Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

dokumen-dokumen yang mirip
Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan?

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SOSIALISASI. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2017

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan?

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 6

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi

KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1

Penghitungan PPh Akhir Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 7 JULI 2015

Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

LAMPIRAN I-A SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. Sosialisasi. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/009/

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

medika BUKU INI UNTUK KEPENTINGAN DINAS TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN MEDIA informasi PERPAJAKAN UNTUK DOKTER SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mobil Pajak Keliling / Pojok Pajak

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB II URAIAN TEORITIS

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

No Nama PNS Golongan. Tarif PPh Ps 21

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Perpustakaan LAFAI

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/015/

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

NPWP dan Pengukuhan PKP

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/KUP/S/007/

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter PJ.091/PL/S/008/2014-00

Gambaran Umum Apa Itu Pajak? Subjek Pajak Objek Pajak Sumber Penghasilan Dokter Kewajiban Pajak Penghasilan (PPh) Dokter Daftar Hitung Bayar Lapor Kewajiban PPh Wanita Dokter Kewajiban Perpajakan Lainnya Contoh Penghitungan PPh Dokter

APA ITU PAJAK?

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Outline Pasal 1 ayat (1) UU KUP

SUBJEK PAJAK

Subjek pajak OP dan warisan Badan Orang Pribadi Warisan yang belum terbagi Bentuk Usaha Tetap

Dimulai sejak saat orang pribadi tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia Outline Berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya

OBJEK PAJAK

Sejak memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Setiap yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk atau untuk Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Jenis Penghasilan Penghasilan dari pekerjaan seperti : gaji, honor, tunjangan, bonus, insentif, gratifikasi, komisi, uang pensiun Hadiah (kecuali dari undian) atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan Keterangan Umumnya di potong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja/pemberi hadiah. Harus dilaporkan dan dihitung kembali besarnya PPh dalam SPT Tahunan Laba usaha Dapat diperoleh melalui hasil pembukuan dan pencatatan. Harus dilaporkan dan di hitung besarnya PPh di SPT Tahunan Keuntungan karena penjualan harta, misalnya penjualan perhiasan, kendaraan dsb Bunga di luar bunga bank Royalti, keuntungan karena pembebasan utang, keuntungan selisih kurs Dilaporkan dan dihitung PPh nya di SPT Tahunan Tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan PPh

Jenis Penghasilan Bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan atau hubungan pengusaan antara pihak-pihak yang bersangkutan Harta hibahan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak apabila diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu sederajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan Menkeu, sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Keterangan Harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Namun tidak diperhitungkan dalam penentuan pajak terutang/pajak yang dibayarkan Warisan, klaim asuransi, beasiswa Outline

SUMBER PENGHASILAN DOKTER

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final Penghasilan dari luar negeri Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final

Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas Antara lain: a. Praktik dokter sendiri (membuka klinik pribadi); b. Praktik dokter di rumah sakit atau klinik (atas penghasilan berupa jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit atau klinik tersebut): dokter tetap; dokter tamu; dokter yang menyewa ruangan di rumah sakit sebagai tempat praktiknya. c. Pekerjaan bebas selain dari praktik dokter di rumah sakit/ klinik Misalnya: honorarium sebagai pembicara.

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Misalnya: a. Usaha apotek; b. Rumah makan; c. Toko *) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan Antara lain: a. pengurus atau pimpinan rumah sakit atau klinik; b. pegawai tetap di rumah sakit, universitas (dosen), atau perusahaan.

Penghasilan dalam negeri lainnya yang bersifat tidak final Antara lain: a. komisi, hadiah atau imbalan lain, misalnya dari produsen obatobatan dan alat kesehatan; b. royalti; c. sewa harta selain tanah/bangunan; d. penghargaan dan hadiah; e. keuntungan dari penjualan/pengalihan harta. Penghasilan dari luar negeri Antara lain: a. dividen; b. royalti; c. bunga, d. honor sebagai dokter di luar negeri.

Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak Antara lain: a. warisan; b. bagian laba dari firma atau CV yang modalnya tidak terbagi atas saham; c. pembayaran klaim asuransi jiwa, asuransi dwiguna, kecelakaan, kesehatan dan beasiswa. Penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final Antara lain: a. bunga tabungan atau deposito; b. dividen; c. penjualan saham di bursa efek; d. sewa tanah dan/atau bangunan. Outline

KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) DOKTER

DAFTAR HITUNG BAYAR LAPOR

DAFTAR

ORANG PRIBADI (Dokter) Syarat Subjektif Syarat Objektif KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Pasal 2 PP Nomor 74 Tahun 2011

Caranya: 1. Menyampaikan formulir permohonan secara langsung ke KPP 2. Menyampaikan formulir permohonan melalui kantor pos/jasa pengiriman ke KPP 3. Melalui internet dengan menggunakan e-registration Outline Pasal 2 PP Nomor 74 tahun 2011 Peraturan Dirjen Pajak No. PER-20/PJ/2013 s.t.d.d PER-38/PJ/2013

HITUNG

1. Penghasilan Neto dari: a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas Rp... b. pekerjaan Rp... c. dalam negeri lainnya Rp... d. luar negeri Rp... + Jumlah Penghasilan Neto Rp... dikurangi: 2. Zakat/ sumbangan keagamaan yang wajib Rp... 3. Kompensasi Kerugian Rp... 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Rp... + Jumlah Pengurang Penghasilan Neto Rp... - Penghasilan Kena Pajak Rp... 5. PPh Terutang (Penghasilan Kena Pajak x tarif Pasal 17 UU PPh) Rp... 6. Kredit Pajak Rp... - 7. PPh Kurang/(Lebih Bayar) Rp...

