Pengambilan Kembali Logam Litium dan Cobalt dari Baterai Li-Ion dengan Metode Leaching Asam Sitrat

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION. Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

Uji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam Nikel dari Limbah Ni-Cd dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

PENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

PEMISAHAN DAN PEROLEHAN KEMBALI Cr(VI) DARI ALIRAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR EMULSI TESIS MAGIS'1'ER. .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RECOVERY PERAK DARI LIMBAH FOTOGRAFI MELALUI MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG DENGAN SENYAWA PEMBAWA ASAM DI-2-ETIL HEKSILFOSFAT (D2EHPA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Hariadi Aziz E.K

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

Aktivasi Zeolit Alam Lampung sebagai Adsorben Karbon Monoksida Asap Kebakaran

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

STUDI GANGGUAN KOBALT, NIKEL DAN TEMBAGA PADA PENETAPAN BESI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DALAM NYALA UDARA - ASETILEN

PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

DETOKSIFIKASI SIANIDA PADA TAILING TAMBANG EMAS DENGAN NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O 2 )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

DEGRADASI FENOL DALAM LIMBAH CAIR DENGAN METODE CONTACT GLOW DISCHARGE ELECTROLYSIS (CGDE) MENGGUNAKAN ELEKTROLIT Na 2 SO 4

Kata kunci : kobalt (II), elektrolisis, elektroda

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Metodologi Penelitian

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Metodologi Penelitian

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Karakteristik Limbah Padat

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

4. Hasil dan Pembahasan

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi

PRODUCTION PROCESS OF LIQUID FERTILIZER FROM BANANA TRUNK PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BATANG POHON PISANG

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

ANALISIS UNSUR Ag PADA SAMPEL CAIR DENGAN LASER INDUCED BREAKDOWN SPECTROSCOPY (LIBS)

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Lingkungan. Oleh : TRI MURNIATI NIM.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

Abdul Fikar Amigato, Siti Marwati, Regina Tutik Padmaningrum

ANALISIS PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PADA BATTERAI

MEKANISME TRANSPOR LANTANUM MELALUI MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG (SLM) DENGAN PENGEMBAN CAMPURAN D2EHPA (ASAM DI-(2- ETILHEKSIL) FOSFAT) DAN TBP

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESEGARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KETEROLAHANNYA SECARA ELEKTROKOAGULASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Membran Polimer Elektrolit Nanokomposit untuk Aplikasi Baterai Ion- Litium BAB III METODOLOGI

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODE PENELITIAN

Aplikasi Bioleaching Dalam Pemisahan Logam dari Batuan Mineral Pyrite dengan Menggunakan Bakteri Thiobacillus ferooxidans dan Fungi Aspergillus niger

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

Transkripsi:

