BAB 3 METODE PENELITIAN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Pendekatan kualitatif berfokus pada penunjukan makna, deskripsi,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (Kajian Pragmatik)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB III METODE PENELITIAN

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mendeskipsikan tindak tutur dalam berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif. Data yang dianalisis dan hasil analisisnya berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan

BAB 3 METODE DAN MODEL PENELITIAN. dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut.

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

METODE PENELITIAN. penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena alamiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena atau hubungan antarfenomena yang diteliti secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. dalam aplikasinya. Ini sejalan dengan gagasan Bailey (2007: 8): Different

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata (Subroto, 2007:5). Hal ini sejalan dengan pendapat Frankel (1998:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian terhadap tindak tutur komisif penjual dan pembeli cabai di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:130) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

BAB III METODE PENELITIAN

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

Transkripsi:

32 BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bagian ini akan dipaparkan, hal-hal yang berkaitan dengan (1) pendekatan penelitian, (2) sumber data dan data (korpus), (3) teknik penelitian, (4) model kontekstualisasi data, dan (5) instrumen penelitian. Kelima hal tersebut selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut ini. 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menyertakan unsurunsur etnografi di dalamnya. Menurut Sudaryanto (1986: 62) yang dimaksud dengan deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta dan fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti apa adanya. Sementara itu, Spradley (2006:5) menjelaskan inti dari etnografi itu sendiri yaitu upaya untuk memerhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna tersebut tersekpresikan secara langsung dalam bahasa; dan di antara makna yang diterima, banyak yang disampaikan hanya secara tidak langsung melalui kata-kata dan perbuatan. Berdasarkan dari penjelasan Sudaryanto dan Spradley di atas, peneliti berusaha memaparkan mengenai makian dalam tuturan anak usia prasekolah dengan alami. Deskripsi tersebut meliputi implikatur dan fungsi tindak tutur yang

33 terdapat pada makian anak usia prasekolah. Di samping itu, peneliti pun memaparkan deskripsi tentang tindak tutur anak usia prasekolah yang diduga sebagai makian. Dalam pendeskripsian data-data yang telah dikumpulkan, peneliti melakukannya tanpa mempertimbangkan benar atau salahnya penggunaan bahasa oleh para informan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudaryanto (1986:62) bahwa perian yang deskriptif itu tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penutur-penuturnya. Hal tersebut merupakan ciri utama dari penelitian deskriptif. Sementara itu, analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena kebahasaan yang tengah diteliti. Oleh sebab itu, analisis kualitatif berfokus pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada angka-angka (Mahsun, 2007: 257). Kuswarno (2008:31) menegaskan bahwa etnografi, khususnya etnografi komunikasi sangat relevan masuk dalam ranah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif akan menuntun etnografi komunikasi untuk memahami bahasa, komunikasi, dan kebudayaan saling bekerja sama untuk menghasilkan perilaku komunikasi yang khas. Adapun alur penelitian ini dituangkan ke dalam suatu bagan (bagan 3. yang dapat dilihat di bawah ini.

34

35 3.2 Sumber Data dan Data (Korpus) Penelitian ini mengumpulkan data kualitatif. Ahimsa-Putra (2009:14) memaparkan bahwa data kualitatif tidak berupa angka tetapi berupa pernyataanpernyataan mengenai isi, sifat, ciri, keadaan, dari sesuatu atau gejala, atau pernyataan mengenai hubungan-hubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sesuatu ini bisa berupa benda-benda fisik, pola-pola perilaku, atau gagasangagasan, nilai-nilai, norma-norma, bisa pula peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat. 3.2.1 Sumber Data Menurut Nadar (2009: 107), data dalam penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber yang disebut sumber data. Sumber data dalam kajian linguistik sifatnya dapat bersifat lisan dan tertulis. Dalam penelitian pragmatik, sumber data lisan yaitu tuturan yang dipergunakan oleh penutur dan lawan tutur sewaktu berdialog, berinteraksi, dan berkomunikasi yang dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Data penelitian ini bersumber dari tuturan anak usia prasekolah yang diduga juga digunakan untuk melakukan tindak makian. Di samping itu, data juga didukung oleh informasi dari lawan tutur anak-anak usia prasekolah tersebut. 3.2.2 Data (Korpus) Korpus dalam penelitian ini, yaitu makian yang dituturkan oleh anak prasekolah yang disertai dengan konteks dari penggunaan makian tersebut dalam peristiwa tutur.

