BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Struktur Pasar Struktur Pasar menurut Undang-Undang No 5 tahun 1995 adalah keadaan pasar yang memberi petunjuk tentang aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja pasar. Aspekaspek yang menentukan struktur pasar yaitu jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan market power. Di dalam teori ekonomi makro terdapat empat bentuk struktur pasar yaitu Pasar persaingan Sempurna, pasar persaingan monopoli, pasar persaingan oligopoli dan pasar persaingan monopolistik. Perbedaannya terdapat pada tingkat kekuatan pasar pada masing-masing struktur pasar. a) Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna adalah pasar di mana persaingannya berada di level yang paling besar. Ekonom Neo-klasik berpendapat bahwa pasar persaingan sempurna akan menghasilkan hasil terbaik bagi konsumen, dan masyarakat. b) Pasar Persaingan tidak Sempurna 1.1 Pasar Monopoli Pasar dikatakan monopoli ketika hanya terdapat satu produsen tanpa adanya pesaing baik langsung maupun tidak 7
8 langsung. Kuncoro dan Suhardjono (2007) mengatakan dalam pasar perbankan bentuk demikian dhanya berada di daerah terpencil. 1.2 Pasar Oligopoli Oligopoli adalah struktur pasar di mana ada beberapa pelaku pasar yang mendominasi. Ketika pasar dibagi ke beberapa perusahaan, Maka dapat dikatakan pasar akan sangat terkonsentrasi. Meskipun hanya sedikit perusahaan yang mendominasi, akan ada kemungkinan bahwa banyak perusahaan kecil juga dapat beroperasi di pasar. 1.3 Pasar Persaingan Monopolistik Persaingan monopolistik sebagai struktur pasar pertama kali diidentifikasi Edward Chamberlin, dan Joan Robinson pada tahun 1930. Persaingan monopolistik dideskripsikan bahwa di mana perusahaan memiliki banyak pesaing namun masing-masing menjual beberapa produk yang sedikit berbeda. Pasar ini memiliki kedekatan karakteristik pada pasar persaingan sempurna, namun pasar tidak menerima harga yang berlaku namun mampu menemukannya sendiri. Struktur pasar adalah salah satu variabel penting yang digunakan karena struktur pasar mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan. (Naylah, 2010). Hal ini karena struktur pasar disebarkan kedalam beberapa karakteristik industri yang mempengaruhi keputusan
9 manajer kemudian akan ditentukan tingkat persaingan didalam industri (Subanidja, 2006). Pendekatan SCP (Structure-Conduct-Performance) merupakan salah satu cara dalam mengukur perkembangan struktur pasar. Teori SCP mengatakan bahwa kinerja ditentukan oleh tingkah laku dan karakteristik pasar. Hubungannya diturunkan ke beberapa tingkat persaingan pasar seperti pasar persaingan sempurna, monopoli, dan oligopoli. 2.1.2 Konsentrasi Pasar Konsentrasi pasar menunjukkan tingkat produksi pasar yang terfokus pada beberapa perusahaan besar dan adanya kekuatan bank yang permanen sehingga konsentrasi ini tidak banyak berubah dari waktu ke waktu. Konsentrasi pasar merupakan salah satu indikator dari struktur pasar. Konsentrasi adalah sebuah kombinasi antara pangsa pasar dengan pasar oligopolis dimana adanya ketergantungan antar perusahaan. Sebuah perusahaan yang mempunyai tingkat konsentrasi yang cukup tinggi, maka dapat dikatakan persaingan antar bank tersebut rendah, sehingga struktur pasarnya mengarah kedalam struktur pasar monopoli. Tingkat konsentrasi pasar dapat diukur dengan menggunakan total asset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menghitung konsentrasi pasar salah satunya dengan menggunakan Indeks Herfindahl-Hirschman (HHI).
10 2.1.3 Karakteristik Bank Karakteristik spesifik bank merupakan faktor-faktor yang berasal dari kondisi internal perusahaan atau bank yang mempengaruhi terhadap kebijakan struktur modal, yang dapat dilihat dari neraca dan laporan laba rugi bank (Athanasoglou et.al, 2005). Dalam penelitian ini digunakan beberapa faktor dari karakteristik keuangan bank, yaitu: 1) Bank Size, 2) Resiko Kredit, 3) Rasio Likuiditas, 4) Rasio Kecukupan Modal 2.1.1.1 Ukuran Perusahaan Size Size atau ukuran menunjukkan skala usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang mempunyai Asset yang besar akan memperoleh laba yang besar karena mempunyai kemampuan dalam menyalurkan dana yang lebih besar ke masyarakat. Ukuran perusahaan terbagi menjadi 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran ini didasarkan kepada total asset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar maka akan mempunyai kesempatan dalam memperoleh laba yang besar pula, dikarenakan dana dapat menyalurkan dana lebih kepada masyarakat. Bertambahnya aktiva perusahaan menunjukkan bertambah besar investasi yang dilakukan. 2.1.1.2 Resiko Kredit Risiko Kredit merupakan resiko akibat ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman serta bunga dalam
11 jangka waktu tertentu. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 10, dalam penetapan kualitas kredit, bank wajib memperhatikan faktor prospek usaha, kinerja dan kemampuan membayar debitur. Dalam penelitian ini, Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit bermasalah atau disebut Net Performing Loan (NPL). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, Bank Indonesia menetapkan NPL sebesar 5%. 2.1.1.3 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. (Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, 2008). Penelitian ini mengukur Likuiditas dengan menggunakan Loan Deposit Ratio (LFR). Besarnya LFR ini mengikuti perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, Bank dianggap sehat apabila besarnya Ratio LFR antara 78% sampai dengan 92%. Loan to Funding Ratio (LFR).yang semakin besar menunjukkan likuiditas bank yang semakin rendah. Maka dana yang tersedia terlalu banyak sehingga akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur.
