,817 0,564 0,000 2 Jumlah Keluarga yang Sekolah 0,861 0,255 0,002 5,842 0,365 0,002 Berdasarkan hasil uji regresi sederhana maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misafalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga dan jumlah keluarga yang sekolah semakin besar nilainya. 2. Pengaruh Antara Enam Variabel yang Dianalisis Secara Bersama-Sama a). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 72 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,749, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,561 dan signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan pada bangunan tipe 72 sebesar 56,1% dan sisanya disebabkan oleh faktor lain. Pada bangunan tipe 72 hanya satu variabel yang berpengaruh.model persamaan regresi sederhana ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan secara bersama-sama pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72, dikarenakan hasil uji analisis terdiri atas satu variabel bebas.

b). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 54 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,837, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,700. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 54 sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi berganda dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54. Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 7. unstandardized β pada bangunan tipe 54 ditunjukkan dalam Tabel 8. Tabel 7 Persamaan Regresi Hubungan Antara Pengaruh Enam Variabel Produksi Perjalanan dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 54 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Log Y = 0,531 + 0,393 LogX 1 + 0,203 LogX 3 0,837 0,700 0,000 Tabel 8 Unstandardized Beta Antara Enam Variabel Bangunan Tipe 54 No Variabel Bebas Variabel Bebas Constant 1 Jumlah Anggota Keluarga 0,393 0,110 0,001 0,531 0,051 0,000 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 0,203 0,095 0,042 0,531 0,051 0,000

Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kepentingan untuk melakukan perjalanan semakin banyak, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.semakin banyak jumlah kepemilikan kendaraan pribadi untuk setiap masing-masing anggota keluarga maka semakin banyak kemungkinan untuk melakukan perjalanan.hal ini yang menyebabkan jumlah anggota keluarga lebih berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan. Berdasarkan hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel jumlah anggota keluarga dan jumlah kepemilikan kendaraan berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka jumlah produksi perjalanan di perumahan Misfalah Rasaindo akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan semakin besar nilainya. c). Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan PadaBangunan Tipe 45 Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara variabel bebas jumlah anggota keluarga dan jumlah kepemilikan kendaraan dengan variabel jumlah produksi perjalanan sebesar R = 0,815, dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,664. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap jumlah perjalanan pada bangunan tipe 45 sebesar 66,4% dan sisanya sebesar 33,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti model persamaan regresi berganda dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45. Persamaan regresi hubungan antara variabel bebas dan produksi perjalanan ditunjukkan dalam Tabel 9. unstandardized β pada bangunan tipe 45 ditunjukkan dalam Tabel 10.

Tabel 9 Persamaan Regresi Hubungan Antara Produksi Perjalanan Antara Enam Variabel dengan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bangunan Tipe 45 No Variabel Bebas Persamaan R R 2 1 Jumlah Anggota Keluarga Dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Log Y = 0,466 + 0,708 LogX 1 0,139 LogX 3 0,815 0,664 0,000 Tabel 10 Unstandardized Beta Antara Enam Variabel Bangunan Tipe 45 No Variabel Bebas 1 Jumlah Anggota Keluarga Variabel Bebas Constant 0,708 0,084 0,000 0,466 0,045 0,000 2 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 0,139 0,061 0,030 0,466 0,045 0,000 Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kepentingan untuk melakukan perjalanan semakin banyak, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kepentingan untuk melakukan perjalanan semakin banyak, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.semakin banyak jumlah kepemilikan kendaraan pribadi untuk setiap masing-masing anggota keluarga maka semakin banyak kemungkinan untuk melakukan perjalanan.hal ini yang menyebabkan jumlah anggota keluarga lebih berpengaruh terhadap jumlah produksi perjalanan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang bangkitan perjalanan yang berasal dari perumahan Misfalah Rasaindo, maka dapat disimpulkan model

bangkitan perjalanan yang terjadi pada setiap tipe bangunan adalah sebagai berikut: 1). Jumlah produksi perjalanan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 72, berdasarkan hasil uji regresi hanya dipengaruhi oleh satu variabel yakni jumlah anggota keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan α = 0,000 < 0,05. 2). Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka jumlah produksi perjalanan akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga (X1) dan kepemilikan kendaraan (X3) semakin besar nilainya. Didapatkan model bangkitan perjalanan dari perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54 adalah Log Y = 0,531 + 0,393 LogX1 + 0,203 LogX3. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 54 sebesar R = 0,837, R 2 = 0,700 dan signifikan 0,000 < 0,05. 3). Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka jumlah produksi perjalanan akan semakin besar jumlahnya apabila jumlah anggota keluarga (X1) semakin besar nilainya dan kepemilikan kendaraan (X3) semakin kecil nilainya. Didapatkan model bangkitan perjalanan dari perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45 adalah Log Y = 0,466 + 0,708 LogX1 0,139 LogX3. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis korelasi jumlah anggota keluarga dan kepemilikan kendaraan pada perumahan Misfalah Rasaindo bangunan tipe 45 sebesar R = 0,815, R 2 = 0,664 dan signifikan 0,000 < 0,05. Saran Hasil pembahasan dan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya pembuatan ANDALALIN sebelum pembangunan suatu kawasan untuk mengetahui perilaku lalu lintas di sekitar kawasan yang akan di bangun 2. Perlu adanya perhitungan distribusi perjalanan menuju zona tujuan 3. Perlu adanya perhitungan jarak antara pintu keluar masuk perumahan dengan ruang milik jalan (RUMIJA)

DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2000. Analisis Regresi (Teori, Kasus, dan Solusi).BPFE. Yogyakarta Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. 2012. Gorontalo Dalam Angka 2012 Hamdi, B. 2011.Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Bougenville Di Palembang. Jurnal sipil ISSN: 1907-6975. Rauf, syafruddin. Dan A. Liputo. 2009. pemodelan bangkitan pergerakan pada tata guna lahan SMU negeri di Makassar. Jurnal transportasi 61-68.