36 3.3 Teknik Penelitian Teknik penelitian ini meliputi teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Penjabaran selengkapnya adalah sebagai berikut ini. 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan sejak Februari s.d. Juni 2012. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode simak dan metode introspeksi. Metode tersebut didasarkan pada patokan yang disampaikan oleh Sudaryanto (1993:153), antara lain: (a) pandangan peneliti terhadap dirinya dalam berhadapan dengan objek ilmiahnya (bahasa); (b) jenis bahasa (objek ilmiah) yang diteliti; dan (c) watak objek dan tujuan penelitian. Metode simak dilakukan karena dalam penelitian ini sumber data utama berupa data lisan, yaitu tuturan yang dipergunakan oleh penutur dan lawan tutur sewaktu berdialog, berinteraksi, dan berkomunikasi yang dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Menurut Mahsun (2005: 92), metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, dalam penelitian ini lebih kepada penggunaan bahasa secara lisan. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap beserta teknik lanjutannya seperti teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam adalah teknik-teknik yang menjadi ujung tobak dalam penelitian ini. Mahsun (2005:93) kembali memaparkan bahwa yang dimaksudkan dengan teknik libat cakap yaitu peneliti melakukan penyadapan dengan cara berpartisipasi

37 sambil menyimak, berpartisipasi dalam pembicaraan, dan menyimak pembicaraan. Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam dialog. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan bagaimana informan mengorganisir pengetahuan mereka (Spradley, 2006:87). Adapun teknik simak bebas libat cakap, maksudnya peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya. Peneliti tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti. Selanjutnya teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan tersebut. Jika tidak dilakukan pencatatan peneliti dapat saja melakukan perekaman ketika menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan tersebut. Kemudian wujud metode lain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode introspeksi. Hal ini disebabkan, peneliti meneliti bahasa yang telah benarbenar dikuasai yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama peneliti dan bahasa Sunda sebagai bahasa kedua peneliti. Hal tersebut didukung Wijana (2008: 251) bahwa dengan meneliti bahasa ibunya seorang peneliti di samping dapat mengandalkan instuisi kebahasaannya secara maksimal, ia secara serta merta lebih dapat mengkreasikan data-data kebahasaan sehingga keterbatasan data dapat diatasi. Oleh karena itu, wujud metode yang digunakan adalah metode cakap teknik cakap semuka. Pasalnya, di samping sebagai pengamat, peneliti juga terlibat dalam penggunaan bahasa yang diteliti. Meskipun demikian, keterlibatan peneliti dalam penggunaan bahasa tersebut hanya sebatas sarana, seperti yang disampaikan Mahsun (2005:89) yaitu (a) komunikasi dengan informan dengan

38 penitikberatan pada pengomunikasian informasi dan (b) penggunaan bahasa oleh peneliti itu sendiri menjadi pertimbangan peneliti sebagai pencipta bahasa yang kreatif. Di samping itu, jenis bahasa yang diteliti kadar distansinya cukup dekat. Dengan kata lain, bahasa yang bersangkutan telah dikuasai secara aktif oleh peneliti. Metode instropeksi itu sendiri, berkaitan dengan pemerolehan data yang oleh Botha (1981, dalam Mahsun, 2005:89) disebut sebagai data instropektif, yaitu data yang dimunculkan oleh peneliti dengan cara mengadakan instropeksi instuisi linguistiknya terhadap kompetensi linguistik yang dikuasainya. Data tersebut dibedakan dengan data informan, yaitu data yang berupa putusan linguistik yang diperoleh dari penutur asli tidak terlatih. 3.3.2 Teknik Pengolahan Data Dalam pengolahan data, peneliti menerapkan gagasan Searle yang mengembangkan teori tindak tutur Austin, klasifikasi Grice mengenai berbagai kemungkinan mengenai realisasi prinsip kerja sama dalam implikatur percakapan, serta syarat-syarat validitas (felicity conditions) yang digagas oleh Austin. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut ini. 1) Melakukan inisialisasi terhadap nama-nama anak usia prasekolah yang menjadi sumber penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menyederhanakan pendeskripsian dan menghormati hak pribadi anak. 2) Melakukan transkripsi data yang telah diperoleh ke dalam kontekstualisasi data.

