BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru. namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

Perdagangan, Globalisai, dan Neraca Pembayaran Internasional. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan daya saing masyarakatnya juga sangat menentukan arah

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang. Perekonomian yang tumbuh dengan baik akan mampu memberikan kesejahteraan ekonomi yang baik kepada penduduk di Negara yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun, oleh kerena itu untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi harus dengan menghitung laju pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada hakikatnya harus dinikmati oleh seluruh penduduk secara merata, namun pertumbuhan ekonomi tidak dapat dinikmati secara merata oleh penduduk kalau pertumbuhan penduduk jauh lebih tinggi (Suseno, 1990). Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses yang dimana produk domesik bruto riil perkapita mengalami peningkatan secara terusmenerus melalui kenaikan produktivitas perkapita (Salvatori, 1997) Menurut Boediono (1985), Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor- faktor yang dapat menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, serta penjelasan mengenai bagaimana faktor- faktor tersebut berinteraksi antara satu dengan yang lain sehingga menimbulkan proses pertumbuhan. 1

2 Pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan ekonomi jangka panjang serta pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami oleh berbagai negara belakangan ini. Modern economic growth merupakan nama dari proses pertumbuhan ekonomi, pada dasarnya pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan output per kapita dalam jangka panjang. Hal tersebut berarti dalam jangka panjang kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita sekaligus memberikan banyak memberikan pilihan dalam mengkonsumsi barang dan jasa serta diikuti peningkatan daya beli masyarakat. Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang dari tahun 1969 dengan giat melaksanakan pembangunan secara terencana dan bertahap tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan nasional mengusahakan agar tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga pada akhirnya akan mungkin terwujud peningkatan taraf hidup dan kesejahtraan seperti yang diharapkan oleh rakyat (Yunan, 2009). Pertumbuhan ekonomi bearti perkembangan kegiatan yang terjadi dalam perekonomian mengakibatkan barang dan jasa yang diproduksi di masyarakat akan bertambah dan kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai masalah jangka panjang kalau dilihat dari sisi makroekonomi. Dari periode ke periode kemampuan negara untuk menghasilkan barang dan jasa semakin meningkat hal ini disebabkan oleh faktor produksi yang semakin betambah jumlahnya dan kualitasnya. Pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif namun dapat juga berdampak negatif, jika suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan yang positif maka artinya

3 kegiatan ekonomi pada tahun itu mengalami peningkatan, namun jika terjadi sebaliknya perekonomian mengalami pertumbuhan yang negatif maka bisa disimpulkan bahwa perekonomian di negara tersebut menurun (Junawi. H. S, 2010). Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu kunci dari ekonomi makro, hal ini didasari oleh tiga alasan yaitu; pertama bertambahnya jumlah penduduk artinya bertambah juga jumlah angkatan kerja, ketersediaan lapangan pekerjaan tergantung dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Jika pertumbuhan ekonomi lebih kecil dari jumlah angkatan kerja maka ini yang mendorong besarnya pengangguran. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan masih tidak terbatas maka perekonomian harus mampu memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, berupa upaya untuk menciptakan kemerataan ekonomi dengan retribusi pendapatan akan lebih mudah ketika pertumbuhan ekonomi sedang dalam kondisi tinggi (Junawi. H. S, 2010). Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kegiatan ekonomi serta dapat bernilai positif atau bisa juga bernilai negatif. Apabila dalam suatu periode perekonomian yang mengalami pertumbuhan negatif, maka kegiatan ekonomi pada periode tersebut akan mengalami penurunan. Namun, jika yang terjadi sebaliknya dalam suatu periode pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan yang positif maka kegiatan yang dilakukan dalam periode tersebut mengalami peningkatan (Wiloejo Wiryo W). Dalam teori pertumbuhan Solow-Swan yang dikembangkan oleh Robert Solow (Massacussets Instituteof Technology) dan Trevor Swan (The Australian

