ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDI KASUS: JL. 17 AGUSTUS JL. BABE PALAR)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA LENGAN PERSIMPANGAN TERHADAP ALIRAN ARUS LALULINTAS

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.2 April 2017 (67-82) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 Juli 2015 ( ) ISSN:

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

ANALISA PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KAPASITAS JALAN (Studi Kasus : Jl. Sam Ratulangi Manado Segmen Rs. Siloam - Golden Swalayan)

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp:

Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO

BAB IV ANALISA PENELITIAN. Kebon Jeruk - Simprug dan arah Simprug - Kebon Jeruk. Total. rabu dan jum at. Pengambilan waktu dari pukul

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp:

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN JALUR JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN DR.DJUNJUNAN BANDUNG

STUDI GELOMBANG KEJUT PADA PERLINTASAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN EMP ATAS DASAR ANALISIS HEADWAY

STUDI MODEL HUBUNGAN VOLUME KECEPATAN KEPADATAN PADA JALAN PERKOTAAN TIPE 2 LAJUR DAN 4 LAJUR TAK TERBAGI (2UD DAN 4UD)

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN 17 AGUSTUS JALAN BABE PALAR KOTA MANADO

ABSTRAK. Kata Kunci : Gelombang Kejut, Model Greenshield, Panjang Antrian, Persimpangan Ahmad Yani Margorejo Surabaya

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

PEMILIHAN MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME, KECEPATAN, DAN KERAPATAN JALAN DALAM KOTA (Studi kasus: Jalan Ahmad Yani, Denpasar)

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

MODEL HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS BERDASARKAN METODE GREENSHIELD PADA RUAS JALAN PROF. DR. JHON ARIO KATILI KOTA GORONTALO

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

ANALISA KINERJA RUAS JALAN MANADO BYPASS TAHAP I DI KOTA MANADO

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

ANALISA KINERJA SIMPANG JALAN MANADO BITUNG JALAN PANIKI ATAS MENURUT MKJI 1997

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

Model Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

STUDI GELOMBANG KEJUT PADA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN EMP ATAS DASAR ANALISA HEADWAY

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON (STUDI KASUS : JALAN KAIRAGI-AIRMADIDI)

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 ( ) ISSN:

STUDI PENGARUH PERLINTASAN SEBIDANG JALAN DENGAN REL KERETA API TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 3 (tiga)

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

ANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME, KERAPATAN LALU LINTAS DENGAN METODE GREENSHIELDS PADA RUAS JALAN DR. DJUNDJUNAN BANDUNG

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ruas jalan harus memiliki hambatan berupa penyempitan jalan.

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS JALAN (STUDI KASUS: JL. P. KEMERDEKAAN DEKAT MTOS JEMBATAN TELLO)

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

BAB II STUDI PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 18, No. 1, Januari 2014

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

ANALISIS HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME, DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIR KOJA BANDUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN GATOT SOEBROTO BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

TINJAUAN TINGKAT PELAYANAN SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE SHOCKWAVE (STUDI KASUS SP. JAMBO TAPE-BANDA ACEH)

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PERHITUNGAN ANTRIAN DAN TUNDAAN PADA PINTU TOL GROGOL MENGGUNAKAN METODA GELOMBANG KEJUT

KINERJA LALU LINTAS PERSIMPANGAN LENGAN EMPAT BERSIGNAL (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN JALAN WALANDA MARAMIS MANADO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.7, November 2014 ( ) ISSN:

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu sistem transportasi yang baik dan bermanfaat.

