Pengembangan Industri Kreatif

dokumen-dokumen yang mirip
Industri Kreatif Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

EKONOMI KREATIF DALAM PERSPEKTIF PERDAGANGAN, HAMBATAN DAN PERAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. keempat, yaitu industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

Perkembangan Industri Kreatif

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan

BAB PENDAHULUAN. Kreativitas ditemukan di semua tingkatan masyarakat. Kreativitas adalah ciri

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi:

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

Dampak Positif Ekonomi Kreatif

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

INDUSTRI KREATIF: MOTOR PENGGERAK UMKM MENGHADAPI MASAYARAKAT EKONOMI ASEAN. Vita Kartika Sari 1 ABSTRAK

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Contoh dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri. Tidak hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung

1.1 LATAR BELAKANG. Periklanan. Arsitektur BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

JUDUL UNIT : Menyiapkan Dan Membuat Frame/Cel Berwarna

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri

EKONOMI KREATIF DAN PERAN PENDIDIKAN: APLIKASI METODE WHITE-GUNASEKARAN-ROY

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

E-COMMERCE: DIGITAL MARKETS, DIGITAL GOODS. Defri Kurniawan, M.Kom

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

JUDUL UNIT : Menerapkan Prinsip - Prinsip Rancangan Instruksional

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Clicksquare Gambar 1.1 Logo Clicksquare. Sumber:

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

JUDUL UNIT : Membuat Animasi Stop Motion (Modeling)

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang dilakukan oleh setiap negara tak terkecuali Indonesia. Adapun

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terdapat satu hal yang belakangan ini sering didengungkan, baik

Assalaamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Om Swastiastu.

PENINGKATAN DAYASAING UKM EKONOMI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PRODUK LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Industri Kreatif Indonesia pada Tahun Seni Pertunjukan. 2 Seni Rupa. 3 Televisi dan Radio.

Distribusi Mata Kuliah Program Studi Ilmu Komunikasi 2011

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014

BAB I PENDAHULUAN. Animasi komputer di Indonesia marak bermunculan dalam iklan iklan

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA GALA DINNER NETWORKING SESSION DENGAN IKATAN ILMUWAN INTERNASIONAL INDONESIA (I-4) JAKARTA, 18 DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Data Statistik dan Hasil Survei EKONOMI KREATIF. Kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik

Transkripsi:

Pengembangan Industri Kreatif S.B.Hari Lubis Institut Teknologi Bandung harl@melsa.net.id Rapat Kerja Departemen Perindustrian 2008 Jakarta 26-29 Pebruari 2008

Pendahuluan Industri Kreatif : mulai menarik dan berkembang di berbagai negara, termasuk di Indonesia Istilah Industri Kreatif muncul pertama kali awal tahun 1990an oleh Partai Buruh Australia (bentuk baru penciptaan lapangan kerja) dikembangkan lebih lanjut di Inggris 1997, Perdana Menteri Tony Blair membentuk Tim Industri Kreatif Inggris Apa sesungguhnya Industri Kreatif? belum sepakat definisi berbeda satu sama lain

Creative industry refers to a set of interlocking industry sectors, and are often cited as being a growing part of the global economy. The creative industries are often defined as those that focus on creating and exploiting intellectual property products; such as music, film, and games, or providing business-to-business creative services such as Advertising, Public Relations and Direct Marketing. Aesthetic live performance experiences are also generally included, contributing to an overlap with definitions of Art and Culture, and sometimes extending to include aspects of Tourism and Sport. Economic activities focused on designing, making and selling objects such as jewellery, haute couture or fine art also often feature in definitions of the sector because the value of such objects derives from a high degree of aesthetic originality. (Wikipedia)

Creative industries produce and distribute goods and services centred around texts, symbols and images. They are a distinct cluster of knowledge-based activities operating under prescribed intellectual property regulations, combining artistic talents and experimental endeavor with advanced technology and techniques. The core activities include music, audio-visual (including film and TV), software, videogames, and publishing. (UNCTAD) definisi masih berkembang cenderung mengaitan Industri Kreatif dengan aspek seni, budaya, dan keindahan, walaupun juga dipadukan dengan aspek teknologi. bisa dilihat dari cakupan kegiatan di berbagai negara, termasuk Indonesia

Inggris Periklanan Kesenian dan Barang Antik Kerajinan Tangan Desain Tata Busana Film dan Video Perangkat lunak hiburan interaktif Musik Seni Pertunjukan Penerbitan Jasa Komputer Televisi Radio Malaysia Mengandung konten kreatif (mis. desain grafis,multimedia,bran ding, arsitektur,seni) Animasi mengandung konten bergerak Rumah Produksi dan Film Lembaga Kreatif (mis. perg. tinggi) Solusi Teknologi Informasi Pembelajaran Elektronik (e-learning) Permainan (Games) Simulasi Dunia Maya Hongkong Periklanan Arsitektur Kesenian dan Barang Antik Komik Desain Tata Busana Film Permainan Komputer Musik Seni Pertunjukan Penerbitan Perangkat Lunak dan Jasa Teknologi Informasi Televisi

Indonesia (Departemen Perdagangan) Jasa Periklanan Arsitektur Seni Rupa Kerajinan Desain Mode (fashion) Film Musik Seni Pertunjukan Penerbitan Riset dan Pengembangan Software TV dan Radio Mainan Videogame