Dapat diperoleh dengan 2 cara: 1. menyelenggarakan pembukuan; atau 2. menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (Norma). peredaran usaha yang lebih dari atau sama dengan Rp 4.800.000.000 dalam setahun wajib menyelenggarakan pembukuan (Pasal 14 ayat (2) UU PPh)

Dokter menyelenggarakan pembukuan Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto Biaya 3M Penghasilan Bruto: seluruh penghasilan yang diterima dokter sehubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagai dokter. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (3M): biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang tidak dikenai PPh Final.

Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Biaya 3M antara lain: Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha; Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi; Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan (untuk OP); Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta; Kerugian dari selisih kurs; (Pasal 6 UU PPh) 28

Biaya-biaya yang boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto (lanjutan) Sumbangan khusus untuk : - Penanggulangan Bencana Nasional, - Penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia, - Pembangunan infrastruktur sosial, - Fasilitas pendidikan, dan - Pembinaan olahraga. (Pasal 6 UU PPh jo. PP No. 93 Tahun 2010) 29

Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari Penghasilan Bruto Biaya yang tidak termasuk 3M antara lain: Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh WP OP Penggantian/imbalan pekerjaan/jasa yg diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan Pajak penghasilan Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi wp atau orang yang menjadi tanggungan Sanksi administrasi serta sanksi pidana di bidang perpajakan Pasal 9 UU PPh

Dokter menggunakan Norma Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Norma Besarnya persentase Norma untuk pekerjaan bebas dokter *): No. Daerah Persentase 1. 10 Ibu kota Provinsi (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak) 45% 2. Ibu kota Propinsi lainnya 42,5% 3. Daerah lainnya 40% *) KEP-536/PJ./2000

Syarat-syarat penggunaan Norma Dokter dapat menggunakan Norma apabila: 1. jumlah peredaran bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas kurang dari Rp4.800.000.000,00 setahun; 2. memberitahukan penggunaan Norma kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang bersangkutan.

Ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh pemberi kerja atas penghasilan dokter sebagai pegawai tetap. Penghasilan Neto tersebut dihitung dengan cara penghasilan bruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangi dengan: 1. Biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto; maksimal Rp6.000.000,00 setahun); 2. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Penghasilan selain dari usaha/pekerjaan bebas dan pekerjaan serta bukan merupakan penghasilan yang dikenakan PPh Final. Antara lain: - bunga pinjaman; - royalti; - Sewa (selain tanah dan/atau bangunan) - Hadiah/penghargaan; - Keuntungan dari penjualan/ pengalihan harta.

Pelaporan dan penghitungan penghasilan neto dari Luar Negeri (LN): - untuk penghasilan dari usaha di LN dilaporkan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yang diperoleh; - untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan yang diterima. Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dibayar atau terutang di LN atas penghasilan dari LN dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh.

Keluarga merupakan satu kesatuan ekonomis. Bagi Wajib Pajak yang telah menikah (sebagai suami/kepala keluarga) berlaku penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga: 1. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan, kecuali: a. penghasilan tersebut semata-semata dari bekerja pada satu pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan b. pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya. 2. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun) digabung dengan penghasilan orang tuanya.

3. Penggabungan Penghasilan Suami-Istri - Kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggung jawab kepala keluarga (suami); - Apabila: a. suami istri mengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis, atau b. istri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri (suami dan istri memiliki NPWP yang berbeda), penghitungan PPh dilakukan berdasarkan penjumlahan penghasilan neto suami-isteri dan masing-masing memikul beban PPh sebanding dengan besarnya penghasilan neto.

Zakat/ Sumbangan Keagamaan yang sifatnya wajib Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya yang bersifat wajib kepada lembaga/badan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah Dibuktikan dengan dokumen pembayaran Kompensasi kerugian Berlaku bagi Dokter yang menyelenggarakan pembukuan Kerugian pada suatu tahun pajak dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun. PTKP Disesuaikan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan

(PER-33/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan PER-15/PJ/2012) 1. Badan Amil Zakat Nasional, 2. LAZ Dompet Dhuafa Republika, 3. LAZ Yayasan Amanah Takaful, 4. LAZ Pos Keadilan Peduli Umat, 5. LAZ Yayasan Baitulmaal Muamalat, 6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah, 7. LAZ Baitul Maal Hidayatullah, 8. LAZ Persatuan Islam, 9. LAZ Yayasan Baitul Mal Umat Islam PT Bank Negara Indonesia, 10. LAZ Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat, 11. LAZ Dewan Da wah Islamiyah Indonesia, 12. LAZ Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia, 13. LAZ Yayasan Baitul Maal wat Tamwil, 14. LAZ Baituzzakah Pertamina, 15. LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DUDT), 16. LAZ Yayasan Rumah Zakat Indonesia, 17. LAZIS Muhammadiyah, 18. LAZIS Nahdlatul Ulama (LAZIS NU), 19. LAZIS Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (LAZIS IPHI), 20. Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI), dan 21. Badan Dharma Dana Nasional Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP).

