dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II. Tinjauan Pustaka. akuntansi ke dalam beberapa definisi (Belkaoui, 2000:37). Akuntansi

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN ARUS KAS Juru uru an Akuntans Akuntan i UK Petra

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Husnan (1994 : 3) menyatakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB I PENDAHULUAN. efek. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

melakukan penelitian yang sejenis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per September 2007 (PSAK, Kerangka

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. Tentang ANALISA LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

CASH FLOWS Laporan Arus Kas Isi dan format Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menanamkan dananya terhadap emiten tersebut yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun. Pasar modal memiliki peran yang besar dalam perekonomian suatu negara,

Transkripsi:

A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Menurut Soemarso (2004:34) Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan merupakan ikhtisar pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Selain itu laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan, juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan. 2. Tujuan Harahap (2007:122) mengutip pernyataan APB Statement No.4 yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Business Enterprises dalam menjelaskan tujuan laporan keuangan yang digolongkan sebagai berikut: a. Tujuan Khusus 7

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP. b. Tujuan Umum Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut: 1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumbersumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud: a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan; b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya; c) Untuk menilai kemampuannya menyelesaikan utangutangnya; d) Menunjukkan kemampuan sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan; 2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud: a) Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham; b) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan; c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan; d) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang. 3) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. c. Tujuan Kualitatif Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No.4 adalah sebagai berikut: 1) Relevance Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. 2) Understandibility

Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya. 3) Verifiability Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. 4) Neutrality Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak pihak tertentu saja. 5) Timeliness Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. 6) Comparability Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. 7) Completeness Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai. 3. Pemakai Laporan Keuangan Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang berbeda sebab mereka memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap laporan keuangan itu sendiri. Menurut Kusnadi dan Kertahadi (2001:17), pihak yang berkepentingan secara langsung terhadap laporan keuangan perusahaan, pada umumnya terdapat 7 kelompok, yaitu: 1. Para pemilik. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai, bagian laba yang diharapkan dan menilai berhasil tidaknya manajemen perusahaan. 2. Para kreditor. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk menetapkan syarat kredit, menjaga keamanan kekayaan yang digunakan oleh perusahaan kemudian menilai apakah kepercayaan yang diberikan perlu ditarik atau dipertahankan. 3. Para calon pemilik dan kreditor. Kelompok ini berkepentingan karena kelompok ini akan memasukkan kekayaan ke dalam perusahaan, akan tetapi sebelum dimasukkan kelompok ini terlebih dahulu harus mengetahui

kondisi keuangan perusahaan pada saat itu, hasil yang telah dicapai perusahaan dan tingkat keamanan kekayaan yang akan ditanamkan. Disamping itu, kelompok ini harus menetapkan berapa jumlah aman bagi penanaman, berapa jumlah yang benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan untuk tujuan apa perusahaan tersebut memerlukan uang pinjaman. 4. Manajemen. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan dengan tujuan untuk menaksir sifat dan jumlah uang atau dana yang diperlukan, mengevaluasi hasil-hasil keputusan dan kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan masa lampau, memproyeksikan posisi keuangan dan pendapatan perusahaan menetapkan kebijaksanaan keuangan dan pendapatan perusahaan menetapkan kebijaksanaan dividen, merekomendir setiap reorganisasi atau dissolasi maupun lainnya yang berkaitan dengan bidang manajemen perusahaan. 5. Pihak pajak. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan, dengan tujuan untuk menghitung kemudian menetapkan besarnya pajak yang ditugaskan kepada perusahaan, menaksir sanksi yang akan dijatuhkan karena perusahaan tidak mengindahkan ketentuan perpajakan, melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kekayaan dan hasil operasi yang dilaporkan. Kelompok ini mempunyai sifat memaksa, artinya keputusan yang telah ditetapkan bersifat mengikat dan harus. 6. Para buruh. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk dijadikan dasar di dalam berunding dengan pimpinan perusahaan sehubungan dengan upah atau gaji yang akan diterima, atau untuk menganalisis prospek dari buruh sendiri apakah tempat ia bekerja tersebut sudah cukup aman, stabil dan menguntungkan. 7. Para langganan. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan untuk tujuan menaksir perubahan harga yang akan ditetapkan oleh perusahaan, atau untuk memutuskan perlu tidaknya mencari sumbersumber alternatif dari barang atau jasa yang diperlukan. Selain itu juga terdapat pihak yang mempunyai kepentingan yang tidak langsung terhadap usaha, seperti analis, penasehat keuangan, pasar modal, lembaga keuangan, lembaga konsultan, lembaga perdagangan, serikat buruh, para pengacara, dan sebagainya. 4. Komponen Laporan Keuangan a. Neraca ( Balance Sheet )

Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Soemarso, 2004:55). Daftar ini juga menunjukkan tentang kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Identitas neraca adalah persamaan akuntansi yang merupakan dasar sistem akuntansi yaitu aktiva = kewajiban+aktiva. Pada sisi kiri persamaan adalah aktiva yang merupakan sumber daya yang dikendalikan perusahaan. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan dapat menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Dalam menjalankan operasi perusahaan, perusahaan membutuhkan dana untuk membiayainya. Sedangkan sisi kanan mengungkapkan sumber pendanaan. Kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholder s equity) merupakan total dari pendanaan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik (modal kontribusi) dan akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya perusahaan. Perkiraan-perkiraan di neraca disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya, misalnya saja perkiraan aset yang paling lancar dan paling mudah diubah ke kas akan dicatat di paling atas. Dan untuk bagian kewajiban, kewajiban yang paling lancar dan harus cepat dibayar harus dicantumkan paling atas dalam kelompoknya. Dan yang untuk bagian ekuitas, harus yang paling ditunaikan terlebih dahululah yang disajikan paling atas.

