BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas

BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi, membuat Direktorat Jendral Pajak (DJP) mengambil suatu kebijakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membayar pajak. Pajak dibayar untuk kepentingan negara dalam. membiayai pembangunan daerah. Pajak diarahkan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

BAB I PENDAHULUAN. terus mengalami peningkatan dan pengembangan. Awalnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya internet dan kemudahan elektronik lainnya. (Andri, 2009 : 7)

BAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. Negara pada dasarnya merupakan suatu wadah terjadinya bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mau harus ditanggung Wajib Pajak (Waluyo, B.Illyas, Perpajakan Indonesia, 2003;4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: Efektivitas, e-filing, SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya yaitu penerapan sistem e-filing, dimana

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan langsung dengan tugas negara dan untuk kemakmuran rakyat. Pajak

Judul : Tata cara penggunaan e-filing dalam pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi Nama : I Gusti Agung Edi Arya Atmaja Nim :

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari wajib pajak badan, dan wajib pajak orang

BAB I PENDAHULUAN. yang tercermin pada APBN dan bisa mewujudkan cita-cita pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di Indonesia. Dari hari- kehari pengaruh globalisasi semakin kuat

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai perkembangan yang sangat pesat.keunggulan dari internet tidak hanya

Penyampaian SPT Tahunan secara e-filing WP OP dengan formulir 1770S atau 1770SS. Lebih Mudah Lebih Murah Lebih Cepat

BAB I PENDAHULUAN. membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan. karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya

BAB I PENDAHULUAN. yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern, SPT menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam kehidupannya. Sosialisasi merupakan interaksi antar manusia yang

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara terbesar, dimana pajak berkontribusi lebih dari 78% total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari penerimaan pajak. Maka dari itu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai salah satu institusi pemerintah di bawah Departemen Keuangan yang menjalankan tugas untuk mengatur dan mengamankan penerimaan pajak Negara dituntut agar selalu dapat memenuhi pencapaian target penerimaan pajak yang senantiasa meningkat setiap tahunnya. Kenaikan kontribusi pajak terhadap APBN Indonesia mulai tahun 2000 semakin meningkat dari tahun ke tahun, sebaliknya penerimaan bukan pajak semakin menurun. Sistem perpajakan di Indonesia menganut self assessment system, dimana sistem ini sangat dibutuhkan peran aktif serta partisipasi positif Wajib Pajak dalam menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar (Waluyo, 2011:17). Namun seringkali masalah yang selalu dihadapi Wajib Pajak dalam proses penyusunan dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah bentuk formulir yang kerap kali berubah dan karena panjangnya antrian pada saat melaporkan SPT di Kantor Pelayanan Pajak, sehingga Wajib Pajak harus menunggu dan membutuhkan waktu 1

2 yang lama dalam menyusun dan melaporkan SPT tersebut (Fury, 2014). Birokrasi yang cukup rumit pada saat Wajib Pajak ingin melakukan pelaporan SPT kerap memicu Wajib Pajak mengeluhkan sistem manual yang digunakan untuk melaporkan SPT. Dimana pelaporan SPT membutuhkan waktu yang lama karena harus menunggu antrian yang sangat panjang dengan Wajib Pajak yang lainnya. Hal tersebut membuat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam meningkatkan penerimaan pajak dari Wajib Pajak dengan cara melakukan pembaharuan dalam sistem perpajakan. Pembaharuan dalam sistem perpajakan ini ditandai dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan pelayanan perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi perpajakan modern dan teknologi informasi di berbagai aspek kegiatan. Pembaharuan tersebut meliputi pelayanan kepada Wajib Pajak dari yang semula Wajib Pajak harus menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara langsung, tapi sekarang dapat menyampaikan SPT secara online di mana saja dan kapan saja. Selain itu, penggunaan e-filing dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas (Dewi dan Ratih, 2009). Secara administratif, e-filing mungkin menawarkan potensi manfaat kepada pemerintah karena proses pengembalian pajak oleh Wajib Pajak dapat dikelola secara efektif melalui teknologi informasi (Yosef, 2014). Faktor

3 kunci dalam menerapkan e-filing adalah penerimaan wajib pajak sebagai pengguna agar mau beralih dari sistem pelaporan secara manual ke sistem pelaporan secara online. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus-menerus agar peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak terus berjalan dan sekaligus tercapainya administrasi perpajakan yang modern. Dalam hal ini e-filing merupakan salah satu alternatif yang ditawarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mempermudah penyampaian surat pemberitahuan dengan memanfaatkan bantuan teknologi informasi. Alternatif yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak ini ternyata cepat mendapat respon dari Wajib Pajak, buktinya pada tahun 2005 dimana e-filing baru disosialisasikan jumlah Wajib Pajak yang menggunakan e-filing di Indonesia tercatat sekitar 2,1 juta Wajib Pajak. Hal ini menandakan kesuksesan dengan adanya perkembangan teknologi yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam rangka meningkatkan pelayanan pada Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan secara online, maka Dirjen Pajak menetapkan Kep-05/Pj./2005 tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider/ASP). Secara umum, penyampaian SPT Tahunan melalui e-filing diatur melalui Peraturan Dirjen Pajak

4 Nomor PER 26/PJ/2012 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. E-filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time. Pelaporan pajak ini melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) maupun melalui penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider/ASP). Bersama Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 88/PJ/2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik ini diumumkan bahwa aplikasi e- filing pajak sudah mulai dapat digunakan. Wajib pajak dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan permohonan e-fin sebagai nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak untuk menyampaikan e-filing. Menurut Wiyono (2008), e-filing adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik baik untuk Orang Pribadi maupun Badan (perusahaan, organisasisi) ke Direktur Jenderal Pajak melalui sebuah ASP dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan real time, sehingga Wajib Pajak tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual. E-filing juga membantu karena ada media pendukung dari ASP yang akan membantu dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Dengan begitu, system e-filing ini dirasa lebih efektif dan efisien.

