TESIS KONSEP PEMILIHAN LOKASI PERMUKIMAN AMAN GEMPA DI KOTA BENGKULU. Mega Rahmah Kurniawani

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Pemilihan Lokasi Permukiman Aman Gempa Di Kota Bengkulu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB IV ANALISIS TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. BAB I. Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu Indonesia memiliki potensi bencana gempa bumi dan dapat menimbulkan ancaman bencana yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LAHAN PERUMAHAN. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjabaran analisis berikut :

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN MITIGASI BENCANA LONGSOR DI KOTA AMBON Hertine M. Kesaulya¹, Hanny Poli², & Esli D. Takumansang³

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG DI WILAYAH KECAMATAN TAHUNA DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SANGIHE, SULAWESI UTARA

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar, metode penelitian juga merupakan suatu cara

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam agar terjamin keselamatan dan kenyamanannya. Beberapa bentuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Studi...

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

TESIS KONSEP PEMILIHAN LOKASI PERMUKIMAN AMAN GEMPA DI KOTA BENGKULU Mega Rahmah Kurniawani 3208201803

LATAR BELAKANG Letak Kota Bengkulu pada pertemuan lempeng tektonik Samudera Hindia dan lempeng tektonik Asia menyebabkan Kota Bengkulu sering dilanda gempa tektonik Gempa bumi sering melanda Bengkulu, pada tanggal 4 Juni 2000 gempa bumi dengan kekuatan 8 skala Richter menimbulkan bencana paling besar di Bengkulu. Berdasarkan catatan sejarah, bencana gempa juga pernah terjadi pada tahun1833,1914, 1940, dan1980. Pada tahun 2007 terjadi lagi gempa yang cukup besar di Kota Bengkulu yaitu 7,9 skala Richter. Jumlah gempa yang terjadi selama tahun 2007 tercatat sebanyak 61 kali. (Stasiun Klimatologi Bengkulu, 2008)

Permasalahan utama adalah lokasi perumahan yang terletak pada sesar gempa sehingga tidak aman dan tidak cocok untuk lokasi perumahan, maka permasalahan penelitian yang akan dijawab agar dapat memberikan masukan untuk konsep pemilihan lokasi perumahan aman gempa di Kota Bengkulu sehingga mempunyai kelayakan lokasi permukiman adalah : Kriteria apa saja yang tepat untuk lokasi perumahan aman gempa Tujuan Penelitian adalah : Menyusun konsep penentuan lokasi perumukiman aman gempa di Kota Bengkulu. Sasaran Penelitian adalah : Mengidentifikasi lahan dengan Mitigasi Bencana Menentukan kriteria penentu lokasi Menyususn konsep pemilihan lokasi permukiman Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan bidang arsitektur, khususnya bidang perumahan permukiman dalam pemilihan lokasi permukiman di daerah rawan gempa, dan Sebagai masukan bagi pemerintah Kota untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan lokasi permukiman yang beradadi daearh rawan gempa bumi.

Kajian Pustaka Untuk menjawab sasaran dalam penelitian maka kajian pustaka yang digunakan yaitu : Mengidentifikasi lahan dengan mitigasi bencana 1. Supono Sastra M, 2005, (konteks : kondisi geologi lahan), Suatu daerah permukiman memerlukan kondisi dasar geologi maupun topografi yang baik untuk dapat berkembang dengan baik. Apabila tanah mempunyai kestabilan dan kemantapan, secara teknis dilahan tersebut akan dapat dikembangkan berbagai bangunan secara bebas dan leluasa 2. www.waspada.co.id, Secara geologi struktur tanah kalau lapisannya padat seperti terdiri dari bebatuan, maka lapisan itulah yang akan meredam getaran gempa di dalam tanah sehingga kita yang berada di atas kurang merasakandampak gempa 3. Widodo, 2007, (konteks : mitigasi bencana),resiko terjadinya bencana merupakan fungsi dari potensi bencana (hazards), fungsi kerentanan (vulnerability)dan kemampuan (capacity). 4. Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia, 2002, Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard potency) dan potensi bahaya ikutan (collateral hazard potency) 5. Dardak, 2006, Arahan pemanfaatan ruang berbasis mitigasi bencana salah satunya adalah menentapkan zona tingkat kerawanan (jalur gempa) pada masing-masing daerah, dari yang paling rawan hingga yang paling aman sehingga diketahui jalurevakuasinya.