12 2.1.1.4 Rasio Kecukupan Modal Rasio ini melihat seberapa banyak aktiva bank mengandung resiko yang dibiayai dana modal sendiri dari dalam selain memperoleh sumber dana dari eksternal. Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan setiap bank. Dalam penelitian ini, modal diukur dengan menggunakan Capital Adequency Ratio (CAR). Ketentuan CAR menurut Bank Indonesia adalah paling rendah sebesar 8%. Yang berarti bahwa pemegang saham harus menyediakan minimal 8% dari total asset yang dimiliki Bank tersebut. Jika Bank mempunyai ketahanan modal yang cukup baik maka Bank akan semakin tahan terhadap resiko. 2.1.4 Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan adalah suatu usaha yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan dalam beberapa periode waktu (Hanafi 2003:69). Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki oleh setiap perusahaaan. Ukuran bank pada umumnya digunakan sebagai ukuran skala ekonomis di Industri Perbankan di mana semakin besar suatu Bank semakin besar juga kemampuan Bank tersebut mencapai skaka
13 ekonomis dan menurunkan biaya dalam mengumoulkan dan memproses informasi (Ameur dan Mhiri, 2013). Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia, ditetapkan berbagai rasio yang wajib dilaporkan oleh bank dan diawasi secara langsung oleh JK. Rasio tersebut ditetapkan dan diterapkan oleh semua bank yang beroperasi di Indonesia. Salah satu ukuran kinerja keuangan yang terbaru adalah profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dalam mengukur rasio profitabilitas, alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis dan membandingkan kinerja ada 3 yaitu, a) Return on Asset (ROA), b) Net Interest Margin (NIM) 2.1.5 Struktur Kepemilikan Keputusan penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang dipengaruhi oleh pemilik atau pemegang saham. Struktur kepemilikan mewakili sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mengendalikan atau mengontrol manajemen perusahaan terutama dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan-kebijakan dalam perusahaan (Renniwaty, 2012). Menurut Wahyudi dan Pawesti (2006) struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Ini disebabkan karena adanya kontrol yang di miliki setiap bank.
14 Menurut Berger dkk (2006), klasifikasi Bank dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Bank Domestic-Foreign a. Bank Domestik Bank Domestik adalah Bank yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh Negara Asal, biasanya dimiliki pemerintah atau swasta nasional. b. Bank Asing Bank Asing adalah Bank yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh pihak swasta Asing maupun pemerintah asing 2. Bank State Owned-Private a. Bank milik Pemerintah Bank milik Pemerintah adalah Bank yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh Negara b. Bank milik Swasta Bank milik swasta adalah Bank yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh pihak swasta asing maupun swasta nasional 2.1.6 Kepemilikan Bank Asing VS Bank Domestik Ada beberapa peneliti yang mengatakan bahwa rata-rata Bank Asing kurang efisien di banding Bank Domestik. Beberapa Negara di Eropa dan Amerika, menemukan bahwa Bank Domestik mempunyai biaya dan keuntungan yang lebih efisien di banding Bank Asing (Berger et
15 Al, 2000). Namun berbeda dengan penelitian Classenss yang berpendapat bahwa Bank Asing yang berada di Negara Berkembang secara signifikan mempunyai NIM lebih besar daripada bank domestik. Di negara-negara berkembang, Bank Asing disarankan untuk meningkatkan kinerja Bank asing atas bank domestik termasuk pembebasan dari peraturan alokasi kredit dan pembatasan lainnya, inefisiensi pasar serta praktik perbankan ketinggalan zaman yang memungkinkan bank-bank asing memiliki kinerja yang lebih baik (Claessens, Demirgüç- Kunt, & Huizinga 2000). Kepemilikan Bank Asing memiliki perbedaan dari Bank Domestik. Hal ini dikarenakan Bank Asing lebih efisien dalam memproduksi deposito yang diharapkan dapat memberikan suku bunga deposito yang tinggi. Kehadiran Bank Asing membuat pasar perbankan lebih kompetitif karena sebagian Bank Asing mendominasi pasarnya. Bank Asing membawa banyak manfaat, salah satunya Bank Asing dapat memanfaatkan kemampuannya masuk ke likuiditas eksternal dari Bank Induk. Langkah ini dapat meningkatkan kinerja di negara berkembang. Namun juga ada kerugian karena adanya resiko terhadap modal. (Ramizur, 2010). 2.2 PENELITIAN TERDAHULU 1. Sheng Hung Chen, Chien-Chang Liao (2011) Peneliti mengindikasikan pada hubungan antara struktur pasar perbankan dan profitabilitas bahwa Bank Asing lebih menguntungkan dibanding Bank Domestik ketika Bank Asing beroperasi di Negara tuan rumah
