IDENTIFIKASI SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) TELEPON SELULER DI SURABAYA SKRIPSI. Diajukan Oleh : YONIE SATRIA

dokumen-dokumen yang mirip
E-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, pokok permasalahan yang dihadapi, pembatasan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. PILOT PROJECT FOR COLLECTING END-OF-LIFE MOBILE PHONES BY USING DROP-OFF METHOD (xv + 96 pages, 10 tables, 22 figures, 4 appendix)

DAMPAK KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM SAMPAH ELEKTRONIK (E WASTE) TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. Widi Astuti ) Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci : E-waste, Telepon Seluler, Ponsel, Timbulan, Komposisi, Pengelolaan, Pusat Perbelanjaan, Kota Depok. ABSTRACT

Kajian tentang Pengelolaan Limbah Elektronik

IDENTIFIKASI POLA ALIRAN E-WASTE KOMPUTER DAN KOMPONENNYA DI BANDUNG

I. PENDAHULUAN. hampir semua aktifitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersedian

ABSTRAK. Kata Kunci: Price Perception, Buyer Vulnerability, Price Offer Fairness. viii. Universitas Kristen Maranatha

POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

ABSTRAK. Kata kunci: Arduino, Switch, Access Point, LED, LCD, Buzzer, . i Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PEMBEKUAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PLASMA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang diangkat, pembatasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. merupakan faktor yang sangat penting bagi strategi marketing, karena dengan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

Kondisi Prasarana di Indonesia KULIAH KE-3

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

4. Melakukan identifikasi kegiatan kegiatan pada pekerjaan pembuatan kusen, pintu, dan kanopi dari UPVC.

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

Sampah Kota atau Municipal Solid Waste (MSW) dan Penyelesaian Masalahnya

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK INSIDENSI ASTHENOPIA PADA PEKERJA KOMPUTER DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, BANDUNG TAHUN 2006

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mengalami perkembangan

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

POLEMIK PENGELOLAAN SAMPAH, KESENJANGAN ANTARA PENGATURAN DAN IMPLEMENTASI Oleh: Zaqiu Rahman *

SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN LAHAN BASAH BUATAN MENGGUNAKAN RUMPUT PAYUNG (CYPERUS ALTERNIOFOLIUS) Oleh :

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

Limbah Elektronik (E-Waste) DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DKI JAKARTA 2017

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari satu merek ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

KAJIAN TARIF ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi masyarakat, tidak hanya masyarakat kalangan menengah ke atas, bahkan

ABSTRAK. Kata kunci : ewom, Brand Equity. Universitas Kristen Maranatha

Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

1:.Y::::;jMSj STUDI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DIKOTABANDARLAMPUNG. Nama Mahasiswa HAPPY SURYATI H NIM. Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY TERHADAP PENYELESAIAN TUGAS KELOMPOK DI KALANGAN MAHASISWA FISKOM UKSW SALATIGA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN LIMBAH ELEKTRONIK (ELECTRONIC WASTE) TERPADU : SEKTOR FORMAL DAN INFORMAL DI INDONESIA. Widi Astuti ) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

BAB I PENDAHULUAN. Mencermati perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia yang. telepon seluler dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKTOR PENENTU KETERLANJUTAN PEMBANGUNAN : 1. FAKTOR BIOFISIK 2. FAKTOR SOSIAL BUDAYA

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

Riva Lovianita Lumbantoruan ABSTRAK

ABSTRAK. Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt 2 ;Riza Alfian,M.Sc.,Apt 3

ABSTRACT. Keyword: Celebrity Endorser, (Attractiveness, Trustwortiness, and Expertise), Purchase Intention, Sarimi Soto Koya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN. kecil dikarenakan ketersediaan bahan bakar global yang semakin menipis dan

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. juga iklan yang terlihat kurang menarik yang membuat kita tidak bisa mengingat. untuk memenuhi atau mencapai sasaran tertentu.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. akan infomasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Smartphone merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk mengakses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