Pengambilan Kembali Logam Litium dan Cobalt dari Baterai Li-Ion dengan Metode Leaching Asam Sitrat Yuliusman Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : usman@che.ui.ac.id, yuliusman@yahoo.com Abstract Batteries are often used in mobile phones is a type of battery Li-Ion or Lithium Ion Battery (LIB). Cobalt and lithium used in batteries is important metal that is often used in various fields. Batteries that are not used become hazardous waste. Metal recovery from waste batteries is one solution to maintain the availability of raw materials of lithium and cobalt. In this study the recovery of lithium and cobalt was done with leaching method, which dissolves metals from the waste battery into the leaching agent. Citric Acid (C 6 H 8 O 7 ) was used as the leaching agent, because it is one of the organic acids that can be used in the leaching process lithium. The results showed that the metal content in batteries LIB 35.30 ppm lithium metal and 408.55 ppm cobalt metal. The concentration of leaching agent take effect on the percentage of leaching. The optimum operating conditions for the leaching process is at a concentration of citric acid of 1.5 M; with a contact time of 30 minutes and a temperature of 55 C. In these conditions, the optimum percentage was obtained for the leaching of metal lithium and cobalt are 98.08% and 86.28%, respectively, respectively. Keywords: citric acid, leaching agent, lithium ion battery, lithium, cobalt Pendahuluan Dewasa ini, telepon selular merupakan barang yang tidak asing lagi untuk masyarakat. Pengguna telepon selular di dunia semakin meningkat setiap tahunnya, begitu pula dengan Indonesia. Berdasarkan penelitian dari sebuah perusahaan riset pasar Australia, jumlah pengguna telepon selular mencapai 41,6 juta orang atau sekitar 16,6% dari total populasi Indonesia, dan diperkirakan pada tahun 2017 jumlah pengguna telepon selular mencapai 103,6 juta orang atau sekitar 39,8% (Roy Morgan Researcher, 2013). Telepon selular yang terlalu sering digunakan akan menyebabkan baterainya menjadi lebih cepat rusak dibandingkan umur baterai tersebut. Baterai yang sering digunakan dalam telepon selular adalah jenis baterai Li-Ion, atau Lithium Ion Battery (LIB). Baterai yang tidak dapat digunakan kembali akan menjadi limbah yang cukup berbahaya. Selain lithium, senyawa penting yang digunakan dalam LIB adalah cobalt, yang mana juga tidak ramah lingkungan. Salah satu cara untuk penggunaan ulang atau daur ulang dari LIB yang telah digunakan adalah dengan memisahkan atau mengambil kembali logam berupa lithium dan cobalt dari limbah padat baterai Li-Ion (LIB). Dalam penelitian ini, dilakukan pengambilan kembali lithium dan cobalt menggunakan metode leaching yaitu dengan melarutkan logam tersebut ke suatu pelarut, kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair. Untuk proses leaching, digunakan leaching agent berupa Citric Acid (C 6 H 8 O 7 ) atau asam sitrat, karena merupakan salah satu asam organik yang dapat digunakan dalam proses leaching lithium. Metode Penelitian Persiapan sampel dan bahan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari limbah baterai Li-Ion, yang berasal dari baterai telepon genggam atau telepon selular yang telah rusak dan tidak dapat digunakan kembali. Limbah baterai tersebut dipisahkan terlebih dahulu komponen-komponennya, yaitu bagian casing dan bagian elektrodanya. Padatan elektroda yang mengandung logam lithium dan cobalt dihaluskan dengan caraditumbuk, sehingga sampel berbentuk padatan atau serbuk halus. Sampel tersebut sebelumnya diuji menggunakan metode pengujian Energy X-ray Dispersion (EDX) dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) untuk menentukan karakteristik baterai yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan asam sitrat merck sebagai leaching agent. Proses leaching Larutan leachate yang digunakan adalah asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ), dengan variasi konsentrasi, sehingga diperlukan 4 konsentrasi dari asam sitrat yang berbeda-beda. Variasi konsentrasi yang digunakan adalah 1 M, 1,5 M, 2 M dan Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G5-1