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

EFEKTIFITAS MODEL KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN RAYA RUNGKUT MADYA KOTA MADYA SURABAYA ( PERBANDINGAN MODEL GREENSHIELD DAN GREENBERG)

PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN MENURUT PM 96/2015 DAN KM 14/2006


STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum memulai penelitian perlu dibuat langkah-langkah penelitian, dimana langkah- langkah penelitian tersebut adalah:

2. Meningkatkan kapasitas lalu lintas pada persimpangan jalan.

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

HUBUNGAN KECEPATAN, KEPADATAN DAN VOLUME LALU LINTAS DENGAN MODEL GREENSHIELDS (STUDI KASUS JALAN DARUSSALAM LHOKSEUMAWE)

Transkripsi:

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDI KASUS: JL. 17 AGUSTUS JL. BABE PALAR) Marlien Helti Lidya Astri Bella James A Timboeleng, Semuel Y. R. Rompis Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email : alin.bella08@gmail.com ABSTRAK Sebagai persimpangan empat lengan dan merupakan salah satu jalur menuju ke perkantoran di sepanjang Jl. 17 Agustus kota Manado dan ke arah Teling yang terdapat rumah sakit di sekitarnya, persimpangan jalan 17 Agustus - jalan Babe Palar ini sangat sering terjadi kemacetan dan antrian dari kendaraan yang melewati persimpangan ini sehingga dipasang lampu lalu lintas dan pada persimpangan ini memiliki durasi lampu merah yang besar dan durasi lampu hijau yang kecil. Pemakaian lampu lalu lintas menimbulkan fenomena gelombang kejut pada lalu lintas di sekitar persimpangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan matematis volume, kecepatan, kepadatan dan panjang antrian yang terjadi akibat lampu merah pada salah satu lengan dari persimpangan yang diteliti yaitu pada lengan jl Babe Palar menuju ke arah timur atau ke arah persimpangan. Pengumpulan data dilakukan pada hari Senin sampai hari Sabtu mulai tanggal 25 sampai dengan tanggal 30 pada bulan April 2016.Hasil perhitungan didapat model Greenberg pada hari Rabu 27 April 2016 merupakan model terbaik untuk hubungan matematis antara volume, kecepatan dan kepadatan dengan R 2 = 89,897 %. Dari hasil hubungan matematis tersebut dapat dihitung nilai gelombang kejut dengan persamaan garis kurva hubungan volume - kepadatan V = 68.82475 D - 14.66326 DLn D dengan volume maksimum (V M ) 620.2996 smp/jam, kepadatan maksimum (D M ) 25.882 smp/km. karateristik gelombang kejut yang terjadi untuk kondisi A (V A ) 460 smp/jam, = 28.724 km/jam merupakan gelombang kejut maju bentukan, = 0 km/jam merupakan gelombang kejut diam depan, = - 4.5958 km/jam merupakan gelombang kejut mundur bentukan, ω DC = 14.4633 km/jam merupakan gelombang kejut maju pemulihan, ω CB = -8.4842 km/jam merupakan gelombang kejut mundur pemulihan. Panjang antrian maksimum yang terjadi (Q M ) = 289.695 meter dengan waktu penormalan (T) = 12.13101 detik. Dari hasil yang telah diteliti dapat dipastikan bahwa semua kendaraan yang mengantri pada saat lampu merah menyala dapat melewati garis henti sehingga tidak terjadi antrian. Kata Kunci : gelombang kejut, persimpangan,panjang antrian, waktu penormalan PENDAHULUAN Latar Belakang Pada persimpangan berlampu lalu lintas di jalan 17 Agustus dan jalan Babe Palar yang merupakan persimpangan empat lengan. Pada persimpangan tersebut terjadi arus lalu lintas yang datang dari jalan-jalan utama bergerak saling berpotongan dan pejalan kaki yang akan menyeberang sehingga dapat terjadi antrian yang panjang. Dalam penelitian ini kinerja simpang bersinyal dievaluasi dengan metode gelombang kejut sehingga didapat panjang antrian dengan lebih akurat. Pembatasan Masalah Ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini dibatasi oleh : 1. Lokasi studi untuk perencanaan simpang bersinyal 17 Agustus - Babe Palar ini adalah pada lengan ruas jalan Babe Palar 2. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah arus (volume), kecepatan (speed) dan durasi lampu lalu lintas. Model arus lalu lintas yang dipakai untuk menunjukan hubungan matematis antara parameterparameter di atas adalah model Greenshield, Greenberg, dan Underwood Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui hubungan antara arus, kepadatan dan kecepatan 559