39 3) Mendeskripsikan tuturan anak usia prasekolah yang diduga sebagai makian dengan dengan mencermati segala informasi yang tertuang dalam kontekstualisasi data. 4) Menganalisis daya tuturan dengan memperhatikan konteks tempat lahirnya tuturan itu yang sebelumnya telah dideskripsikan melalui kontekstualisasi data. 5) Menganalisis implikatur percakapan untuk memahami maksud penutur (anak usia prasekolah) dalam mengucapkan tuturan tersebut. 6) Mengukur tingkat validitas tuturan dengan analisis terhadap terpenuhinya syarat-syarat validitas (felicity conditions) dalam unit yang dianalisis (dalam hal ini tuturan yang diduga sebagai makian). Analisis ini memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan kewenangan seseorang bertutur, kesungguhan seseorang menuturkan sebuah tuturan, dan daya tuturan tersebut. Adapun syarat validitas untuk sebuah tuturan dapat dikatakan sebagai makian adalah sebagai berikut ini. a. Penutur merasa kesal, jengkel, marah, atau emosi lain sejenisnya. b. Penutur bersungguh-sungguh. c. Penutur mengategorikan lawan tutur ke dalam sesuatu yang buruk atau negatif. Syarat-syarat di atas telah mencakup hal-hal yang berkaitan dengan preparatory conditoions, sincerity conditions, dan ilocutionary act.

40 7) Menyimpulkan dugaan tuturan anak usia prasekolah untuk dapat dikatakan sebagai sebuah makian. 3.3.3 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis yang berupa kaidah-kaidah dapat disajikan melalui dua cara, yaitu (a) perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa dan (b) perumusan dengan menggunakan tanda-tanda atau lambang-lambang. Kedua cabang tersebut masing-masing disebut metode informal dan metode formal (Mahsun, 2005: 123). Adapun data dalam penelitian ini akan disajikan dengan menggunakan teknik penyajian informal.dengan kata lain, uraian hasil deskripsi dan analisis data disajikan dengan menggunakan kata-kata tanpa disertai oleh tanda-tanda atau lambang-lambang yang bersifat formal. 3.4 Model Kontekstualisasi Data Berikut ini adalah model kontekstualisasi data yang digunakan dalam penelitian ini. Kontektualisasi Data dalam Tuturan AM kepada Ayahnya A. Tuturan yang Diduga sebagai Makian (U): 1. Ih cepetan, Ayah gobok! B. Penutur (S): AM C. Lawan tutur (H): Ayahnya D. Konteks dan Koteks (C): Pagi hari pada tahun 2012. Saat itu bertepatan dengan hari libur kerja, penutur sedang bermain mobil-mobilan dengan kawan-kawan seusianya. AM kemudian menghampiri ayahnya untuk dibelikan mobil-mobilan yang seperti

41 milik temannya. Sang ayah pun menyanggupinya, akan tetapi di lain waktu. Persoalan mencuat ketika AM meminta mobil-mobilan saat itu juga. Ia menjelaskan bahwa mobil-mobilan itu ada di warung tetangganya. Namun, sang ayah menolaknya dan ia berkilah bahwa mobil-mobilan itu tidak terdapat di warung tetangganya. Penjelasan tersebut tidak diterima oleh AM, ia tetap meminta untuk dibelikan mobil-mobilan saat itu juga. Permintaan AM yang berkali-kali, membuat sang ayah memarahinya. Hal tersebut nampaknya membuat AM merasa kesal, sehingga ia menggunakan tuturan yang diduga sebagai makian, yaitu Ih cepetan ayah gobok!. Sang ayah pun tidak terima dengan tindakan anaknya itu. Ia, balik memarahi AM. AM hanya bisa menangis ketika sang ayah memarahinya. Setelah itu, sang ayah meninggalkannya ke dalam kamar. 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) alat perekam, (2) catatan etnografis, dan (3) kontekstulisasi data untuk mereduksi data yang diperoleh. Berikut ini adalah contoh format kontekstualisasi data yang digunakan dalam penelitian ini. A. Tuturan yang Diduga sebagai Makian (U): 1. B. Penutur (S): C. Lawan tutur (H): D. Konteks dan Koteks (C):

42