Keterangan PTKP Setahun (Mulai 1 Januari 2013) Untuk diri Wajib Pajak 24.300.000 Tambahan pegawai kawin 2.025.000 Tambahan anggota keluarga sedarah & semenda dalam garis keturunan lurus, anak angkat, maksimum 3 orang 2.025.000 Pasal 1 PMK No. 162/PMK.011/2012

WP Tidak Kawin Kode PTKP 0 Tanggungan TK/0 24.300.000 1 Tanggungan TK/1 26.325.000 2 Tanggungan TK/2 28.350.000 3 Tanggungan TK/3 30.375.000 WP Kawin Kode PTKP 0 Tanggungan K/0 26.325.000 1 Tanggungan K/1 28.350.000 2 Tanggungan K/2 30.375.000 3 Tanggungan K/3 32.400.000 WP Kawin + Penghasilan Istri Digabung Kode PTKP 0 Tanggungan K/I/0 50.625.000 1 Tanggungan K/I/1 52.650.000 2 Tanggungan K/I/2 54.675.000 3 Tanggungan K/I/3 56.700.000

PPh terutang = tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak. Tarif PPh Orang Pribadi: NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF 1. s.d. Rp50.000.000,00 5% 2. Di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00 15% 3. Di atas Rp250.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00 25% 4. Di atas Rp500.000.000,00 30% Pasal 17 UU PPh

Pemotongan dan/atau pemungutan PPh: - PPh Pasal 21 (Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan, jasa atau kegiatan). - PPh Pasal 22 (Pemungutan PPh atas impor atau transaksi tertentu lainnya) - PPh Pasal 23 (Pemotongan PPh antara lain atas persewaan harta selain tanah dan/atau bangunan) Pembayaran PPh oleh Wajib Pajak sendiri (angsuran PPh Pasal 25) PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24)

Kredit Pajak PPh Pasal 24 Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah yang lebih kecil antara: a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau b. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN). Batas maksimum KPLN = Penghasilan di Luar Negeri Penghasilan Kena Pajak x PPh Terutang Jika Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari pada Penghasilan di Luar Negeri: -- Batas maksimum KPLN adalah sebesar PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak 44

PPh Kurang Bayar: - PPh terutang > kredit pajak - Kekurangan pembayaran (PPh Pasal 29) harus dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan ke KPP. PPh Lebih Bayar: - PPh terutang < kredit pajak Outline

BAYAR

1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat final 2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)

Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25 Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Angsuran PPh Pasal 25 = PPh terutang Kredit Pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24) 12 48

Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak yang baru pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan. Angsuran PPh Pasal 25 = Tarif PPh OP x (Pengh. Neto Sebulan Disetahunkan PTKP) 12 PerMenkeu No. 255/PMK.03/2008 stdd PerMenkeu No. 208/PMK.03/2009 49

Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain Pemotongan PPh Pasal 21 Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Pemungutan PPh pasal 22 Cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak atas penghasilan antara lain sehubungan dengan impor barang dan pembelian barang sangat mewah, yang dipungut oleh pihak lain. Pemotongan PPh Pasal 23 Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain antara lain bunga, dividen, royalti, hadiah, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, jasa teknik, jasa manjemen, jasa konsultan, dan jenis jasa lainnya. 50

Pembayaran PPh Yang Bersifat Final Antara lain: Bunga deposito dan tabungan Bunga obligasi dan SUN Hadiah undian Transaksi saham Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan Persewaan tanah dan/atau bangunan Penghasilan atas usaha WP yang memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013) Outline 51

LAPOR

Dokter wajib: - mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan - menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.

Media Penyampaian SPT Tahunan Media Penyampaian SPT Tahunan KPP/KP2KP Langsung Tempat lain Kantor Pos Perusahaan ekspedisi/kurir Pojok Pajak Drop Box Mobil Pajak dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar e-filing melalui website DJP (www.pajak.go.id) khusus formulir 1770 S & 1770 SS

Batas Waktu Pelaporan Kewajiban Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan PPh Pasal 25 PPh Pasal 4 ayat (2) Setor Sendiri PPh Pasal 29 Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) 3 bulan setelah akhir tahun pajak *) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN, tidak perlu melaporkan SPT Masa. Outline 55

KEWAJIBAN PPh WANITA DOKTER

Kewajiban PPh (DHBL) - Belum kawin - Hidup berpisah berdasarkan Putusan Pengadilan Kawin - Kawin dengan perjanjian pisah harta dan penghasilan - Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri Daftar Wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri Tidak wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP Dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri Hitung Penghitungan PPh terutang atas penghasilan sendiri Penghasilan atau kerugian dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suami. Penghitungan PPh terutang didasarkan pada penggabungan penghasilan neto suami isteri dan besarnya PPh terutang bagi isteri tersebut dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri. Bayar Sebesar PPh terutang atas penghasilan sendiri Tidak bayar (karena sudah diperhitungkan dalam penghasilan suami) Sebesar PPh terutang bagi isteri sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri 57

Kewajiban PPh (DHBL) - Belum kawin - Hidup berpisah berdasarkan Putusan Pengadilan Kawin - Kawin dengan perjanjian pisah harta dan penghasilan - Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri Lapor Lapor SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri Tidak perlu menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP-nya sendiri (cukup suaminya saja yang menyampaikan SPT Tahunan PPh) - Wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri terpisah dengan SPT Tahunan PPh suaminya - Penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh wanita kawin tersebut dalam suatu tahun pajak, tidak termasuk penghasilan anak yang belum dewasa. Outline - Harta dan kewajiban/utang yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah harta dan kewajiban yang dimiliki dan/atau dikuasai wanita kawin tersebut pada akhir tahun pajak. 58

KEWAJIBAN PERPAJAKAN LAINNYA

Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak. Pemotong pajak wajib memotong PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan. Tata cara penghitungan mengikuti ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012. Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kode MAP : 411121, KJS : 100 Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

