BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari perencanaan pembangunan menurut Basuki (2008) adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

PENDAHULUAN. berbagai kegiatan pembangunan nasional diarahkan kepada pembangunan yang merata ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm Tulus Tambunan, Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri, Rajawali Pres,

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin maju, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, untuk terciptanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu fungsi alokasi yang meliputi: sumber-sumber ekonomi dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas fiskal yaitu pendapatan asli daerah (PAD) (Sidik, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat dari berbagai aspek. meluasnya kesempatan kerja serta terangsangnya iklim ekonomi di wilayah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB I PENDUHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi menjadi tujuan dari semua negara

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan dikeluarkannya Undang-undang No 22 Tahun 1999 dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam lingkup negara secara spasial tidak selalu

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan atau mendorong perubahanperubahan dan pembaharuan pada bidang kehidupan lainnya, sehinngga pembangunan ekonomi harus dilaksanakan secara terpadu, selaras, seimbang dan berkelanjutan, kemudian diarahkan agar pembangunan yang belangsung merupakan kesatuan pembangunan nasional. Sehingga dalam mewujudkan pembangunan ekonomi nasional tersebut perlu adanya pembangunan ekonomi daerah yang pada akhirnya mampu mengurangi ketimpangan antar daerah dan mampu mewujudkan kemakmuran yang adil dan merata antar daerah tersebut. Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2003). tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian, pertambangan, perkebunan, jasa-jasa dan industri, dan pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal overhead sosial dan ekonomi. Proses pembangunan ekonomi itu sendiri tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memerlukan berbagai usaha yang konsisten dari berbagai pihak untuk memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi umat manusia. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru, serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2000).

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah menuntut pemerintah daerah untuk melaksanakan desentralisasi dan memacu pertumbuhan ekonomi guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di mana tujuan penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Kedua Undang-Undang tersebut memiliki makna yang sangat penting bagi daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenangan dan pembiayaan yang selama ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat. Kegiatan pembangunan daerah dimaksudkan sebagai usaha meratakan dan menyebarluaskan pembangunan untuk menyerasikan, menyeimbangkan, serta memadukan seluruh kegiatan. Pembangunan daerah haruslah dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan yag serasi dan terpadu antar sektor. Salah satu upaya untuk menjabarkan kebijaksanaan pembangunan ekonomi di tingkat daerah, maka diperlukan suatu kawasan andalan yang berorientasi untuk mengembangkan potensi daerah. Menurut Royat dalam Mudrajat Kuncoro (2002) kawasan andalan merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai penggerak perekonomian wilayah, yang mana memiliki kriteria sebagai kawasan yang cepat tumbuh dibandingkan lokasi lainnya dalam satu provinsi atau kabupaten, memiliki sektor basis dan memiliki keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar. Pencapaian keberhasilan pembangunan daerah melalui pembangunan ekonomi harus disesuaikan dengan kondisi dan potensi masing-masing daerah serta diperlukan perencanaan pembangunan yang terkoordinasi antar sektor, perencaaan pembangunan disini bertujuan untuk menganialisis secara menyeluruh tentang potensi-potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Keterbatasan sumber daya di suatu daerah baik dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya financial maupun sumber daya lainnya yang merupakan masalah umum yang

dihadapi oleh sebagian besar daerah untuk dapat menggerakkan seluruh perekonomian yang mampu sebagai penggerak utama untuk memacu laju pembangunan disuatu daerah. Namun pada prakteknya, otonomi daerah memunculkan beberapa permasalahan yang disebabkan perencanaan pembangunan di masing-masing daerah yang berjalan sediri-sendiri tanpa adanya koordinasi. Sehingga dibutuhkan suatu kerangka keterpaduan pemabangunan dengan penekanan muatan yang berorientasi pada wilayah yang lebih luas, keterpaduan antar sektor, antar wilayah, dan antar pelak pembangunan, keterpaduan antara kepentingan ekonomi dan keberlanjutan, menggunakan prinsip sinergi pembangunan dan kemamfaatan bersama. Tujuan penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kedua Undang-undang tersebut memiliki makna yang sangat penting bagi daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenangan dan pembiayaan yang selama ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat. Kewenangan yang dimaksud mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, agama serta moneter dan fiskal. Kewenangan pembiayaannya, yaitu daerah tersebut dapat menggali sekaligus dapat menikmati sumber-sumber potensi ekonomi, serta sumber daya alam tanpa ada intervensi terlalu jauh dari pemerintah pusat. Hal ini akan berdampak terhadap perekonomian daerah yang pada akhirnya terciptalah peningkatan pembangunan daerah. Menurut pemikiran ekonomi klasik bahwa pembangunan ekonomi di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam. Hingga tingkat tertentu, anggapan ini masih bisa dibenarkan, dalam artian sumber daya alam harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang

selanjutnya harus dikembangkan terus. Dan untuk ini diperlukan faktor-faktor lain, diantaranya yang sangat penting adalah teknologi dan sumber daya manusia (Tambunan, 2000). Perbedaan tingkat pembangunan yang di dasarkan atas potensi suatu daerah, berdampak terjadinya perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa semakin besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin tinggi laju pertumbuhan PDRB daerah tersebut. Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, pertumbuhan yang cepat dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari pengembangan beberapa sektor primer. Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek bola salju (snow ball effect) terhadap sektor-sektor lainnya, khususnya sektor sekunder. Pembangunan ekonomi dengan mengacu pada sektor unggulan selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasilhasil produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu memberi pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya. Kota Payakumbuh sebagai salah satu dari tujuh belas Kabupaten / Kota yang ada di Propinsi Sumatera Barat saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di berbagai bidang. Dengan diberikannya wewenang untuk mengatur dan mengelola daerah sendiri, Kota

