Conslusion: Suggested for farmers should stretch before doing the work every day even though no pain waist.

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

Dwi Bayu Retnaningtyas 1, Siti Harwanti 2, Nur Ulfah 3 Alumni 1, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed 2-3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada. Buruh Pemetik Cabe Di UD. Sri Kundari Kota Semarang.

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

FAKTOR-FAKTOR SEKUNDER YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PEKERJA LAUNDRY DI KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA CLEANING SERVICE RSUD KOTA SEMARANG 2015

BEBERAPA FAKTOR PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN TERHADAP KELUHAN SAKIT OTOT PINGGANG PADA KARYAWAN BAGIAN GUDANG PT.SUMBER MAKMUR TASIKMALAYA JURNAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN TINGKAT KELUHAN SUBYEKTIF MUSKULOSKELETAL PADA PENJAGA PINTU TOL TEMBALANG SEMARANG

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANNGUANMUSKULOSKELETAL PADA CLEANING SERVICE

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

ABSTRACT

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA BURUH GENDONG DI PASAR BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

HUBUNGAN ANTARA NYERI MUSKULOSEKELETAL DENGAN KONDISI STASIUN KERJA DAN UKURAN, SERTA POSISI TUBUH PETANI Tyas Sistha Wijayanti 1 /

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

KELUHAN SUBYEKTIF NYERI PINGGANG PADA PENGEMUDI BUS

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA UNIT PENGELASAN PT. X BEKASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

HUBUNGAN SIKAP KERJA ANGKAT-ANGKUT DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA KULI PANGGUL DI GUDANG BULOG SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SARANA KERJA, LAMA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF NYERI PINGGANG PADA PETANI DI DESA SIDOREJO KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN TAHUN 2015 Duwi Ernawati*). MG Catur Yuantari**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No 5-11 Semarang\ Email: doewie.canc1812@yahoo.com ABSTRACT Bacground: The agricultural sector is one of the types of jobs that have high risk for workers. Extreme environmental conditions, the manner and use of technology, in managing land still has been done by traditional compared to other regions determine the level of health and safety of farmers. From the initial survey conducted on some farmers found that they often complain of back pain. The purpose of this study was to determine the correlation between works tool, work period, and work force to subjective complaint of muskuloskeletal on farmer in sidorejo village sub-district of karangdowo district of klaten 2015. Methods: This study was observation study with cross sectional approach. Instrument use observational sheets and questionnaires. Primary and secondary data has been processed and analyzed using statistical test of Pearson Product Moment. This sample was 30 people taken by total sampling technique sampling Results: The results showed that there was no correlation between the means of employment, length of employment and working attitude with subjective complaints of low back pain ( p value> 0.05 ) and there is a correlation between age and subjective complaints of low back pain ( p value < 0.05 ). Grievances felt by the light category 66.7 % and 33.3 % weight category. Conslusion: Suggested for farmers should stretch before doing the work every day even though no pain waist. Keywords : subjective complaints of low back pain, farmer, working attitude ABSTRAK

Latar belakang: Sektor pertanian merupakan salah satu jenis pekerjaan yang mempunyai risiko yang tinggi bagi pekerjanya. Kondisi lingkungan yang ekstrim serta cara dan penggunaan teknologi dalam mengelola lahan yang masih tradisional di bandingkan wilayah lain menentukan tingkat kesehatan dan keselamatan petani. Dari survei awal yang dilakukan terhadap beberapa petani didapati bahwa mereka sering mengeluhkan nyeri pada punggung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan sarana kerja, lama kerja dan sikap kerja dengan keluhan subyektif nyeri pinggang pada petani di Desa Sidorejo. Metode: Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi serta pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasional dan kuesioner. Data primer maupun sekunder diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji statistik Pearson Product Moment.. Populasi penelitian ini berjumlah 30 orang dengan teknik sampling total sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sarana kerja, lama kerja dan sikap kerja dengan keluhan subyektif nyeri pinggang (p value >0,05) dan ada hubungan antara umur dengan keluhan subyektif nyeri pinggang (p value < 0,05). Keluhan yang dirasakan dengan kategori ringan 66,7% dan kategori berat 33,3%. Saran: Untuk para petani sebaiknya melakukan peregangan sebelum melakukan pekerjaan setiap hari meskipun tidak merasakan nyeri pinggang. Kata kunci : keluhan subyektif nyeri pinggang, petani, sikap kerja