Transkripsi:

IDENTIFIKASI SAMPAH ELEKTRONIK (E-WASTE) TELEPON SELULER DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : YONIE SATRIA 0752010034 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.4. Manfaat Penelitian... 4 1.5. Ruang Lingkup... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telepon Seluler......... 6 2.1.1. Sejarah Telepon Seluler... 6 2.1.2 Definisi Telepon Seluler... 6 2.1.3 Komponen Telepon Seluler... 6 2.1.4 Pengguna Telepon Seluler... 11 2.2. Limbah Elektronik (E-waste)... 12 2.3. Jenis-jenis E-Waste... 13 2.4. Bahan Berbahaya yang Terkandung dalam E-Waste... 14 2.4.1 Dampak Buruk E-Waste. 14 2.4.2 Komponen Telepon Seluler yang Berbahaya Bagi Lingkungan.. 15 2.5. Contoh Kasus E-Waste... 17 2.5.1 Penumpukkan PCB di TPA Indiana, Amerika Serikat (1950-1977). 18 2.5.2 Sapi Potong Terkontaminasi Lindi dari PBB di Michigan, Amerika Serikat (1970)... 19 2.5.3 Penumpukkan E-Waste di Nigeria (2010)... 19 v

vi 2.6. Dasar Hukum Pengelolaan E-Waste di Indonesia... 20 2.6.1 Peraturan Indonesia tentang Basel Convention... 20 2.6.2 Peraturan Tentang Sampah.. 20 2.6.3 Peraturan tentang Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) 20 2.7. Penelitian Terdahulu Tentang E-Waste...... 21 2.7.1 Identifikasi Kegiatan Reuse dan Recycle E-Waste Telepon Seluler Pada Sektor Secondhand di Kota Bandung. 21 2.7.2 Identifikasi Material E-Waste Komputer dan Komponen Daur Ulangnya di Lokasi Pengepulan E-Waste (Studi Kasus : Kota Bandung). 22 2.7.3 Identifikasi Pola Aliran E-Waste Komputer dan Komponennya di Bandung... 24 2.8. Pengelolaan dan Penanganan E-Waste...... 25 2.9. Teknik Pengambilan Sampel.... 27 2.9.1 Strategi Pengambilan Sampel.. 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendahuluan....... 29 3.2. Prosedur Penelitian... 29 3.2.1. Studi Literatur. 29 3.2.2. Penentuan Daerah Studi dan Jumlah Sample.. 29 3.2.3. Pembuatan Kuisioner... 32 3.3. Kerangka Prosedur Penelitian... 33 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Terhadap Pengguna Telepon Seluler... 34 4.2. Penelitian Terhadap Pelaku Usaha Telepon Seluler... 45 4.3. Pola Alir E-Waste Telepon Seluler... 54 4.3.1 World Trade Centre Surabaya... 55 4.3.2 Plaza Marina Surabaya.. 57

vii BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 60 5.2. Saran... 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A. PERHITUNGAN JUMLAH SAMPEL LAMPIRAN B. KUISIONER UNTUK PENGGUNA TELEPON SELULER LAMPIRAN C. KUISIONER UNTUK PELAKU USAHA YELEPON SELULER

ABSTRAK Dewasa ini telepon seluler (ponsel) tidak hanya menjadi kebutuhan tersier masyarakat moderen tapi sudah menjadi kebutuhan primer. Seperti halnya alat elektronik lain, ponsel memiliki masa pakai, jika kegunaannya di nilai kecil oleh penggunanya maka akan dianggap sebagai sampah. Karena tidak ada peraturan khusus yang mengatur tentang e-waste di Indonesia, hingga sekarang sampah elektronik dapat dibuang bersama sampah rumah tangga. Penelitian ini membahas perlakuan pengguna telepon seluler dan pelaku usaha telepon seluler terhadap e-waste telepon seluler di Surabaya. Hasilnya menunjukkan sebanyak 55% responden pengguna telepon seluler membuang ke tempat sampah umum, 45% memilih membawa ke tempat pengepulan untuk didaur ulang. Sedangkan untuk responden pelaku usaha telepon seluler yang membuang hasil kegiatan reparasi telepon seluler ke tempat sampah sebanyak 34%, sebanyak 32% diserahkan kepada konsumen, 30% disimpan, sisanya 4% dijual ke pengepul. Kata kunci : e-waste, telepon seluler, pengguna telepon seluler, dan pelaku usaha telepon seluler

