EFEKTIVITAS KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DI DESA PILOHAYANGA BARAT JURNAL OLEH DANIAL MIKRAJI NIM. 121 408 048 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2014
LEMBAR PERSETUJUAN Jurnal yang berjudul : Efektivitas Kegiatan Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pada Kelompok Swadaya Masyarakat Di Desa Pilohayanga Barat Oleh : Danial Mikraji NIM. 121 408 048 Pembimbing I Pembimbing II Dr. Hj. Misran Rahman, M.Pd. Drs. Yakob Napu, M.Pd. NIP. 19620516 199203 2 001 NIP. 19600727 198703 1 003
EFEKTIVITAS KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DI DESA PILOHAYANGA BARAT Danial Mikraji Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNG Dr. Hj. Misran Rahman, M.Pd Drs. Yakob Napu, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Efektivitas dan Faktor yang mempengaruhi kegiatan pinjaman bergulir program nasional pemberdayaan masayarakat pada kelompok swadaya masyarakat di Desa Pilohayangan Barat. Penelitan ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi, dokumentasi, dan teknik wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa pelaksanaan pinjaman dana bergulir di Desa Pilohayanga Barat belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari 4 indikator dalam melihat efektivitas suatu program, yaitu yang terdiri dari: peminjam yang menunggak, dimana pengembaliannya mengalami hambatan. Pinjaman yang tertunggak, dapat dilihat modal yang diberikan dan jenis usaha yang didanai. Kelancaran angsuran tergantung pada pengelola, SDM UPK maupun KSM kompotensinya belum memadai. Perolehan laba UPK masih sangat rendah, dan Dampak pelaksanaan kegiatan, Dari 70 orang penerima manfaat ada 4 orang yang mampu mengembangkan usahanya, dan 5 orang menutup usahanya karena mempunyai usaha yang kurang jelas. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pinjaman bergulir yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan belum efektif karena masih perlu dilakukan sosialisasi. Memberikan pemahaman bagi warga miskin untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga yaitu dengan membuka atau mengembangkan usaha yang berbasis mikro. Maka disarankan kepada petugas pinjaman LKM/UPK untuk lebih meningkatakan sosialisasi kepada masyarakat, dengan cara memotivasi masyarakat untuk mengikuti rapat yang dilaksanakan di tingkat Desa. Kata kunci: Efektivitas, Pinjaman Bergulir, PNPM 1 1 Danial Mikradji Mahasiswa Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo, Dr. misran Rahman, m.pd dan Drs. Yakob Napu, M.Pd Selaku dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang Refresentatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (sosial Capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Program penanggulangan kemiskinan oleh pemerintah adalah suatu usaha pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Karena kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global. Suharto (2009:14) mengemukakan bahwa Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak orang di dunia ini. Meskipun dalam tingkatan yang berbeda. Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, dan perluasan kesempatan kerja. Usman (2006:33) Mengemukakan bahwa Kemiskinan adalah sebuah kondisi kehilangan (deprevation) terhadap sumber-sumber pemenuh kebutuhan dasar yang berupa pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Kementrian Pekerjaan Umum (2010:1) mengemukakan bahwa Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemberian pinjaman bergulir di P2KP-1, P2KP-2, dan P2KP-3 diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir di awal kerjanya sangat buruk walau tidak menutup kemungkinan ada pula yang berjalan dengan lancar. Berbagai kegagalan dan kesuksesan dimasa lalu dapat menjadi pembelajaran berharga bagi kelanjutan kegiatan pinjaman bergulir melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan. Berdasarkan rumusan-rumusan yang menitik beratkan pada usaha kesejahteraan, ini mencerminkan negara kita merupakan negara kesejahteraan (welfare state) modern. Peningkatan keterampilan dan kemampuan masyarakat untuk mampu bersaing. Karena pendidikan yang tinggi belum mampu menjadi modal utama untuk seseorang dalam memasuki dunia pekerjaan. Kondisi rakyat miskin di desa seperti ini dengan segala sebab dan akibatnya, seperti antara lain di desa tidak lagi ada lapangan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, lahan