b. Mengetahui nilai panjang antrian berdasarkan nilai gelombang kejut yang terjadi pada arus lalu lintas di persimpangan jalan 17 Agustus dan jalan Babe Palar Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah : 1. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu pengguna lalu lintas agar terhindar dari kemacetan akibat antrian yang panjang pada persimpangan dan dapat dicegah. 2. Memberi solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi pada persimpangan pada saat sekarang dan menjadi refrensi untuk mengoptimalkan lampu lalu lintas khususnya di lokasi studi. Analisis Gelombang Kejut Gelombang kejut (shock wave) didefinisikan sebagai arus pergerakan yang timbul disebabkan karena adanya perbedaan kepadatan dan kecepatan lalu lintas pada suatu ruas jalan. Secara umum kondisi gelombang kejut dapat diasumsikan terjadi pada dua kondisi, yaitu gelombang kejut gerak maju (forward moving shock wave) dan gelombang kejut mundur (backward moving shock wave). (Tamin, 2003) Gelombang Kejut Pada Persimpangan Berlampu Lalu Lintas Pada jarak tertentu sebelum lampu lalu lintas dan setelahnya terdapat kondisi arus bebas (free-flow), tapi pada jarak tertentu juga sebelum lampu lalu lintas saat lampu merah menyala, kendaraan berhenti dan kepadatan meningkat. LANDASAN TEORI Teori Persimpangan Persimpangan jalan adalah simpul pada jaringan jalan dimana ruas jalan bertemu dan lintasan arus kendaraan berpotongan. Tipe Persimpangan 1. Persimpangan sebidang Yang dimaksud persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana ruas jalan ketemu atau bersilang dalam satu bidang. 2. Persimpangan tidak sebidang Persimpangan tidak sebidang adalah persimpangan dimana ruas jalan bersilang pada bidang yang berbeda Gambar 1. Perwujudan Gelombang kejut pada persimpangan berlampu lalu lintas Sumber : Tamin, 2003 METODOLOGI PENELITIAN Bagan Alir Penelitian Hubungan Volume, Kecepatan Dan Kepadatan Lalu Lintas Hubungan matematis antara kecepatan, volume, dan kepadatan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini. V = D. S (1) Memperlihatkan bentuk umum hubungan matematis antara Kecepatan-Kepadatan (S-D), Volume-Kepadatan (V-D), dan Arus-Kecepatan (V-S) Model Greenberg Persamaan dasar model Greenberg dapat dinyatakan melaui persamaan D = C.e bs (2) Dimana : C dan b merupakan konstanta. 560

Pengambilan Data Survey ini dilakukan pada persimpangan yang akan diteliti tetapi hanya satu ruas lengan yaitu dari arah jalan Babe Palar ke arah timur atau ke arah lampu lalu lintas. (5) Gambar 2. lokasi penelitian Sumber :google maps Gambar 4. Gelombang kejut pada persimpangan berlampu lalu lintas Sumber : Tamin, 2003 Kecepatan gelombang kejut baru dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : (6) (7) Gambar 3. Ilustrasi Pengambilan Data Metode Analisa Nilai Gelombang Kejut Pada Persimpangan Berlampu Lalu Lintas. Selama waktu t 0 sampai dengan t 1, lampu hijau menyala sehingga arus lalu lintas pada lengan persimpangan bergerak melewati persimpangan kearah hilir dengan arus kondisi A (V A, D A, dan S A ). Pada waktu t 1 lampu lalu lintas berubah menjadi merah dan kondisi arus lalu linas pada garis henti (stop line) berubah menjadi kondisi B, sedangkan kondisi arus lalu lintas setela persimpangan keara hilir pada kondisi D. Tiga gelombang kejut yang terbentuk mulai t 1 pada garis henti adalah sebagai berikut : (3) (4) Arus lalu lintas dengan kondisi D, C, B, dan A terus terjadi sampai dengan ω AB dan ω CB mencapai t 3 dengan selang waktu antara t 2 sampai dengan t 3 dan dapat dihitung dengan persamaan : [ ] (8) Panjang antrian maksimum akan terjadi pada waktu t 3 dan dapat dihitung dengan persamaan berikut : [ ] (9) ketika waktu t 3, terbentuk 1 gelombang kejut baru yaitu : gelombang kejut gerak maju (ω AC ), sedangkan 2 gelombang kejut gerak mundur ω AB dan ω CB berakhir. Gelombang kejut ω AC dapat dihitung dengan persamaan : (10) 561