4 National University). Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan pada analisis Klasik, bahwa perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu (Tarigan, 2006). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 menurut hasil studi Asian Development Bank (ADS), Islamic Development Bank (IDB) dan International Labour Organization (ILO) berada pada kisaran 7-8 persen dengan inflasi 4-6 persen yang di sebabkan oleh pertumbuhan kredit. Perkembangan pertumbuhan ekonomi indonesia yang mengalami perubahan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini: Tabel 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 1990-2012 Tahun (Milyar Rp) Tahun (Milyar Rp) 1990 948,213,50 2001 1,443,014,60 1991 1,041,760,50 2002 1,504,380,60 1992 1,083,350,50 2003 1,572,159,30 1993 1,156,505,30 2004 1,656,516.80 1994 1,244,467,60 2005 1,750,815.20 1995 1,347,040,90 2006 1,847,126.70 1996 1,451,727,90 2007 1,964,327.30 1997 1,518,293,60 2008 2,082,456.10 1998 1,317,245,10 2009 2,178,850.40 1999 1,325,352,10 2010 2,313,838.00 2000 1,389,770,20 2011 2,463,242.00 Sumber: Badan Pusat Statistik

5 Pertumbuhan ekonomi beberapa tahun kemaren menunjukan peningkatan yang sangat baik, terlihat dari tabel diatas yang menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun ke tahun, peningkatan yang terjadi dari tahun ketahun sangat besar meski ada penurunan di beberapa tahun seperti tahun 1998 akibat dari krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian dilanjutkan dengan krisis multidemensi memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi indonesia. Namun, setelah itu pertumbuhan ekonomi berangsur pulih namun jika dibandingkan dengan negara- negara asia lainnya yang sama- sama mengalami krisis, pemulihan ekonomi indonesia relatif lambat. Perekonomian Indonesia setelah terjadi krisis pada tahun 1998 sudah mulai semakin membaik dan terus berkembang dari tahun ketahun. Hal ini dapat dilihat pada beberapa indikator makroekonomi seperti halnya pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Karakteristik perekonomian tersebut biasa dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk dan pengangguran yang tinggi, tingkat produktivitas dan kualitas hidup rendah, ketergantungan pada sektor pertanian atau primer, pasar dan informasi tidak sempurna, tingkat ketergantungan pada angkatan kerja tinggi, dan ketergantungan pada ekspor komoditas primer yang tinggi membuat lambatnya perkembangan. Pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunan sering dihadapkan pada

6 permasalahan dalam keterbatasan modal untuk membiayai investasi pembangunan (Fabya, 2011). Kemudian dilihat dari sisi sektor ekspor impor, dapat diamati perkembangan yang terjadi pada sektor ekspor dan impor Indonesia dari tahun 1999 sampai 2009 terus mengalami kenaikan yang sangat bagus. Perkembangan sektor ekspor dan impor Indonesia ini tampaknya tidak terpengaruh dengan nilai tukar yang terus berfluktuatif, sehingga tetap bisa memberikan kontribusi terdahap perekonomian nasionan (Dini A.N, 2011) Dalam pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti modal (capital), tenaga kerja (labor), tanah (land), dan teknologi. Selain faktor- faktor diatas, terdapat faktor lain yang langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi atau pendapatan nasional ialah ekspor, dimana ekspor merupakan arus keluar sejumlah barang dan jasa dari suatu negara ke pasar internasional. Ekspor akan secara langsung memberi kenaikan penerimaan dalam pendapatan suatu negara. Dengan terjadinya kenaikan penerimaan pendapatan suatu negara akan mengakibatkan terjadinya kenaikan tingkat pendapatan nasional atau PDB. Dengan demikian bisa dikatakan ekspor akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Simpar, 2010). Kemudian Inflasi yang merupakan proses kenaikan harga barang secara terus menerus selama periode tertentu (Nopirin, 1997:174). Fenonomena inflasi yang terjadi di indonesia ini sebenarnya bukan semata- mata fenomina jangka pendek seperti halnya inflasi yang terjadi pada krisis ditahun 1997-1998 merupakan inflasi yang sangat tinggi yang secara drastis mempengaruhi berbagai macam sektor dan yang terjadi secara situasional, tetapi hal yang seperti itu juga

