BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

dokumen-dokumen yang mirip
Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

SKRIPSI OLEH DIAN SUCI WULANDARI NINGRUM DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

Debri Haryndia Putri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kepedulian serta kesadaran akan lingkungan saat ini telah menjadi

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN REUSE MATERIAL BEKAS SEBAGAI BAHAN MATERIAL PADA BANGUNAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

sistem pengelolaan lingkungan yang baik dan terukur

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. tempatnya tinggal menjadi semakin rusak karena ulah mereka sendiri. Salah

CLEANER PRODUCTION (PRODUKSI BERSIH)

Q1 ( Apakah konsumen pernah mendengar istilah Green Product ) Pernyataan Frekuensi % Pernah 61 61% Belum Pernah 39 39% Total %

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK DARI TONGKOL JAGUNG BERBASIS INDUSTRI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. alam dalam prosesnya menjadi produk. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. beberapa contoh penyumbang terbesar pemanasan global saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

Pengelolaan Lingkungan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbiaya rendah (

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Lembaran cover PEMBELAJARAN LUAR KELAS CBOC - TFI. Character Building KEWARGANEGARAAN. KEGIATAN - KEGIATAN PEDULI TERHADAP LlNGKUNGN

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH

BIDANG DAN TOPIK PENELITIAN UNGGULAN UNITRI PUSAT KAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya, terhitung hingga tahun 2014 terdapat 173 mall yang ada di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. kecil dikarenakan ketersediaan bahan bakar global yang semakin menipis dan

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat pada Pasar Rakyat

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

I. PENDAHULUAN. komponen di tempat khusus di permukaan tanah (pabrikasi), lalu dibawa ke

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH

MINGGU 5. Pokok Bahasan : Sumberdaya dan Energi Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian sumberdaya dan energi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERANCANGAN

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Peran strategis Kabupaten Banyuwangi dikarenakan letak Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mendapatkan laba atau keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented).

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

KAJIAN PELUANG PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNIS EKOEFISIENSI PADA KLASTER INDUSTRI KNALPOT DI KABUPATEN PURBALINGGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari pengambilan bahan baku di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan. Namun, pemanfaatan berbagai jenis material bangunan dalam proses konstruksi telah menyisakan material dalam jumlah yang relatif besar. Fakta bahwa pembangunan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh meningkatnya volume limbah yang dihasilkan oleh aktivitas konstruksi. Salah satu penyebab timbulnya limbah konstruksi adalah penggunaan sumberdaya yang melebihi apa yang diperlukan untuk proses konstruksi (Ervianto, 2012). Pengetahuan bahan bangunan ditinjau dari sisi ekologis sangatlah penting. Penggunaan material pada bangunan harus disadari memiliki dampak yang begitu jauh terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan material harus dilakukan secara optimal. Artinya material tersebut harus dapat dimanfaatkan terus menerus dengan semaksimal mungkin. Dengan demikian permintaan terhadap material baru dapat dikurangi. Penggunaan material baru menandakan adanya konsumsi terhadap sumber daya alam dalam jumlah besar dan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang begitu besar pula. Terkadang nilai dari material bekas pakai lebih tinggi jika dibandingkan dengan material baru. Penggunaan material bekas merupakan salah satu gerakan sustainable karena memanfaatkan kembali barang bekas merupakan upaya untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan. 1

Adapun yang dimaksud dengan sustainable adalah pembangunan yang memperhatikan aspek keberlanjutan, yaitu penggunaan sumber daya alam yang memperhatikan daya dukung lingkungan untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Daur ulang dapat menjadi salah satu solusi yang sangat baik dalam menghadapi permasalahan kerusakan lingkungan akibat limbah konstruksi dan sebagai upaya optimalisasi penggunaan bahan material bangunan. Dengan jumlah pemakaian sumber daya yang begitu besar pada bangunan, penerapan daur ulang semestinya memiliki potensi yang sangat besar pada dunia arsitektur. Dalam lingkup bangunan, kegiatan daur ulang mencakup recycle (pengolahan material kembali) dan reuse (penggunaan material kembali). Reuse merupakan tingkatan tertinggi dalam sistem daur ulang karena tidak memerlukan energi untuk merubah bentuknya atau mengolahnya menjadi bahan layak pakai, proses nya tidak membutuhkan energi, dapat dilakukan dalam skala kecil ataupun besar, tidak membutuhkan pabrikasi, membutuhkan modal yang sangat kecil, proses tidak melibatkan proses fisika dan kimia, serta tidak mengalami perubahan bentuk produk. Sementara recycle membutuhkan energi dan modal yang relatif besar, bahan mengalami perubahan wujud fisik, membutuhkan teknologi yang relatif tinggi, biasanya dilakukan secara massal/bersifat pabrikasi, dan melibatkan proses fisika dan kimia sehingga biaya yang diperlukan relatif lebih besar. Namun proses ini tetap akan lebih baik secara ekologis apabila dilihat dari sudut pandang konservasi sumber daya alam, hal ini disebabkan bahan mentah dalam konsep daur ulang tidak lagi diambil dari alam melainkan dengan memanfaatkan sampah. 2

Pada beberapa kasus tertentu, reuse material dibutuhkan untuk memberikan dampak yang positif terhadap perancangan sebuah bangunan, baik dari segi ekologis dalam upaya menyelamatkan lingkungan, maupun segi penghematan biaya konstruksi. Salah satu contoh bangunan yang menerapkan material bekas sebagai elemen desain adalah kafe. Saat ini banyak bermunculan kafe-kafe yang tidak hanya menyajikan hidangan, tetapi juga menjual desain interior serta menyajikan view yang beraneka ragam. Maraknya pertumbuhan kafe di kota Medan saat ini menandakan bahwa peran masyarakat sebagai konsumen kafe cukup tinggi dan hal ini membuat para pengusaha tertarik untuk terjun memulai berbisnis pada bidang ini dan mengusung konsep yang berbeda dari kafe pada umumnya. Ishak (2003) menambahkan bahwa perkembangan bisnis kafe yang marak di Medan saat ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kota ini semakin baik dan maju. Adapun konsep daur ulang material bekas pada desain interior bangunan kafe mampu menjadi daya tarik bagi pengunjung sehingga memberikan nilai jual lebih dibandingkan dengan desain interior kafe yang lain. Beberapa kafe di kota Medan telah memanfaatkan material bekas sebagai elemen interior, diantaranya kafe Resep Nenek Moyangku, Lekker Urban Food House, dan Hungry Tummy. Ketiga kafe tersebut mengusung konsep daur ulang yang hemat energi dan peduli lingkungan, terbukti pada penerapan material bekas pada elemen interior yang di desain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana berbeda dan kesan yang unik bagi pengunjungnya. Selain aksen material bekas dapat menambah nilai estetika pada bangunan, memanfaatkan kembali 3

material bekas pada interior kafe juga berpengaruh terhadap penghematan biaya konstruksi dan sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan alam akibat kerusakan limbah konstruksi. 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan material bekas dari sudut pandang desain bangunan sebagai elemen interior? 2. Mengapa konsep daur ulang pada material bekas layak dipilih sebagai konsep perancangan pada elemen interior kafe? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi material bekas dari sudut pandang desain bangunan sebagai elemen interior. 2. Menganalisa potensi daur ulang pada material bekas sebagai konsep perancangan pada elemen interior kafe. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Memahami seberapa pentingnya metode membangun yang memperhatikan lingkungan dan dampaknya terhadap alam. 2. Membuka wawasan akan potensi yang terdapat dalam konsep daur ulang material bekas dari sudut pandang desain bangunan. 4

1.5. Kerangka Berfikir JUDUL PENELITIAN Analisis Material Bekas dengan Konsep Daur Ulang sebagai Elemen Interior Kafe LATAR BELAKANG Material bekas atau material sisa konstruksi dapat dimanfaatkan sebagai upaya pelestarian lingkungan. Daur ulang merupakan langkah yang tepat dalam penerapan material bekas pada bangunan. Kafe merupakan salah satu bangunan yang memanfaatkan material bekas sebagai elemen interior. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penerapan material bekas dari sudut pandang desain bangunan sebagai elemen interior? 2. Mengapa konsep daur ulang pada material bekas layak dipilih sebagai konsep perancangan pada elemen interior kafe? TUJUAN PENELITIAN 1. Mengidentifikasi material bekas dari sudut pandang desain bangunan sebagai elemen interior. 2. Menganalisa potensi daur ulang pada material bekas sebagai konsep perancangan pada elemen interior kafe. MANFAAT PENELITIAN 1. Memahami seberapa pentingnya metode membangun yang memperhatikan lingkungan dan dampaknya terhadap alam. 2. Membuka wawasan akan potensi yang terdapat dalam konsep daur ulang material bekas dari sudut pandang desain bangunan. TINJAUAN PUSTAKA HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUMPULAN DATA OBSERVASI LANGSUNG PENCARIAN DATA SEKUNDER KESIMPULAN 5