Arus lalu intas pada kondis D,C, dan A terus terjadi sampai dengan t 5, yaitu pada saat lampu merah menyala. Di waktu t 4, gelombang kejut gerak maju (ω AC ) memotong garis henti dan arus lalu lintas pada garis henti berubah dari arus lalu lintas maksimum V C menjadi V A.waktu antara mulainya lampu hijau (t 2 ) sampai (t 4 ) dapat dihitung dengan persamaan : ( ) (11) Lamanya Siklus Lampu Lalu Lintas Lamanya siklus lalu lintas diambil secara langsung di lapangan. Pada hasil survey didapat lamanya lampu merah menyala yaitu 104 detik, sedangkan lampu hijau menyala selama 23 detik, lampu kuning menyala hanya selama 3 detik dan all red selama 2 detik maka waktu siklus lampu lalu lintas pada persimpangan yang di survey selama 130 detik. t 4 -t 2 = T yaitu waktu penormalan, adalah total waktu antara sejak diberlakukan pernormalan lajur hingga antrian berakhir. Analisa Persamaan Regeresi Linier Bila variabel tidak bebas y dan variabel bebas mempunyai hubungan linier, maka fungsi regresinya adalah : Y= A + BX (12) Dimana : Y = peubah tidak bebas X = peubah bebas A = konstanta regresi B = koefisien regresi Dimana konstanta A dan B dapat dicari dengan menggunakan persamaan dibawah ini : ( ) ( )( ) ( ) ( ) (13) A = (14) Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R 2 ) dinyatakan dengan persamaan berikut : ( ( )( )) ( ( ) ) ( ( ) ) (15) Persamaan diatas digunakan untuk menentukan model terbaik yang dapat mewakili setiap hubungan matematis antar parameter. Gambar 5. Grafik volume kendaraan Dari hasil survey dapat dilihat bahwa volume maksimum pada hari senin terjadi pada waktu pengamatan dari pukul 11.30 sampai pada 11.45. Perhitungan Kecepatan Kendaraan (S) Variabel kecepatan yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara kecepatan, volume, dan kepadatan adalah kecepatan ratarata. Kecepatan rata-rata dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan : Ss = (16) Dimana : Ss = kecepatan rata-rata (Km/jam) D = jarak tempuh (m) N = jumlah kendaraan ti = waktu tempuh kendaraan ke-i (m/det) ANALISA DAN PEMBAHASAN Perhitungan Volume, Kecepatan dan Kepadatan Perhitungan Volume Lalu lintas Ekivalensi mobil penumpang (emp) masingmasing kendaraan menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 adalah sebagai berikut : 1. Kendaraan Berat (HV) = 1.2 2. Kendaraan Ringan (LH) = 1.0 3. Sepeda Motor (MC) = 0.25 Gambar 6. Grafik kecepatan kendaraan hari Senin 25 April 2016 562