Payakumbuh harus mampu memanfaatkan kesempatan ini sebagai salah satu jembatan untuk membuktikan bahwa kota ini mampu secara mandiri mengatur dan mengelola daerahnya sendiri, dengan tidak melupakan adanya kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman yang akan dihadapi dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kinerja pembangunan Kota Payakumbuh sendiri di bidang ekonomi khususnya, pada tahun 2000-2009 berdasarkan data PDRB kota atas dasar harga berlaku maupun harga konstan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama dalam jasa-jasa yaitu pemerintahan umum dan pertahanan yang merupakan sektor paling dominan pada PDRB Kota Payakumbuh itu sendiri. Kondisi tersebut tercermin pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang diciptakan baik pada tingkat Provinsi Sumatera Barat maupun pada tingkat Kota Payakumbuh itu sendiri ( Data Kota Payakumbuh dan Sumbar dalam angka, BPS 2000-2009). Sektor jasa-jasa seperti sektor pemerintahan umum dan pertahanan maupun sektor swasta merupakan salah satu yang paling dominan, dimana sektor ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian masyarakat kota Payakumbuh. Oleh karena itu sangat perlu sekali mengembangkan potensi tersebut yang mana sangat berpengaruh pada kebijakan dan strategi pembangunan daerah Kota Payakumbuh itu sendiri. Masyarakat Kota Payakumbuh memiliki hubugan sosial yang sangat kuat, ajaran agama, falsafah adat dan budaya yang melandasi hubungan kekerabatannya. Kerjasama sosial dan ekonomi yang kuat dalam membangun potensi daerah dimana hal tersebut dapat menggambarkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara masyarakat yang tinggal di kampung dengan yang ada di perantauan. Hal inilah yang menjadi alasan bagi pemerintah Kota Payakumbuh dalam merumuskan kebijakan dan progam pembangunan daerah yang berlatarkan belakang terhadap sektor-sektor pembangunan daerah khususnya sektor basis yang mana dapat meningkatkan pembangunan daerah itu sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk membahas suatu strategi pembangunan ekonomi bagi Kota Payakumbuh yang mana dapat dianalisis dengan melihat sektor basis atau unggulan yang ada pada kota Payakumbuh tersebut, dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul STRATEGI PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN KOTA PAYAKUMBUH BERDASARKAN ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Sektor ekonomi apa sajakah yang dapat dijadikan sebagai sektor basis atau atau sektor unggulan dalam pembangunan perekonomian Kota Payakumbuh? 2. Strategi apakah yang dapat diterapkan Kota Payakumbuh dalam pembangunan daerahnya berdasarkan sektor basis atau sektor unggulan tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis untuk menentukan sektor-sektor apa sajakah yang dapat dijadikan sebagai sektor ekonomi unggulan di Kota Payakumbuh 2. Untuk merumuskan strategi pembangunan daerah Kota Payakumbuh sesuai dengan adanya sektor basis tersebut. 1.4 Mamfaat Penelitian

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermamfaat sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenisnya. 2. Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat bermamfaat sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat dalam menyusun suatu dokumen perencanaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi yang produktif yang ada di Kota Payakumbuh baik itu pada sektor primer, sekunder, maupun tersier yang mana hasil yang diperoleh adalah berupa sektor-sektor unggulan yang akan dikembangkan di Kota Payakumbuh sebagai pengembangan perekonomian Kota Payakumbuh kedepan Pembahasan penelitian ini akan dimualai dari masing-masing sektor perekonomian yang dihasilkan dari analisis penentuan sektor unggulan atau sektor basis (LQ), kemudian menggunakan Analisis Shift Share dimana sangat berguna sekali untuk membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor (industri) di daerah studi dengan wilayah nasional. Dan yang terakhir menggunakan metode analisa SWOT yang mana sangat berguna juga untuk menentukan sektor basis apakah yang paling dominan di Kota Payakumbuh tersebut, serta juga menganalisis strategi pembangunan Kota Payakumbuh berdasarkan sektor unggulan tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam pemahaman skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagian awal dari skripsi ini terdiri dari : halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar

lampiran. Bagian isi terdiri dari enam bab. Adapun subtansi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KERANGKA TEORI Bab ini berisi tentang landasan teori yang dipakai sebagai acuan dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi di Kota Payakumbuh. Selain itu juga terdapat tinjauan pustaka (bahan bacaan) yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai populasi penelitian, variabel-variabel penelitian dan definisi operasional, metode pengumpulan data serta analisisnya. BAB IV GAMBARAN UMUM Dalam bab ini dijelaskan mengenai keadaan geografis dan jumlah penduduk di daerah Kota Payakumbuh, dan perkembangan perekonomian daerah Kota Payakumbuh, antara lain: laju pertumbuhan dan kontribusi ekonomi, pendapatan perkapita. BAB V PENEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI PENEMUAN Bagian ini merupakan hasil temuan peneliti yang terdiri dari tiga sub bab yaitu temuan empiris dari penelitian, implikasi kebijakan dan keterbatasan penelitian. BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang konstruktif untuk dilakukannya perbaikan-perbaikan dan kemungkinankemungkinan solusi alternatif sebagai jawaban atas munculnya berbagai permasalahan yang ada berdasarkan hasil penelitian. Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran - lampiran. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku acuan yang digunakan sebagai dasar dalam penulisan skripsi ini, sedangkan lampiran-lampiran berisi pengolahan data,dan lembar instrumen penelitian.