PENDAHULUAN Keluhan nyeri pinggang sering dijumpai dalam aktivitas kegiatan kerja manusia seharihari. Suatu penelitian menyatakan bahwa 85% dari para anggota masyarakat pernah paling sedikit satu kali dalam hidupnya diserang nyeri pinggang. 1 Manusia yang melakukan gerakan secara terus-menerus dalam waktu yang lama akan merasakan kelelahan fisik. Kelelahan fisik timbul karena gerakan tubuh yang tanpa disadari mengakibatkan penurunan sistem otot, penurunan sistem otot disebabkan oleh ketegangan otot karena gerakan yang dilakukan terusmenerus dan gerakan yang sama dalam waktu yang lama. 2 Sektor pertanian merupakan salah satu jenis pekerjaan yang mempunyai risiko yang tinggi bagi pekerjanya. Kondisi lingkungan yang ekstrim serta cara dan penggunaan teknologi dalam mengelola lahan yang masih cukup tertinggal dibandingkan wilayah lain menentukan tingkat kesehatan dan keselamatan petaninya. Piter Vi (2000) menjelaskan bahwa faktor primer pekerjaan seperti sikap kerja tidak alamiah, aktivitas berulang dan peregangan otot yang berlebihan merupakan penyebab terjadinya MSDs. Sementara itu, faktor sekunder seperti umur, lama kerja, masa kerja, jenis kelamin, kebiasaan merokok, indeks masa tubuh, kesegaran jasmani, tekanan, getaran dan mikroklimat diyakini pula oleh para ahli dapat mempengaruhi risiko terjadinya keluhan otot skeletal. 3 Perkembangan sektor pertanian memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan yaitu dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatkan pendapatan masyarakat. Petani sangat berisiko mengalami nyeri pinggang, karena dalam melakukan pekerjaannya sering membungkuk dan memutar tubuh pada saat musim panen. Menurut hasil penelitian Tyas, bahwa petani mencangkul pada posisi membungkuk dengan derajat bungkuk sebesar 51-60º menyatakan tidak nyaman, petani merasa nyaman ketika menggunakan ukuran batang cangkul 74 cm. Petani yang tergolong tinggi yaitu pada ukuran 1601-1800 cm ini lebih merasakan nyeri pada bagian punggung, pinggang, leher dan kaki. Nyeri itu dirasakan ketika mereka harus membungkuk, menjongkok, dan kepala menghadap kebawah. Dalam bekerja petani juga bekerja selama >8jam/hari. Maka dari itu terdapat hubungan antara nyeri muskuloskeletal dengan ukuran cangkul, posisi tubuh serta lama kerja pada petani. 4

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang berkaitan dengan otot skeletal pada petani perlu dapat perhatian khusus. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian hubungan antara sarana kerja, lama kerja dan sikap kerja dengan keluhan subyektif nyeri pinggang pada petani di Desa Sidorejo Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tahun 2015. METODE Penelitian ini merupakan Exploratory Study dengan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan total sampel 30 petani yang berjenis kelamin laki-laki. Variabel bebasnya yaitu sarana kerja batang cangkul, sarana kerja berat cangkul, lama kerja, sikap kerja membungkuk dan umur, sedangkan variabel terikatnya adalah keluhan subyektif nyeri pinggang. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat serta menggunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dan Rank Spearman. HASIL Dukuh Sidorejo merupakan salah satu Dukuh yang berada di Desa Karangjoho Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani. Petani di Dukuh Sidorejo dapat dikatakan sebagai petani tradisional, yaitu petani yang masih menggunakan cara-cara sederhana untuk mengerjakan lahan sawahnya. Rata-rata petani mengerjakan lahannya dengan luas lahan 0,25 Ha. Beberapa data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: 1. Sarana kerja batang cangkul Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa sebanyak 60% responden menggunakan batang cangkul yang berukuran 60cm. 2. Sarana kerja berat cangkul Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa berat cangkul yang digunakan seluruh responden adalah berat yang normal yaitu 18kg.