Dokter yang melakukan pekerjaan bebas wajib melaporkan angsuran PPh Pasal 25 setiap bulannya Setor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kode MAP : 411125, KJS : 100 Lapor paling lama tanggal 20 bulan berikutnya Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) Pemotong wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) atas sewa tanah dan/atau bangunan Tarif = 10 % dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat final Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir (Pasal 4 ayat (2) Pemotongan ) kode MAP : 411128, KJS : 403 Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) sesuai dengan KEP-50/PJ./1994. Pemotong wajib memotong PPh pasal 23 atas sewa selain tanah dan/atau bangunan. Tarif = 2% dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat tidak final. Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kode MAP : 411124, KJS : 100 Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir. Outline Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010

CONTOH PENGHITUNGAN PPh DOKTER

Contoh penghitungan kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (sebagai pegawai), pekerjaan bebas, dan penghasilan dari istri yang bekerja 1. Nama Dokter Riko Jaya 2. Alamat Jalan Abadi No. 25 Jakarta 3. Jabatan Wakil Direktur Rumah Sakit Mawar 4. Status/Tanggungan Kawin/3 Anak 5. NPWP 06.234.567.8-035.000 6. Masa Kerja Januari Desember 2013

Ilustrasi Membayar zakat melalui Badan amil Zakat sebesar Rp16.500.000,00. Menyetor angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari sampai dengan Maret 2013 masing-masing sebesar Rp2.000.000,00 dan untuk bulan April sampai Desember 2013 masing-masing sebesar Rp3.500.000,00. Telah menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempat terdaftar pada tanggal 27 Maret 2013 dan berdasarkan pencatatannya diketahui bahwa peredaran bruto selama tahun 2013 kurang dari Rp4.800.000.000,00, sehingga memenuhi syarat untuk menghitung penghasilan neto atas pekerjaan bebasnya menggunakan norma (Besarnya norma untuk profesi dokter yang melakukan pekerjaan bebas di wilayah Jakarta berdasarkan KEP-536/PJ./2000 adalah 45%). Istri dr. Riko Jaya, Melisa, bekerja pada PT Aman Sentosa. Untuk kepentingan pemotongan PPh Pasal 21 oleh PT Aman Sentosa, Melisa menggunakan NPWP suami (06.234.567.8-035.001).

Ilustrasi Penghasilan dr. Riko Jaya (Rp) 1 Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai Wakil Direktur 228.000.000 (pegawai tetap) RS Mawar setelah dikurangi biaya jabatan (Rp6.000.000,00) dan iuran pensiun(rp6.000.000,00) (sesuai formulir 1721-A1) 2 Penghasilan bruto dari praktik dokter ahli kandungan di Rumah 300.000.000 Sakit Mawar 3 Penghasilan bruto dari praktik dokter di klinik pribadi 275.000.000 4 Penghasilan lainnya a. Narasumber Talkshow di salah satu stasiun TV 5.000.000 b. Narasumber pada "Seminar Kesehatan Ibu dan Bayi" yang 5.000.000 diselenggarakan Yayasan Ibu dan Anak Jakarta c. Hadiah/ imbalan berupa Paket wisata ke Singapura dari PT 15.000.000 Pharma (produsen obat) d. Hadiah/ imbalan berupa telepon seluler dari PT Kuat 5.000.000 (produsen obat & alat kesehatan) e. Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000 f. Royalti atas penerbitan buku karangan dr. Riko dari PT Oke 10.000.000 g. Persewaan Ruko dengan PT Asri 100.000.000 h. Persewaan kamar kos-kosan (indekos) 24.000.000 i. Bunga tabungan dari Bank Abadi 1.000.000

Ilustrasi Perincian Penghasilan Bruto atas Pekerjaan Bebas berupa praktik dokter Bulan Jasa Dokter yang dibayar Pasien (Rp) Praktik di RS Mawar Praktik Klinik Pribadi Januari 27.000.000 23.000.000 Februari 25.000.000 21.000.000 Maret 28.000.000 25.000.000 April 25.000.000 20.000.000 Mei 25.000.000 23.000.000 Juni 23.000.000 22.000.000 Juli 25.000.000 25.000.000 Agustus 22.000.000 23.000.000 September 15.000.000 22.000.000 Oktober 35.000.000 20.000.000 Nopember 20.000.000 25.000.000 Desember 30.000.000 26.000.000 Jumlah 300.000.000 275.000.000 Peredaran bruto tersebut merupakan jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien dari praktik dr. Riko di RS Mawar dan klinik pribadi

Ilustrasi Penghasilan Melisa, istri dr. Riko Jaya (Rp) 1 2 Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai kepala bagian keuangan PT Aman Sentosa (sesuai formulir 1721-A1) setelah dikurang biaya jabatan Rp6.000.000,00 dan iuran pensiun Rp6.000.000,00 Penghasilan Lainnya: 468.000.000 a. Hadiah undian berupa uang tunai dari Bank Jaya 100.000.000 b. Bunga Deposito dari Bank Jaya 2.000.000

