BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (pihak

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (go public) Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan masyarakat umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wujud tanggung jawab manajemen kepada investor. Investor pada

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini, kondisi perekonomian di indonesia dapat dilihat dari kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PE DAHULUA. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyajian informasi yang akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal ataupun reksadana. Kondisi industri keuangan khususnya perbankan di

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan. Para

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, negara-negara di Asia Tenggara sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media informasi dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. et al., 2011). Kelompok pemakai laporan keuangan terdiri dari investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan pasar bebas ASEAN, dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendukung dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia keuangan di Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak diluar

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan, khususnya oleh beberapa pihak seperti kreditor, investor,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah media yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara pihak manajemen dengan para pihak berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan penyampaian suatu laporan keuangan perusahaan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Para pemakai dari laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi laporan keuangan akan lebih bermanfaat, apabila informasi dalam laporan keuangan yang disajikan lebih akurat, relevan, dan tepat waktu (Rudianto, 2009). Menurut International Accounting Standard Board (IASB) kualitas mendasar (fundamental qualities) dari informasi akuntansi adalah relevansi (relevance) dan penyajian tepat (faithfull presentation). Relevansi (relevance), menunjukkan sifat informasi terhadap pengambilan keputusan. Selanjutnya, Penyajian informasi yang akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan (users) karena 1

2 menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi. Terutama bagi perusahaan perusahaan go public yang menyajikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan keuangan tersebut memiliki informasi keuangan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi para pengguna laporan keuangan (stakeholders). Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan berbanding lurus dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan (Setyahadi, 2012). Semakin lama suatu perusahaan menerbitkan laporan keuangannya, semakin tidak relevan dan tidak andal laporan keuangannya, sehingga manfaat dari laporan keuangan itu akan berkurang. Oleh karena itu, tepat waktu merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan sehingga ada jaminan tentang relevansi informasi yang bersangkutan. Perekonomian dunia yang semakin terintegrasi menuntut adanya kesepakatan dan kesamaan bersama terkait prosedur dan cara-cara standar dalam pelaporan keuangan yang dapat diterima oleh setiap negara. Dengan adanya kesamaan standar ini, maka di negara manapun investor berada, maka laporan keuangan yang ada bisa langsung dipublikasikan tanpa membutuhkan proses penyesuaian hal lainnya yang dapat membutuhkan waktu lama. Oleh karena itu, International Accounting Standard Board (IASB) kemudian mengeluarkan International Financial Report Standard (IFRS) (Imam, 2013). International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyamakan standar di

3 seluruh negara. Namun demikian, kelahiran standar ini tidak serta merta diakui secara global. Contohnya Amerika Serikat yang pada awalnya adalah negara yang tidak mengakui standar tersebut, sehingga perusahaanperusahaan asing yang beroperasi di Amerika Serikat harus menyesuaikan pelaporan keuangannya dengan standar lokal. Namun kini Amerika Serikat telah menerima IFRS dan mengakui penggunaan IFRS oleh perusahaan asing yang terdaftar di bursa sahamnya (Nurharyanto, 2010). Indonesia, melalui Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC) telah diwajibkan melakukan upaya maksimal untuk menginkorporasi IFRS dan membantu implementasi IFRS yang diberlakukan efektif sejak 31 Desember 2004 dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menyiratkan bahwa mereka akan menghilangkan perbedaan-perbedaan dengan IFRS di akhir tahun 2008. Sejak tahun 2009 Indonesia telah melakukan pengadopsian standar ini dan pada tahun 2012 diharapkan telah dilakukan proses secara bertahap menuju konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB (IAI, 2011). Dampaknya penyusunan dan pengembangan standar akuntansi keuangan Indonesia ke depan akan selalu mengacu pada IFRS. Bagi entitas bisnis di Indonesia, pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan publik di Indonesia yang masih menggunakan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang dikenal dengan Pernyataan Standar