2,5 M. Proses leaching dilakukan dengan perbandingan solid per liquid (S/L) adalah 20g/L, sehingga pada setiap percobaan 2 g padatan sampel dilarutkan pada 100 ml larutan asam sitrat. Proses pengadukan dilakukan dengan menggunakan magnetic stirrer selama 30 menit dan temperature 55 o C. Hasil dan Pembahasan Karakterisasi limbah baterai Li-Ion Dalam penelitian ini akan digunakan limbah baterai lithium-ion yang berasal dari telepon genggam.anoda dari limbah baterai tersebut yang sebelumnya disiapkan untuk diuji agar dapat diketahui konsentrasi awal dari lithium dan cobalt yang akan dipisahkan. Limbah tersebut diuji menggunakan metode analisa EDX (Energy Dispersive X- ray) dan metode analisa AAS (Atomic Absorption Spectroscopy). Sebelum dilakukan pengujian, limbah baterai Li- Iontersebut dilepaskan dari pembungkusnya, yang mana terdiri dari plastik, tembaga dan aluminium. Pada proses leaching, adanya tembaga dan aluminium harus dihindari agar proses leaching berlangsung lebih efisien, oleh sebab itupemisahan bagian-bagian baterai sangat diperlukan sebelum proses leaching berlangsung (Mantuano et al., 2006). Proses pelepasan bagian-bagian baterai tidak dapat dilakukan langsung tanpa adanya perlakuan awal. Elektroda positif dan negatif dari baterai yang masih memiliki kapasitas sisa, dapat saling berkontakkan dan menyebabkan arus pendek ketika baterai li-ion dibuka. Arus pendek tersebut dapat menghasilkan panas dan memicu penguapan pelarut dalam larutan elektrolit yang mudah terbakar. (Tanii et al., 2003). Sehingga, perlakuan awal untuk baterai tersebut diperlukan untuk menghindari bahaya-bahaya yang dapat terjadi. Dalam penelitian ini digunakan salah satu metode perlakuan awal untuk limbah baterai yaitu dengan mengosongkan kapasitas baterai hingga pada batas aman. Batas aman untuk baterai agar dapat dibuka dan tidak menyebabkan arus pendek adalah sekitar 2V (Mathew, 1999). Untuk melakukan discharging atau pengosongan kapasitas baterai, dilakukan dengan merendam baterai yang digunakan ke dalam 1% wt larutan NaCl pada selama 24 jam. Setelah baterai dipastikan memiliki kapasitas < 2V, maka baterai dibuka dan anoda baterai tersebut dipotong kecil-kecil. Hasil pemotongan baterai yang akan dijadikan sampel dapat dilihat pada Gambar 1di bawah. Gambar 1. Limbah baterai Li-Ion yang telah dipotong Analisis EDX (Energy Dispersive X-ray) Analisis EDX bertujuan untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam sampel yang akan digunakan dalam penelitian, atau dapat dikatakan EDX merupakan pengujian kualitatif. Hasil pengujian EDX akan menghasilkan garis-garis spektrum sinar-x dan mengidentifikasi komponen berdasarkan tabel energi atau panjang gelombang yang ditunjukkan. Setiap puncak yang tergambar dalam grafik tersebut menggambarkan setiap atom dalam sampel. Pengujian EDX dalam penelitian ini dilakukan di Laboratorium Uji Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakutlas Teknik Universitas Indonesia. Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa di dalam sampel terdapat unsur karbon, fosfor, oksigen serta cobalt, seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut. Dari hasil analisa EDX pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat empat unsur utama yang terdapat dalam limbah baterai yaitu; C (karbon), O (oksigen), P (fosfor), dan Co (cobalt), yang mana masing-masing memiliki nilai persen yang berbeda-beda. Tes 1, 2, dan 3 menunjukkan pengujian dilakukan 3 kali dan pada tempat yang berbedabeda pada sampel. Hal tersebut bertujuan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan merata pada setiap bagian permukaan sampel. Pada pengujian EDX tidak terdapat logam lithium, karena analisa EDX hanya dapat menganalisa dengan akurat unsur dengan nomor atom lebih dari 11. Unsur dengan nomor atom antara 4 hingga 11 akan sulit terdeteksi dengan menggunakan metode pengujian EDX, dan unsur dengan nomor atom 1-3 tidak dapat terbaca dalam analisa menggunakan metode EDX. Lithium merupakan logam dengan nomor atom 3 sehingga tidak dapat terbaca dalam pengujian yang telah dilakukan. Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G5-2