Dari kajian pustaka di atas untuk mengidentifikasi lahan dengan mitigasi bencanadidapat 2 indikatornya dan 6 variabel 1. Kondisi topografi Variabel : a. Struktur tanah b. Struktur batuan c. Kemiringan tanah d. Ketinggian tanah 2. Kondisi Bencana Gempa Variabel : a. Potensi Bencana b. Jalur Gempa

Lanjutan Kajian pustaka Kriteria-kriteria penentu lokasi permukiman aman gempa 1. Robinson Tarigan, 2004, (konteks : teori lokasi) Teori lokasi ilmu yang menyelidiki tataruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap berbagai usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. 2. Komarudin, 1996, Kriteria pemilihan lokasi antara lain adalah tersedianya lahan yang cukup, bebas dari pencemaran air dan lingkungan, terjaminnya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi penghuni bebas banjir dan mempunyai kemiringan 0-15% dapat dibuat saluran pembuangan air hujan(drainase) dan jaringan jalan setapak yang baik, dan terjamin kepastian hukum dalam kepemilikan tanah 3. Suprano, 2005, Lokasi perlu diperhatikan untuk merencanakan lingkungan perumahan dengan baik. Lokasi perumahan sebaiknya dipilih didaerah yang memberikan akses yang mudah bagi para pemukim (30 menit)untuk menuju tempat kerja dan pusat-pusat kegiatan pelayanan yang lebih luas.

Lanjutan Kajian Pustaka 4. Doxiadis, 1968, ( konteks : perumahan & Permukiman) Permukiman adalah paduan antara unsur manusia dan masyarakat, alam dan unsur buatan. Semua unsur pembentukan permukiman tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi serta saling menentukan satu dengan yang lainnya. Dari kajian pustaka di atas untuk menentukan kriteri penentu lokasi ada 3 indikator dan 6 variabel sebagai berikut : 1. Kesesuaian Lokasi a. Potensial 2. Kondisi Sarana dan Prasasarana Permukiman a. Ketersediaan lahan b. Ketersediaan sarana dan prasarana permukiman c. Aman d. Nyaman 3. Kualitas lingkungan permukiman a. Elemen lingkungan permukiman (unsur alam, manusia, masyarakat, lindungan dan jejaring)

Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis secara kualitatif karena menggambarkan kondisi secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta kondisi sumberdaya yang terdapat dalam suatu wilayah serta bertujuan mencari/merumuskan konsep dan arahan implementatif dan konsep yang telah dirumuskan. Berdasarkan sasaran penelitian dan jenis data yang dikumpulkan diperlukan teknik analisa sebagai berikut : Sasaran Tujuan analisa Alat analisa Mengidentifikasi lahan dengan mitigasi bencana. Menentukan criteria penentu lokasi permukiman Menyusun konsep pemilihan lokasi permukiman Mendapatkan identifikasi lahan dengan mitigasi bencana Mendapatkan kriteria untuk lokasi permukiman di daerah rawan gempa bumi Mendapatkan kesepakatan pendapat tentang konsep pemilihan lokasi permukiman Metode Pembobotan ( Faktor Skoring) Analisa Kualitatif Likert) Trianggulasi Deskriptif (dengan

Bagan AlurPenelitian PERMASALAHAN Kriteria apa yang tepat untuk lokasi permukiman aman gempa bumi Tujuan Penelitian Kajian Pustaka Pengumpulan Data Data Primer Wawancara - Tenaga Teknis PU - Kepala BMG - DPR Observasi Data Sekunder Dokumen - Data-data dari Bappeda - Data-data dari Dinas Tata Kota literatur Analisa Data dan Pembahasan Identifikasi lahan dengan mitigasi bencana (Analisa Skoring/pembobotan) Menentukan criteria penentu lokasi (Analisa deskriptif kualitatif) Menyusun konsep pemilihan lokasi permukiman aman gempa (Analisa Trianggulasi) Konsep Pemilihan Lokasi Permukiman Aman Gempa di Kota Bengkulu Gambar 3.2 Bagan alur Penelitian

Gambaran Umum Kota Bengkulu Kota Bengkulu merupakan ibukota Propinsi Bengkulu, secara geografis terletak pada 10 20' 14'' 10 20' 22'' Bujur Timur dan 3 45' - 3 59' Lintang Selatan. Kota Bengkulu memiliki luas wilayah 539,3 km 2 terdiri dari daratan seluas 151,70 km 2 dan lautan seluas 387,6 km 2. Secara administrasi kota Bengkulu berbatasan sebelah Utara dan Timur dengan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah Selatan dengan Kabupaten Seluma, sebelah Barat dengan Samudra Indonesia. Berdasarkan Perda No 28 Tahun 2003, secara administratif, Kota Bengkulu terdiri atas 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Selebar dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Kampung Melayu dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Gading Cempaka dengan 11 Kelurahan, Jumlah penduduk Kota Bengkulu. Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kota Bengkuluadalah 270.081 jiwa.