4 Akuntansi Keuangan (PSAK) perlu melakukan penyesuaian. Hal ini tidak hanya sekedar untuk mengikuti tren namun konvergensi standar akuntansi Indonesia ke IFRS juga untuk mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional yang sebelumnya telah menganut standar ini. Proses konvergensi PSAK ke IFRS dapat dilakukan dalam 3 cara yaitu: pertama, Adaptasi, yang merupakan upaya membuat standar akuntansi sendiri yang disesuaikan dengan IFRS, kedua, Adopsi, yaitu mengambil dan memakai langsung standard dari IFRS dan ketiga, Harmonisasi yaitu membuat standar akuntansi sendiri yang tidak bertentangan dengan IFRS. Indonesia sendiri telah mengambil cara kedua yaitu adopsi, namun dengan membuat beberapa penyesuaian dengan kondisi di Indonesia (Nurhayanto, 2010). Di Indonesia, pelaporan keuangan oleh perusahaan publik di bursa efek Indonesia harus patuh pada ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal ini untuk menjamin manfaat dan relevansi laporan keuangan tersebut bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Jika regulasi dilanggar, maka akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa peringatan, sanksi administratif, dan sanksi denda.

5 Regulasi ini dimaksudkan agar perusahaan memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada investor mengenai kondisi perusahaan publik serta dalam rangka mengikuti perkembangan pasar modal dunia. Jadi semakin lama suatu emiten menerbitkan laporan keuangannya, maka semakin tidak relevan dan tidak andal laporan keuangannya. Dengan kata lain, ketepatan pelaporan laporan keuangan dapat menentukan nilai informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut dan manfaatnya dalam pengambilan keputusan para stakeholder. Oleh karena itu, keterlambatan memenuhi regulasi ini akan berdampak dikenakannya sanksi yang dapat berupa peringatan, sanksi administratif, maupun sanksi denda. Pada kenyataannya keterlambatan menerbitkan laporan keuangan oleh emiten masih sangat mungkin terjadi terjadi. Salah satu penyebab keterlambatan publikasi laporan keuangan oleh perusahaan go public disebabkan karena laporan keuangan tersebut harus terlebih dahulu diaudit sebelum dapat dipublikasikan (Hossain dan Taylor, 1998). Lestari (2010) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Kegiatan audit yang harus sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan audit delay yang panjang (Febrianty, 2011). Audit delay yang

6 berpanjangan dapat merugikan para stakeholder. Bagi investor, audit delay dapat menjadikan berkurangnya nilai keandalan informasi pada laporan keuangan sehingga mereka sulit untuk mengambil keputusan investasi, sedangkan bagi perusahaan, audit delay ini akan membuat persepsi investor terhadap emiten menjadi buruk dan akan berdampak negatif bagi nilai saham. Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menyatakan bahwa pengumuman laba (pada laporan keuangan) yang terlambat menyebabkan return saham menjadi negatif sedangkan pengumuman laba yang tepat waktu berdampak positif bagi return saham. Keterlambatan pelaporan laporan keuangan, secara tidak langsung dapat diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Oleh karena itu, diharapkan seluruh manajemen dapat menyeimbangkan manfaat antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang akurat dan handal. Untuk menyediakan informasi yang tepat waktu, seringkali perlu melaporkan laporan keuangan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keakuratan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan laporan keuangan ditunda sampai seluruh aspek diketahui informasi yang dihasilkan mungkin sangat akurat tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Mengingat keterlambatan publikasi laporan keuangan bias mengindikasikan adanya maslaah dalam laporan keuangan perusahaan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit.