Ilustrasi PPh yang telah dipotong Pemotong Pajak (didasarkan pada bukti Pemotongan PPh, Rp) 1 PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya atas penghasilan sebagai wakil direktur 24.340.000 2 Rumah Sakit Mawar PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya atas penghasilan dari 15.625.000 3 praktik dokter di Rumah Sakit Mawar PPh Pasal 21 Melisa atas penghasilan sebagai kepala bagian 80.925.000 4 keuangan PT Aman Sentosa PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya sebagai narasumber Talkshow 125.000 5 PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya sebagai narasumber seminar 125.000 6 PPh Pasal 23 atas royalti 1.500.000 7 Pajak Penghasilan yang bersifat Final (Pasal 4 ayat (2)): a. bunga tabungan dr. Riko Jaya dari Bank Abadi 200.000 b. persewaan Ruko dengan PT Asri 10.000.000 c. hadian undian Melisa 25.000.000 d. bunga deposito Melisa dari Bank Jaya 400.000

Ilustrasi No Uraian Aset Nilai Perolehan (Rp) Tahun Perolehan 1 Rumah 600.000.000 2006 2 Tanah 400.000.000 2010 3 Mobil 182.000.000 2010 4 Mobil 220.000.000 2011 5 Tabungan di Bank Abadi 100.000.000 2009 6 Deposito di Bank Jaya 35.000.000 2012 7 Ruko di Jl. Pemuda 25 400.000.000 2010 8 Sepeda Motor 13.750.000 2007

Penghitungan PPh terutang dr. Riko Jaya Tahun Pajak 2013 1. Penghasilan Neto dari: a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas 1) Praktek di Rumah Sakit Mawar 45% x 300.000.000 135.000.000 2) Praktek di klinik pribadi 45% x 275.000.000 123.750.000 3) Narasumber Talkshow *) 50% **) x 5.000.000 2.500.000 4) Narasumber Seminar *) 50% **) x 5.000.000 2.500.000 Penghasilan neto dari usaha dan pekerjaan bebas 263.750.000 b. pekerjaan Wakil Direktur Rumah Sakit Mawar 228.000.000 c. dalam negeri lainnya 1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma 15.000.000 2) Hadiah/imbalan dari PT Kuat 5.000.000 3) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000 4) Royalti dari PT Oke 10.000.000 Penghasilan neto dalam negeri lainnya 80.000.000 Jumlah Penghasilan Neto 571.750.000 *) Penghasilan sebagai narasumber dikategorikan sebagai pekerjaan bebas (PER-31/PJ/2012) **) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang profesi lainnya wilayah Jakarta (KEP-536/PJ./2000)

2. Zakat 16.500.000 3. Kompensasi Kerugian - 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) Wajib Pajak Sendiri 24.300.000 Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 2.025.000 Tambahan untuk 3 orang tanggungan 6.075.000 Jumlah PTKP 32.400.000 5. Penghasilan Kena Pajak 522.850.000 6. PPh Terutang a. 5% x 50.000.000 2.500.000 b. 15% x 200.000.000 30.000.000 c. 25% x 250.000.000 62.500.000 d. 30% x 22.850.000 6.855.000 PPh yang terutang 101.855.000

7. Kredit Pajak a. PPh yang dipotong/ dipungut oleh pihak lain: PPh Pasal 21 dan 23 (sesuai bukti potong): 1) BukPot. 1721-A1 dari RS Mawar 24.340.000 2) BukPot. PPh dari praktik di RS Mawar 15.625.000 3) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara talkshow 125.000 4) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara seminar 125.000 5) BukPot. PPh Ps. 23 royalti 1.500.000 Jumlah PPh yang dipotong/dipungut pihak lain 41.715.000 b. PPh yang dibayar sendiri Angsuran PPh Pasal 25 37.500.000 Jumlah kredit pajak 79.215.000 8. PPh yang kurang dibayar/pph Pasal 29 22.640.000

Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2014 1. Penghasilan Neto Jumlah Penghasilan Neto 571.750.000 Penghasilan Neto tidak teratur: 1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma 15.000.000 2) Hadiah/imbalan dari PT Kuat 5.000.000 3) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000 Jumlah Penghasilan Neto tidak teratur 70.000.000 Penghasilan Neto teratur 501.750.000 2. Zakat 16.500.000 3. Kompensasi Kerugian - 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) Wajib Pajak Sendiri 24.300.000 Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 2.025.000 Tambahan untuk 3 orang tanggungan 6.075.000 Jumlah PTKP 32.400.000 5. Penghasilan Kena Pajak 452.850.000

6. PPh Terutang a. 5% x 50.000.000 2.500.000 b. 15% x 200.000.000 30.000.000 c. 25% x 202.850.000 50.712.500 d. 30% x - - PPh yang terutang 83.212.500 7. Kredit Pajak PPh yang dipotong/ dipungut oleh pihak lain 1) BukPot. 1721-A1 dari RS Mawar 24.340.000 2) BukPot. PPh dari praktik di RS Mawar 15.625.000 3) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara talkshow 125.000 4) BukPot. PPh Ps. 21 honor pembicara seminar 125.000 5) BukPot. PPh Ps. 23 royalti 1.500.000 Jumlah kredit pajak PPh Pasal 21 dan 23 41.715.000 8. PPh yang kurang dibayar 41.497.500 9. Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2014: 1/12 x Rp 41.497.500 3.458.125

Penghasilan Melisa tidak perlu digabung dengan penghasilan suaminya, dr. Riko Jaya, karena: - penghasilan Melisa hanya dari satu pemberi kerja, dan - atas penghasilan tersebut telah dipotong PPh oleh pemberi kerja yang bersangkutan.