Peran Industri Kreatif dalam perkembangan ekonomi dunia mulai signifikan : UNCTAD : sumbangan Industri Kreatif 7% total PDB dunia negara-negara pendapatan rendah/menengah 5% PDB. Kontribusi Industri Kreatif terhadap PDB dan penyerapan TK : Negara Hong Kong Selandia Baru Australia Inggris Sumbangan Industri Kreatif dalam PDB 2% 3,1% 3,3% 7,9% Tenaga Kerja diserap Industri Kreatif 3,7% 3,6% 3,7% 4,2%

Pengembangan Industri Kreatif di Indonesia perhatian terhadap perkembangan Industri Kreatif mulai muncul dalam jumlah terbatas, kegiatan beberapa perusahaan yang termasuk Industri Kreatif sudah berlangsung lama beberapa daerah/lembaga pendidikan tinggi/lembaga pemerintah mulai menaruh perhatian tahapan pertumbuhan awal peluang, memikirkan dan merencanakan pengembangan Industri Kreatif secara lengkap dan menyeluruh dapat berjalan dengan baik, bisa memberi sumbangan yang besar bagi perkembangan ekonomi Pola pengembangan perlu mempertimbangkan perbedaan kondisi Indonesia dengan negara dimana Industri Kreatif telah berkembang Perumusan perlu diawali penelaahan lengkap untuk memahami fenomena munculnya Industri Kreatif dan komponen-komponen dalam pertumbuhannya

Perbedaan Kondisi Indonesia dengan Negara Industri Kreatif yang Telah Berkembang Berbagai definisi cenderung mengkaitkan Industri Kreatif dengan aspek-aspek seni, budaya, dan keindahan,juga melibatkan industri yang berkaitan dengan teknologi komputer/informasi dan entertainment jenis kegiatan industri tanpa kaitan dengan aspek-aspek itu tidak tercakup definisi Industri Kreatif pengembangannya terabaikan Pengamatan lapangan di Indonesia : kegiatan industri bisa tumbuh di sektor industri manapun, tanpa kaitan aspek seni, budaya, keindahan. definisi kemungkinan muncul karena penyediaan kebutuhan masyarakat telah lengkap tidak tersedia ruang untuk mengembangkan gagasan kreatif di sektor industri yang relatif sudah berkembang lama pertumbuhan Industri Kreatif hanya memiliki saluran ke arah seni, budaya, dan estetika, atau yang berkaitan dengan sesuatu yang relatif baru seperti teknologi komputer dan teknologi informasi

Kondisi Luar Negeri Kondisi Dalam Negeri kebutuhan masyarakat tersedia lengkap Industri Kreatif penyediaan kebutuhan masyarakat Lengkap Industri Kreatif penyediaan kebutuhan masyarakat Belum Lengkap Industri Kreatif tumbuh ke arah seni, budaya, estetitka Industri Kreatif juga tumbuh ke arah yang lain Industri Kreatif tumbuh ke arah seni, budaya, estetitka Industri Kreatif tumbuh ke arah seni, budaya, estetitka dan juga bisa tumbuh ke arah yang lain

Komponen atau Elemen-elemen Persyaratan Tumbuhnya Industri Kreatif Pengamatan lapangan : Industri Kreatif tumbuh jika komponen atau elemen-elemennya tersedia lengkap dengan volume yang memadai untuk memperoleh keuntungan Elemen-elemen itu a.l. : ketersediaan tenaga kerja dengan keterampilan yang memadai ketersediaan bahan baku ketersediaan pasar (jumlah konsumen dan kekuatan daya belinya) Diduga masih ada elemen-elemen lain yang menunjang muncul dan tumbuhnya Industri Kreatif, contoh : kepadatan daerah (memungkinkan para pelaku Industri Kreatif bertemu melahirkan gagasan mengembangkan suatu kegiatan)

kelengkapan dan persyaratan berbagai komponen atau elemen penunjang muncul/tumbuhnya Industri Kreatif bisa dipelajari dari Industri Kreatif yang sudah ada contoh : pelaku industri clothing di Bandung merasakan lonjakan konsumen setelah jalan tol Cipularang dioperasikan seorang developer besar Jakarta ternyata gagal menumbuhkan sentra jeans seperti Cihampelas Contoh-contoh ini menunjukkan : ada komponen atau elemen-elemen persyaratan yang merupakan persyaratan sekaligus penunjang muncul dan tumbuhnya Industri Kreatif tertentu pemahaman akan kelengkapan dan persyaratan ini dapat membuat program pembinaan dan bantuan akan menjadi lebih tepat pada sasaran

Penutup Pengembangan Industri Kreatif : perlu diawali dengan penetapan definisi Industri Kreatif secara bijaksana - tidak mengabaikan kegiatan industri yang tidak berkaitan dengan aspek seni, budaya, dan estetika mulai dengan mencoba mendapatkan gambaran lengkap dan jelas tentang berbagai komponen/elemen yang mendorong muncul dan tumbuhnya Industri Kreatif sehingga program pengembangan Industri Kreatif dapat dilaksanakan secara efektif ooo Bandung, 25/02/08 SBL