BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

2017 KESADARAN ATLET BULUTANGKIS TERHADAP GAYA HIDUP SEHAT

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkat Berat merupakan salah satu cabang olahraga di bawah naungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

Specific Dynamic Action

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Untuk memulai aktifitas denagn kodisi fisik yang prima maka, dibutuhkan gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Aria Novitasari, FKM UI, Universitas Universitas Indonesia Indonesia

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN...

HASIL BELAJAR ILMU GIZI OLAHRAGA PADA PEMILIHAN MAKANAN ATLET DAYUNG UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

2015 PENGARUH POLA MAKAN HARIAN TERHADAP INDEKS MASA TUBUH (IMT)

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

2015 IPLEMENTASI FUZZY SUGENO DAN FORWARD CHAINING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGATURAN NUTRISI DAN MAKANAN ATLET

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang. Terlalu banyak mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa mengimbanginya. seseorang mengabaikan pola makan yang seimbang.

No.Responden FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

UNIVERSITAS INDONESIA

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB V HASIL PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

KAJIAN ILMIAH KEPELATIHAN BERBASIS SPORT SCIENCE (Upaya Peningkatan SDM Pelatih Taekwondo Pengcab. Taekwondo Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. status gizi masyarakat, karena status gizi adalah salah satu faktor yang. menentukan kualitas kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TENTANG KATEGORI PANGAN

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik (Desmita, 2005) yang didukung dengan aktivitas olahraga dan aktivitas

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi seseorang. Kebutuhan gizi para atlet mempunyai kekhususan karena tergantung cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan atlet yang berprestasi faktor gizi sangat perlu diperhatikan sejak pembinaan ditempat pelatihan sampai pada saat pertandingan (Latief, 2000). Salah satu olahraga indoor yang intensitas tinggi dan membutuhkan gizi yang baik yaitu olahraga squash. Dewasa ini olahraga squash sudah mulai populer di Jawa Barat, ini dibuktikan dengan mulai munculnya bibit bibit atlet squash muda di Jawa Barat serta telah menjadi cabang olahraga prestasi yang mulai diperhitungkan. Zat gizi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu, zat gizi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh untuk penyediaan energi pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan baik setelah latihan maupun setelah bertanding (Suniar, 2002). Makanan untuk seorang atlet harus mengandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan untuk aktifitas sehari-hari dan olahraga. Makanan harus mengandung zat gizi penghasil energi dalam jumlah tertentu. Selain itu, makanan juga harus mampu mengganti zat gizi dalam tubuh yang berkurang akibat digunakan untuk aktifitas olahraga (Permata, 2011) Menurut Ketut Energi yang diperlukan untuk kinerja fisik diperoleh melalui hasil metabolisme bahan makanan, yang dikonsumsi setiap hari. Di samping pelaksanaan pelatihan yang sesuai dengan takaran pelatihan serta 1

2 ditangani oleh pelatih yang berkualitas untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam cabang-cabang olah raga tertentu, pemilihan makanan dan gizi yang tepat dan seimbang bagi olah ragawan dapat membantu bahkan diperlukan dalam usahanya untuk mengejar prestasi olah raga maksimal. Pada hakekatnya gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan zat gizi sangat diperlukan oleh setiap individu sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Kecukupan gizi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas, berat badan dan tinggi badan, serta keadaan hamil dan menyusui. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama dan tercermin dari nilai status gizinya (Hapzah dan Yulita, 2012, hlm.23). Pengetahuan gizi sangat diperlukan oleh seorang atlet, hal ini penting dipahami karena dapat membantu dalam mencapai derajat sehat dan bugar atlit agar mampu mengoptimalkan pengembangan prestasi. Dengan pengetahuan gizi yang baik para atlet dapat memperoleh asupan energi yang cukup. Asupan energi menurut Guyton (Iqbal, 2013, hlm. 2) terdiri dari 45 % karbohidrat, 40% energi dari lemak, serta 15% energi dari protein setiap hari untuk menjalani aktivitas. Selain itu atlet juga mengetahui apa yang harus dikonsumsi pada saat sebelum dan sesudah latihan atau pertandingan. Makanan apa yang harus dikonsumsi untuk masa pemulihan. Dalam hubungannya dengan olahraga, ilmu gizi bersama-sama ilmu lainnya mendukung tercapainya prestasi olahraga, sebab prestasi atlit ditentukan oleh kualitas latihan, sedangkan latihan yang berkualitas dapat diperoleh apabila didukung berbagai ilmu penunjang, antara lain psikologi, anatomi, fisiologi, biomekanika, statistik tes pengukuran, belajar gerak, sejarah, ilmu pendidikan, sosiologi, kesehatan olahraga dan ilmu gizi (Santosa, 2007: 3). Seringkali dijumpai atlet belum tahu tentang pola makan yang baik dan benar, ini disebabkan kurang nya pendidikan, pengetahuan serta informasi