7 Hal ini membuktikan bahwa regulasi bukanlah satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi lamanya rentang waktu penerbitan suatu laporan keuangan. Oleh karena itu, penelitian mengenai audit delay telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh McGee (2007) menunjukan bahwa perusahaan yang menggunakan PABU (Rusia-GAAP) berpengaruh terhadap semakin rendahnya pelaporan keuangan daripada perusahaan yang menggunakan IFRS. Penelitian Yaacob dan Che-Ahmad (2012) menyatakan bahwa pengadopsian standar baru yang lebih komprehensif (IFRS) menyebabkan laporan keuangan yang sudah diaudit menjadi terlambat. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2013) dalam penelitian mereka menggunakan teknis analisis regresi linear berganda dan regresi logistik, hasil pengujian empiris menunjukkan bahwa konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap professional fee dan audit delay. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompleksitas PSAK berbasis IFRS dapat meningkatkan biaya audit untuk mengkompensasikan upaya audit yang meningkat, waktu yang diperlukan dalam penugasan audit menjadi lebih lama, dan menyebabkan penerbitan laporan keuangan yang sudah diaudit menjadi terlambat. Selain itu Carlin et, al. (2009) menyatakan bahwa kompleksitas IFRS tidak hanya pada perlakuan akuntansi, tetapi juga pada kesulitan untuk mematuhi pelaporan yang terinci.

8 Adanya pemberlakuan penerapan adopsi standar pencatatan dan pelaporan akuntansi internasional yaitu IFRS (International Financial Reporting Standard). IFRS adalah standar yang dibuat secara global oleh IASB (International Accounting Standard Board) dengan tujuan menyetarakan standar pencatatan laporan keuangan perusahaan dunia. Dengan begitu adanya pemberlakuan adopsi IFRS ini diduga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi lamanya proses penyelesaian pelaporan keuangan karena mengharuskan auditor untuk menyesuaikan dengan standar-standar yang baru. Pengujian pengaruh penerapan IFRS terhadap audit delay telah dilakukan oleh Margaretta dan Soepriyanto (2012) Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerapan IFRS dalam pelaporan keuangan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan arah koefisien regresi positif. Arti dari penelitian ini yaitu penerapan IFRS mengakibatkan semakin tingginya tingkat keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan menjadi salah satu indikasi bahwa perusahaan mengalami audit delay yang panjang, karena sebelum laporan keuangan dipublikasi harus terlebih dahulu diaudit. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryani dan Wiratmaja (2014) yang juga menunjukkan bahwa variabel komite audit dan kepemilikan publik berpengaruh pada audit delay, sedangkan variabel ukuran

9 perusahaan dan penerapan International Financial Reporting Standards tidak berpengaruh pada audit delay. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu, hal ini menarik minat peneliti untuk dilakukan sebuah penelitian kembali mengenai penerapan IFRS terhadap pelaporan keuangan, akan tetapi dalam penerapan adopsi IFRS di Indonesia yaitu sebatas pada konvergensi PSAK yang telah berbasis IFRS. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena penelitian ini berfokus dalam membedakan periode sebelum diwajibkan adopsi IFRS pada tahun 2010-2011 dan sesudah periode diwajibkan adopsi IFRS pada tahun 2012-2013. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas, maka judul penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH ADOPSI IFRS TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pengapdopsian peraturan baru yang bernama IFRS terhadap keterlambatan penyampaian pelaporan keuangan (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2010-2013.

10 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah yang dipaparkan diatas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh adopsi IFRS terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan (audit delay)? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh adopsi IFRS tahun 2010-2013 terhadap keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan (audit delay). 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagi auditor dapat membantu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat mengoptimalkan kinerja yang berimbas pada tepatnya waktu pelaporan keuangan. 2. Bagi para investor, memberikan informasi agar mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan tersendiri dalam berinvestasi. 3. Bagi regulator memberikan informasi terkait kesiapan perusahaan go public dalam tahap persiapan akhir untuk menerapkan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS apakah terdapat kendala atau tidak dalam menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.

11 1.6 Sistematika Pembahasan Penelitian ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bab ini membahas tentang landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk membahas permasalahan dan mendukung analisis penelitian ini, serta diuraikan pula mengenai penelitianpenelitian terdahulu sebagai dasar untuk pengembangan hipotesis. BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan pengukurannya serta metode analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan penelitian.

12 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Pada bab ini menguraikan simpulan, saran, serta keterbatasan dari penelitian.