5 Tujuan utama penggunaan e-filing adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada publik dengan memfasilitasi pelaporan SPT secara elektronik melalui media internet kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melakukannya di rumah atau di tempatnya bekerja. Sedangkan Wajib Pajak Badan dapat melakukannya dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat membantu mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk memproses dan melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu (Titis, 2011; dalam Desmayanti, 2012). Menurut Dewi dan Ratih (2009), tujuan utama dari pelaporan e-filing adalah memangkas biaya dan waktu Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu. Sistem e-filing ini juga memberikan dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan penerimaan Laporan Surat Pemberitahuan (SPT) dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan dan akurasi data, distribusi serta pengarsipan Laporan Surat Pemberitahuan (SPT). Di dalam penggunaan e-filing dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu persepsi kebermanfaatan, dan kepuasan pengguna (Noviandini, 2012), persepsi kemudahan (Lisa dan Agus, 2014; Risal, 2013) Faktor pertama adalah persepsi kebermanfaatan yaitu suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu penggunaan teknologi tertentu akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis, 1989). Dimana persepsi kebermanfaatan

6 menjadi penentu suatu sistem dapat diterima atau tidak. Wajib Pajak yang beranggapan bahwa e-filing akan bermanfaat bagi mereka dalam melaporkan SPT menyebabkan mereka tertarik menggunakannya. Semakin besar ketertarikan mereka menggunakannya maka semakin besar juga intensitas pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Begitu juga sebaliknya yang akan terjadi jika wajib pajak menganggap e-filing tidak bermanfaat untuknya dalam hal melaporkan SPT, maka yang akan terjadi adalah Wajib Pajak menjadi tidak mau menggunakan e-filing. Hal ini berakibat pada turunnya intensitas penggunaan e- filing oleh pengguna. Jadi persepsi kebermanfaatan merupakan faktor yang sangat mempunyai pengaruh besar terhadap penggunaan e-filing (Adamson dan Shine, 2003; Wiliarni, 2009) Faktor kedua adalah persepsi kemudahan, yaitu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengunaan suatu sistem tertentu dapat menjadikan orang tersebut bebas dari usaha (Davis, 1989). Hal ini menunjukkan bahwa Persepsi kemudahan penggunaan juga menjadi penentu suatu sistem dapat diterima atau tidak. Wajib pajak yang beranggapan bahwa e-filing itu mudah digunakan akan mendorong mereka untuk terus menggunakan sistem tersebut. Kemudahan yang diberikan oleh e-filing akan menyebabkan Wajib Pajak senang dalam menggunakannya dan akan mengesampingkan kekurangan yang ada dalam e-filing. Begitu juga sebaliknya, jika Wajib Pajak telah merasakan ketidakmudahan pada e-filing maka yang akan terjadi adalah Wajib Pajak menjadi tidak takut dan tidak

7 bersemangat dalam menggunakannya. Persepsi yang seperti ini akan mengurangi minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing. Jadi Wajib Pajak yang telah mencoba atau menggunakan e-filing di Indonesia menunjukkan hasil bahwa persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan teknologi (Wiyono, 2008). Faktor ketiga adalah kepuasan pengguna, yaitu sebuah sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna e-filing (Livari, 2005). Kepuasan pengguna juga menjadi penentu suatu sistem dapat diterima atau tidak. Kepuasan yang dirasakan oleh Wajib Pajak setelah menggunakan e-filing akan menyebabkan Wajib Pajak tertarik menggunakan kembali sistem tersebut. Begitupun sebaliknya, jika Wajib Pajak merasa dikecewakan setelah menggunakan e-filing maka yang akan terjadi adalah Wajib Pajak menjadi malas menggunakan e-filing lagi. Jadi semakin baik kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan maka kepuasan pengguna e-filing atas sistem informasi tersebut juga akan semakin meningkat dan sistem informasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi yang baik dan mampu memberikan kepuasan pada pemakainya. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah penelitian adalah:

8 1. Apakah persepsi kebermanfaatan berpengaruh terhadap penggunaan E-Filing? 2. Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan E-Filing? 3. Apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap penggunaan E-Filing? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan E-Filing. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh persepsi kemudahan terhadap penggunaan E-Filing. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan pengguna terhadap penggunaan E-Filing. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat Akademik Sebagai acuan atau referensi bagi peneliti berikutnya dengan topik sejenis yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Wajib Pajak terhadap penggunaan E-filing.

9 b. Manfaat Praktik Sebagai masukan bagi DJP dalam mengevaluasi layanan e- filing supaya bermanfaat bagi masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak, mengurangi biaya pembayaran, serta memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak. Dan dengan adanya e-filing ini juga dapat membantu penerapan sistem yang lebih baik dan efektif dalam pengembangan e- filing. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai penelitian terdahulu; landasan teori yang meliputi theory of planned behavior, pajak, SPT, dan e-filing; pengembangan hipotesis; dan model analisis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian; identifikasi variabel, definisi operasional, dan pengukuran variabel; jenis data dan sumber data; metode pengumpulan

10 data; populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel; serta teknik analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik obyek penelitian, deskriptif data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari analisis dan pembahasan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.