7 sering terjadi di negara- negara sedang berkembang namun masalah inflasi yang terjadi di indonesia merupakan inflasi jangka panjang karena terdapat banyak hambatan dalam struktur perekonomian (Dedi D, 2004). Fenomena tentang inflas yang terjadi di indonesia sebenarnya bukan semata- mata masalah jangka pendek tetapi yang terjadi secara stasionela, seperti halnya yang umum terjadi di negara- negara yang sedang berkembang, masalah infasi di indonesia lebih terarah kepada masalah jangka panjang dikarenakan banyak terdapatnya hambatan yang bersifat struktural dalam perekonomian nasional. Terjadinya lonjakan yang cukup tajam terhadap angka inflasi nasional yang tanpa dibarengi oleh peningkatan pendapatan masyarakat, memberikan dampak terhadap pendapatan riil masyarakat semakin merosot. Tidak hanya itu inflasi juga memberikan dampak terhadap pendapatan perkapita masyarakat merosot relatif sangat cepat, mengakibatkan indonesia embali terperosok masuk dalam golongan negara miskin. Akibatnya, semakin berat lagi beban hidup yang dipikul masyarakat, khususnya pada masyarakat yang golongan ekonomi menengah kebawah (Adwin S. A, 1999). Persoalan kependudukan yang dihadapi dihadapi hampir setiap negara berkembang yaitu menyangkut pemerataan penduduk diseluruh kawasan. Dengan jumlah pulau yang lebih dari 3.000 dengan dikelilingi oleh lautan dan selat meneguhkan indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dan sekaligus menunjukkan pentingnya sektor kelautan dan transportasi dalam perekonomian indonesia. Dua per tiga jumlah penduduk indonesia tinggal dipulau jawa, madura, dan bali. Keadaan yang seperti ini tidak terlepas dari aspek historis dimana

8 penjajah banyak yang menggarap sektor infrastruktur perekonomian dipulau jawa sehingga tidak mengherankan apabila pasca kemerdekaan tingkat pertumbuhan ekonomi banyak didominasi perekonomian dikawasan indonesia terutama dijawa (Suroso I. Z, 1995). Pembangunan disuatu wilayah atau daerah akan terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan serta dapat berjalan dengan baik apabila tidak terdapat masalah yang akan menghambat jalannya pembangunan di wilayan tersebut. Tujuan pembangunan di Indonesia yang paling utama di arahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, makmur dan berkeadilan. Kebijakan pembangunan tersebut dilakukan guna mancapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang ada. Namun hasil pembangunan masih belum bisa dirasakan secara merata oleh masyarakan serta masih terdapat kesenjangan antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi bisa tinggi dalam suatu masyarakat tetapi bisa saja terjadi sebagian besar penduduknya tidak berkecukupan karena justru jauh pertumbuhan penduduk jauh lebih tinggi (Boediono, 1999). Sensus penduduk yang dilakukan oleh badan pusat statistik nasional pada tahun 2000 menunjukan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan laju kenaikan berkisar 4,40% pertahun selama kurun waktu 10 tahun yaitu dari 1990-2000. Jumlah tersebut hampir 42% dari total jumlah penduduk indonesia secara keseluruhan. Jumlah penduduk yang besar memberikan implikasi ekonomi yang cukup kompleks di satu sisi jumlah penduduk yang besar merukapakan kekuatan

9 ekonomi namun disisi lain merupakan persoalan yang sangat komplek. Perkembangan jumlah penduduk akan mendorong pembanguan ekonomi, artinya dengan bertambahnya jumlah peduduk maka akan meperluas pasar sehingga perluasan pasar itu akan meningkatkan tingkat perekonomian (Sukirno, 2006). Gambar 1.1 Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1971-2010 250.000.000 200.000.000 179.378.946 194.754.808 237.641.326 206.264.595 150.000.000 119.208.229 147.490.298 100.000.000 50.000.000 0 0 0000 0 0000 00 000 000 00 0000 0 00000 1971 1980 1990 1995 2000 2010 Sumber: Data BPS yang telah diolah Gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan penduduk yang sangat signifikan terjadi di setiap tahun bisa di lihat dari 10 tahun terakhir dari tahun 2000 ke tahun 2010 terjadi peningkatan penduduk yang sangat tinggi dari 206,264,595 ke 237,641,326 jiwa dari berbagai provinsi dan daerah pada kurun waktu 10 tahun, namun pertumbuhan penduduk yang sangat cepat tidak di imbangi dengan pertumbuhan pembangunan serta pertubuhan ekonomi yang merata sehingga sebagian masyarakat Indonesia tidak menikmatinya, karena pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dari tahun ketahun sehingga