Analisa & Pembahasan Analisa Identifikasi Lahan dengan Mitigasi Bencana Untuk mengidentifikasi lahan dengan mitigasi bencana, dilakukan analisis skoring menggunakan metode kuesionerdan wawancara. Adapun prosesnya sebagai berikut: a. Tahap pertama, hasil survey primer melalui penyebaran kuesionerpada para responden ditabulasikan b. Tahap kedua menghitung nilai indeks dari tiap-tiap variabel, dengan cara masing-masing jawaban dikalikan dengan bobot skor jawabannya. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah pengelompokkan derajat pengaruh (n=4). Hasil perhitungan ini akan diberi nilai tertentu bagi setiap variabel.(riduwan, 2004) c. Tahap ketiga, setelah diperoleh nilai indeks masing-masing variabel, untuk menentukan variabel mana yang berpengaruh atau tidak. Dilakukan dengan perbandingan dengan nilai indeks rata-rata dengan menggunakan Rumus Nilai Indeks Rata-rata:

Lanjutan Analisa Identifikasi Lahan Dengan Mitigasi Bencana NI = Dimana : NIi n NI = skor nilai indeks rata-rata NIi = jumlah nilai indeks untuk setiap variabel n = banyaknya variabel d. Tahap keempat, Pengelompokkan menggunakan metode srugees, yaitu dengan melihat rentang interval (nilai maksimum dikurangi nilai minimum) dibagi kelas pengelompokkan. Tingkat pengaruh dalam hal ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: tingi, sedang dan rendah. Rumus menghitung rentang interval: r = (nilai maksimum nilai minimum)/ n Dimana : r = rentang interval

Dari hasil pengelompokkan pada Tabel 5.2 dapatlah dijelaskan untuk karakteristik tinggi yang dipilih responden adalah struktur batuan dan kelerengan/kemiringan tanah. Maka lahan yang sesuai dengan mitigasi bencana sebagai berikut : 1. Struktur batuan Lahan dengan struktur batuan yang kuat menurut responden merupakan lahan yang sangat kuat, sehingga jika terjadi gempa getaran pada lahan ini relatif rendahdan dampak kerusakan relatif kecil. Daerah-daerah yang mempunyai struktur batuan yang sangat kuat terdapat di Pematang Gubernur, Bentiring dan Nakau. Kondisi tanah/batuan didominasi oleh endapan aluvial yang terdiri dari bongkah kerikil, pasir, lonan, lumpur dan lempung. 2. Kelerengan tanah Lahan dengan kelerengan/kemiringan tanah menurut responden bahwa semakin kecil kemiringan tanahnya semakin baik lahan tersebut untuk dikembangkan sebagai area permukiman.

Analisa Kriteria Penentu Lokasi Menganalisa kriteria-kriteria penentu lokasi permukiman aman gempa di Kota Bengkulu dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan tolak ukur adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social. Dalam penelitian ini telah ditetapkan bahwa yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kriteria lokasi permukiman yang aman gempa di Kota Bengkulu. Berdasarkan perhitungan sampel yang diketahui ada 100 responden ini diberikan kuesioner (ada pada lampiran) dan hasilnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung skor Untuk mengetahui berapa banyak responden yang memilih berdasarkan kriteria-kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.3 (hal 59). Dari Tabel 5.3 di atas dapatlah diketahui bahwa semua responden memilih kriteria tersedianya lokasi permukiman yang aman bebas dari gangguan bencana alam, nilai yang diperoleh adalah 500 yang menjadi nilai maksimum dan nilai minimum adalah 269, untuk kriteria Tersedianya lokasi yang bebas dari gangguan lingkungan.

Lanjutan kriteria Penentu Lokasi b. Interprestasi skor Nilai-nilai yang dianalisis untuk mendapatkan kriteria interprestasi skor/nilai dapat terlihat pada Tabel 5.4 (hal.72) Berdasarkan hasil pengukuran skala likert maka yang menjadi kriteria-kriteria berdasarkan pilihan 100 responden adalah sebagai berikut : 1. Tersedianya lokasi yang produktif, yaitu lokasi yang mempunyai sumber-sumber yang berpengaruh terhadap berbagai macam kegiatan, baik kegiatan ekonomi dan sosial. 2. Tersedianya lahan yang struktur batuannya sangat kuat 3. Tersedianya lahan yang memiliki kemiringan tanah yang baik 4. Tersedianya sarana dan prasarana permukiman : a. Ketersediaan air bersih pada lokasi permukiman b. Ketersediaan sanitasi pada lokasi permukiman c. Ketersediaan tempat sampah pada lokasi permukiman d Ketersedian drainase pada lokasi permukiman e. Ketersediaan Jalan lingkungan pada lokasi permukiman

Lanjutan Interprestasi Skor f. Ketersediaan Fasilitas Pendidikan, masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. g. Ketersediaan fasilitas kesehatandi lokasi permukiman h. Tersedianya fasilitas perdagangan di lokasi permukiman i. Tersedianya fasilitas Transportasi yang cepat agar masyarakat dapat mengakses dengan mudah dan terjangkau 5. Tersedianya lokasi yang bebas dari gangguan/ancaman bencana gempa, yaitu lokasi dengan kemiringan/kelerengan tanah yang baik, tidak berada pada jalur gempa bumi, dan mempunyai struktur batuan yang kuat.

