KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
KUALITAS DAN DAYA TERIMA SALA LAUAK DENGAN PENAMBAHAN BAYAM DAN IKAN SEGAR SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

Pengaruh Ekstrak Rosella Terhadap Kualitas Es Krim Susu Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tepung tersebut digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

Food Science and Culinary Education Journal

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

KUALITAS MI BASAH DENGAN SUBSTITUSI JAGUNG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

SUBSTITUSI PARSIAL TEPUNG BERAS DENGAN TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas L) PADA PEMBUATAN KUE LAPIS

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

PENGARUH PENAMBAHAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas Var. Ayamurasaki) TERHADAP KARAKTERISTIK SUMPING S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR UNGU TERHADAP KUALITAS PUTU AYU LAMTIUR ESTER SUKIYAKI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK TERHADAP KUALITAS COOKIES. Oleh: NURHAMIDAH RANGKUTI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH PEMAKAIAN KULIT BUAH NAGA MERAH TERHADAP KUALITAS KUE KU

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUBTITUSI TEPUNG PISANG AWAK (Musa paradisiaca var Awak) DAN IKAN LELE DUMBO (Clariasis garipinus) DALAM PEMBUATAN BISKUIT SERTA UJI DAYA TERIMANYA

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

Transkripsi:

KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA SARY AMANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING KUALITAS DAN DAYA TERIMA NAGASARI PADAT GIZI SEBAGAI MAKANAN ANAK BALITA SARY AMANAH Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Sary Amanah untuk persyaratan wisuda Maret 2015 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua Pembimbing Padang, Mei 2015 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Baidar, M.Pd Dra. Hj. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph.D NIP. 19510415 197710 2 001 NIP. 19640619 199203 2 001

1 Kualitas dan Daya Terima Nagasari Padat Gizi sebagai Makanan Anak Balita Sary Amanah 1, Baidar 2, Asmar Yulastri 2 Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Universitas Negeri Padang Email: sary.zhou@yahoo.com Abstract This research aimed to analyze the quality and to know capacity of acceptance nutrient dense nagasari as a food toddlers. The research was the development of research. The object of research was a nutrient dense nagasari as a toddlers. The procedure to begins with a quality test using organoleptic test. Test of Organoleptic conducted by involving six professional panelists people is experts in area of culinary, nutrition and food, and then do the test of capacity acceptance to 24 toddlers in kindergarten Dharmawanita UNP. Result of quality test nagasari which developed is said valid by professional panelists people on the fourth trial because the results of assessment professional panelists people in each indicator have very good that is, 5.00. Furthermore, the result of capacity acceptance test showed that nagasari which developed is received by toddlers. Key word: Qualitty, capacity acceptance, nagasari, nutrient dense ¹Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Untuk Wisuda Periode Maret 2015 ²Dosen Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT-UNP

2 A. Pendahuluan Ubi jalar ( Ipomoea batatas) atau dikenal sebagai sweet potato merupakan tanaman yang sangat familiar bagi masyarakat, banyak ditemukan di pasar dengan harga relatif murah. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi ubi jalar di Sumatera Barat mencapai 98.120. Sedangkan pada tahun 2012 produksi ubi jalar di Sumatera Barat Mencapai 124.881 ton (BPS, 2013: 325). Ubi jalar sudah dikenal oleh masyarakat sebagai makanan pokok atau hanya sebagai makanan selingan yang sederhana. Ubi jalar mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti kalsium dan zat besi, serta vitamin A dan C. Ubi jalar kuning juga mengandung betakaroten yang tinggi. Menurut Richana (2013: 25) Betakaroten merupakan bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh. Kandungan betakaroten pada ubi jalar kuning dapat juga berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan yang disimpan dalam ubi jalar kuning mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas. Ubi jalar dapat dikonsumsi oleh anak balita karena ubi jalar mempunyai tekstur yang lembut dan mudah untuk dicerna. Akan tetapi anak balita tidak banyak menyukai ubi jalar dengan olahan seperti digoreng, dibakar dan dikukus. Untuk itu perlu adanya variasi menu makanan anak balita dari olahan ubi jalar yang disesuaikan menurut kebutuhan anak balita yaitu dari segi warna, tekstur, aroma, rasa, bentuk, kandungan gizi serta bahan

