Dinamika Mahasiswa, Sebuah Otokritik

dokumen-dokumen yang mirip
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai

DR. BAGIR MANAN, S.H MCL

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Democritus ( ), ia memandang bahwa kesenangan sebagai tujuan pokok

I. PENDAHULUAN. Fenomena gerakan civil society senantiasa berbanding terbalik dengan kekuasaan

Ah sial aku selingkuh!

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. lagu, sehingga oleh masyarakat baik para pekerja maupun para pelajar,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menuju era industrialisasi, bangsa Indonesia membulatkan tekadnya. yang menjadi prasyarat berkembangnya budaya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

VI. PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan Dalam kurun lima

KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

Manajemen Keuangan Stratejik Manajemen Bisnis & Keuangan Islam Manajemen Pemasaran Manajemen Sumber Daya Manusia. Magister Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah Bangsa demokrasi

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA PAPUA BARAT

Lebih dekat dengan Mu

dikirim untuk JAWA POS PERILAKU POLITISI BY ACCIDENT. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KEPERCAYAAN VERSUS PENGETAHUAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tubuhnya secara efektif. Lebih lanjut Havighurst menjelaskan

Pendidikan merupakan aset pen ng bagi kemajuan

BERSATU MENGATASI KRISIS BANGKIT MEMBANGUN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

SUARA PEMBUKA: MERDEKA ATAU SEJAHTERA

Sepasang Sayap Malaikat

Puisi PUISI. wie0689 Puisi Copyright Darwisyah Nasution

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH 2009

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan orang yang melaksanakan hak-haknya, misalnya hak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak kost tidak dapat terlepas dengan anak kos t yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman menuju masyarakat informasi yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

Company Profile PT. Global Inti Quality (GIQ)

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

Seni Menata Hati Dalam Bergaul

KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

Perkembangan sistem informasi dalam empat dekade

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Masa depan bangsa ini berada di

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. Budaya politik kampus dilakukan dan diperoleh dari sebuah pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang dapat mengembangkan kemampuannya. Untuk itu diperlukan

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi penerusnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. selain faktor SDM tersebut banyak pula faktor-faktor lainnya yang harus

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. amanat, sudut pandang dan gaya bahasa yang saling berhubungan. Dengan demikian,

Laporan Pelayanan Informasi Publik Tahun 2015

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kampus merupakan salah satu sarana pendidikan yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pengaturan dan pembangunan masyarakat yang telah dilakukan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

Satu Dekade komunitas Ininnawa Makassar. Oleh : Sunardi Sunardi Senin, 15 Pebruari :20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

Transkripsi:

Dinamika Mahasiswa, Sebuah Otokritik Peran mahasiswa menjadi begitu pen ng bagi kemajuan pendidikan, tentu kualitas mahasiswa akan menentukan sumber daya manusia (SDM). Sampai hari ini, berapa manusia telah berproses dalam perguruan nggi. Membeludaknya jumlah wisudawan se ap tahun, mendapat ijazah, disematkan gelar. Tapi pendidikan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Di balik itu, apakah yang terjadi di tengah usaha untuk meningkatkan kualitas manusia di dalam perguruan nggi? Di mana perguruan nggi seharusnya membuka waktu luang (schole) untuk lebih leluasa mengintrospeksi diri, jika memang pendidikan menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu mengembangkan nurani? Pada dasarnya, mahasiswa diharuskan mampu menyusun strategi krea f, sebagai lentera perubahan, pemberharu pendidikan, sekaligus mampu menciptakan iklim intlektual. Maka ak vitas masyarakat harus suntuk belajar atau intens membaca. 3

Tuan Guru Menulis Masyarakat Membaca Realitas Mahasiswa Berdasarkan hal ihwal di atas, realitas pun berbeda. Mahasiswa dalam ak vitas maupun gaya hidupnya dilanda beragam dilema. Alih-alih mampu memberi kontribusi bagi pendidikan daerah khususnya, celakanya sejumlah mahasiswa ikut larut dalam laku nega f. Di antaranya, mempergunakan teknologi mutakhir ke arah yang posi f pun dak mampu dilaksanakan, sehingga realisasi visi maupun misi perguruan nggi hanya mimpi. Mahasiswa menjadi terlena oleh kehidupan yang hedonis, juga kerap terperangkap dalam sikap yang dilaksanakan tanpa sadar. Posisi kemahasiswaannya pun menjadi lumpuh dan rapuh. Kadang ak vitas kemahasiswaan tereduksi ke dalam hal-hal yang percuma dan kerap berujung pada sebongkah penyesalan. Hiburan malam tak pelak menjadi salah satu kunjungan utama, hal tersebut kerap terdengar dari pembicaraan sekelompok mahasiswa. Hidup dinilai secara glamor, mengutamakan mode, dan lebih berdampak pada sikap apa s. Terkadang hal tersebut lahir dari kehidupan yang liar seper di kota, yang lebih individual. Setelah keluar dari desa, dari kehidupan dengan kepekaan sosial yang kuat. Tapi di bagian lain, ada kelompok mahasiswa yang begitu agresif. Katanya, selalu bergerak membela rakyat tanpa lelah: turun ke jalan, berteriak orasi dengan lantang. Mereka menyisipkan tanggung jawab pada dirinya. Tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara. Tumbangnya rezim Orde Baru adalah salah satu buk nyata bahwa peran gerakan kemahasiswaan begitu kokoh, begitu sentral. Mahasiswa dengan gagah mengklaim diri pembela suara rakyat. Mahasiswa pun menyadari peran untuk menjadi generasi pemegang estafet. Sehingga tak tanggung-tanggung wakil rakyat yang terlahir dari reformasi, pun tak terlepas dari lemparan- 4