Penyajian neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini (Harahap, 2007:216), yaitu: a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal. b. Bentuk Neraca Scontro atau T-Account Form Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri (di Inggris di kanan) dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. c. Bentuk yang menyajikan Posisi Keuangan ( Financial Position Form ) Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik. b. Laporan Laba Rugi ( Income Statement ) Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini dapat mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Dalam laporan laba rugi terdapat perincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba atau laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan kas atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.

Berdasarkan PSAK (2008:1:56), informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini : yaitu : (a) laba rugi usaha (b) beban pinjaman (c) bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas (d) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan (e) pos luar biasa (f) hak minoritas (g) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan Menurut Kieso et.al. (2001:153), laporan laba rugi terdiri dari 2 format, a. Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung ( single-step income statement ) Dalam format ini, hanya ada dua pengelompokkan yaitu: pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah langsung muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keunggulan utamanya terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bawa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul. b. Laporan Laba-Rugi Bertahap ( multiple-step income statement ) Dalam format ini, laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai kinerja perusahaan. Selain itu juga mengklasifikasikan beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufaktur (harga pokok penjualan), penjualan, dan administrasi. c. Laporan Perubahan Ekuitas ( Statement of Shareholder s Equity ) Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan-perubahan pada pos ekuitas, sehingga bermanfaat dalam mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan.

Berdasarkan PSAK (2008:1:66), perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan: (a) laba rugi bersih periode yang bersangkutan; (b) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas; (c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait; (d) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; (e) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan (f) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. d. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement ) Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan. Laba biasanya tidak sama dengan arus kas bersih, kecuali sepanjang hidup perusahaan. Akuntansi akrual menghasilkan angka yang berbeda dari akuntansi arus kas dan seperti diketahui bahwa arus kas penting dalam pengambilan keputusan karena diperlukan pelaporan atas kas masuk dan kas keluar. Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari neraca komparatif, laporan laba rugi periode berjalan dan data transaksi terpilih. Menurut Kieso et.al. (2001:238), klasifikasi aktivitas dalam laporan arus kas ini dedifinisikan sebagai berikut : 1. Aktivitas operasi (operating activities) meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.

2. Aktivitas investasi ( investing activities ) meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik hutang maupun ekuitas ) serta properti, pabrik, dan peralatan. 3. Aktivitas pembiayaan ( financing activities ) melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi : a) Perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya, dan b) Peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya. Menurut Harahap (2007:19), ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas,yaitu sebagai berikut : 1. Direct Method Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan baru dilanjutkan degan kegiatan dan pembiayaan. 2. Indirect Method Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan : a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisir dari arus kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti piutang dan utang. b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan, serta laba rugi pembatalan utang. e. Catatan atas Laporan Keuangan ( Notes to Financial Statement ) Catatan dan penjelasan atas laporan keuangan (notes to financial statement) adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan. Berdasarkan PSAK (2008:1:70), Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam

PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Biasanya hal-hal yang diungkapkan dalam catatan dan penjelasan laporan keuangan ini adalah sebagai berikut (Harahap, 2007:220) : 1. Kebijaksanaan akuntansi, misalnya metode pelaporan konsolidasi, metode penyusutan, persediaan barang, pengakuan hasil, perubahan akuntansi dan sebagainya. 2. Penjelasan tentang perkara di pengadilan jika ada, kewajiban kontinjensi, laba rugi kontinjensi dan komitmen yang tidak biasa. 3. Rencana penggabungan usaha, penjelasan transaksi yang tidak biasa, related party transactions (hubungan istimewa) dengan perusahaan anak, induk, direksi, pemegang saham, dan lain-lain. 4. Penjelasan tentang jenis saham, program pemberian saham kepada pegawai (ESOP=Employee Stock Ownership Plan), dividen saham, dan lain-lain. 5. Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan. 6. Penjelasan pos penting seperti umur piutang, perincian persediaan, aktiva tetap, penjualan, pembelian barang, dan daftar biaya produksi. 7. Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi, restitusi, perkara di majelis perpajakan. Di samping notes to financial statement, juga terdapat footnote yang merupakan catatan kaki yang dibuat di halaman neraca paling bawah dan dimaksudkan bisa menambah pengungkapan (disclosure). B. Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis.

Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Menurut Wild et.al. (2005:411), dua kondisi wajib untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan harus: (a) Telah atau dapat direalisasi (realized or realizable). Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah. (b) Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai. Selain itu, Belkaoui (2001:217) juga mengemukakan lima karakteristik laba akuntansi, yaitu: (a) Income akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan (terutama revenue yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi kos yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut). Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi mungkin eksternal atau internal. Transaksi eksplisit (eksternal) hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif.

(b) Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu. (c) Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan definisi pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income. (d) Income akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos historis bagi perusahaan, merupakan kegiatan yang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir, pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya, merupakan aset yang telah digunakan (expired aguisition cost). (e) Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu periode dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya. Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan atau pengaitan beban (expense matching) untuk menghitung laba. Perlu diperhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang terkait, bukan saatnya keluar kas. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi (return on investment) daripada sekadar perubahan kas. Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba.

Karakteristik dari pengertian laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005:114) adalah : 1. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti. 3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme. 4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen. C. Laba Tunai Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi tidak dibayar secara tunai selama satu tahun. Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan sebagai berikut: Arus kas bersih = Laba bersih Pendapatan non kas + Beban non kas Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu, beberapa

pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak diterima secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga yang belum dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi menyusutkan jumlah dari aktiva yang tidak berwujud. Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas dalam transaksinya. Utang gaji, utang pajak, dan utang bunga sudah menjadi beban tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum dilaksanakan. Laba tunai diperoleh dari jumlah arus kas dari aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas. D. Dividen Kas Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen.

Menurut Stice et.al. (2004:902) Dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali (reinvesment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Menurut Sjahrial (2007:260), berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan : 1. Posisi likuiditas perusahaan Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan dana untuk membayar utang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil. 3. Rencana perluasan usaha. Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan terhadap perusahaan. Kebijakan pembiayaan : untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber internal antara lain : laba. Bagi perusahaan publik pembagian dividen dilakukan secara teratur setiap tahun. Menurut Sjahrial (2007:259), metode standar pembayaran dividen tunai adalah sebagai berikut: 1. Tanggal pengumuman: Board of Directors mengumumkan tentang pembayaran dividen 2. Tanggal pencatatan: Dividen yang diumumkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham dicatat pada suatu tanggal yang khusus.

3. Tanggal Ex-Dividend: Sejumlah saham menjadi ex-dividend pada tanggal penjual diberi hak untuk menyimpan dividen, menurut aturanaturan bursa efek: NYSE, saham-saham yang diperdagangkan exdividend pada dan sesudah hari kedua. 4. Tanggal pembayaran: Cek pembayaran dividen dikirimkan kepada buku para pemegang saham. Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Dividen dibagikan juga untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan di mata investor bagus dan dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor. Selain itu, sebagian investor memandang bahwa resiko dividen adalah lebih rendah dibanding resiko capital gain. Dividen juga dibayar untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai (cash dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend), dividen dalam bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend). Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya.para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No Nama Peneliti dan Tahun 1 Dewi Natalia Sagala, 2006 Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima Oleh Pemegang Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta, Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia Serta Industri Barang Konsumsi Periode 2003-2005. Variabel independen: -earnings -arus kas operasi Variabel dependen : -dividen tunai Kedua variabel independen, yaitu earnings dan arus kas operasi menunjukkan pengaruh terhadap dividen tunai, tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan. 2 Reagan Pangaribuan, 2007 Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas Dengan Dividen Kas (Studi Kasus:Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ Tahun 2002-2004). Variabel independen: -laba akuntansi -kas Variabel dependen: -dividen Kas Kedua variabel independen yaitu laba akuntansi dan kas menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif dengan dividen kas.

3 Murtanto dan Yuridya, 2004 -dividen Kas Tinjauan Peneliti terdahulu Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang diuraikan sebagai berikut : Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Sagala (2006) meneliti tentang pengaruh earnings dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham dengan objek perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia serta industri barang konsumsi. Penelitian dilakukan pada periode 2003 hingga 2005. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu earnings dan arus kas operasi sebagai variabel independen dan dividen tunai sebagai variabel dependen. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa earnings berpengaruh terhadap dividen tunai dan nilainya lebih signifikan jika dibandingkan dengan arus kas operasi. Pangaribuan (2007) meneliti tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan kas dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2002-2004. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu laba akuntansi dan kas sebagai variabel independen dan dividen kas sebagai variabel dependen. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kedua variabel independen memiliki korelasi terhadap variabel dependen yaitu dividen kas. Variabel independen: -laba akuntansi -laba tunai Variabel dependen: Ada hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas.

Murtanto dan Yuridya (2004) menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada 20 industri konsumsi dasar yang Go Public di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2001. Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen. F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Laba akuntansi adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba tunai yang adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksitransaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar. Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Laba akuntansi dan laba tunai secara teori mempengaruhi jumlah dividen kas. Semakin besar jumlah laba akuntansi dan laba tunai, maka makin besarlah jumlah dividen kas yang dibagikan. Maka, dengan juga didasari latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut: Laba Akuntansi (X1) Laba Tunai (X2) H1 Dividen Kas (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2. Hipotesis Penelitian Erlina ( 2008:49 ) menyatakan Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut adalah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun secara parsial.