10 mengakibatkan terjadinya pengangguran yang terjadi dimana- mana seperti pengangguran sukarela karena tidak mendapat pekerjaan atau pengangguran yang tidak sukarela karena di PHK sepihak. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Karakteristik perekonomian tersebut biasa dilihat dari tingkat pertumbuhan penduduk dan pengangguran yang tinggi, tingkat produktivitas dan kualitas hidup rendah, ketergantungan pada sektor pertanian atau primer, pasar dan informasi tidak sempurna, tingkat ketergantungan pada angkatan kerja tinggi, dan ketergantungan pada ekspor komoditas primer yang tinggi. Pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam proses pembangunan sering dihadapkan pada permasalahan dalam keterbatasan modal untuk membiayai investasi pembangunan (Fabya, 2011). Syahrizal (2010), dalam penelitiannya menganalisis pengaruh pengeluaran pembangunan, investasi swasta dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi daerah provinsi nanggroe aceh Darussalam dengan data tahun 2007 menyimpulkan bahwa variabel investasi swasta, pengeluaran pembangunan, serta tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Fahrizal Anggara Putra (2008), dengan judul pengaruh utang luar negeri, penanaman modal asing, dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonnmi Indonesia dengan data tahun 1986-2005 menyimpulkan bahwa penanaman modal asing dan ekspor berpengeruh positif dan signifikan

11 terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karena disebabkan penanaman modal asing dapat digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru serta ekpor dapat meningkatkan industri- industri dalam negeri, namun utang luar negeri berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan Muhammad Shodiq Firmanto (2005), dengan judul Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1984-2002. Dengan variabel bebas yang digunakan dalam penelitiannya adalah total nilai ekspor, investasi, dan jumlah tenaga kerja di sektor perekonomian. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1984-2002. Dari hasil analisis tersebut juga dapat diketahui bahwa, dua variabel bebas yaitu total nilai ekspor dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan ke arah positif, sedangkan variabel investasi tidak berpengaruh signifikan ke arah positif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 1984-2002 (Nelly N L, 2007). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pertumbuhan ekonomi berdasarkan permasalahan di atas dan melihat betapa pentingnya masalah pertumbuhan ekonomi maka penyusun tertarik untuk mengadakan analisis dengan judul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1971-2012 Dengan Pendekatan Vector Error Correction Model. B. BatasanMasalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu kunci dari ekonomi makro, hal ini didasari dari tiga alasan yaitu; pertama bertambahnya jumlah penduduk

12 artinya bertambah juga jumlah angkatan kerja, ketersediaan lapangan pekerjaan tergantung dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti dibatasi hanya pada faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan penduduk, inflasi, jumah uang beredar dan ekspor pada periode 1971 sampai 2012. C. Rumusan Masalah Tujuan dari adanya kebijakan makroekonomi ialah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan yang berkesinambungan, tingkat pengangguran yang rendah, fluktuasi pertumbuhan ekonomi dan pengangguran yang rendah dan juga tingkat inflasi yang rendah (Mankiw, 2003). Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh pertubuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2) Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 3) Bagaimana pengaruh JUB terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 4) Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 5) Variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

13 D. Tujuan Penelitian Tujuan penyusunan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh inflasi, laju pertumbuhan penduduk, jumlah uang beredar dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh JUB terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 5. Mengetahui Variabel mana yang paling dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas maka manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1) Bagi penulis, sebagai salah satu media latih untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai disiplin ilmu yang dipelajari. 2) Bagi peneliti dan mahasiswa, sebagai data dasar dan tolok ukur bagi penelitian- penelitian selanjutnya sehingga dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 3) Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi setiap pembaca mengenai pertumbuhan ekonomi dan yang mempengaruhinya.