16 dengan tingkat kompetisi yang rendah dan Bank Induk lebih menguntungkan di Negara Asal. 2. Ali Mirzaei, Tomoe Moore, Guy Liu (2013) Peneliti menilai bahwa struktur pasar yang di kontrol oleh karakteristik bank mempunyai profitabilitas yang tinggi dalam sistem perbankan di Negara berkembang, sehingga dapat dikaitkan dengan kondisi pasar yang kurang kompetitif. Peneliti juga mengemukakan bahwa pangsa pasar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar di negara berkembang. 3. Teguh Santoso (2011) Peneliti mengemukakan adanya perbedaan profitabilitas perbankan di Indonesia yang didominasi oleh bank campuran dan bank asing dikarenakan bank asing mampu menyelesaikan masalah diversifikasi dengan meminimalkan biaya transaksi. Industri perbankan menyatakan selama ini industri cenderung terkonsentasi dan oligopoli, Namun, meski pasar konsentrasi mengarah terhadap oligopoli, namun industri perbankan di indonesia dikatakan kategori struktur persaingan monopolistik karena bank mempunyai segmentasi produk yang berbeda dan adanya diferensiasi produk
17 2.3 PERUMUSAN HIPOTESIS 2.3.1 Karakteristik Bank dan Kinerja Keuangan Pada penelitian ini, rasio likuiditas mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap NIM, ROA dan ROE, yang mengindikasi bahwa meningkatnya rasio likuiditas cenderung mempengaruhi profitabilitas Bank. Pada Bank Size, hubungan antara Bank Size dan profitabilitas bank adalah negative pada NIM dan positif terhadap ROA dan ROE. Hubungan antara profitabilitas bank dan rasio modal adalah significan dan positif terhadap NIM dan ROA. Terhadap ROE hubungannya significan dan negatif. (Sheng Hung Chen, Chien-Chang Liao (2011)). Sehingga dapat disimpulkan hipotesisnya, yaitu: H1 : Karakteristik Bank berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Bank 2.3.2 Struktur Pasar Perbankan dan Kinerja Keuangan Struktur perbankan mempengaruhi profitabilitas baik dalam bank domestik maupun bank asing dan memainkan peran penting dalam keunggulan kompetitif internasional. Sejumlah penelitian telah mengidentifikasi faktor-faktor penentu profitabilitas bank di Negara dan wilayah tertentu, namun dampak dari struktur pasar perbankan dalam profitabilitas bank di negara-negara telah jarang diteliti secara empiris, terutama dalam konteks perbandingan internasional. Akhir-akhir ini, banyak penelitian telah mengevaluasi efek dari struktur pasar terhadap profitabilitas perbankan di berbagai negara, tapi bukti internasional berdasarkan perbedaan lintas negara dalam struktur pasar perbankan
18 tetap jarang. Singkatnya, para peneliti ini menunjukkan bahwa struktur pasar perbankan memang memiliki pengaruh yang besar pada profitabilitas bank. Sehingga dapat disimpulkan hipotesisnya, yaitu: H2 = Struktur Pasar Perbankan mempunyai pengaruh yang substansial terhadap Kinerja Keuangan Bank 2.3.3 Pengaruh Kepemilikan Bank Asing terhadap Kinerja Keuangan Masuknya kepemilikan bank Asing di 11 Negara yang mengalami transisi akan menyebabkan kinerja keuangan Bank di Negara tersebut membaik (Bonin et al, 2004). Secara langsung, masuknya Bank Asing menginduksi Bank Domestik untuk lebih efisien karena adanya persaingan serta tekanan yang sangat kompetitif dari Bank Asing tersebut. Kehadiran Bank Asing memiliki efek positif pada pertumbuhan ekonomi dan dapat memngatasi guncangan dari eksternal. Sehingga dapat disimpulkan hipotesisnya, yaitu: H3 = Kepemilikan Bank Asing memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja keuangan.
19 2.4 KERANGKA PIKIRAN Kerangka pikiran yang dijelaskan di bawah mengacu pada tinjauan pustaka. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, kerangka yang dihasilkan sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Struktur Pasar Perbankan Kinerja Keuangan Bank Karakteristik Bank Kepemilikan Bank (Dummy) Moderasi Gambar III. 1 Kerangka Pikiran