Volume smp/jam Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (559-566) ISSN: 2337-6732 Tabel 1. Resume hubungan karateristik antara Kepadatan-Kecepatan, Kepadatan Volume, dan Kecepatan Volume hari senin menggunakan model Greenshield, Greenberg dan Underwood jenis model hubungan karateristik model hubungan matematis Greendshield Greenberg kepadatan dan kecepatan Underwood kepadatan dan volume kecepatan dan volume Sumber: Hasil Penelitian Tabel 2. Resume Hubungan kapasitas Volume,Kecepatan dan Kepadatan lalu lintas dengan menggunakan model Greenshield, Greenberg dan Underwood untuk hari senin Model Greenshield 657.8711 12.29965 53.48698 Greenberg Underwood Sumber: Hasil Penelitian kepadatan dan kecepatan kepadatan dan volume kecepatan dan volume kepadatan dan kecepatan kepadatan dan volume kecepatan dan volume 618.3421 26.38772 S = 24.5993 0.229956 D V = 24.5993 D 0.229956 D 2 V = 106.974 S 4.348658 S 2 S = 69.298382-14.601731 Ln D V = 69.298382 D 14.601731 D LnD V=115.111566S.e- 0.068485031.S S = 52.72053. e -0.03753 D V =.52.72053.D.e -0.03753.D V = 105.6357.S 26.642 S.LnS 14.601731 51.720526 42.34717891 26.642 Dari grafik 6. bisa dilihat bahwa kecepatan maksimum terjadi pada pagi hari yaitu pukul 06.00 sampai 06.15. Perhitungan Kepadatan (D) Kepadatan dapat dihitung dengan membagi volume lalu lintas dengan variabel kecepatan rata-rata. D= (17) Dimana : D = kepadatan lalu lintas (kend/km) V = volume lalu lintas (kend/jam) S = kecepatan lalu lintas (km/jam) Hubungan Matematis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu lintas. Dari Tabel 1. Dapat dilihat hubungan karateristik antara Kepadatan-Kecepatan, Kepadatan Volume, dan Kecepatan Volume hari senin menggunakan model Greenshield, Greenberg dan Underwood. Sedang Tabel 2. Memperlihatkan hubungan kapasitas Volume,Kecepatan dan Kepadatan lalu lintas dengan menggunakan model Greenshield, Greenberg dan Underwood untuk hari senin Tabel 3. Hasil nilai resume R 2 untuk model Greenshield, Greenberg dan Underwood 700 600 500 400 300 200 100 0 0 50 100 150 200 250 Data Lapangan Greenshield Greenberg Underwood Kepadatan smp/km Gambar 7. Kurva Hubungan Matematis antara Volume-kepadatan model Greenshield, Greenberg dan Underwood untuk hari senin 563

1 9 17 25 33 41 49 57 65 73 81 89 97 105 113 Kecepatan km/jam kecepatan km/jam Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (559-566) ISSN: 2337-6732 Gambar 8. Kurva Hubungan Matematis antara Kecepatan-kepadatan model Greenshield, Greenberg dan Underwood untuk hari senin 200 150 100 50 0 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 50 100 150 200 250 Kepadatan smp/km 0 1000 2000 3000 Volume smp/jam Data Lapanga n Greensh ield Greenshield Greenberg Underwood Gambar 9. Kurva Hubungan Matematis antara Volume-kepadatan model Greenshield, Greenberg dan Underwod untuk hari senin Karateristik Gelombang Kejut Pada Persimpangan Berlampu Lalu Lintas Gelombang kejut pada persimpangan berlampu lalu lintas dapat dianalisis apabila hubungan matematis antara arus kepadatan untuk lengan persimpangan telah diketahui dan kondisi arus lalu lintas telah ditentukan. Gambar 10. Kurva Volume Kepadatan Sumber : Hasil analisis Untuk perhitungan gelombang kejut, digunakan hubungan metematis antara volume kepadatan yang memiliki angka koefisien determinasi (R 2 ) tertinggi dari keenam hari survey. Diperoleh angka Koefisien determinasi (R 2 ) tertinggi pada hari Rabu Dengan nilai 0.899 Model Greenberg Garis kurva Greenberg V= 68.82475 D - 14.66326 DLnD Pada saat kondisi arus/volume D, V D = 0 smp/jam maka D D = 0 smp/km Kondisi saat arus/volume maksimum (V C ) didapat dengan menggunakan persamaan (Vc) = 116.5815.14.66326.e -0.069140695x14.66326 = 620.2996 smp/jam Kondisi kepadatan maksimum (Dc) didapat dengan menggunakan persamaan (Dc) = Pada saat kondisi arus/volume B, V B = 0 smp/jam maka D B = Untuk kondisi V A Diasumsi dari nilai 0 (nol) sampai volume maksimum terbesar V A = 460 smp/jam, D A = 16 V C =620.2996smp/jam,DC = V B = 0 smp/jam, D B = V D = 0 smp/jam, D D = 0 smp/jam Dari gambar 11. dapat dilihat selama waktu antara t 1 sampai dengan t 2, lampu hijau menyala sehingga arus lalu lintas pada lengan persimpangan bergerak melewati persimpangan ke arah hilir dengan kondisi A (V A,D A, dan S A ). Pada waktu t 2 lampu lalu lintas berubah menjadi merah dan kondisi arus lalu lintas pada garis henti (stop-line) berubah menjadi kondisi B, sedangkan kondisi arus lalu lintas setelah persimpangan ke arah hilir pada kondisi D, tiga gelombang kejut yang terbentuk mulai t 1 pada garis henti adalah,, Volume 700 (smp/ja 600m) A C 500 400 300 C 200 B 100 0 D kepadatan (smp/km) B Gambar 11. Gelombang Kejut di persimpangan 564