3 tentang ilmu gizi yang diperoleh atlet tersebut. Padahal seorang atlet perlu mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang secara rutin untuk menjalankan latihan, pertandingan, maupun aktivitas yang lainnya. Menurut Sediaoetama (Kristianti, dkk, 2009, hlm. 39) pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih makanan akan berpengaruh terhadap status gizi. Dalam aktivitas olah raga terutama pada pertandingan/perlombaan yang berat dimana atlet akan mengikuti pertandingan-pertandingan dengan jadwal yang padat ataupun pada proses pelatihan dengan acara latihan yang sangat padat, ada beberapa hal yang sangat menentukan bagi kesiapan atlet. Hal-hal yang dimaksud antara lain: psikologis dan fisik, yang dalam hal ini menyangkut pemulihan (recovery) yang dilakukan. Menurut I Ketut : Pemulihan sangat menentukan apakah atlet dapat menunjukkan prestasi maksimal dari hasil pelatihannya. Pemulihan sangat perlu untuk diberikan guna memberikan kesempatan pada tubuh dalam mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan sehingga kembali siap untuk mengikuti pertandingan atau pelatihan lanjutan. Proses pemulihan ini sangat berkaitan dengan pemberian makanan dan cairan sebagai pengganti kalori yang telah dikeluarkan selama berlatih dan bertanding (Ketut, hlm. 42). Menurut Rismayanti pola makan yang baik setelah pertandingan sangat lah penting bagi seorang atlet, karena bertujuan untuk memenuhi kalori dan zat gizi untuk memulihkan glikogen otot, status hidrasi dan keseimbangan elektrolit. Apabila seorang atlit mengetahui apa yang harus dikonsumsi saat akan maupun sesudah pertandingan dengan memilih makanan dan pola makan yang tepat maka akan memberikan tambahan energi. Sebaliknya apabila

4 asupan gizi yang dikonsumsi tidak tepat maka akan mengakibatkan penurunan fungsi tubuh, energi serta dapat mengakibatkan penurunan performa dan prestasi atlet. Akan tetapi fenomena pasca kompetisi atlet suka makan sembarangan dan pola makannya tidak teratur. Dari pemaparan diatas maka penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang hubungan Pengetahuan Gizi Terhadap Pola Makan pasca kompetisi pada atlet Kab. Bandung yang mengikuti PORDA JABAR 2014 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan gizi atlet Squah Kab. Bandung? 2. Bagaimana gambaran pola makan atlet Squash Kab. Bandung pasca kompetisi? 3. Apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan pola makan atlet Squash Kab. Bandung pasca kompetisi? C. Tujuan penelitian 1. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan gizi atlet Squash Kab. Bandung 2. Mengetahui Bagaimana gambaran pola makan atlet Squash Kab. Bandung pasca kompetisi. 3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan pola makan atlet Squash Kab. Bandung pasca kompetisi. D. Manfaat Penelitian

5 Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan masalah penelitian ini, yaitu: 1. Bagi institusi Dapat memberikan gambaran pengetahuan gizi dan pola makan pasca kompetisi atlit Squash Kab. Bandung dan dapat dijadikan bahan untuk program pengembangan atlit agar dapat prestasi yang baik. 2. Bagi keilmuan a. Sebagai tambahan pengetahuan tentang penerapan ilmu gizi olahraga dilapangan. b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Halaman judul 2. Halaman pengesahan 3. Halaman pernyataan tentang keaslian skripsi dan pernyataan bebas plagiarisme 4. Halaman ucapan terima kasih 5. Abstrak 6. Daftar isi 7. Daftar tabel 8. Daftar gambar 9. Daftar lampiran 10. Bab I : Pendahuluan a. Latar belakang penelitian b. Rumusan masalah penelitian c. Tujuan penelitian d. Manfaat/ signifikansi penelitian

6 e. Struktur organisasi skripsi 11. Bab II : Kajian Pustaka/ landasan teoritis 12. Bab III : Metode Penelitian a. Desain penelitian b. Partisipan c. Populasi dan sampel d. Instrumen penelitian e. Prosedur penelitian f. Analisis data 13. Bab IV : Temuan dan pembahasan 14. Bab V : Simpulan dan rekomendasi