Tabel 1. Hasil karakterisasi EDX limbah anoda baterai Tes C (%) O (%) P (%) Co (%) 1 30,24 37,78 0,30 31,68 2 27,51 36,34 0,31 35,84 3 27,60 35,43 0,32 36,65 Analisa AAS (Atomic Absoprtion Spectroscopy) Analisa EDX yang sebelumnya telah dilakukan merupakan analisa kualitatif, yang dilakukan untuk menentukkan unsur-unsur yang terdapat dalam sampel yang akan digunakan. Untuk mengetahui konsentrasi unsur-unsur tersebut, dilakukan pengujian kuantitatif sehingga selanjutnya dapat dihitung persentase pemisahan logam yang berhasil dilakukan. Hasil analisa AAS dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah. Tabel 2 Hasil analisa AAS Logam Konsentrasi (ppm) Lithium 35298,08 Cobalt 408551,66 Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian AAS untuk kedua logam. Logam yang diuji hanya lithium dan cobalt saja disebabkan karena kedua logam merupakan logam yang paling penting di dalam baterai li-ion. Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa dalam sebuah baterai li-ion, terdapat sekitar 4,40% w/w lithium, 53,8% w/w cobalt, 0,97% mangan, dan 0,80% w/w nikel (Li et al., 2010). Hal tersebut sesuai dengan hasil pengujian ini, dengan perbedaan sekitar 1% w/w untuk lithium dan 10% w/w untuk cobalt. Hal ini bisa disebabkan karena jenis baterai yang berbeda dengan baterai lainnya. Dari kedua pengujian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat logam lithium, cobalt, serta terdapat juga oksigen, karbon, dan fosfor. Hal tersebut membuktikan bahwa di dalam anoda baterai li-ion terdapat senyawa lithium cobalt dioxide atau biasa disebut dengan LiCoO 2. Proses Leaching Pada penelitian pertama, dilakukan proses leaching limbah baterai dengan menggunakan C 6 H 8 O 7 atau asam sitrat sebagai leachin agent.penggunaan asam sitrat sebagai leaching agent merupakan hal yang cukup baru dalam bidang leaching limbah baterai li-ion. Hal tersebut disebabkan karena asam sitrat merupakan asam organik dan jugaasam lemah, berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan asam kuat. Asam kuat merupakan pelarut yang paling sering digunakan dalam proses melarutkan logam, baik logam lithium, cobalt dan logam-logam lainnya seperti nikel, dan lain-lain. Pada beberapa penelitian pemisahan logam lithium dan cobalt, digunakan asam kuat sebagai leaching agent. Pemisahan logam lithium dan cobalt menggunakan asam sulfat dapat menghasilkan kedua logam tersebut hingga mencapai 97-98 % (Kang et al., 2010). Pada penelitian lainnya, penggunaan asam klorida sebagai leaching agent dapat menghasilkan hingga 98% pemisahan logam lithium (Li et al., 2014). Tetapi, penggunaan asam kuat seperti HCl, H 2 SO 4, HNO 3, dan beberapa asam kuat lainnya dapat dikatakan cukup berbahaya. Hal tersebut disebabkan karena Cl 2, SO 3, dan NO x dapat terlepas ke udara selama proses leaching berlangsung, dan asam pada proses leaching merupakan ancaman bagi lingkungan karena cukup berbahaya. Tabel 3. Hasil pengujian AAS untuk proses leaching Konsentrasi Asam Sitrat (M) Li (ppm) Co (ppm) Persentase Leaching Li (%) Persentase Leaching Co (%) 1 109 930,6 92,640 79,723 1,5 115,4 1007,2 98,079 86,285 2 106,75 906,7 90,727 77,676 2,5 74,1 591,2 62,978 50,647 Asam sitrat mudah terlarut di dalam air, serta mudah terdegradasi secara sempurna pada kondisi aerob maupun anaerob, sehingga limbahnya akan lebih mudah diolah (Li, Ge, Wu, et al., 2010). Hal tersebut merupakan salah satu alasan pemilihan asam sitrat sebagai leaching agent. Dalam penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi leaching agent. Dalam percobaan kali ini, dilakukan dengan mencampur 100 ml larutan asam sitrat dengan 2 g limbah baterai yang sebelumnya telah dipotong kecil-kecil. Rasio solid per liquid (S/L) ini dipilih berdasarkan sebuah Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G5-3