yang semakin menyempit, sementara jumlah penduduk desa terus bertambah, menyebabkan perpindahan penduduk desa menuju kota-kota untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik. kondisi tersebut coba dibendung dengan berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNMP) Mandiri Perkotaan. Sejalan dengan hal tersebut, Desa Pilohayanga Barat sedang melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP). Dengan tiga macam kegiatan utamanya atau yang lebih dikenal dengan tridaya program penanggulangan kemiskinan. Sesuai dengan yang diisyaratkan oleh PNPM Mandiri Perkotaan berupa kegiatan lingkungan, kegiatan sosial, dan kegiatan pinjaman bergulir. Kegiatan pinjaman bergulir ini telah dilaksanakan dengan memberikan pinjaman dalam skala mikro kepada Kelompok Swadaya masyarakat (KSM) di wilayah desa LKM/ UPK berada. Kelompok swadaya masyarakat itu sendiri adalah kelompok sasaran atau obyek Pemberdayaan Masyarakat, utamanya masyarakat kelas bawah. Kegiatan pinjaman bergulir telah memberikan tambahan modal, atau sesuai kebutuhan bagi calon penerima. Untuk awal program sejumlah 14 Kelompok Swadaya Masyarakat sudah menjalankan kegiatan usaha. Dengan anggota setiap kelompok KSM terdiri dari 5 orang. Diantara kelompok tersebut memperoleh dana sebesar Rp. 2.500.000, per kelompok. Atau dengan kata lain setiap anggota kelompok beroleh dana sebesar Rp. 500.000,- Dengan bunga 3% per bulan. Dengan demikian pengembalian per orang sebesar Rp. 65.000,- dan secara kelompok sebesar Rp. 325.000,- jika setiap bulannya setoran dari KSM lunas maka dana dari 14 KSM bisa mencapai 4.550.000,- per bulannya. Berarti dapat diperhitungkan dana dalam sepuluh bulan total pengembalian KSM sebesar Rp. 45.500.000,- cukup untuk + 9 kelompok, tetapi UPK belum mampu mencairkan dana bagi kelompok peminjam baru. Kelompok Swadaya Masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan pinjaman bergulir dituntut mampu mengelola keuangan dan mampu mengatasi persoalannya sendiri, dapat meningkatkan pendapatan serta dapat mengembangkan usahanya agar tidak menjadi beban bagi orang lain. Walaupun kegiatan pinjaman bergulir bukanlah satu-satunya sarana untuk meningkatakan pendapatan warga
miskin, melainkan sebagai stimulant agar warga msikin mampu untuk berusaha keluar dari persoalannya. Hal yang terpenting adalah kemauan dan motivasi yang kuat dari individu masyarakat itu sendiri merupakan modal yang paling utama. Berbagai kemudahan persyaratan yang diberikan kepada KSM menunjukkan begitu besar perhatian pemerintah terhadap persoalan kemiskinan. Agar kegiatan pinjaman bergulir dapat berjalan dengan lancar, pemahaman dan pengetahuan KSM atau penerima manfaatm harus terus ditingkatkan agar tujuan program PNPM Mandiri perkotaan dapat tercapai. Kurangnya kerjasama UPK dengan LKM dalam mengelola kegiatan menjadi penentu keberhasilan kegiatan itu sendiri. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan adalah sebagai upaya mendorong kemandirian masyarakat serta pemerintah daerah dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayahnya masing-masing. PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Kementrian Pekerjaan Umum direktorat Jenderal Cipta karya (2009:1) Mengemukakan bahwa PNPM Mandiri adalah Program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Miskin dalam pengertian ini adalah mereka yang kurang beruntung dalam mengatasi segala keperluan dan kebutuhan dalam menjalani kehidupannya. Kemiskinan biasanya dikenali dari ketidakmampuan sebuah keluarga memenuhi kebutuhan dasar dan berbagai kaitan yang membuat orang tersebut menjadi miskin. Menurut Suharto (2009: 133) bahwa, Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan,yang disebut garis kemiskinan (Poverty line) atau batas kemiskinan ( Poverty Threshold).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah sebuah kondisi ketidak mampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimum, baik makanan dan non makanan untuk hidup layak.pnpm Mandiri Perkotaan merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk memecahkan masalah kemiskinan yang merupakan pengembangan dari P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). Menurut Anonim (2012 dalam http://teoripemberdayaan.blogspot.com) menjelaskn bahwa pemberdayaan masyarakat, secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pilohayanga Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Desa Pilohayanga Barat merupakan salah satu desa di Kecamatan Telaga yang melaksanakan program PNPM Mandiri perkotaan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014 dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 1) observasi awal, 2) pengumpulan data, 3) analisis data, dan 4) penulisan laporan. Penelitian ini didesain secara kualitatif yang bersifat interpretatif, yaitu akan mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan efektivitas kegiatan pinjaman bergulir program nasional pemberdayaan masyarakat pada kelompk swadaya masyarakat di Desa Pilohayanga Barat. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pinjaman bergulir di Desa Pilohayanga Barat dalam menjalankan program dengan baik. Dapat dilihat dari segi Penanganan terhadap pinjaman yang tertunggak, upaya yang dilakukan terhadap kelompok yang menunggak yakni UPK telah bekerja sama dengan LKM dan Fasilitator memaksimalkan penagihan dan memberikan motivasi kepada KSM. Penyebab kelompok yang menunggak karena tidak kompak, kurang informasi karena tidak mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UPK. Dari uraian tersebut jika capaian persentase pinjaman yang tertunggak lebih dari 3 bulan mencapai 21% menunjukkan kinerja UPK masuk kategori minimal, artinya UPK hanya dapat
menggulirkan dana yang ada pada KSM lama. Dari segi peminjam yang menunggak, antusias masyarakat terhadap kegiatan pinjaman bergulir sangat tinggi sehingga awal program sudah menerima 14 kelompok yang mengajukan pinjaman, walaupun ada yang menggunakan KTP orang lain. Pada awal pelaksanaan program, setoran dari semua kelompok berjalan dengan lancar tetapi 3 bulan kemudian setoran sudah mulai ada yang macet, diantara 14 kelompok tersebut ada 5 kelompok yang menuggak, ketua kelompok tidak bertanggung jawab, petugas penagih UPK tidak aktif, anggota KSM acuh tak acuh karena masyarakat sudah terbiasa dengan bantuan yang berbentuk pemberian. Manajer UPK mengundurkan diri, kesemerautan mulai nampak sehingga LKM mencari pengganti manajer UPK yang mengundurkan diri dan persoalan pinjaman yang menunggak sedikit mulai teratasi. Dari segi pencapaian laba jika pembayaran lancar maka laba yang diperoleh sebesar Rp. 1.050.000,- per bulan. Dapat dibayangkan besarnya laba yang diperoleh dalam jangka waktu 10 bulan program berjalan. Dari segi dampak pelakasanaan program dari 14 KSM yang berjumlah 70 orang hanya 4 orang diantaranya yang mampu mengembangkan usaha. 5 orang mengalami kegagalan dan sudah menutup usahanya. Selebihnya 61 orang belum menunjukkan perubahan masih tetap sama dengan sebelumnya. Berdasarkan pada kajian-kajian di atas, peneliti merumuskan bahwa Efektivitas Kegiatan Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat jika dilihat dari segi pelaksanaan secara administrasi program berjalan sesuai dengan juknis PNPM, jika dilihat dari segi SDM pelaksana di lapangan kesiapan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab masih sangat rendah. Dan jika dilihat dari masyarakat penerima manfaat cara berpikir yang terbiasa dengan bantuan pemberian langsung tidak melalui proses yang panjang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir pada KSM di Desa Pilohayanga Barat belum Efektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan program dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki program serta peluang dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program. Dengan menggunakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan maka dapat diidentifikasi faktor-faktor pendukung dari dalam yaitu kekuatan atau keunggulan program dan dari luar yaitu peluang yang dapat dimanfaatkan program. Faktorfaktor penghambat terhadap program yang datang dari dalam program sendiri yaitu kelemahan dan dari luar program berupa tantangan atau ancaman. Mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur
masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan. Efektivitas kegiatan yang selama ini yang dilaksanakan diharapkan dapat diwujudkan dalam PNPM Mandiri. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut. Indikator keberhasilan suatu program ditopang oleh unsur-unsur manusia didalam mengelola program. Di mana unsur manusia tersebut harus mampu mengemban tugas yang dipercayakan kepada mereka bukan malah menjadi bumerang dalam mengelola program, kelemahan yang dialami oleh LKM mandiri Jaya disebabkan oleh a) adanya suatu anggapan mumpung ada uang dan supaya program dapat terealisasi di masyarakat. b) UPK tidak berkoordinasi dengan semua unsur yang berhubungan dengan pelaksanaan Program. selain dua hal tersebut ada faktor yang akan menjadi penghambat pelaksanaan program seperti kelompok yang dibentuk tidak melalui tahapan seleksi, karena masih ada anggota KSM yang menggunakan nama orang lain (KTP Orang laian). Sehingga KSM-KSM yang terbentuk terkesan hanya KSM dadakan, masih adanya pandangan masyarakat yang mengatakan bahwa Kegiatan pinjaman bergulir adalah program pemerintah yang tidak perlu dikembalikan, Pengawasan pelaksanaan program dari pengawas UPK LKM tidak berfungsi dengan baik. padalah pengawasan pelaksanaan program adalah tanggung jawab bersama antara UPK, LKM, Masyarakat, Kepala Desa, juga dari BPD, dan LPM. Rasa tanggung jawab dan kepedulian Serta kerja sama semua lembaga yang ada di Desa adalah kunci utama keberhasilan pelaksanaan program. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Efektivitas pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir Program Nasional pemberdayaan masyarakat pada kelompok swadaya masyarakat di Desa Pilohayanga Barat, belum efektif hal ini disebabkan oleh : 1. Unit Pengelola Keuangan (UPK) tidak berkoordinasi dengan LKM selaku