a. telah dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan: - persewaan ruko dengan PT Asri, - bunga tabungan dari Bank Abadi, - hadiah undian dari Bank Jaya, dan - bunga deposito dari Bank Jaya, b. tidak dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan: - persewaan kamar kos-kosan (indekos), tidak diperhitungkan dalam menghitung PPh Terutang Tahunan, namun wajib dilaporkan pada SPT Tahunan 1770 lampiran III. dr. Riko Jaya wajib membayar sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto nilai sewa paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

1. melakukan pencatatan atas semua penghasilan yang diterima; 2. menghitung jumlah PPh terutang atas penghasilan yang diterima selama tahun 2013; 3. menyetor kekurangan pembayaran PPh (PPh Pasal 29) menggunakan SSP sebesar Rp22.640.000,00 ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan sebelum pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi; 4. melakukan pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2013 paling lambat tanggal 31 Maret 2014; 5. menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempat terdaftar (apabila dr. Riko masih memilih untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dalam menghitung PPh terutang Tahun 2014 atas pekerjaan bebas yang dilakukan); 6. melakukan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp3.458.125,00 untuk tiap masa pajak tahun 2014 paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.

Contoh penghitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter atas penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu yang dikenai PPh bersifat final dr. Riko Jaya pada contoh kasus 1 membuka apotik di klinik pribadinya Apotik mulai beroperasi tanggal 10 Januari 2014 Peredaran bruto apotik per Januari 2014 = Rp50.000.000,00. Peredaran bruto apotik selama Tahun 2014: Bulan Peredaran Bruto Januari 50.000.000 Februari 65.000.000 Maret 55.000.000 April 60.000.000 Mei 65.000.000 Juni 68.000.000 Juli 55.000.000 Agustus 65.000.000 September 52.000.000 Oktober 75.000.000 Nopember 55.000.000 Desember 60.000.000 Jumlah 725.000.000

Peredaran bulan Januari 2014 yang disetahunkan = 12 x Rp50.000.000,00 = Rp600.000.000,00 Peredaran bruto usaha apotek yang disetahunkan tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 Dengan demikian, pada tahun 2014, penghasilan dari usaha apotek tersebut termasuk dalam kriteria penghasilan yang dikenai PPh bersifat final (PP No. 46 Tahun 2013) Tarif PPh final adalah 1% dikalikan peredaran bruto apotek tiap bulan.

Penghitungan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usaha apotek dr. Riko untuk masa Januari sampai dengan Desember 2014 adalah sebagai berikut: Bulan Peredaran Bruto Tarif PPh Ps 4 ayat (2) final Januari 50.000.000 1% 500.000 Februari 65.000.000 1% 650.000 Maret 55.000.000 1% 550.000 April 60.000.000 1% 600.000 Mei 65.000.000 1% 650.000 Juni 68.000.000 1% 680.000 Juli 55.000.000 1% 550.000 Agustus 65.000.000 1% 650.000 September 52.000.000 1% 520.000 Oktober 75.000.000 1% 750.000 Nopember 55.000.000 1% 550.000 Desember 60.000.000 1% 600.000 Jumlah 725.000.000 7.250.000

1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final setiap masa pajak dengan SSP ke Kantor Pos/bank yang ditunjuk Menteri Keuangan atau melalui ATM)*, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. 2. Dalam hal: a. SSP telah mendapat validasi NTPN, atau b. telah menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) berupa cetakan struk ATM, dr. Riko tidak perlu melakukan pelaporan SPT PPh Pasal 4 ayat (2) ke KPP. 3. Pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final oleh dr. Riko tidak perlu diperhitungkan kembali dalam menghitung PPh terutang dalam SPT Tahunan PPh OP, namun tetap dilaporkan rincian PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final pada lampiran III SPT 1770. )* = ATM Bank BRI, BCA, BNI atau Bank Mandiri

Contoh penghitungan dan pengisian SPT Tahunan PPh atas kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (sebagai PNS) dan pekerjaan bebas 1. Nama dr. Budiman Jaya 2. Alamat Jalan Sakti No. 18 Jakarta 3. Jabatan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri X di Jakarta 4. Pangkat/Golongan Pembina / IVa 5. Status/Tanggungan Kawin/2 Anak 6. NPWP 48.999.666.2-035.000 7. Masa Kerja Januari Desember 2013

Ilustrasi A. Dari Pemberi Kerja: Penghasilan dari profesi Dosen Fakultas Kedokteran di Universitas X sudah dipotong oleh pemberi kerja B. Dari pekerjaan bebas: Dr. Budiman juga membuka praktik dokter dengan omzet sebesar Rp 100.000.000. Norma Penghitungan Penghasilan Netto yang diperkenankan untuk usaha tersebut adalah sebesar 45% (KEP-536/PJ./2000) C. Dari Harta: Bunga Deposito dari Bank Mandiri Rp 10.000.000. D. Penghasilan Lain-lain: 1. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Tim Penyusun Materi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah di Kementerian Kesehatan dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak. 2. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Pembicara Ahli Acara Bimbingan Teknis Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak. 3. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Narasumber Seminar yang diselenggarakan oleh media swasta dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak. 4. Menerima warisan dari orang tua berupa perhiasan senilai Rp50.000.000 pada tahun 2013.

Ilustrasi A. Angsuran PPh Pasal 25 yang telah dibayar selama tahun 2013 sebesar Rp750.000; B. PPh Pasal 21 yang telah dipotong pemberi kerja (Universitas Negeri X) sebesar Rp635.900; C. PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja lainnya (Media Kesehatan) sebesar Rp1.500.000.