Jl.Agustus Jl. Babe Palar pada Lengan Jl.Babe Palar dari arah Rike dengan durasi efektif lampu merah (r) = 104 detik dan nilai volume (V) = 620.2996 smp/jam jarak QM DA merah CB t1 t2 t3 t4 t5 t6 ωda = ωda = = 460 = 28.72408 16 = 28.724 Nilai positif berarti gelombang kejut gerak maju yang mengarah searah pergerakan lalu lintas. merupakan gelombang kejut gerak maju yang terjadi di depan garis henti. ωdb merupakan gelombang kejut diam depan yang terjadi pada garis henti ( ) ωdb = = = 0 km/jam ( ) = 0 km/jam 460 ωab = 460 ωab = = = -4.59585 km/jam 116 16 hijau = - 4.5958 km/jam Tanda negatif berarti gelombang kejut bergerak mundur ke belakang berlawanan arah dengan pergerakan arus lalu lintas.ωab merupakan gelombang kejut mundur bentukan yang terjadi di belakang garis henti. Pada saat t 2 dimana lampu berubah dari merah ke hijau, sebuah arus lalu lintas dengan kondisi baru akan terbentuk, yaitu arus lalu lintas pada kondisi C dimana arus lalu lintas pada garis henti akan meningkat dari 0 (nol) menjadi jenuh (saturated). Hal ini menyebabkan 2 (dua) gelombang kejut baru yaitu ωdc, dan ωcb ωdc = = 42.88795 = 14.46326 km/jam = 14.4633 km/jam ωdc merupakan gelombang kejut gerak maju yang terjadi di depan garis henti. DA Waktu ωcb = 620.2996 = 116 42.88795 = -8.48423 = -8.4842 km/jam ωc B merupakan gelombang kejut mundur pemulihan yang terjadi di garis henti.arus lalu lintas dengan kondisi D,C,B, dan S menerus terjadi sampai dengan ωab dan ωcb mencapai t3. Selang waktu antara t2 sampai t3 dapat dihitung dengan persamaan berikut t3-t2 = r = 122.922 det Panjang antrian maksimum (QM) akan terjadi pada waktu t3 dan dapat dihitung dengan persamaan berikut dimana r adalah durasi efektif lampu merah (detik) 8.484233 4.59585 QM = = 0.289695 km = 289.695 m Ketika waktu t 3, terbentuk 1 gelombang kejut baru yaitu : gelombang kejut gerak maju (ω AC ), sedangkan 2 gelombang kejut gerak mundur ω AB dan ω CB berakhir Gelombang kejut ω AC dapat dihitung dengan persamaan : = 5.20314 Arus lalu intas pada kondis D,C, dan A terus terjadi sampai dengan t 5, yaitu pada saat lampu merah menyala. Di waktu t 4, gelombang kejut gerak maju (ω AC ) memotong garis henti dan arus lalu lintas pada garis henti berubah dari arus lalu lintas maksimum V C menjadi V A.waktu antara mulainya lampu hijau (t 2 ) sampai (t 4 ) dapat dihitung dengan persamaan : t4-t2 = ( ). =. = 12.13101 detik 4.59585 8.484233 4.59585 8.484233 4.59585 8.484233 4.59585 = t 4 -t 2 = T yaitu waktu penormalan, adalah total waktu antara sejak diberlakukan pernormalan lajur hingga antrian berakhir. = 122.9223 det 0.289695 km 289.6949 m 620.2996 460 ωac = = 5.203142 42.88795 5.203142 ( ) ( 4.59585 ) = (( 8.48423 ) ( 4.59585 ) 8.484233 5.203142 = 12.13101 detik 565