ABSTRACT Nowadays mobile phone not only become tertiary needs for modern people, but it s become a primary needs. Like the other electronic equipments, mobile phone has a life time use, if the benefit is priceless it will become a waste. As there is no specific regulation regarding with e-waste in Indonesia, hence until now the waste can be disposed of together with municipal solid waste. This current research discusses about the treatment of mobile phone s users and the mobile phone s traders concerning mobile phone e-waste. The result shown 55% the respondents of mobile phone s users dispose their mobile phone to trash can, 45% choose to bring it to flea market for recycle. The otherwise for mobile phone s traders that dispose their mobile phone s used components is 34%, amounting to 32% return it back to the mobile phone s users, 30% keep it for their own, the rest of 4% sell it to the vendor of used articles. Key word : e-waste, mobile phone, mobile phone s users, and mobile phone s traders

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini telepon seluler (ponsel) tidak hanya menjadi kebutuhan tersier masyarakat moderen tapi sudah menjadi kebutuhan primer. Seperti halnya alat elektronik lain, ponsel memiliki masa pakai, jika kegunaannya di nilai kecil oleh penggunanya maka akan dianggap sebagai sampah. Limbah elektronik yang kemudian dikenal sebagai e-waste memiliki ciri khas yang membedakan dari limbahlimbah lain. E-waste ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan sampah-sampah lain. Hal ini disebabkan definisi terhadap e-waste sangat bergantung dari persprektif tiap orang, pada kenyataanya e-waste di Indonesia terdapat dua versi yaitu, limbah yang masih dapat digunakan kembali (secondhand) dan limbah elektronik yang tidak dapat digunakan lagi tapi komponennya masih dapat digunakan. Karena e-waste masih memiliki daya jual perdagangan e-waste oleh sektor informal sangat marak apalagi di negara-negara berkembang. Jumlah pengguna ponsel di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Informasi dan komunikasi telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat dari berbagai golongan ekonomi. Pada awal kemunculannya, ponsel terbatas digunakan hanya oleh masyarakat dengan perekonomian menengah ke atas serta kaum

2 profesional yang membutuhkan komunikasi instan. Namun kini, penggunaan alat komunikasi ini meluas ke berbagai daerah di seluruh negeri dan didukung pula dengan meluasnya jaringan pelayanan operator ponsel. Cepat atau lambat, ponselponsel tersebut akan habis masa pakainya. Pada kenyataannya, ponsel biasanya tidak digunakan lagi meskipun masih dapat beroperasi. Mereka digantikan ponsel baru karena pemilik mereka menginginkan fitur-fitur baru atau ponsel yang lama tidak memadai untuk layanan terbaru dari operator, atau hanya karena ingin berganti ponsel saja. Akibatnya dalam satu tahun ratusan juta ponsel tidak digunakan lagi oleh pemiliknya (Osibanjo dan Nnorom, 2007). Suatu ponsel dapat hidup hingga 10 tahun, namun karena faktor teknologi dan gaya hidup, pengguna ponsel rata-rata berganti ponsel sebanyak 4 kali dalam kurun waktu itu (NOKIA, 2005). Ada berbagai macam model dari tiap-tiap jenis peralatan elektronik dan masing-masing model memiliki komponen dan teknik pemretelan dan daur ulang yang berbeda-beda. Sebuah ponsel standar terdiri dari 500-1000 komponen. Salah satu penemuan penting kajian dampak telepon seluler terhadap lingkungan yang dilaksanakan oleh Nokia dan pihak-pihak yang terlibat adalah bahwa Printed Wiring Board (PWB), Integrated Circuit (ICs), dan Liquid Crystal Display (LCD) merupakan komponen yang memiliki dampak tertinggi terhadap lingkungan (NOKIA,2005). Menurut estimasi Badan Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP), setiap tahun 650 juta ponsel menjadi sampah di seluruh penjuru dunia. Ponsel merupakan

