Profil PBHI Wednesday, 07 September :45 - Last Updated Tuesday, 25 February :36

dokumen-dokumen yang mirip
Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

MAKALAH INDONESIAN HUMAN RIGHTS LEGISLATION. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

INDEKS KINERJA PENEGAKAN HAM 2011

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan KPK Karena Ditetapkan Sebagai Tersangka

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

REFLEKSI 17 TAHUN REFORMASI EVALUASI PUBLIK KINERJA INSTITUSI DEMOKRASI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dukungan Masyarakat Sipil Menuju Kota HAM

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

perkebunan kelapa sawit di Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL. Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

II. TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niar Riska Agustriani, 2014 Peranan komisi nasional hak asasi manusia Tahun

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN NOVEMBER 2016

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN SEPTEMBER 2016

Kebijakan Jender. The Partnership of Governance Reform (Kemitraan) 1.0

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. himpun menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sebagian besar daerah

Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

Desak Pemerintah untuk Meninjau Ulang Qanun Jinayat, Pasca 3 Tahun Pengesahan

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2016

Makalah WORKSHOP PENYUSUNAN SILABUS & SAP MATA KULIAH HUKUM HAK ASASI MANUSIA. Aspek Penegakan Hukum HAM di Indonesia

Keterwakilan Perempuan, Ketidakadilan dan Kebijakan Keadilan ke depan 1 oleh Dian Kartikasari 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

WALIKOTA TASIKMALAYA

Prinsip Dasar Peran Pengacara

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

Transkripsi:

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) adalah perkumpulan yang berbasis anggota individual dan bersifat non-profit yang didedikasikan bagi pemajuan dan pembelaan hak-hak manusia tanpa membedakan suku atau etnis, bahasa,, agama, warna kulit, jender dan orientasi seksual, status dan kelas sosial, karir dan profesi maupun orientasi politik dan ideologi. PBHI didirikan pada November 1996 di Jakarta melalui Kongres yang diikuti oleh 54 orang anggota pendiri dari berbagai kalangan sebagai wadah berhimpun bagi setiap orang yang peduli terhadap hak-hak manusia untuk semua (human rights for all). PBHI terdaftar sebagai organisasi perhimpunan yang berkedudukan di Jakarta dan tersebar melalui perhimpunan wilayah dengan anggota lebih 1.000 orang. Sebaran wilayah PBHI mencakup Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Visi dan Misi Visi PBHI: Negara (state) menunaikan kewajibannya untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak manusia yang mencakup hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Implementasi kewajiban negara tidak hanya ditempuh tanpa diskriminasi, namun juga afirmatif terhadap kelompok yang lemah dan yang mengalami diskriminasi. Misi PBHI: Mempromosikan nilai-nilai universal hak-hak manusia, membela para korban pelanggaran, serta mendidik anggota dan calon anggota sebagai pembela hak-hak manusia. Setiap orang harus diperlakukan setara dalam hukum dan perlakuan tanpa peduli asal-usul dan warna. Setiap korban pelanggaran hak-hak manusia membutuhkan uluran tangan dan 1 / 6

solidaritas. Dan untuk itu pula diperlukan pembela hak-hak manusia. Format Politik dan Hak-hak Manusia Lebih satu dekade reformasi politik yang terformat sejak 1998 ditandai beberapa perkembangan. Pemerintahan mengalami desentralisasi sebagai reaksi terhadap pemerintahan Orde Baru yang sentralistis yang ditunjukkan dengan lebih berperannya parlemen (DPR). Kendati tidak mudah diterapkan secara efektif, namun pemerintah terus berupaya mengadopsi dan memperkuat komitmen terhadap implementasi prinsip partisipasi, akuntabilitas dan transparansi (PAT) demi capaian suatu pemerintahan yang baik (good governance, termasuk pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ) Reformasi juga ditunjukkan dengan konstitusi atau UUD 1945 yan sudah mengalami amandemen sebanyak empat kali (1999-2002). Demikian pula, seluruh perjanjian internasional yang utama tentang hak-hak manusia sudah diratifikasi, selain juga membuahkan UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 21/2000 tentang Serikat Pekerja, UU No. 2/2008 tentang Partai Politik (revisi UU No. 2/1999 dan UU No. 31/2002), UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak, UU No. 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan UU No. 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. UU 8/1981 tentang Kitab Undang-undang Acara Hukum Pidana (KUHAP) dan KUHP juga segera direvisi. Sistem politik pun berubah sebagaimana yang terformat lewat pemilu multipartai untuk perebutan kursi DPR, terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan bahkan pemilu presiden. Lebih marak lagi, terlaksana lebih 400 pemilihan langsung kepala daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dua provinsi Aceh dan Papua menikmati kewenangan yang lebih besar lewat otonomi khusus. Namun demikian, pengingkaran dan pelanggaran hak-hak manusia (human rights violation) tetap merupakan realitas umum baik dalam tingkat realitas hukum yang mengabaikan atau tidak sesuai dengan standar normatif hak-hak manusia maupun dalam tingkat realitas sosial yang dapat diduga sebagai bentuk kegagalan, kelemahan atau kelalaian negara untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak manusia. Bila realitas hukum saja gagal memenuhi standar normatif hak-hak manusia, maka bisa dipastikan bahwa realitas sosial lebih buruk lagi. Sebagai contoh, banyak tersangka dan terdakwa dilanggar hak-haknya, bahkan tidak sedikit pula yang menjadi korban penganiayaan ketika ditangkap, korban penyiksaan 2 / 6

