TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH PIYUNGAN TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR PENDUDUK DI SEKITARNYA * Oleh : Suhartini ** ABSTRAK

Studi Peran dan Kontribusi Pemulung Wanita Dalam Mendukung Perekonomian Keluarga dan Keberhasilan Pengelolaan Sampah Di TPA Piyungan, Yogyakarta

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

BAB III STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I- 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pada satu sisi pertambahan jumlah kota-kota modern menengah dan

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

Yenita, Pengaruh Parameter Fisika dan Mikrobiologi Leachet Terhadap Kesehatan Lingkungan di TPA Muara Fajar Rumbai Pekanbaru

Gambar 2.1 organik dan anorganik

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Makalah Permasalahan Sampah

KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok )

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

KINERJA KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH DI LOKASI DAUR ULANG SAMPAH TAMBAKBOYO (Studi Kasus: Kabupaten Sleman)

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA I

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal maka perlu

Transkripsi:

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan dan mengetahui apakah proses dan produk penelitian ini mempunyai potensi untuk digunakan sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam pengelolaan limbah padat Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berlokasi di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas TPA, pemulung baik pria maupun wanita yang berada di lokasi TPA sampah Piyungan Bantul, dan pedagang pengepul yang membeli sampah hasil pulungan. Sampel dalam penelitian ini adalah petugas TPA dalam hal ini diambil 5 orang, pemulung baik pria maupun wanita dengan ketentuan telah bekerja di lokasi TPA Piyungan minimal 2 tahun dan selanjutnya diambil 25 sampel secara acak, dan 5 orang pengepul. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan menggunakan angket atau kuesioner yang berupa pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal ini petugas TPA, pemulung, dan pengepul. Di samping itu juga dilakukan wawancara secara mendalam kepada petugas TPA, pemulung dan pengepul Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan selanjutnya hasil penelitian ini dikaji sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam pengelolaan limbah padat Hasil Penelitian menunjukkan bahwa teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan adalah menggunakan metode Controled Landfill. Adapun aktivitas pengelolaan sampah di TPA meliputi 1. Penerimaan dan pendaftaran sampah, 2. Pembuangan sampah 3.. Kegiatan Pemulungan, 4. Pembangunan Sel Sampah, 5. Penutupan sampah, 6 Penyemprotan dan Penyiraman dan 7.Monitoring Kualitas Air dan Monitoring Leachate. Proses dan produk penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar pengelolaan limbah padat. Kata kunci : sampah, TPA Piyungsn, sumber belajar, pengelolaan limbah padat *) Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA di FMIPA UNY tanggal 30 Mei 2008 **) Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 1

B. Pendahuluan 1. Latar Belakang Sampah sebagai hasil sampingan dari berbagai aktivitas kehidupan manusia maupun sebagai hasil dari proses alamiah, seringkali menimbulkan permasalahan utama di setiap aktivitas kehidupan baik di pemukiman, perkantoran, pasar, tempat wisata dan tempat-tempat umum lainnya. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin meningkatnya aktivitas kehidupan menyebabkan masalah yang ditimbulkan oleh sampah semakin kompleks. Sampah yang dikumpulkan di unit-unit kegiatan atau usaha tersebut kemudian dibawa ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang selanjutnya di bawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau langsung dibawa ke TPA, untuk Yogyakarta TPA terletak di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Sampah mempunyai potensi untuk menimbulkan pencemaran dan menimbulkan masalah bagi kesehatan, Pencemaran dapat terjadi di udara sebagai akibat dari dekomposisi sampah, dapat pula mencemari air dan tanah yang disebabkan oleh adanya rembesan leachate dimana leachate yang tidak masuk ke dalam kolam penampungan akan mengalir bebas di luar saluran dan dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya. Tumpukan sampah dapat menimbulkan kondisi lingkungan fisik dan kimia menjadi tidak sesuai dengan kondisi normal. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu dan perubahan ph tanah maupun air yang menjadi terlalu asam atau basa. Gas-gas yang dihasilkan atau timbul selama proses degradasi sampah juga dapat membahayakan kesehatan terhadap manusia khususnya yang berada di sekitar lokasi TPA. Tumpukan sampah dapat menjadi sarang atau tempat berkembang biak bagi berbagai vector penyakit misalnya: lalat, tikus, nyamuk dan lain sebagainya, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Volume sampah yang semakin meningkat baik jumlah timbunan sampah maupun jenisnya, serta kurangnya proses pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan merupakan masalah yang harus ditanggulangi secara benar dan terpadu. Jenis sampah yang dibuang di TPA terdiri dari sampah organik dan sampah an organik yang keduanya masih dalam keadaan bercampur belum dipisahkan. Disamping proses pengelolaan sampah oleh petugas TPA dengan teknik yang akan dikaji dalam penelitian ini, di TPA juga terdapat ratusan pemulung yang mengambil sampah an organic dan memisah- 2