PENUTUP Kesimpulan: 1. Sesuai hasil analisa didapat hubungan matematis antara volume, kecepatan dan kepadatan yang ideal yaitu untuk model Greenberg pada hari Rabu diperoleh dari nilai koefisien determinasi (R 2 ) tertinggi yaitu sebesar 0,8989 2. Dari hasil hubungan matematis diambil hubungan hubungan matematis antara Volume dan Kepadatan dari data hari Rabu pada model Greeberg untuk menganalisa panjang antrian menggunakan nilai gelombang kejut didapat volume maksimum (V M ) adalah sebesar 620.299 smp/jam, kepadatan maksimum (D M ) sebesar 42,8879 smp/km dan diambil kondisi arus V A = 460 smp/jam yang mengalami penundaan selama 104 detik didapat panjang antrian (Q M ) selama yaitu 290,266 meter dan waktu penormalan yang dibutuhkan adalah 12,161 detik lebih kecil dari durasi lampu hijau yaitu 23 detik. Artinya pada saat lampu berubah dari hijau ke merah semua kendaraan yang mengantri telah melewati garis henti. bisa dilihat pada tabel 4.10 bahwa kinerja lampu lalu lintas sampai dibandingkan dengan kondisi arus V A = 550 smp/jam mengalami panjang antrian 607,0532 meter dan memerlukan waktu penormalan selama 28,671 detik lebih besar dari durasi lampu hijau 23 detik, artinya saaat lampu hijau berubah menjadi merah tidak semua kendaraan yang mengantri telah melewati garis henti, masih ada beberapa kendaraan yang tertahan. Dapat dilihat juga bahwa lama waktu penormalan sangat dipengaruhi oleh besarnya arus lalu lintas, lamanya waktu penundaan dan panjang antrian yang terjadi. Saran 1. Perlu menambahkan durasi lampu hijau atau mengurangi durasi lampu merah sehingga semua kendaraan boleh melewati garis henti pada saat lampu hijau menyala. 2. Sebaiknya diperlukan penelitian terlebih dahulu arus lalu lintas yang akan melewati persimpangan sebelum menentukan durasi lampu lalu lintas sehingga tidak terjadi antrian yang terlalu panjang terutama pada persimpangan empat lengan. untuk lebih efektif diperlukan penelitian untuk semua lengan persimpangan sehingga lebih teliti ketika akan menentukan durasi lampu lalulintas. Kiranya penelitian ini boleh bermanfaat dalam menentukan durasi lampu lalu lintas pada persimpangan besinyal yang lainnya di kota Manado. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Hobbs, F.D 1995, Perencanaan dan Teknik Lalulintas, Gadjah Mada University press Yogyakarta. Tamin, Ofyar Z, Edisi ke-2, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung Tamin, Ofyar Z, 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi : Contoh soal dan aplikasi, Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Rompis S. Y. R. 2012, Traffic Flow Model and Shockwave Analysis, Old Dominion University Civil And Environmental Engineering Rompis S. Y. R.. Bahan Ajar Statistika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi Manado. Clarkson, O dan Hicks, G. R, 1999, Teknik Jalan Raya, Jilid IV Erlangga, Jakarta 566