literatur yang menyatakan bahwa rasio S/L terbaik yang digunakan dalam proses leaching lithium dan cobalt menggunakan asam sitrat adalah 20g/L (Li et al., 2012). Proses leaching ini dilakukan pada suhu 55 C dan selama 30 menit, dengan variasi konsentrasi asam sitrat yaitu 1 M; 1,5 M; 2 M; dan 2,5 M. Setelah proses leaching selesai dilakukan, larutan berwarna kehitaman dan harus dilakukan proses filtrasi agar larutan yang akan diuji menggunakan AAS tidak lagi terdapat padatan. Tabel 3 menunjukkan hasil uji AAS. Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian AAS yang dilakukan pada 4 sampel penelitian, yang dibedakan dengan variasi konsentrasi asam sitrat sebagai pelarut atau leaching agent. Hasil pengujian menghasilkan nilai ppm (parts per millions) untuk setiap sampel yang diberikan, selanjutnya dikonversi menjadi mg/gr sampel. Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa pada saat konsentrasi asam sitrat yang digunakan adalah 1 M, logam lithium serta cobalt yang dapat dipisahkan mencapai 109 ppm dan 930,6 ppm. Kemudian setelah konsentrasi yang digunakan 1,5 M banyaknya logam yang terekstrak meningkat mencapai 115,4 ppm untuk Li dan 1007,2 ppm untuk Co. Sedangkan, saat konsentrasi yang digunakan adalah 2 M, kandungan logam yang berhasil diekstrak menurun untuk kedua jenis logam. Selanjutnya dilakukan penelitian dengan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 2,5 M, banyaknya logam yang dipisahkan makin menurun hingga mencapai 74,1 ppm untuk Li dan 591,2 ppm untuk Co. Profil pengaruh konsentrasi terhadap proses leaching ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah. Persentase Leaching (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Konsentrasi Asam Sitrat (M) L i Gambar 2. Pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap persentase leaching Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa konsentrasi leaching agent berpengaruh terhadap proses leaching. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, diketahui bahwa peningkatan konsentrasi leaching agent akan meningkatkan persentasi leaching. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah proton yang terikat pada senyawa logam selama proses leaching berlangsung akan semakin baik, terutama pada asam kuat. Semakin kuat asam yang digunakan, maka akan semakin mudah membentuk anion asam, sehingga reaksi antara ion logam dengan anion asam akan akan semakin besar (Hidayatullah, 2005). Gambar 3. Reaksi yang dapat terjadi antara asam sitrat dan LiCoO 2 (Sumber: Li, Ge, Wu, et al., 2010) Tetapi, asam sitrat merupakan asam lemah sehingga kekuatan pembentukan anion asam lebih sulit dilakukan. Kekuatan pembentukan ion tersebut berhubungan dengan jenis larutan elektrolit yang digunakan. Asam lemah umumnya merupakan jenis larutan elektrolit lemah yang hanya terdisosiasi sebagian. Profil hubungan konsentrasi Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G5-4