3. Lama kerja Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa 50% responden bekerja dengan jam kerja normal yaitu 8jam/hari, sedangkan 50% responden lainnya bekerja dengan jam kerja > 8jam/hari. 4. Sikap kerja membungkuk Berdasarkan tabel 2, diperoleh bahwa seluruh responden bekerja dengan posisi membungkuk saat mencangkul dengan posisi membungkuk melebihi batas normal yang ditentukan yaitu > 20. 5. Umur Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 40-60 tahun dengan kategori dewasa yaitu sebanyak 53,3%. Selain itu, seluruh responden berjenis kelamin laki-laki, karena laki-laki merupakan kelompok responden yang bekerja mencangkul. 6. Keluhan subyektif nyeri pinggang Pada tabel 2, dapat diketahui bahwa sebanyak 66,7% responden memiliki keluhan ringan mengenai rasa nyeri yang dirasakan baik selama bekerja maupun saat tidak bekerja. Untuk menentukan kategori ringan dilihat pada gejala nyeri menjalar ke lutut, tungkai, kaki ataupun adanya mati rasa di daerah nyeri, sedangkan kategori berat yaitu penurunan berat badan, menggigil, demam, pergerakan punggung sangat terbatas. Tabel 1. Distribusi frekuensi tinggi badan dan berat badan Variabel Min Max Mean Median Tinggi badan 160 cm 175 cm 165,97 cm 167 cm Berat badan 50 kg 75 kg 62,1 kg 61 kg Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi badan responden 165 cm, sedangkan berat badan responden rata-rata 62 kg. Kaitan Tinggi badan dan berat badan dengan keluhan nyeri adalah semakin gemuk seseorang maka bertambah besar resikonya untuk mengalami keluhan nyeri. Hal ini dikarenakan seseorang dengan kelebihan berat badan akan berusaha untuk menyangga berat badan dari depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah. Selain itu, tinggi badan berpengaruh pada sikap kerja membungkuk, hal ini dikarenakan jika sikap kerja membungkuk saat mencangkul berpengaruh pada ukuran batang cangkul yang digunakan.

Tabel 2. Distribusi frekuensi menurut variabel bebas dan variabel terikat (n=30) Variabel Kategori N % Sarana kerja batang cangkul 60 cm > 60 cm 18 12 60 40 Sarana kerja berat cangkul Berat normal 18kg Berat tidak normal >18kg 30 0 100 0 Lama kerja 8jam/hari > 8jam/hari 15 15 50 50 Sikap kerja 20 normal > 20 tidak normal 0 30 0 100 Umur Dewasa (40-60tahun) Usia lanjut (> 60tahun) 16 14 53,3 46,7 Keluhan subyektif Nyeri Pinggang Ringan Berat 20 10 66,7 33,3 Total 30 100 Tabel 3. Distribusi frekuensi keluhan subyektif nyeri pinggang Pernyataan Ya % Tidak % Tidak nyaman karena nyeri saat kerja 24 80 6 20 Rasa nyeri timbul saat kerja 17 56,7 13 43,3 Rasa nyeri mengganggu pekerjaan 23 74,2 7 23,3 Saat istirahat nyeri hilang 10 33,3 20 66,7 Panas pada pinggang 12 40 18 60 Kaku di pinggang 17 56,7 13 43,3 Nyeri sebelum kerja 18 60 12 40 Tertusuk-tusuk di pinggang 14 46,7 16 53,3 Nyeri setelah mengangkat beban 17 56,7 13 43,3 Nyeri sesudah bekerja 25 83,3 5 16,7 Sulit memutar badan ke kiri dan kanan 8 26,7 22 73,3 Nyeri saat membungkuk 27 90 3 10 Nyeri bagian pinggang sampai tungkai kaki 10 33,3 20 66,7 Kesemutan daerah pinggang/punggung 15 50 15 50 Nyeri sembuh dengan sendirinya 5 16,7 25 83,3 Nyeri Pinggang dirasakan saat berjalan 19 63,3 11 36,7 Mati rasa dari pinggang sampai tungkai kaki 16 53,3 14 46,7 Periksa ke pelayanan kesehatan 13 43,3 17 56,7 Berdasarkan tabel 3. Dapat diketahui bahwa keluhan yang dirasakan oleh responden mulai keluhan ringan sampai keluhan berat, dari data diatas dapat dilihat bahwa responden