3 yang digunakan. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan ubi jalar kuning diolah menjadi makanan Indonesia berupa cemilan yaitu nagasari. Nagasari merupakan salah satu kue khas Indonesia dan sejenis kue basah. Menurut Rezeki (2013: 8) Nagasari adalah kue yang berbahan dasar tepung beras, tepung tapioka, santan, gula, daun pandan dan garam yang diisi pisang. Kue ini biasanya dibalut dengan daun pisang. Menurut tim penyusun kamus pusat bahasa (2008: 993) Nagasar i adalah kue yang terbuat dari tepung beras, santan, gula yang berisi pisang, kemudian dibungkus dengan daun pisang muda. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa nagasari terbuat dari tepung beras dan tepung tapioka yang dicampurkan dengan santan dan gula, serta diisi dengan pisang, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Nagasari sudah umum di masyarakat, terutama anak balita dapat mengkonsumsi nagasari karena nagasari mempunyai tekstur yang lembut dan lunak. Akan tetapi nagasari yang biasa dikonsumsi masyarakat dan anak balita banyak mengandung karbohidrat, rendah protein, rendah vitamin dan rendah mineral. Anak balita membutuhkan vitamin, protein, mineral dan karbohidrat sedangkan dalam nagasari yang biasa dikonsumsi anak balita dan biasa diolah masyarakat masih belum bisa memenuhi kebutuhan gizi anak balita. Maka diperlukan adanya pengembangan untuk makanan anak balita yang mempunyai nilai gizi lengkap. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan ubi jalar yang berwarna kuning dalam pembuatan nagasari sebagai substitusi

4 tepung beras yang dapat berpengaruh pada warna, aroma, rasa, tekstur, bentuk dan nilai gizi. Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian pengembangan resep nagasari yang cocok untuk anak balita. Maka penulis melakukan penelitian dengan tujuan yaitu untuk menganalisis kualitas (warna, bentuk, aroma, tekstur dan rasa) dan mengetahui daya terima nagasari padat gizi sebagai makanan anak balita. B. Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengembangan ( research and development). Menurut Sugiyono (2010: 297) Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Prosedur dalam penelitian ini yaitu melakukan uji kualitas nagasari sampai dinyatakan valid oleh panelis ahli. Produk dinyatakan valid oleh panelis ahli apabila penilaian pada lembar validasi mendekati angka 5 untuk semua indikator penilaian. Selanjutnya melakukan uji daya terima kepada anak balita di TK Dharma Wanita UNP. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah setelah nagasari matang, selanjutnya diberikan kepada panelis ahli dengan melengkapi lembaran format validasi makanan untuk anak balita dan kemudian panelis ahli memberikan penilaian yang ditemui panelis ahli pada format pengujian yang meliputi kualitas warna, aroma, bentuk, rasa serta hedonik (kesukaan).

5 Setelah produk dinyatakan valid oleh panelis ahli, maka dilanjutkan dengan melakukan uji daya terima nagasari padat gizi yang dilengkapi dengan angket kepada 24 anak balita. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif kuantitatif. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penilaian nagasari pada percobaan pertama dengan substitusi 20% menyatakan bahwa tekstur yang dihasilkan kurang baik. Kualitas rasa yang dihasilkan kurang baik. Kualitas warna yang dihasilkan kurang baik. Kualitas aroma yang dihasilkan kurang baik. Kualitas bentuk yang dihasilkan baik. Dengan demikian penggunaan substitusi ubi jalar kuning pada nagasari dihasilkan pada warna kurang kekuningan, rasa kurang dominan ubi jalar kuning dikarenakan substitusi ubi jalar kuning yang digunakan sedikit. Penilaian di atas disimpulkan bahwa nagasari belum layak untuk dijadikan sebagai makanan anak balita, maka dilakukan percobaan kedua untuk meningkatkan kualitas nagasari. Perbaikan yang disarankan oleh panelis ahli yaitu dengan melakukan substitusi ubi jalar kuning sebanyak 40%, untuk menghasilkan kualitas warna, bentuk, aroma, tekstur dan rasa yang baik. Penilaian nagasari pada percobaan kedua dengan substitusi 40% menyatakan bahwa tekstur nagasari yang dihasilkan kurang baik. Kualitas warna nagasari yang dihasilkan baik. Kualitas aroma yang dihasilkan baik. Kualitas rasa nagasari yang dihasilkan baik. Kualitas bentuk yang dihasilkan