Analisa Penyusunan Konsep Pemilihan Lokasi Pemukiman Aman Gempa di Kota Bengkulu Dalam penyusunan konsep digunakan analisa trianggulasi, yaitu dengan mendiskusikan Kriteria Pemilihan Lokasi Permukiman Aman Gempa di Kota Bengkulu, Referensi/Teori / konsep pendukung, dan Pendapat Regulator. Regulator yang dipakai dalam penelitian ini untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan jawaban responden dalam menentukan kriteria-kriteria lokasi permukiman yang aman gempa di Kota Bengkulu adalah 1. Kepala BAPPEDA Kota Bengkulu, 2, Kepala BMG Kota Bengkulu dan 3. Ketua DPRD Kota Bengkulu. Teknik yang digunakan adalah dengan wawancara dan memberikan kuesioner (kuesioner terlampir) kepada RegulatorRegulator yang dipakai dalam penelitian ini untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan jawaban responden dalam menentukan kriteria-kriteria lokasi permukiman yang aman gempa di Kota Bengkulu.Teknik yang digunakan adalah dengan wawancara dan memberikan kuesioner (kuesioner terlampir) kepada Regulator

Dari hasil diskusi dengan kriteria pemilihan lokasi aman gempa dan referensi/teori/konsep pendukung serta pendapat regulator, maka dapat dirumuskan konsep pemilihan lokasi permukiman aman gempa di Kota Bengkulu adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan lokasi yang berpotensi produktif berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya berpengaruhterhadapberbagai kegiatan baik ekonomi dan interaksi social masyarakat di Kota Bengkulu 2. Pemilihan lokasi permukiman melalui kesesuaian lahan yang struktur batuannya sangat kuat dan memiliki kemiringan tanah 0 15% dapat meredam getaran gempa berada pada wilayah Kelurahan Pematang Gubernur, Bentiring dan Nakau di Kota Bengkulu 3. Pemilihan lokasi permukiman berdasarkan suatu kesatuan fungsional dengan ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan untuk keterpaduan kepentingan dan keselarasan pemanfaatan sebagai lingkungan kehidupan masyarakat di Kota Bengkulu 4. Pemilihan lokasi permukiman yang memberikan perlindungan bagi masyarakat dari ancaman bencana melalui pengembangan pembangunan kota berkelanjutan dan berwawasan mitigasi bencana oleh pemerintah Kota Bengkulu dan partisipasi masyarakat untuk memilih tinggal di lokasi yang bebas/aman dari gangguan/ancaman bencana alam

Kesimpulan Dari seluruh hasil penelitian diperoleh konsep untuk mendukung pemilihan lokasi aman gempa di Kota Bengkulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Lahan dengan mitigasi bencana adalah lahan dengan struktur batuanya sangat kuat dan lahan dengan kemiringan/kelerengan yang baik/landai. 2. Kriteria penentu lokasi permukimanaman gempa yaitu lokasi yang produktif, lahan dengan kemiringan landai dan struktur batuan yang kuat, serta tersedianya sarana & prasarana 3. Konsep pemilihan lokasi permukimanaman gempa adalah produktivitas wilayah, Struktur geologi, ketersediaan sarana dan prasana serta regulasi pemerintah daerah.

Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat rekomendasi yang diberikan antara lain : 1. Membentuk forum baik berupa workshop/lokakarya maupun sarasehan mengenai mitigasi bencana di Kota Bengkulu untuk melihat kemampuan serta komitmen organisasi/pihak yang terkait dengan mitigasi bencana, serta memperkirakan kebutuhan yang akan datang dari mitigasi bencana 2. Mengevaluasi dan merevisi Rencana Tata Ruang Kota Bengkulu, dengan mempertimbangkan aspek mitigasi bencana. 3. Diperlukan studi lanjut mengenai studi kelayakan untuk mitigasi bencana dengan standar lingkungan aman dan sehat seta konstruksi baru dan melakukan penyesuaian konstruksi untuk bangunan lama.

TERIMA KASIH