3 salah satu jenis e-waste yang tercepat pertumbuhannya. Peningkatan volume per tahunnya diperkirakan mencapai 3-5 % atau tiga kali lebih cepat daripada sampah biasa. Telah diketahui bahwa alat elektronik yang tidak terpakai cepat atau lambat akan berakhir di tempat pemrosesan akhir seperti landfill atau incinerator, di mana mereka akan mengeluarkan material toksik seperti merkuri, kadmium, timbal, arsen, dioksin dan zat-zat berbahaya lain ke udara, tanah dan air (Triwiswara dan Damanhuri, 2009). Negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, terdapat kegiatan perbaikan dan penggunaan kembali ponsel bekas dalam jumlah yang tinggi. Toko reparasi dapat ditemukan di sektor secondhand. Para pekerja di toko-toko tersebut mencari komponen-komponen yang rusak atau tidak terpakai dan menggantinya dengan komponen baru buatan lokal. Komponen yang rusak parah dan tidak dapat digunakan kembali, masih memiliki nilai jual karena masih bisa didaur ulang. 1.2. Perumusan Masalah Peranan jasa reparasi sangat penting dalam memperpanjang umur peralatan elektronik, umumnya melalui penggantian komponen elektronik yang rusak dengan komponen baru atau sistem kanibal, yaitu dengan menggunakan bagian yang masih bisa dipakai dari peralatan elektronik yang sudah tidak terpakai. Mekanisme ini belum tentu benar, karena peralatan elektronik mempunyai usia batas pemakaian dan tidak semua peralatan elektronik dapat diperbaiki dengan sistem kanibal.

4 Oleh karena itu diperlukan identifikasi mengenai peralatan elektronik yang sudah benar-benar tidak bisa digunakan lagi di Kota Surabaya. Dari identifikasi yang akan dilakukan diharapkan dapat merepresentasikan perjalanan e-waste telepon seluler dan juga dapat memberikan informasi tentang perjalanan e-waste telepon seluler di Surabaya. Karena e-waste jika dibiarkan menumpuk di tempat pembuangan akhir dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan tugas akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui perlakuan pelaku jasa reparasi dan pengguna telepon seluler terhadap E-waste telepon seluler di Surabaya. 2. Merepresentasikan perjalanan e-waste telepon seluler dan komponennya di Surabaya. 3. Mengetahui persentase e-waste telepon seluler yang diolah kembali dan yang dibuang di TPA. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi tentang perjalanan sampah elektronik telepon seluler di Kota Surabaya. 2. Memberikan pengetahuan baru tentang permasalahan sampah, yaitu sampah elektronik.

5 3. Sebagai pembanding dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya di Kota Bandung. 4. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya e-waste. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini dilaksanakan di kota Surabaya. 2. E-waste yang menjadi perhatian adalah telepon seluler (ponsel). 3. Ponsel dibatasi pada unit ponsel secara kesuluruhan dan komponen-komponen penyusunnya. 4. Komponen yang ditinjau adalah komponen eksternal dan komponen internal 5. Kerusakan ponsel tidak akan ditinjau dalam peneltian ini. 6. Subjek penelitian ini adalah pelaku usaha jual beli, jasa reparasi dan pengguna ponsel secondhand yang beroperasi di World Trade Centre dan Plaza Marina Surabaya.