asam sitrat dengan efisiensi leaching berjalan sama dengan konduktivitas asam sitrat tersebut. Pada penambahan konsentrasi asam sitrat, efisiensi leaching semakin meningkat, tetapi pada konsentrasi tertentu efisiensi leaching tersebut semakin rendah. Hal tersebut sama seperti penggunaan asam lemah lainnya, seperti asam malat sebagai leaching agent. Pada peningkatan konsentrasi, laju reaksi kimia berjalan cepat diawal, kemudian laju perpindahan ion dalam larutan mulai menurun ketika konsentrasi asam malat meningkat. Faktor yang mengatur dalam proses leaching ini mulai berubah dari laju reaksi kimia ke laju perpindahan ion (Li, Ge, Chen, et al., 2010). Leaching lithium ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen, yang dihasilkan oleh disosiasi asam selama proses leaching pada kontak awal padatan dan cairan (Li et al., 2014). Reaksi yang dapat terjadi antara asam sitrat dan LiCoO 2 dapat dilihat pada Gambar 3.. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kandungan logam dalam sampel awal diuji menggunakan metode EDX dan AAS, dan didapatkan terdapat 35,30 ppm logam lithium dan 408,55 ppm logam cobalt dalam sampel tersebut. 2. Kondisi operasi optimum untuk proses leaching yaitu pada konsentrasi asam sitrat 1,5 M; dengan waktu kontak selama 30 menit dan suhu 55 C. Pada kondisi tersebut dihasilkan persentase leaching yaitu 98,08% untuk logam lithium dan 86,28% untuk logam cobalt. 3. Pada tahap leaching, diketahui bahwa konsentrasi leaching agent berpengaruh terhadap persentase leaching, dan saling bergantung banyaknya ion logam yang akan dipisahkan 4. Untuk penelitian kedepannya perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh variable seperti suhu dan waktu kontak. Daftar Pustaka Gaines, L. & Cuenza, R.. Costs of Lithium-Ion-Batteries for Vehicles (Report ANL/ESD-42). Argonne, IL: Argonne National Laboratory, 2000. Hollmark, H.. Redox Reactions in Li-Ion Battery Cycling and in Cu Corrosion Studied by Soft X-Ray Spectroscopy. Sweden: Uppsala University. 2011. Li, L., Dunn, J. B., Zhang, X. X., Gaines, L., Chen, R. J., Wu, F., & Amine, K.. Recovery of Metals from Spent Lithium-Ion Batteries with Organic Acids as Leaching Reagent and Environmental Assessment. Journal of Power Sources 2012; 230, pp.180-189. Li, L., Ge, J., Chen, R., Wu, F., Chen, S., & Zhang, X. Environmental Friendly Leaching Reagent for Cobalt and Lithium Recovery from Spent Lithium-Ion Batteries. Waste Management 2010; 30(12), pp.2615-2621. Li, L., Ge, J., Wu, F., Chen, R., Chen, S., & Wu, B. Recovery of Cobalt and Lithium from Spent Lithium Ion Batteries Using Organic Citric Acid as Leachant. Journal of Hazardous Material 2010; 176(1-3), pp.288-293. Li, L., Zhai, L., Zhang, X., Lu, J., Chen, R., Wu, F., & Amine, K. Recovery of Valuable Metals from Spent Lihtium- Ion Batteries by Ultrasonic-Assisted Leaching Process. Journal of Power Source 2014; 262, 380-385. Mantuano, D.P., Dorella, G., Elias, R., & Mansur, M. B. Analysis of a Hydrometallurgical Route to Recover Base Metals from Spent Rechargeable Batteries by Liquid-Liquid Extraction with Cyanex 272. Journal of Power Sources 2006; 159(2), pp.1510-1518. Ritcey, G. M. & Ashbrook, A. W. Solvent Extraction: Principle and Application to Process Metallurgy 2006; Volume 1, Part 1, Elvesier Ltd.. Roy Morgan Researcher. 2013. Smartphone Penetration Doubles in Indonesia. Available in: www.emarketer.com/article/smartphone-penetration-doubles-indonesia/10101-02. Accessed at: 9 April 2014, 16:23 WIB. Siame, E. Recovery of Lithium from China Clay Waste Using a Combination of Froth Flotation, MagneticSeparation, Roasting and Leaching. University of Exeter. 2011. Swain, B., Joeng, J., Lee, J. & Lee, G. H. Separation of Cobalt and Lithium from Mixed Sulphate Solution using Na-Cyanex 272. Hydrometallurgy 2006; 84(3-4), pp.130-138. Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G5-5

Lembar Tanya Jawab Moderator : Ratna Frida Susanti (Universitas Parahyangan) Notulen : Retno Ringgani (UPN Veteran Yogyakarta) 1. Penanya : Rahmawati Pertanyaan : 1. Berapa kondisi operasi? 2. Jenis pelarut lain bisa tidak? Jawaban : 1. Target utama pada proses solvent extraction pada leaching memvariasikan (Asam sitrat). 2. Asam mineral umum digunakan pada proses leaching tetapi berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan. 3. Dipilih asam sitrat, asam malat peneliti lain, pernah digunakan. 2. Penanya : I Nyoman W. (Undip) Pertanyaan : 1. Korelasi kapasitas batery terhadap kandungan jumlah litiumnya 2. Saat Batery Ruask, apakah dipengaruhi oleh lithiumnya Jawaban : 1. Tidak melihat korelasinya 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN Veteran Yogyakarta G5-6