6 baik. Hal ini menunjukkan semakin banyak substitusi ubi jalar kuning yang digunakan akan semakin berpengaruh terhadap kualitas warna nagasari yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penilaian pada percobaan kedua menunjukkan bahwa nagasari dengan substitusi 40% dinyatakan cukup baik untuk makanan anak balita. Dilihat dari hasil penilaian, dapat diketahui bahwa substitusi 40% memiliki warna yang kuning kemerahan, bentuk yang cukup rapi, aroma yang cukup baik, dan rasa yang dominan ubi jalar kuning. Oleh karena itu dipilihlah resep nagasari dengan substitusi 40% untuk dikembangkan ke tahap selanjutnya sebagai makanan anak balita. Kesimpulan setelah dipilih resep nagasari dengan substitusi 40%, panelis ahli menyarankan untuk mengurangi tepung tapioka dari jumlah takaran, yang dilakukan pada percobaan ketiga agar menghasilkan kualitas nagasari yang baik. Pada percobaan ketiga yang dilakukan, nagasari yang dihasilkan dari penilaian panelis ahli cukup baik. Hal ini disebabkan kualitas tekstur yang dihasilkan baik, kualitas rasa yang dihasilkan baik dan kualitas aroma yang dihasilkan baik. Berdasarkan kekurangan tersebut perlu perbaikan dengan menggantikan tepung tapioka dengan tepung hunkwe serta menambahkan susu dari jumlah sebelumnya agar tingkat kemanisan tercapai dan memenuhi nilai gizi yaitu protein. Tepung hunkwe dapat menjadikan nagasari lebih mengkilat dan tekstur yang dihasilkan lebih padat dan kenyal. Kemudian perlu ditambahkan garnish didalam nagasari, sehingga warna dari nagasari menarik untuk dilihat yaitu sagu mutiara dan daun pandan.

7 Pada percobaan keempat yang dilakukan, menunjukkan skor penilaian dari semua indikator kualitas nagasari memperoleh skor rata-rata sebesar 5,00, yaitu sangat baik. Hasil penilaian panelis ahli resep nagasari yang dikembangkan pada pecobaan keempat dinyatakan valid dan maka dilanjutkan dengan uji daya terima kepada 24 anak balita di TK Dharma Wanita UNP. Penilaian uji daya terima dilakukan pada empat indikator yaitu porsi yang dimakan, bagian yang dimakan, ekspresi ketertarikan terhadap makanan dan lama waktu menghabiskan porsi yang dimakan. Berdasarkan penilaian uji daya terima pada indikator pertama (banyak yang dimakan) diketahui bahwa 67,0% anak balita menghabiskan 1 buah nagasari yang diberikan. Pada indikator kedua (bagian yang dimakan) diketahui bahwa 70,8% anak balita menghabiskan seluruh bagian nagasari yang diberikan. Pada indikator ketiga (ekspresi ketertarikan terhadap makanan) diketahui bahwa 46,0% anak balita memperlihatkan ekspresi ketertarikan (b ersemangat dan biasa saja) dalam mengkonsumsi nagasari. pada indikator keempat (lama waktu menghabiskan porsi yang dimakan) diketahui bahwa 58,0% anak balita menghabiskan nagasari selama kurang dari 10 menit. D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan a. Penilaian nagasari dilakukan sebanyak 4 kali percobaan dan dinyatakan valid oleh panelis ahli pada percobaan keempat. Penilaian

8 dinyatakan valid apabila pada lembaran validasi sudah mendapatkan nilai 5,00 yaitu sangat baik pada setiap indikator. b. Penilaian uji daya terima pada indikator pertama (banyak yang dimakan), anak balita menghabiskan 1 buah nagasari yang diberikan. Pada indikator kedua (bagian ya ng dimakan), anak balita menghabiskan seluruh bagian nagasari yang diberikan. Pada indikator ketiga (ekspresi ketertarikan terhadap makanan), anak balita memperlihatkan ekspresi ketertarikan (bersemangat dan biasa saja ) dalam mengkonsumsi nagasari. Pada indikator keempat (lama waktu menghabiskan porsi yang dimakan), anak balita menghabiskan nagasari selama kurang dari 10 menit. 2. Saran a. Bagi masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak balita diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan informasi atau pengetahuan baru yang bermanfaat dalam menvariasikan nagasari dan penganekaragaman makanan anak balita dengan menggunakan potensi lokal serta menjadikan nagasari yang dikembangkan sebagai makanan anak balita. b. Bagi mahasiswa diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan di bidang pengolahan makanan berbahan baku ubi jalar kuning.

9 c. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat lebih mengkaji dan mengembangkan lebih dalam lagi teori yang sudah dijelaskan dalam penelitian ini. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I: Dra. Hj. Baidar, M.Pd dan Pembimbing II: Dra. Hj. Asmar Yulastri, M.Pd., PhD. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. 2013. Tanah Datar Dalam Angka 2013. Padang: BPS Kabupaten Tanah Datar. Rezeki, Putri. 2013. Uji Kualitas Hasil Jadi Kue Nagasari Menggunakan tepung Ganyong. http://thesis.binus.ac.id. [05-02-2015] Richana, Nur. 2013. Menggali Potensi Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Bandung: Nuansa Cendikia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif / Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.