yang mengalami keluhan ringan paling banyak dengan kriteria yang nyeri saat membungkuk, yaitu sebanyak 27 orang dengan presentase 90%, sedangkan yang lainnya mengalami keluhan berat dengan kriteria sulit memutar badan ke kiri dan ke kanan sebanyak 8 orang dengan presentase 26,7%. Tabel 4. Ringkasan uji antara variabel bebas dan variabel terikat Umur Variabel Bebas Responden Batang Cangkul Berat Cangkul Variabel Terikat r Nilai p Keluhan Subyektif Nyeri Pinggang Keluhan Subyektif Nyeri Pinggang Keluhan Subyektif Nyeri Pinggang value Kesimpulan -0,527 0,003 Ada hubungan 0,151 0,425 Tidak ada hubungan 0,075 0,692 Tidak ada hubungan Sikap Kerja Lama Kerja Keluhan Subyektif Nyeri Pinggang Keluhan Subyektif Nyeri Pinggang -0,314 0,091 Tidak ada hubungan -0,270 0,149 Tidak ada hubungan Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment untuk variabel umur, berat cangkul serta lama kerja, dan yang menggunakan uji korelasi Rank Spearman yaitu batang cangkul serta lama kerja, didapatkan satu variabel yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap keluhan subyektif nyeri pinggang. PEMBAHASAN A. Hubungan antara umur dengan keluhan subyektif nyeri pinggang Bertambahnya umur dan pekerjaan yang dilakukan sebagai petani mampu memicu munculnya keluhan nyeri, keadaan seperti ini diperkuat dengan adanya teori yang menyatakan bahwa nyeri yang dirasakan oleh manusia yang sudah menginjak usia dekade ke 2 yaitu diusia 20 tahun dan puncak rasa nyeri tertinggi dijumpai pada dekade ke 5 yaitu pada usia 50 tahun. Hal ini disebabkan karena penurunan kekuatan otot yang sejalan dangan bertambahnya usia pekerja serta baban kerja yang dilakukan. Hasil uji statistik antara umur dengan keluhan subyektif nyeri pinggang pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Okta Vianus et al, bahwa ada

hubungan yang signifikan antara umur sebagai petani dengan aktivitas yang biasa dilakukan dilahan yang sebagian besar dilakukan dengan posisi lebih membungkuk. 5 Oleh karena itu, maka perlu dilakukan olahraga untuk memperbesar kekuatan otot. Ukuran otot yang cukup besar akan meningkatkan dalam segi metabolism untuk menghasilkan energy. B. Hubungan antara sarana kerja batang cangkul dengan keluhan subyektif nyeri pinggang Sarana kerja (batang cangkul) yang tidak ergonomis dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, menimbulkan penyakit akibat pekerjaan dan cepat menimbulkan rasa lelah, sehingga dapat mengurangi tingkat produktivitas kerja petani. Selain itu, faktor cangkulnya sendiri memegang peranan penting. Cangkul-cangkul di Indonesia beraneka ragam bentuk dan ukurannya. Pada penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tyas, bahwa ada hubungan antara ukuran cangkul dengan keluhan nyeri musculoskeletal pada petani. 4 Menurut Suma mur, jenis cangkul dengan panjang batang cangkul ± 60cm termasuk dalam jenis cangkul biasa, hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan di Desa Sidorejo bahwa sebagian besar responden menggunakan batang cangkul biasa. Gagang cangkul yang digunakan tersebut terbuat dari kayu yang permukaannya sudah licin. Bilah cangkul panjang ke depan dengan perbandingan sekitar dua kali lebarnya. Mata cangkul tajam dan mengkilat serta penajaman dilakukan 3 bulan sekali. Bilah dipasang kira-kira ±70 terhadap gagang cangkul. Menurut responden, bentuk bilah demikianlah paling sesuai bagi pekerjaan mereka. Oleh karena cangkul dapat masuk ke dalam tanah. Cangkul dengan bentuk biasa dipergunakan baik untuk pekerjaan di sawah maupun di ladang. Kedalaman lumpur disawah ±30 cm. Luas lahan dapat dicangkul per orang sehari rata-rata 1 area. C. Hubungan antara sarana kerja berat cangkul dengan keluhan subyektif nyeri pinggang Mencangkul merupakan suatu pekerjaan fisik yang memerlukan pengerahan tenaga tubuh. Oleh karenanya, hasil kerja mencangkul baik kuantitatif sangat tergantung dari tingkat kemampuan fisik dan kesehatan tenaga kerja. Petani yang sehat dengan otot-otot yang berkembang akan lebih produktif untuk pekerjaan ini. Semakin berat beban cangkul yang digunakan dalam bekerja, sehingga dapat lebih cepat pula menimbulkan rasa lelah, dan dapat mengurangi tingkat produktivitas kerja petani.