penanggung jawab program yang ada di Desa. 2. Personil UPK mengundurkan diri dan sering diganti 3. Setoran angsuran dari KSM banyak yang menunggak 4. Ketua kelompok KSM dan anggotanya tidak kompak. 5. Tanggung renteng tidak berlaku 6. Kelompok KSM hanya kelompok dadakan 7. Anggota KSM tidak memiliki Usaha yang jelas. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan Pinjaman bergulir Program Nasional Pemberdayaan masyarakat pada kelompok swadaya masyarakat di Desa Pilohayanga Barat. Antara lain : 1. Sumber daya manusia pengelola kegiatan kompotensinya belum memuaskan 2. Pengurus UPK belum menjalankan fungsinya secara maksimal. 3. Pengelola kegiatan tidak maksimal 4. Anggota KSM tidak mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh UPK 5. Kerja sama anggota kurang harmonis 6. Lemahnya pengawasan dari masyarakat terhadap UPK. 7. Pembentukan KSM baru tidak melalui seleksi, Sehingga ada anggota KSM menggunakan KTP orang lain. 8. Anggota KSM meninjam hanya untuk konsumtif/ memenuhi kebutuhan mendadak Dari kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pengelola program pinjaman bergulir pada program nasional pemberdayaan masyarakat di Desa Pilohayangan Barat hendaknya meningkatkan sosialisasi dan terus mengikutkan KSM pada setiap pelatihan yang dilaksanakan oleh LKM sesuai juknis Porgram agar mereka mampu memahami makna program pinjaman bergulir. Dan mampu mengatasi persoalan ekonomi mereka. 2. Pengelola program pinjaman bergulir pada program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri di Desa Pilohayangan Barat hendaknya meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel. Memilih orang-orang yang mempunyai integritas tinggi untuk menjalankan tugas walaupun bekerja hanya suka rela.
DAFTAR RUJUKAN Anonim, 2013. Ensiklopedi Admnistrasi (the Liang Gie), http:// Socam. Blogspot. com/2013/04/teori-efektivitas-menurut-para-ahli.html. 26 April 2014 (13.00) Anonim, 2012.Memahami Konsep Pemberdayaan Masyarakat http:// teori pemberdayaan. blogspot. com/2012/03/memahami-konsep-pemberdayaanmasyarakat.html Danfar, 2009. Pengertian Efektivitas/ http:// dansite. wordpress. com/ 2009/ 03/ 28/ pengertian-efektifitas/, 26 April 2014 Djohani Rianingsih 2012. Konsep Pendampingan Masyarakat. http://riadjohani. files.wordpress.com/2012/01/1-konsep-pen dampingan-masyarakat1.pdf. 26 April 2014 (13.00) Hariyanto, M.(2012) pengertian kinerja definisi, teori, pengukuran dan penilain. http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/pengertian-kinerja-definisiteori-peng -ukuran-dan-penilaian/ Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta karya. 2009. Pedoman Pelaksanaan Pinjaman Bergulir. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta karya. 2010. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta karya. 2010. Pedoman Teknis Pengawasa Keuangan UPK. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta karya. 2010. On the Job Training Utama BKM/UP-UP (Pinjaman Bergulir). Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta karya. 2012. Peduli Untuk mandiri. Jakarta. Mardikanto, T. Poerwoko Soebiato, M.Si. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. CV. Alfabeta, Bandung. Ravianto Teori Efektivitas Menurut Para Ahli. http:// socam. blogspot. com/ 2013/04/teori-efektivitas-menurut-para-ahli.html. 26 April 2014 (13.00) Siagian, Sondang P. 2007. Perencanaan Pembangunan: Suatu Pengantar. PT. Bumi Aksara Semarang. Soetomo, 2011. Pemberdayaan Masyarakat Mungkinkah Muncul Atitesisnya? Pustaka Pelajar Harapan. Yogyakarta.
Soekanto S. 2011. Pengertian Miskin. http:!! scolem. Wordpress com! 2011! 12!23! pengertian-miskin!. 26 April 2014 Suharto, Edi 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. PT Refika Aditama. Bandung. Suharto, Edi (2009), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT Refika Aditama. Bandung Suzanne Blogg (2009) Pengertian Monitoring dan Evaluasi http:!!hafidzf. wordpress.com!2009!06!16!pengertian-monitoring-dan-evaluasi!. 12 April 2014 (15.00) Usman, Sunyoto (2006), Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar offset. Yogyakarta. Zulkifli Ijul Pengertian Pendampingan Kelompok http:!!www. bintan-s. web.id! 2010!12! pengertian-pendampingan-kelompok.html. 12 April 2014 (15.15)