misahkannya sesuai dengan jenis sampahnya dan mengelompokkannya untuk selanjutnya dijual kepada pedagang pengepul. Pengelompokan atau pemilahan yang dilakukan oleh pemulung ini sebenarnya ikut membantu pengelolaan sampah di TPA khususnya sampah an organik, karena dengan adanya pemulung dapat mengurangi permasalahan sampah an organik di TPA itu sendiri seperti keberadaan plastik, botol, besi yang semuanya merupakan limbah yang sulit untuk diuraikan secara alami. Pengelolaan sampah merupakan salah satu pengelolaan limbah padat yang diajarkan dalam mata kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah pada mata kuliah pilihan semester 7. Maka dari itu penting untuk mengkaji lebih banyak hal-hal yang terkait langsung dengan pengelolaan limbah padat khususnya sampah di TPA. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah sbb: 1. Bagaimanakah teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan? 2. Apakah proses dan produk penelitian ini mempunyai potensi untuk digunakan sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam pengelolaan limbah padat? 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. mengetahui teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan 2. mengetahui apakah proses dan produk penelitian ini mempunyai potensi untuk digunakan sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam pengelolaan limbah padat 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang : 1. Cara-cara pengelolaan sampah di TPA 2. Peran pemulung dalam pengelolaan sampah di TPA 3. Dapat untuk menambah informasi, pengetahuan dan pengalaman dalam membuat dan memanfaatkan sumber belajar biologi khususnya mengenai pengelolaan limbah padat 3

C Metode Penelitian 1. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berlokasi di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petugas TPA, pemulung baik pria maupun wanita yang berada di lokasi TPA sampah Piyungan Bantul, dan pedagang pengepul yang membeli sampah hasil pulungan. Sampel dalam penelitian ini adalah petugas TPA dalam hal ini diambil 5 orang, pemulung baik pria maupun wanita dengan ketentuan telah bekerja di lokasi TPA Piyungan minimal 2 tahun dan selanjutnya diambil 25 sampel secara acak, dan 5 orang pengepul. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan menggunakan angket atau kuesioner yang berupa pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam hal ini petugas TPA, pemulung, dan pengepul. Di samping dengan kuesioner juga dilakukan wawancara secara mendalam kepada petugas TPA, pemulung, dan pedagang pengepul 4. Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. analisis deskriptif untuk menganalisis data yang diperoleh dari petugas TPA, pemulung, dan pedagang pengepul. 2. Selanjutnya hasil penelitian ini dikaji sebagai salah satu alternatif sumber belajar dalam pengelolaan limbah padat 4

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan I. Teknik Pengelolaan Sampah Di TPA Piyungan Metode yang digunakan di TPA Piyungan ini adalah Controlled Landfill yaitu menimbun sampah pada daerah yang cekung untuk mempertinggi daerah tersebut sampai pada ketinggian yang dikehendaki kemudian tumpukan sampah itu ditimbun dengan lapisan tanah dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat berat. Dengan metode Controlled Landfill memang memerlukan tempat yang sangat luas dan jauh dari pemukiman untuk pembuangan akhir sampah, namun dengan metode ini mudah dilaksanakan karena menggunakan metode yang sederhana, demikian juga dalam operasi dan pemeliharaan karena sistem yang digunakan tidak terlalu kompleks, lahan yang tersedia tidak memerlukan konstruksi khusus. Di samping itu juga tidak menimbulkan dampak negatif bagi estetika kota, karena sampah tersebut tidak tersebar sembarangan Adapun langkah-langkah pengelolaan sampah di TPA Piyungan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Penerimaan dan pendaftaran sampah Semula penerimaan sampah di TPA dilayani pada jam kerja yaitu jam 8.00 18.00, namun karena volume sampah terus bertambah maka penerimaan sanpah yang terjadi sekarang ini bisa melampaui jadwal baik pagi maupun sore, dan bisa berlangsung antara jam 6.00 20.00. Truk yang masuk ditimbang dulu di jembatan timbang sehingga dapat diketahui beratnya. Kategori sampah yang diterima di TPA adalah sampah yang berasal dari rumah tangga, sampah dari daerah komersial, sampah industri tidak berbahaya, bongkaran bangunan, dan lumpur tidak berbahaya. b. Pembuangan sampah Setelah penerimaan dan pendaftaran sampah, truk dapat masuk ke pelataran anjungan pembuangan sampah untuk menumpahkan sampahnya secara berurutan atau antre, hal ini bertujuan agar pembuangan berjalan dengan tertip dan menghindari kecelakaan kerja karena banyak truk yang masuk. 5