Dalam hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tyas, bahwa hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara berat beban cangkul dengan keluhan nyeri muskuloskeletal. Penggunaan cangkul dengan berat yang berlebihan dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan keluhan nyeri pinggang, apalagi penggunaan cangkul dengan berat yang berlebihan tersebut dalam jangka yang lama. Selain itu keadaan lapangan juga sangat menentukan tanah lahan yang gembur lebih mudah dicangkul daripada tanah yang kering dan padat. Faktor lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah setempat beserta segala sesuatu yang ada didalam atau diatasnya. 6 D. Hubungan antara lama kerja dengan keluhan subyektif nyeri pinggang Lama kerja atau waktu kerja yang digunakan dalam bekerja juga dapat menentukan efisiensi dan produktivitas petani. Semakin lama waktu bekerja sehingga dapat menurunkan daya konsentrasi dan tingkat efektivitas bekerja. Lama waktu dalam bekerja juga harus diimbangi dengan waktu istirahat yang cukup, sehingga dengan demikian pekerjaan yang dilakukan juga dapat dilakukan dan diselesaikan dengan baik. Hal ini sesuai dengan keadaan di Desa Sidorejo bahwa responden bekerja mulai jam 07.00 sampai 17.00 dengan istirahat sekitar jam 10.00 sampai sekitar 13.00. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penilitian Tyas bahwa ada hubungan antara lama kerja dengan keluhan nyeri musukolkeletal, dan didukung dengan hasil penelitian dari Kasih Lestari bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan keluhan nyeri yang terjadi. 10 Dapat dikatakan bahwa lama kerja petani antara 6-8 jam/hari ini mampu menimbulkan nyeri pada tubuhnya, keadaan lama kerja petani tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurmianto, yang menyatakan bahwa pelaksanaan suatu pekerjaan dalam kurun waktu melebihi 8 jam/hari maka proses produksi tidak mampu meningkatkan dan bahkan cenderung menurun. E. Hubungan antara sikap kerja membungkuk dengan keluhan subyektif nyeri pinggang Petani dengan sikap kerja yang membungkuk mempunyai risiko 0,5 kali lebih besar mengalami keluhan nyeri pinggang bila dibandingkan dengan petani yang sikap kerjanya lebih banyak tidak membungkuk. Petani menghabiskan sebagian waktu kesehariannya di sawah untuk bercocok tanam, seperti menanam atau mencangkul.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Velina Silviyani et al, yang menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara posisi bekerja petani lansia dengan resiko terjadinya nyeri punggung bawah, dikarenakan posisi bekerja yang salah atau tidak ergonomi akan menyebabkan kelainan struktur anatomi normal tubuh yang akan mengakibatkan masalah struktur dan peregangan berlebihan pada otot-otot. 12 Menurut Orand Jean dan Pheasant, sikap kerja yang statis dalam jangka waktu yang lama tidak cepat menimbulkan keluhan pada sistem musculoskeletal, posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis dengan keluhan yang dirasakan pada punggung. Tinggi badan salah satu pengaruh dari sikap sikap kerja petani saat melakukan pekerjaan mencangkul. Sikap kerja membungkuk yang dilakukan petani sangat berhubungan dengan panjang batang cangkul yang digunakan. Apabila petani memiliki tinggi badan ± 175 cm dengan menggunakan ukuran batang cangkul 55 cm, maka sikap kerja yang dilakukan petani akan semakin membungkuk. Hal ini berbanding terbalik jika petani yang memiliki tinggi badan ±160 cm dengan menggunakan ukuran batang cangkul 55 cm sikap kerja petani berbeda dengan petani yang memiliki tinggi badan ±175 cm. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi badan petani semakin panjang pula batang cangkul yang digunakan, agar terhindar dari sikap kerja yang tidak ergonomi. SIMPULAN Setelah dilakukan penelitian dan observasi di Desa Sidorejo dapat disimpulkan bahwa: 1. Responden dengan rata-rata umur 40-60 tahun (dewasa) sebanyak 53,3% sedangkan besar responden dengan rata-rata umur >60 tahun (usia lanjut) sebanyak 46,7%. 2. 60% responden menggunakan sarana kerja utama yaitu cangkul dengan ukuran batang cangkul sebesar 60 cm, sedangkan petani yang menggunakan ukuran batang cangkul sebesar >60 cm (40,0%). 3. 100% responden menggunakan sarana kerja berat cangkul dengan kategori berat normal yaitu 18 kg. 4. Sikap kerja para petani yang membentuk sudut >20 dilakukan oleh seluruh responden. 5. Lama jam kerja para petani 50% responden 8 jam dan 50% sisanya >8 jam. 6. Ada hubungan antara umur responden dengan keluhan subyektif nyeri pinggang, dengan nilai p value = 0,003, r = -0,527.