lemparan telur busuk ataupun pembakaran ban. Ia berdiri angkuh dengan progresivitas. Konon mereka terkenal idealis. Konon mereka terkenal nasionalis. Sejumlah rakyat dulu memang sadar, bahwa mahasiswa melengserkan Soeharto tanpa mempersiapkan penggan. Imbasnya, kekosongan kekuasaan (vocum of power) terjadi menyebabkan penjarahan di mana-mana bergemuruh. Sampai akhirnya BJ Habibie muncul di tengah kita, menjadi presiden sementara. Sejumlah rakyat di bagian lain menghujat mahasiswa karena ndakan- ndakan anarkis yang acap kali masyarakat tonton di layar televisi. Masyarakat memang selalu memiliki banyak dimensi memandang fenomena. Termasuk dinamika gerakan mahasiswa. Ada kalanya rakyat harus bangga dengan mahasiswa, tapi ada juga kalanya rakyat murka terhadap mereka. Kenapa? Pertanyaan yang barangkali terkesan kontroversi. Atau barangkali banyak yang sangsi. Di dalam tubuh gerakan kemahasiswaan tersimpan beragam organ. Semisal, ada bendera kuning, ada bendera biru, lewat beragam ideologi yang dipahami. Mereka berjalan dari sudut yang berbeda secara heroik dengan tujuan yang sama: membela rakyat. Membela kebenaran. Di lain sisi, mahasiswa di lingkungan akademis. Sebagian kelompok mahasiswa meni kberatkan gerakannya pada perebutan kekuasaan di internal kampus. Kekuasaan untuk berbagai tujuan: menyebarkan ideologi gerakannya, atau ada juga yang hanya sekadar bertujuan pragma s. Persaingan poli k akademis pun terjadi, tapi dengan tujuan yang berbeda. Dua dimensi misi gerakan mahasiswa: di satu sisi mereka bergerak dengan tujuan yang sama. Tapi di sisi lain di lingkungan internal kampus mereka memiliki misi berbeda. 5

Tuan Guru Menulis Masyarakat Membaca Nilai-nilai akdemis pun rapuh karena persaingan poli k. Mahasiswa yang kerap diklaim apa s oleh sejumlah ak vis mahasiswa hanya bisa tersenyum manis menerima realitas. Mahasiswa apa s pun menyadari bahwa demonstrasi hanya bagi oposisi, atau ada juga demonstrasi hanya berlatar materi (uang). Tak dapat disangkal, kebenaran menjelma menjadi kezaliman. Dan kezaliman menjelma jadi kebenaran. Prak k poli k prak s telah merambah ke ruang akademis, sehingga yang terjadi kemudian nilai-nilai akademis tergerus ke dalam kepen ngan poli k. Yang tadinya pencinta ilmu pengetahuan malah menjadi cikal poli si gadungan: mencapai kekuasan tanpa memedulikan mana kawan dan lawan. Tak heran, jika permainan-permainan busuk kerap ditemui bergejolak demi kekuasaan, di badan ekseku f mahasiswa misalnya. Ada pembelaan, bahwa di lingkungan akademis secara dak langsung, terdapat pendidikan kepemimpinan karena dak terlepas dari kampus sebagai miniatur negara. Namun, sungguh naif jika berdasar pada dalih tadi, mereka mengabaikan nilai akademis dan mengutamakan nilai-nilai poli s. Apakah dinamika kampus akan tetap bertahan demikian, jika sistem kita masih amburadul? Atau harus direvitalisasi dengan kesadaran person mahasiswa sendiri? Dua is lah yang selalu berdamping kerap terdengar, agent of change dan agent of control. Sebagai agen perubahan dan agen pengontrol, kini telah pergi. Introspeksi Dinamika kemahasiswaan betapa telah terbentuk sebagai cikal poli si, akibatnya jumlah akademisi yang benar-benar akademis bisa dihitung jari. Padahal, kita mengalami keterpurukan dalam aspek pendidikan, dan seharusnya mahasiswa menjadi salah satu barometer IPM. 6

Saat ini, bidang pendidikan masih terendah di antara aspek kesehatan dan ekonomi. Ak vis gerakan mahasiswa semes nya mampu berpikir secara intens dalam ikh ar memajukan pendidikan. Bukan malah bermain dan mengatur strategi menjadi penguasa dan berkuasa. Membaca kondisi pendidikan kita yang kering dan membutuhkan pemikiran segar dapat membantu ikh ar pemerintah menuju kemajuan pendidikan yang signifikan. Sebab bagaimanapun, mahasiswa menjadi subjek utama dalam memajukan pendidikan. Setelah mahasiswa keluar dari kampus, mereka mentransformasikan pengetahuan yang diperoleh dari perguruan nggi. Merealisasi gagasan-gagasan segar demi kemajuan anak didiknya, begitu juga kemajuan pendidikan kita, maupun kemajuan di bidang lainnya. Barangkali, kawan-kawan mahasiswa ba saatnya introspeksi diri. Bukan hanya selalu mengontrol maupun mengubah penguasa melainkan juga harus disadari, perubahan ada di tangan kita. Dan di pundak kawan-kawan terkubur harapan masyarakat untuk berkarya demi kepen ngan bersama ke arah yang lebih cerah. 7