c. Kegiatan Pemulungan Setelah sampah ditumpahkan dari truk di anjungan pembuangan sampah, selanjutnya pemulung mengambil barang-barang yang masih dapat dijual sedangkan sapi-sapi mencari makanan dari sampah yang ditumpahkan diantara kerumunan pemulung. Kegiatan pemulungan di TPA Piyungan tidak dapat dicegah, sehingga pihak TPA hanya membatasi kegiatan pemulungan yaitu di pelataran pembuangan sampah. Keberadaan pemulung di TPA sangat membantu dalam upaya mengurangi jumlah timbunan sampah yang akan dikelola di TPA, sehingga bisa memperpanjang umur pemakaian TPA. Pemulung mengambil barang-barang yang masih laku dijul seperti gelas plastik, kaleng muniman ringan, plastik pembungkus (kresek), potongan besi, kertas, botol kecap atau sirup dan lain sebagainya. Hasil pulungan tersebut dipisah-pisahkn sesuai jenisnya, dikeompokkan, di pak lalu dijual ke pedagang pengepul. Jadi pemulung di sini membantu dalam pengelolaan sampah an organik meskipun kadang mengganggu jalannya operasional petugas TPA d. Pembangunan Sel Sampah Pembangunan sel sampah di lokasi TPA merupakan proses kontinyu dan dilaksanakan selama jam kerja TPA pada hari-hari kerja. Sampah dipindahkan dari pelataran pembongkaran sampah ke tempat penimbunan sampah dengan menggunakan wheel loader atau buldozer. Pembangunan sel sampah dilakukan pada tempat penimbunan dengan lebar maksimum 15 meter untuk mengurangi dampak lingkungan dengan ketinggian 2-3 meter dan kemiringan 20-30 derajat kemudian dipadatkan dengan buldozer. Pemadatan sampah dilakukan setiap hari pada jam kerja dengan perulangan pemadatan sebanyak dua kali. Fungsi dari pemadatan ini adalah untuk mencegah berkembangbiaknya vektor penyakit, memperpanjang umur TPA, mencegah keluarnya gas ke udara bebas, dan mengurangi bau yang berasal dari sampah. e. Penutupan sampah Penutupan sampah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, sampah yang ada di TPA perlu dilapisi secara rutin, dengan demikian bau 6

busuk, lalat, binatang pengerat, burung dan serangga akan berkurang. Tanah penutup yang digunakan dibeli dari pihak ke tiga (PT). Penutupan sampah meliputi a) penutupan sampah harian yang dilakukan dalam jangka waktu 5 hari sekali dengan lapisan tanah yang tipis dan lebar penutupan kurang lebih 15 cm. b) Penutupan sampah antara yang dilakukan setiap ketinggian sampah telah mencaai 2-3 meter dengan ketebalan tanah penutup kurang lebih 10 cm. Fungsi dari penutupan ini adalah untuk membentuk sel sampah baru, mengurangi bau, mencegah gas keluar ke udara dan mencegah infiltrasi oleh air hujan dan c) penutupan sampah akhir yang dilakukan kalau lokasi TPA sudah penuh atau setelah berakhirnya masa operasional TPA f. Penyemprotan dan Penyiraman Penyemprotan dan penyiraman dilakukan apabila dirasakan perlu. Penyemprotan desinfektan dilakukan untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit, dan mengurangi tingkat kepadatan lalat. Penyiraman dilakukan tiap hari terutama bila hari panas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi debu yang dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan pemulung. g. Monitoring Kualitas Air dan Monitoring Leachate Pengecekan atau uji kualitas air dan leachate di TPA sampah Piyungan Yogyakarta biasanya dilakukan 3-4 bulan sekali atau menurut ada tidaknya anggaran biaya. Berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelolaan sampah di TPA dapat diketahui bagaimana sampah yang banyak dan masuk di TPA diperlakukan yaitu dengan menimbun atau membangun sel sampah untuk sampah-sampah yang tidak diambil pemulung maupun sapi sehingga membentuk lapisan-lapisan sampah di TPA. Sedangkan sampah an organik seperti plastic, besi, logam, kaleng, botol dan barangbarang yang masih laku dijual akan diambil oleh pemulung untuk selanjutnya dipisahpisahkan dan dikelompokkan lalu dijual ke pengepul. Pengepul selanjutnya akan membawa hasil pulungan tersebut ke perusahaan daur ulang, atau menyetor ke penerima barang yang akan menggunakan kembali barang bekas seperti botol. 7

II. Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Alternatif Sumber Belajar Teknik Pengelolaan Limbah Padat 1. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian Sebagai Sumber Belajar Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh : a. Proses Penelitian, yaitu langkah-langkah penelitian berdasarkan prosedur penelitian yang dilakukan meliputi : 1. Perumusan masalah penelitian 2. Perumusan tujuan penelitian 3. Pelaksaaan penelitian 4. Pengumpulan dan analisis data penelitian 5. Pembahasan hasil penelitian 6. Penarikan kesimpulan 7. Komunikasi hasil b. Produk penelitian yang merupakan langkah-langkah pengelolaan sampah di TPA Piyungan mulai dari : 1. Penerimaan dan pendaftaran sampah 2. Pembuangan sampah 3.. Kegiatan Pemulungan 4. Pembangunan Sel Sampah 5. Penutupan sampah 6 Penyemprotan dan Penyiraman 7.Monitoring Kualitas Air dan Monitoring Leachate 2. Srukturisasi Proses dan Produk Penelitian Sampah (baik sampah alami maupun dari aktivitas kehidupan) TPS 8

TPA Pengelolaan sampah Sampah tidak menjadi sumber penyakit Sampah tidak mengganggu perkotaan Sampah tidak mencemari air, udara dan tanah Sampah organik dan an organik yang tdk diambil pemulung dilakukan pemadatan Sampah an organik diambil oleh pemulung untuk digunakan lagi atau di daur ulang Berdasarkan pertimbangan kurikulum, sarana prasarana yang tersedia maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi mahasiswa. Dimana mahasiswa bisa belajar dari uraian atas hasil penelitan ini ataupun diajak melihat langsung proses pengolahan sampah di TPA Sampah Piyungan. E. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan menggunakan metode Controled Landfill. Adapun aktivitas pengelolaan sampah di TPA meliputi 1. Penerimaan dan pendaftaran sampah, 2. Pembuangan sampah,3.. Kegiatan Pemulungan, 4. Pembangunan Sel Sampah, 5. Penutupan sampah, 6 Penyemprotan dan Penyiraman dan 7.Monitoring Kualitas Air dan Monitoring Leachate. 2. Proses dan produk penelitian ini dapat digunakan untuk sumber belajar pengelolaan limbah padat. 9

Saran Bagi peneliti lain bisa menfokuskan penelitian pada limbah cair yang dilakukan dengan menggunakan kolam lindi G. Daftar Pustaka Amin, 1987. Desain Instruksional, FPMIPA IKIP YOGYAKARTA, Yogyakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Djohar, 1985. Sejarah Pendidikan Sains dan Implikasinya Bagi Pengembangan Konsep Belajar Mengajar IPA. Cakrawala Pendidikan No. 2, Volume IV. Gumbira Sa id, 1987. Sampah Masalah Kita Bersama, Mediyatama Sarana Perkasa (MSP), Jakarta Ichsan, 1979. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT. Rora Karya Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997. Ringkasan Agenda 21, Indonesia, Jakarta :Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Kartini Soedjendro, 1994. Peranan Wanita Indonesia Dalam Pembangunan Bangsa. Yogyakarta : Yayasan Widya atria. Sudarso, 1985. Pembuangan Sampah. Surabaya ; Sekolah Pembantu Penilik Hygiene 10