ketika berada dalam tahanan, dan lebih mengerikan lagi ditembak mati. Dalam konteks format politik baru dan realitas pelanggaran hak-hak manusia inilah PBHI berupaya meningkatkan partisipasi bagi promosi dan pembelaan hak-hak manusia bersama anggota dan organisasi hak-hak manusia lainnya maupun bersama komunitas korban pelanggaran hak-hak manusia. Program Kerangka program diletakkan atas dasar visi dan misi dengan menggerakkan advokasi atau pembelaan hak-hak manusia yang berbasis pada pemantauan serta pemberdayaan anggota dan komunitas. Dengan kerangka ini PBHI berupaya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan atas tiga aspek, yaitu pemantauan, advokasi dan penguatan organisasi. Suatu advokasi hak-hak manusia yang efektif tidak mungkin ditempuh tanpa dukungan pemantauan yang meyakinkan dan basis organisasi yang kuat di mana potensi sumber daya anggota diutamakan. Cakupan wilayah hak-hak manusia sangat luas, mulai dari kebebasan berpendapat sampai pada hak atas pangan dan perumahan. Namun supaya lebih realistis dan efektif, PBHI mencanangkan beberapa isu program yang semuanya dikaitkan dengan dampak terhadap reformasi hukum (legal reform). Tiga isu program yang dirangkum dalam Rencana Strategis adalah: [a] Hak-hak Manusia dalam Otonomi Daerah, [b] Hak-hak Tersangka dan Terdakwa, serta [c] Kebebasan Berekspresi di Papua. Namun demikian, beberapa PBHI Wilayah juga sudah melaksanakan dan sedang merencanakan programnya sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa program yang sudah berlangsung dan sedang direncanakan dapat disebutkan berikut ini. 1. PBHI Nasional dengan melibatkan 7 PBHI Wilayah, melaksanakan monitoring dan advokasi hak-hak manusia dalam konteks otonomi daerah yang sudah mulai dijalankan sejak paruh kedua 2007, secara khusus difokuskan pada dampak pemberlakuan peraturan tentang ketertiban umum. Sekarang, kelanjutan isu ini akan terfokus pada penyusunan dan revisi Perda yang mengadopsi standar hak-hak manusia dan berwatak partisipatif. 3 / 6

2. PBHI Nasional dengan melibatkan 6 PBHI Wilayah sedang melaksanakan program monitoring dan advokasi hak-hak tersangka dan terdakwa dalam rentang tiga tahun, terkait kasus-kasus pelanggaran atas tiga kriteria: [a] kriminalisasi atas orang yang mempertahankan hak, [b] orang miskin, dan [c] orang-orang yang dilanggar hak-haknya. Bila terdapat kasus anak dan perempuan, PBHI juga akan memberikan bantuan hukum kepada mereka. 3. PBHI Nasional sudah melaksanakan program advokasi hak-hak manusia di daerah konflik (Papua, Aceh dan Poso) sejak 2003. PBHI sudah merencanakan fokus pada isu kebebasan berekspresi (freedom of expression) dan otonomi khusus. 4. PBHI Nasional sudah melaksanakan program yang berkaitan dengan kebijakan narkotika dengan sasaran pengguna narkotika atau OdHA, DephukHAM, dan polisi. Sekarang sudah masuk tahun ketiga. 5. Selain program-program yang dilaksanakan oleh PBHI Nasional bersama dengan PBHI Wilayah, masing-masing PBHI Wilayah secara aktif melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan dan peran PBHI di Masing-Masing Wilayah. Program itu terdeskripsi dalam beberapa kegiatan seperti bantuan hukum (legal aid) dan advokasi, pendidikan dan pelatihan, studi hukum dan kebijakan, investigasi dan dokumentasi, publikasi dan penerbitan, diskusi dan kampanye publik, lobi dan desakan, serta jaringan kerja. Setiap aktivitas ini dijalankan sebagai kerja kolektif dan menekankan partisipasi anggota dan komunitas. Pendanaan 4 / 6

Dalam menjalankan program atau kegiatan, pendanaan PBHI bersumber dari iuran dan sumbangan anggota, sumbangan simpatisan, lembaga dana dan usaha lainnya. Struktur Orgranisasi Struktur organisasi dalam PBHI terdiri dari 2 organ, yaitu Majelis Anggota Nasional (MAN) dan Badan Pengurus Nasional (BPN). Struktur organisasi ini juga berlaku di tingkat wilayah, yaitu Majelis Anggota Wilayah (MAW) dan Badan Pengurus Wilayah (BPW). Adapun Struktur organisasi pada PBHI Nasional, sebagai berikut : a. Majelis Anggota Nasional Ketua : Hendardi Sekretaris : Bonar Tigor Naipospos Anggota : Lili P Siregar, Nasiruddin Pasigai, R. Dwiyanto Prihartono, Roy Pakpahan, Siti Soendjati, Teddy Alfonso b. Badan Pengurus Nasional 5 / 6

Ketua : Angger Jati Wijaya Sekretaris : Suryadi Radjab Keuangan : Aisyiyah Staff Badan Pengurus : Esti Nuringdyah, Imas D Deliah, Totok Yuliyanto, Eric Yurio Emile, Ruth Yoshepine, Cici Suryati, Bachtiar Anggaran Dasar PBHI (Klik Disini) 6 / 6