Data Wajib Pajak Tahun 2013 1. Rumah yang ditempati dibeli tahun 1990 dengan harga Rp 50.000.000; 2. Mobil Toyota Kijang tahun 1990 dibeli tahun 1999 dengan Harga Perolehan Rp60.000.000; 3. Mobil Toyota Avanza di beli tahun 2010 dibeli kredit dengan harga Rp 100.000.000 melalui lembaga pembiayaan Oto Multi Finance; 4. Tanah di Jalan Ceger No. 12, Tangerang, luas tanah (500m2) dibeli tahun 2000 dengan harga Rp. 600.000.000; 5. Deposito di Bank Mandiri cabang Senayan semenjak tahun 1999 sejumlah Rp150.000.000 dengan bunga per tahun Rp 10.000.000. PPh final atas bunga deposito telah dipotong oleh Bank Mandiri (tarif PPh atas bunga deposito sebesar 20%); 6. Perhiasan senilai Rp50.000.000 pada tahun 2013 (warisan); 7. Pinjaman kepada Lembaga Leasing Oto Multi Finance Tahun 2012 sejumlah Rp. 104.000.000 (selama 5 tahun) dengan sisa pinjaman pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 80.000.000.

PERINCIAN PENGHASILAN TAHUN 2013 (Formulir 1721-A2) : Gaji pokok Rp 28,453,200 Tunjangan istri/suami Tunjangan anak Tunjangan struktural/fungsional Tunjangan beras Tunjangan lain-lain Penghasilan Bruto Pengurangan : - Biaya Jabatan 5% x46.983.048 - Iuran Pensiun IURAN PENSIUN = 4.75% x (Gaji Pokok+Tunjangan Keluarga) = 4.75% x32.436.648 : : : : Rp 2,845,320 Rp 1,138,128 Rp 11,760,000 Rp 2,786,400 Rp - Rp 2,349,152 : *) 1,540,741 (+) : **) = Rp 46,983,048 = Rp 3,889,893 (-) Penghasilan Neto = Rp 43,093,155 Rp BIAYA JABATAN = 5% x Penghasilan Bruto (Maksimal : 6.000.000/Th, 500.000/Bln

Penghasilan Neto = Rp 43.093.155 PTKP ( K/3 ) - Wajib Pajak - Status Kawin - Anak 2 orang @ Rp 2.025.000 Total Penghasilan Tidak Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak PPh Terutang 5 % x Rp 12.718.000 = 635.900 PPh Telah Dipotong PPh yang kurang atau lebih dibayar : : : Rp 24.300.000 Rp 2.025.000 Rp 4.050.000 (+) = Rp 30.375.000 (-) Rp 12.718.155 Pembulatan Penghasilan Kena Pajak adalah Ribuan Penuh (000) = = Rp 12.718.000 Rp 635.900 = Rp 635.900 (-) N I H I L *) **) Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatk an, menagih, dan memelihara penghasilan sebesar 5 % dari penghasilan bruto dengan jumlah mak simum sebesar Rp 6.000.000,- setahun atau Rp 500.000,- sebulan. Iuran pensiun sebesar 4,75 % x (gaji pokok+tunjangan keluarga)

1 2 3 Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Tim Penyusun Materi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah di Kementerian Kesehatan sebesar Rp 2.000.000 dan bendahara telah melakukan pemotongan PPh Final sesuai ketentuan yaitu 15%. ( Bukti Pemotongan PPh Nomor : BP21-02/VI/2013 Tanggal 15/06/2013) Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Pembicara Ahli Acara Bimbingan Teknis Kesehatan di Kementerian Kesehatan sebesar Rp 4.000.000 dan bendahara telah melakukan pemotongan PPh Final sesuai ketentuan yaitu 15%. (Bukti Pemotongan PPh 21 Final Nomor : BP21-10/IX/2013 Tgl10/09/2013) Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Narasumber Seminar yang diselenggarakan oleh salah satu media sebesar Rp60.000.000 dan telah melakukan pemotongan PPh 21 sesuai ketentuan Pasal 17. (Bukti Pemotongan PPh 21 Non Final Nomor : BP21-05/RT/X/2013 Tanggal 29/10/2013). Honorarium Instansi Pemotong Pajak/ NPWP Penghasilan Bruto PPh 21 FINAL + NON FINAL Nomor & Tanggal Bukti Potong Juni 2013 Kemenkes ( 00.094.420.1.061.000) Rp 2.000.000 Rp 300.000 BP21-02/VI/2013 ( 15/06/2013) September 2013 Kemenkes ( 00.094.420.1.061.000) Rp 4.000.000 Rp 600.000 BP21-10/IX/2013 ( 10/09/2013) Oktober 2013 Media Kesehatan (01.090.209.1.014.000) Rp60.000.000 Rp 1.500.000 BP21-05/RT/X/2013 (29/10/2013) Jumlah Total Rp 66.000.000 Rp 2.400.000

Diisi dengan tahun pajak bersangkutan Diisi dengan NPWP dan nama sesuai dengan formulir 1721 A1/A2 Perhitungan Menggunakan Norma Diisi dengan harga perolehan atau harga/nilai pada saat membeli/ menerima harta Di isi dengan jenis harta wajib pajak Diisi dengan NOP Tanah/Bangunan, nomor BPKB atau keterangan lain Diisi dengan tahun perolehan atau tahun mendapatkan/ menerima harta Diisi dengan Hasil Penjumlahan Seluruh Harta pada kolom (4).