7. Tidak ada hubungan antara sarana kerja (batang cangkul) dengan keluhan subyektif nyeri pinggang, yaitu dengan nilai p value = 0,425, r = 0,151. 8. Tidak ada hubungan antara sarana kerja (berat cangkul) dengan keluhan subyektif nyeri pinggang, yaitu dengan nilai p value = 0,692, r = 0,075. 9. Tidak ada hubungan antara sikap kerja (derajat bungkuk) dengan keluhan subyektif nyeri pinggang, yaitu dengan nilai p value = 0,091, r = -0,314. 10. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan keluhan subyektif nyeri pinggang, yaitu dengan nilai p value =0,149, r =-0,270. SARAN 1. Bagi petani a. Jika merasakan nyeri pada bagian punggung atau pinggang untuk segera memeriksakan ke pelayanan kesehatan. b. Disarankan untuk petani agar sikap kerja saat mencangkul tidak terlalu membungkuk, maka menggunakan cangkul yang bergagang panjang dan tidak terlalu berat. c. Petani yang berusia > 60 tahun agar tidak melakukan pekerjaan yang berat dan membatasi jam kerja.

DAFTAR PUSTAKA 1. Gd. Ngoerah. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Universitas Erlangga: Surabaya. 1991 2. Eko, Nurmianto. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. PT Guna Widya: Surabaya. 1998 3. Humantech. Applied Ergonomics Training Manual. Humantech Inc: Berkeley Australia. 2003 4. Tyas, Sistha W. Hubungan Antara Nyeri Muskuloskeletal Dengan Kondisi Stasiun Kerja Dan Ukuran Serta Posisi Tubuh Petani (jurnal). Universitas Airlangga.Surabaya.http://journal.unair.ac.id/filerPDF/JURNAL%20SKRIPSI%20Tyas.pd f diakses pada tanggal 01 Juli 2015 5. Wicaksono Bagus. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Nyeri Punggung Bawah Pada Bidan Saat Menolong Proses Persalinan (jurnal). Fakultas Kesehatan Masyarakat:Universitas Airlangga. Surabaya. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=17839&val=1096 diakses pada tanggal 22 September 2015 6. Suma mur, PK. Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. CV Hajimasagung. Jakarta. 1994 7. Notoatmodjo Soekidjo, Metode Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 2012 8. Heru, Septiawan. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bangunan Di PT Mikroland Property Development Semarang Tahun 2012 (skripsi). Fakultas Ilmu Keolahragaan:UNNES. http://lib.unnes.ac.id/18801/1/6450408106.pdf diakses pada tanggal 01 Juli 2015 9. Afriyanto. Kajian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Cabe Di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang (thesis). Universitas Diponegoro Semarang. 2008 10. Kasih, Lestari P. Hubungan Faktor Ergonomis Dengan Beban Kerja Pada Petani Padi Tradisional di Desa Congko Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. FKM UNHAS. Makassar. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8618/jurnal.pdf?sequence=1 diakses pada tanggal 01 Juli 2015

11. Ridwan, Harrianto. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2009 12. Silviyani Velina, dkk. Hubungan Posisi Bekerja Petani Lansia Dengan Resiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember (jurnal). UNEJ. Jember. 2013. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/60740/velina%20silviyani.pdf?s equence=1 diakses pada tanggal 22 September 2015 13. Hurlock B. Elizabeth. Psikolog Perkembangan.Penerbit Erlangga. Jakarta 14. Dahlan Sopiyudin M. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. 2013 15. Heru, Septiawan. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bangunan Di PT Mikroland Property Development Semarang Tahun 2012 (skripsi). Fakultas Ilmu Keolahragaan:UNNES. http://lib.unnes.ac.id/18801/1/6450408106.pdf diakses pada tanggal 01 Juli 2015 16. Wicaksono Bagus. Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Nyeri Punggung Bawah Pada Bidan Saat Menolong Proses Persalinan (jurnal). Fakultas Kesehatan Masyarakat:Universitas Airlangga. Surabaya. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=17839&val=1096 diakses pada tanggal 22 September 2015