Diisi dengan jumlah seluruh kewajiban termasuk bunganya Diisi dengan pekerjaan Diisi dengan Nama sesuai Akte Diisi dengan Tanggal Lahir sesuai Akte Diisi dengan Hubungan Keluarga

Jangan lupa mengisi kolomkolom ini Diisi dengan jumlah bunga yang diperoleh Diisi dengan PPh yang terhutang Diisi dengan jumlah PPh yang terhutang

Diisi dengan jumlah penghasilan bruto dari warisan yang diterima (bila ada)

Jangan lupa mengisi kolomkolom ini Diisi dengan nama pemotong/ pemungut bila ada dalam tahun 2013 dan bila lampiran tidak cukup dapat ditambah Diisi dengan nomor bukti/tanggal, jenis, dan jumlah PPh yang dipotong/pungut sumbernya dari bukti potong/pungut yang diterima wajib pajak

6 7 8 9 10 11 12 13 14 Diisi dengan jumlah seluruh PPh yang dipotong/ dipungut 15 dst JUMLAH BAGIAN A JBA 2.135.900 Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15 *) - DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat buku petunjuk tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4) JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke - 1 dari 1 halaman Lampiran-II

Jangan lupa mengisi kolomkolom ini Jumlah peredaran usaha dikali norma yang ditetapkan Jumlah penghasilan neto Diisi dengan jumlah peredaran usaha (omzet) selama setahun Norma penghitungan penghasilan netto yang telah ditetapkan dalam KEP-536/PJ./2000

LAMPIRAN PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI PEKERJAAN BEBAS (Sebagaimana Dimaksud Lampiran 1770-I hal 2) Jenis Penghasilan Penghasilan Bruto (Rp) Norma Penghasilan Neto (Rp) Penghasilan Jasa Dokter dari praktek di klinik pribadi 100.000.000 45% 45.000.000 Honorarium Pembicara Seminar *) 60.000.000 50% **) 30.000.000 Total 160.000.000 75.000.000 *) Penghasilan sebagai narasumber dikategorikan sebagai pekerjaan bebas (PER-31/PJ/2012) **) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang profesi lainnya wilayah Jakarta (KEP-536/PJ./2000)

Diisi dengan pengurang penghasilan bruto Diisi dengan NPWP dan nama pemberi kerja Diisi dengan penghasilan neto (Ph brutopengurang) Diisi dengan penghasilan bruto selama satu tahun Jumlah penghasilan netto

Jangan lupa mengisi kolomkolom ini Karena menggunakan norma, maka semua Bagian A ini kosong

Jangan lupa mengisi kolom-kolom ini Diisi dengan klasifikasi lapangan usaha sesuai dengan jenis usaha/pekerjaan Di isi dengan nomor telepon dan atau faksimili yang dapat dihubungi Diisi dengan angka dari lampiran 1 halaman 2 bagian B Diisi dengan angka dari lampiran 1 halaman 2 bagian D Hitung PTKP sesuai status dan jumlah tanggungan Pilih sesuai status perkawinan dan diisi dengan jumlah tanggungan

Kredit pajak yang diperoleh dari 1770-II bagian a kolom 7 Kredit pajak dari angsuran PPh pasal 25 setiap bulan selama tahun 2013 Yang masih harus dibayar dengan SSP Jangan lupa memberi tanda silang pada bagian yang akan dilampirkan Angsuran PPh Pasal 25 Jangan lupa tanda tangan

Perhitungan Sendiri Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2014 Form Induk 1770 Nomor 21 Nama : Dr. Budiman Jaya NPWP : 48.999.666.2-035.000 Penghasilan Selama Tahun Pajak 2013 1 Penghasilan Neto atas Gaji PNS Rp 43.093.155 2 Penghasilan Neto atas Kegiatan Usaha Rp 45.000.000 3 Honor sebagai Narasumber seminar Rp 30.000.000 (+) 4 Penghasilan Total Tahun 2013 Rp 118.093.155 -/- Penghasilan Tidak Teratur Rp 0 (-) 5 Penghasilan Teratur Tahun 2013 Rp 118.093.155 6 Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/2) Rp 30.375.000 (-) 7 Penghasilan Kena Pajak Rp 87.718.000 8 PPh Terutang Rp 8.157.700 -/- Kedit Pajak : PPh 21 Telah Dipotong Rp 2.135.900 9 Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2014 Rp 6.021.800 10 Angsuran PPh Pasal 25 setiap Bulan Rp 501.817 Wajib Pajak Budiman Jaya Budiman Jaya

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT SETORAN PAJAK (SSP) 3 LEMBAR Untuk Dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP NPWP : 4 8 9 9 9 6 6 6 2 5 0 1 0 0 0 Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki NAMA WP : Dr. BUDIMAN JAYA ALAMAT WP : JL. SAKTI NO.18 JAKARTA NOP Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak ALAMAT OP Kode Akun Pajak 4 1 1 1 2 Jan Feb Mar Apr : :.......... 5 2 Kode Jenis Setoran Mei 0 Masa Pajak Jun 0 Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan Jul Uraian Pembayaran : PPh PASAL 29............... Ags Sep Okt Nov Des Tahun Pajak 2 0 1 Diisi Tahun terutangnya Pajak 3 Nomor Ketetapan : / Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT / / / Jumlah Pembayaran : Rp5.271.800 Terbilang : LIMA JUTA DUA RATUS TUJUH PULUH SATU RIBU DELAPAN RATUS RUPIAH Diisi dengan rupiah penuh Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor Tanggal JAKARTA, Tanggal28/03/2014 Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan Budiman Jaya Nama Jelas :. Nama Jelas : Dr. BUDIMAN JAYA " Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa " Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran