Yayasan Dua Hati Bali

dokumen-dokumen yang mirip
Ancaman HIV/AIDS di Indonesia Semakin Nyata, Perlu Penanggulangan Lebih Nyata. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

Dokumentasi tentang Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Orang dengan HIV/AIDS di Indonesia

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015

Penuntun Hidup Sehat

Sekapur Sirih 3. Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK)

1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES 2. HEALTH DEVELOPMENT 3. PUBLIC HEATLH SERVICES

Bentuk Insentif BAGI Usaha di Indonesia

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

Laporan Penelitian INFID No. 1/2013. Jalan Terjal. Menurunkan Angka Kematian Ibu. editor: Irawan Saptono. didukung oleh:

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Laporan Penilaian Pelaksanaan Akses Informasi Publik di 5 Komisi Negara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013

Ind e. Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak HIV Tahun 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

G. RENCANA TINDAK LANJUT

Buku Pedoman Praktek Kerja untuk Trainee Praktek Kerja

Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia

Buku saku INEE untuk mendukung peserta didik dengan kecacatan

Sekolah Darurat: Bagi Semua Orang Panduan Saku INEE bagi Pendidikan Inklusif

Hidup Dengan HIV/AIDS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

International Labour Organization. Hak Atas Pekerjaan yang Layak. bagi Penyandang. Disabilitas

Pedoman Surveilans Penyakit Hewan Tingkat Dasar

Transkripsi:

LAPORAN PROGRAM Program Harm Reduction dengan Konsep Kemandirian Semester II Juli s/d Desember, Jl. Narakusuma No.44 Denpasar Timur Bali 80235 Telp/Fax : (0361) 264 844 Email : info@duahatibali.org Website: www.duahatibali.org [CI V I L S O C I E T Y O R G A N I Z A T I O N ]

Apakah kegiatan-kegiatan program berjalan sesuai rencana dalam proposal? (Bila YA atau TIDAK, tolong jelaskan dengan singkat) Jawaban: YA SEBAGIAN Hasil capaian semester II yakni periode Juli-Desember menunjukan bahwa lima dari enam indicator utama project Program Harm Reduction dengan Konsep Kemandirian dinyatakan SUKSES yakni sbb: 1. Penjangkauan penasun untuk memberikan layanan HR tercapai 90 (287) dari 320 total target 2. Jumlah penasun berbeda yang mengakses LASS mencapai 103 (329) dari 320 total target 3. Total distribusi jarum steril mencapai 61 (16.412) dari 26.700 total target 4. Penarikan jarum suntik bekas mencapai 102 (5.357) dari 5277 total target 5. Jumlah penasun berbeda yang mengakses kondom mencapai 67 (215) dari 320 total target Table_1: Total hasil capaian program menurut indicator utama proposal Januari Juni. Indokator Utama Penjangkauan penasun untuk memberikan layanan HR terhadap 80 dari 800 total estimasi populasi penasun Bali Penasun berbeda akses LASS adalah 80 dari total populasi penasun Bali pada akhir Desember. Total distribusi jarum suntik steril kepada penasun Penarikan Jarum suntik bekas adalah 50 dari total jarum suntik steril yang distribusikan (26.964-50) Penasun berbeda yang mengakses Kondom adalah 80 dari 800 total estimasi populasi penasun Bali Target Total Target Juli-Des Juli-Des, 640 582 91 320 287 90 640 452 71 320 329 103 53,400 26.966 50 26,700 16.412 61 26.964 9.717 36 5,277 5.357 102 640 503 79 320 215 67 Jumlah distribusi kondom 53.400 12.725 24 26.700 6.625 25 Ditinjau dari total hasil capaian tahun dibandingkan dengan total target tahun maka enam indicator utama diatas dinyatakan SEBAGIAN SUKSES dan SEBAGIAN KURANG SUKSES. Tiga indicator utama yang sukses adalah: 1. Penjangkauan penasun untuk memberikan layanan HR tercapai 91 (582) dari 640 total target 2. Jumlah penasun berbeda yang mengakses LASS mencapai 71 (452) dari 640 total target 3. Jumlah penasun berbeda yang mengakses kondom mencapai 79 (503) dari 640 total target Ttiga indicator utama yang dinyatakan KURANG SUKSES adalah Jumlah jarum suntik steril yang didistribusikan, Penarikan jarum suntik bekas dan Jumlah distribusi kondom. (lihat table_1). Fakltor-faktor yang menyebabkan tiga inikator utama diatas menjadi KURANG SUKSES adalah: 1. Hampir separuh dari penasun yang dijangkau adalah occasional (tidak menyuntik setiap hari) sehingga berpengaruh terhadap jumlah jarum suntik yang distribusikan. 2. Hampir semua pnasun yang aktif menyuntik tidak memiliki lokasi tongkrongan tetap sehingga menyulitkan Petugas Lapangan (PL) dalam melakukan penjangkauan atau follow Up untuk distribusi LASS dan kondom. 3. Kebanyakan penasun memiliki frekwensi hubungan seksual yang sangat rendah sehingga berpengaruh terhadap jumlah distribusi kondom.

Pada tahun, layanan Jarum suntik steril dan kondom yang dilakukan dilakukan dengan lima cara yakni melalui delivery, outlet hotspot, outlet mobil, kantor dan rumah PL. Dilihat dari jumlah kondom yang berhasil didistribusikan selama periode Juli-desember maupun selama tahun maka diketahui bahwa pelayanan kondom melalui Delivery dan outlet Mobil memiliki jumlah pendistribusian kondom yang cukup tinggi dibandingkan tempat layanan lainnya seperti hotspot, kantor dan rumah PL. (lihat table_2) Namun, dilihat dari jumlah penasun berbeda yang mengakses kondom selama periode Juli-desember maupun selama tahun maka diketahui bahwa pelayanan melalui delivery dan outlet hotspot memiliki jumlah penasun yang lebih banyak mengakses kondom dibandingkan tempat layanan lainya seperti outlet mobil, kantor dan rumah PL. (lihat table_2) Table_2: Total distribsui kondom menurut tempat akses/diberikan layanan Tempat Akses Lay Kondom Klien berbeda Kondom Klien berbeda Kondom Jan-Des, Juli Des, Lay. Kondom melalui Delivery 412 8.479 158 3.964 Lay. Kondom melalui Hotspot 118 991 54 368 Lay. Kondom Melalui Outlet Mobile 86 2.420 50 1.977 Lay. Kondom melalui Kantor 20 57 20 57 Lay. Kondom melalui Rumah PL 83 778 32 288 Untuk pelayanan jarum suntik steril selama tahun termasuk selama periode Juli-Desember diketahui bahwa pelayanan melalui delivery, melalui outlet hotspot, dan outlet mobile memiliki tingkat distribusi paling tinggi dibandingkan dengan tempat pelayanan lain seperti melalui kantor dan rumah PL. (lihat table_3) Namu, dilihat dari jumlah jarum suntik bekas yang dikembalikan oleh penasun selama tahun termasuk selama periode Juli-Desember maka diketahui bahwa rumah PL memiliki persentase yang sangat tinggi yakni 100, sementara peresentase paling sedikit mengembalikan jarum suntik bekas adalah layanan LASS melalui outlet hotspot.. (lihat table_3) Table_3: Total distribsui LASS menurut tempat akses/diberikan layanan Tempat Akses Lay. LASS Jarum Baru Jarum Jarum Jarum Bekas Baru Bekas Jan Des, Juli Des, Lay. LASS Delivery 13.389 5.382 40 7.108 2.263 32 Lay. LASS di Hotspot 6.880 967 14 4.930 227 5 Lay. LASS di Outlet Mobile 3.070 1.283 42 2.265 1.076 48 Lay. LASS di Kantor 76 60 79 46 0 0 Lay. LASS di Rumah PL 429 429 100 1.988 195 10 Dari strategy diatas, dapat disimpulkan bahwa ke lima strategy ini dapat saling mengisi baik dalam mendistribusikan jarum suntik steril dan menarik jarum suntik bekas penasun termasuk upaya meningkatkan coverage penasun yang mengakses layanan LASS dan kondom atau HR pada umumnya.

Apakah kegiatan yang dilakukan selama 6 bulan ini mampu mendukung tercapainya tujuan program, sesuai dengan proposal? Mohon jelaskan dengan singkat tentang: Jawaban: YA, penjelasan hasil kegiatan sbb: 1. Melakukan Penjangkauan Penasun Baru 1.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bertujuan menemukan penasun yang belum terpapar program untuk diberikan akses terhadap layanan yang tersedia pada area pencegahan. Penerima manfaat aktivitas adalah semua pengguna narkoba suntik yang belum terpapar program dan masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan. Aktivitas ini dilakukan oleh 5 orang PL. Cara untuk menemukan penasun baru adalah dengan survey lokasi baru, dan intervensi jaringan (menggunakan metode nominasi). Wilayah perioritas aktivitas adalah Denpasar, Badung. Wilayah perioritas tersebut dipilih karena memiliki kemungkinan adanya pertumbahan populasi pengguna narkoba suntik baru yang cukup tinggi. Hambatan dari aktivitas ini adalah penasun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terbuka dengan orang lain termasuk dengan petugas penjangkau bahwa diri-nya adalah penasun. 1.2. Hasil Kegiatan Survey lokasi baru pada periode Juli- Desember tidak terlaksana karena petugas penjangkau tidak mendapatkan informasi atau indikasi adanya lokasi tongkrongan penasun yang belum terjangkau baik dari penasun yang mengakses layanan HR ataupun dari hasil NOMINASI. Dari 48 kali target pelaksanaan survey lokasi baru pada tahun hanya terlaksana 19 (9 kali). (lihat table_4) Jumlah penasun baru terjangkau periode Juli Desember mencapai 33 (20) dari 60 penasun baru yang ditergetkan. Total capaian penjangkauan penasun baru selama tahun mencapai 58 (69 penasun baru) dari 120 penasun baru yang ditergetkan. (lihat table_4) Jumlah penasun baru yang mengakses LASS periode Juli Desember mencapai 27 (16) dari 60 penasun baru yang ditergetkan. Total capaian penjangkauan penasun baru selama tahun mencapai 37 (44 penasun baru) dari 120 penasun baru yang ditergetkan. (lihat table_4) Jumlah jarum suntik steril yang distribusikan periode Juli-Desember mencapai 77 (464 pcs) dari 600 pcs yang ditargetkan. Total distribusi jarum suntik steril kepada penasun baru tahun mencapai 67 (801 pcs) dari 1.200 pcs yang ditergetkan. (lihat table_4) Tablel_4: Rekapitulasi Hasil Penjangkauan Penasun Baru Menurut Indikator Hasil Proposal Indokator Proposal Jumlah pelaksanaan survey lokasi baru yang diindikasi rentan terdapat pengguna narkoba suntik. Jumlah penasun baru terjangkau mencapai 10 orang per bulan atau 120 orang dalam setahun. (5 orang / PL dan 1 relawan/bulan). Jumlah penasun baru yang mengakses jarum suntik steril dan condom mencapai 10 orang per bulan atau 120 orang dalam setahun. (5 orang / PL dan 1 relawan/bulan). Jumlah jarum suntik steril yang distribusikan kepada penasun baru mencapai 10 pcs/klien/bulan atau 100 pcs/10 klien/bulan atau 1.200 pcs/120 klien/tahun. Semua penasun baru terjangkau diberi surat rujukan untuk mengakses LASS dan kondom ke outlet lokasi dan outlet mobile Total Target Total Target Semester II Hasil II II 48 9 19 24 0 0 120 69 58 60 20 33 120 44 37 60 16 27 1.200 801 67 600 464 77 69 69 100 20 20 100

2. Melakukan Delivery Jarum Suntik Steril dan Kondom 2.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud memenuhi kebutuhan alat suntik steril dan kondom serta informasi layanan rujukan VCT, ARV, Test HEP.C bagi pengguna narkoba suntik. Penerima manfaat aktivitas adalah semua pengguna narkoba suntik terjangkau yang masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan yang memiliki hambatan transportasi untuk mengakses di outlet mobile dan outlet hotspot. Jarum suntik steril dan kondom akan diantarkan ke tempat tinggal dan lokasi penyuntikan penasun oleh petugas lapangan. Aktivitas delivery LASS dan Kondom secara khusus dilakukan oleh 5 orang petugas lapangan. Habatannya, Lokasi penyuntikan penasun tidak menentu, kemudian jarak rumah/kos-kosan antar penasun cukup jauh 2.2. Hasil Kegiatan Dilihat dari persentase capaian rata-rata penasun yang mengkases LASS melalui delivery pada periode Juli- Desember mencapai 46 dari 250 penasun yang ditargetkan setiap bulannya (lihat table_5). Oleh karena itu capaian penasun yang mengakses LASS melalui Delivery dapat dikatakan KURANG SUKSES. Table_5: bulanan penasun berbeda yang akses Jarum suntik steril melalui proses delivery Penasun Akses LASS/Bulanan 103 103 146 118 111 102 Target Bulanan (50 penasun/pl x 5 PL) 250 250 250 250 250 250 Persentase /Bulan 41 41 58 47 44 41 Dilihat dari persentase capaian rata-rata distribusi jarum suntik steril melalui delivery pada periode Juli- Desember mencapai 79 dari 1.500 pcs yang ditargetkan setiap bulannya. Oleh karena itu capaian distribusi jarum suntik steril melalui Delivery dapat dikatakan SUKSES. (lihat table_6) Table_6: bulanan distribusi jarum suntik steril melalui proses delivery Hasil Distribusi LASS/Bulanan 974 949 1402 1300 1324 1159 Target Distribusi LASS/Bulanan 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 Persentase /Bulan 65 63 93 87 88 77 Dilihat dari persentase capaian rata-rata penarikan jarum suntik bekas melalui delivery pada periode Juli- Desember mencapai 37 dari 50 yang ditargetkan setiap bulannya dari total distribusi. Oleh karena itu capaian penarikan jarum suntik bekas melalui Delivery dapat dikatakan SUKSES. (lihat table_7) Table_7: bulanan penarikan jarum suntik bekas melalui proses delivery Distribusi LASS/Bulanan 974 949 1402 1300 1324 1159 penarikan jarum bekas/bulanan 431 409 464 522 458 314 Persentase /Bulan 44 43 33 40 35 27 Rendahnya capaian penasun yang mengakses LASS setiap bulan melalui proses deliveri disebabkan kebanyakan penasun yang hanya nongkrong di kos-kosan selalu berpindah kos/tempat tinggal. Hal ini menyulitkan proses deliverysehigga berpengaruh terhadap jumlah distribusi LASS

3. Melakukan Layanan LASS melalui Outlet Hotspot/Lokasi 3.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud menyediakan layanan jarum suntik steril dan kondom bagi penasun. Penerima manfaat aktivitas ini adalah semua pengguna narkoba suntik yang masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan dan memiliki lokasi tongrongan. Titik lokasi operasional outlet hot spot ditentukan oleh banyaknya jumlah penasun yang nongkrong di suatu lokasi. Cara menentukan titik lokasi operasional outlet hotspot adalah mapping lokasi tongkrongan penasun. Data dasar yang digunakan dalam mapping adalah data hasil penjangkauan enam bulan terkahir dan akan di update setia tiga bulan sekali. System operasional outlet mobile adalah secara bergilir berada di titik lokasi yang sudah ditentukan. Penentuan waktu layanan berdasarkan waktu dimana mayoritas penasun berada dilokasi tongkrongan. Aktivitas outlet hot spot secara khusus dilakukan 4 relawan dengan jumlah jam kerja 4 jam. 3.2. Hasil Kegiatan Dilihat dari persentase capaian rata-rata penasun yang mengkases LASS melalui outlet Hotspot pada periode Juli-Desember mencapai 39 dari 120 penasun yang ditargetkan setiap bulannya (lihat table_8). Oleh karena itu capaian penasun yang mengakses LASS melalui outlet hotspot dapat dikatakan KURANG SUKSES. Table_8: bulanan penasun berbeda akses Jarum steril melalui outlet hotspot penasun Akses LASS/Bulanan 52 47 49 44 47 41 Target Proposal /Bulanan (30/Rel x 4 Rel) 120 120 120 120 120 120 Persentase 43 39 41 37 39 34 Dilihat dari persentase capaian rata-rata distribusi jarum suntik steril melalui outlet hotspot pada periode Juli-Desember mencapai 14 dari 1.350 pcs yang ditargetkan setiap bulannya. Oleh karena itu capaian distribusi jarum suntik steril melalui outlet hotspot dapat dikatakan KURANG SUKSES. (lihat table_9) Table_9: bulanan distribusi jarum suntik steril melalui outlet hotspot Distribusi LASS/Bulanan 143 123 253 346 225 68 Target Proposal /Bulanan 1350 1350 1350 1350 1350 1350 Persetase 11 9 19 26 17 5 Dilihat dari persentase capaian rata-rata penarikan jarum suntik bekas melalui outlet hotspot pada periode Juli-Desember mencapai 110 dari 50 yang ditargetkan setiap bulannya dari total distribusi. Oleh karena itu capaian penarikan jarum suntik bekas melalui outlet hotspot dapat dikatakan SANGAT SUKSES. (lihat table_10) Table_10: bulanan penarikan jarum suntik bekas melalui outlet hotspot Distribusi LASS/Bulanan 143 123 253 346 225 68 penarikan Jarum Bekas/Bulan 149 146 307 356 260 68 Persentase 104 119 121 103 116 100 Penyebab rendahnya capaian program melalui strategi outlet hotspot disebabkan rendahnya penasun yang memiliki lokasi tongkrongan atau datang ke lokasi tongkrongan, sebagian besar penasun memilih nongkrong dirumah atau kos-kosan.

4. Melakukan Layanan LASS Melalui Outlet Mobile 4.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud menyediakan layanan jarum suntik steril dan kondom serta layanan HIV dan AIDS lain di satu lokasi. Penerima manfaat utama aktivitas ini adalah semua pengguna narkoba suntik yang masih aktif menyuntik setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan tetapi tidak memiliki lokasi tongrongan namun memiliki alat transportasi. Titik lokasi operasional outlet mobile ditentukan oleh banyaknya jumlah penasun yang berdomisili disuatu wilayah. Titik lokasi operasional outlet terpilih merupakan lokasi central yang mudah diakses dari tempat domisili penasun. Cara menentukan titik lokasi operasional outlet mobile adalah mapping tempat tinggal penasun terjangkau. Data dasar yang digunakan dalam mapping adalah data hasil penjangkauan enam bulan terakhir dan akan selalu di update setiap tiga bulan sekali yang wilayah jangkauannya meliputi Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar. System operasional outlet mobile adalah secara bergilir berada di titik lokasi yang sudah ditentukan. Penentuan waktu layanan berdasarkan waktu dimana mayoritas penasun mengakses jarum suntik steril yakni mulai pukul 15.00 20.00 wita. Outlet mobile menggunakan mobil L 300. Petugas outlet adalah 1 orang PL dan 1 orang relawan. 4.2. Hasil Kegiatan Dilihat dari persentase capaian rata-rata penasun yang mengkases LASS melalui outlet Mobile pada periode Juli-Desember mencapai 29 dari 100 penasun yang ditargetkan setiap bulannya (lihat table_11). Oleh karena itu capaian penasun yang mengakses LASS melalui outlet Mobile dapat dikatakan KURANG SUKSES. Table_11: bulanan penasun berbeda akses Jarum steril melalui outlet Mobile Penasun Akses LASS/Bulanan 29 29 36 29 30 22 Target Proposal/Bulanan 100 100 100 100 100 100 Persentase 29 29 36 29 30 22 Dilihat dari persentase capaian rata-rata distribusi jarum suntik steril melalui outlet Mobile pada periode Juli-Desember mencapai 25 dari 1.500 pcs yang ditargetkan setiap bulannya. Oleh karena itu capaian distribusi jarum suntik steril melalui outlet Mobile dapat dikatakan KURANG SUKSES. (lihat table_12) Table_12: bulanan distribusi jarum suntik steril melalui outlet Mobile Distribusi LASS/Bulan 420 355 555 315 435 185 Target Distribusi LASS/Bulan 1500 1500 1500 1500 1500 1500 Persentase /Bulan 28 24 37 21 29 12 Dilihat dari persentase capaian rata-rata penarikan jarum suntik bekas melalui outlet Mobile pada periode Juli-Desember mencapai 37 dari 50 yang ditargetkan setiap bulannya dari total distribusi. Oleh karena itu capaian penarikan jarum suntik bekas melalui outlet Mobile dapat dikatakan SUKSES. (lihat table_13) Table_13: bulanan penarikan jarum suntik bekas melalui outlet Mobile Distribusi LASS/Bulan 420 355 555 315 435 185 Penarikan Jarum Bekas/Bulan 139 136 178 140 150 68 Persentase 33 38 32 44 34 37 Penyebab rendahnya capaian program melalui strategi outlet mobile adalah Penasun yang menyuntik pada malam hari pada periode Juli-Deseber terlihat menurun jumlahnya.

5. Melakukan Penarikan Jarum Bekas Melalui Clean Up Day 5.1. Deskripsi Kegiatan Setiap bulan hanya 50 jarum suntik bekas berhasil ditarik kembali melalui proses penjangkauan. Diperlukan clean up day dan pemusnahan jarum suntik bekas secara berkala untuk menurunkan potensi resiko masyarakat akibat jarumsuntik bekas. Penentuan Lokasi clean up day berdasarkan lokasi penyuntikan yang belum diakses petugas lapangan. Cara mengetahui lokasi penyuntikan penasun adalah dengan mendapatkan informasi dari kelompok penasun. 5.2. Hasil Kegiatan Kegiatan clean Up day telah terlaksana 2 kali dengan total jarum suntik bekas yang berhasil ditemukan mencapai 111 pcs. Table_14: Rekapitulasi kegiatan Clean Up Day Waktu Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan Jumlah Jarum Bekas Keterangan 22 Oktober, 14 Jln. Diponegoro 68 pcs Lap. kegiatan terlampir 9 Desember, 14 Jln. Diponegoro 43 pcs Lap. kegiatan terlampir 6. Melakukan Diskusi Kesehatan Seksual 6.1. Deskripsi Kegiatan Diskusi kesehatan seksual bermaksud mendorong peningkatan penggunaan kondom dan mengakses layanan rujukan bagi penerima manfaat. Penerima manfaat yang dimaksud adalah penasun aktif, penasun pasif, pasangan penasun dan orang dengan HIV positif. Diskusi menggunakan modul HCPI tentang kesehatan seksualitas. Peserta diskusi diperioritaskan bagi penerima manfaat yang masih melakukan hubungan seksual beresiko. Cara menentukan peseta adalah menggunakan induvidu rapid assessment perilaku seksual. Maksimal peserta diskusi adalah 12 orang. Pelaksana kegiatan adalah 1 orang PL. 6.2. Hasil Kegiatan Kegiatan diskusi kesehatan seksual telah terlaksana 12 kali (2 kali sebulan) selama periode Juli - Desember. (lihat table_15).. Total diskusi kesehatan seksual yang telah terlaksana selama tahun adalah 24 kali dan sudah sesuai dengan target proposal tahun. Table_15: Rekapitulasi Pelaksanaan kegiatan Diskusi Kesehatan Seksual Waktu Tempat Peserta Topik Diskusi Keterangan 03 Juli Denpasar 10 orang SUFA Strategi Use For ARV & IPWL Laporan Terlampir 7 Juli Kuta 10 orang Faktor-faktor yang menyebabkan IMS Laporan Terlampir 12 Agustus Sanglah 10 orang IMS dan Kesehatan Reproduksi Laporan Terlampir 14 Agustus Kuta 10 orang HIV dasar dan IMS Laporan Terlampir 03 Sept, Bung Tomo 10 orang Ims, HIV dan ARV Laporan Terlampir 05 Sept, Denpasar 10 orang Komunikasi Kesehatan Seksual Laporan Terlampir 07 Okt, Ubud 10 Orang IMS, HIV dan ARV Laporan Terlampir 10 Okt, Denpasar 10 Orang IMS, HIV dan ARV Laporan Terlampir 6 Nop, Raya Kuta 10 Orang IMS & HIV Laporan Terlampir 07 Nop, Kantor 10 orang Pemberdayaan ekonomi Comunitas Laporan Terlampir 4 Des, Denpasar 10 Orang IMS, HIV dan ARV Laporan Terlampir 05 Des, PKM Kuta I 10 Orang IMS, HIV dan ARV Laporan Terlampir

7. Melakukan Pertemuan Koordinasi HR Bali 7.1. Deskripsi Kegiatan Aktivitas ini bermaksud melakukan sinkronisasi strategi pelaksanaan HR dengan mitra kerja. Pertemuan koordinasi HR merupakan wadah komunikasi berbagai persoalan dilapangan dan mencoba mencari solusi bersama. Selain itu juga, merupakan wadah sosialisasi berbagai hasil penelitian atau up date informasi terbaru dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS baik ditingkat lokal, nasional dan international. 7.2. Hasil Kegiatan Pertemuan koordinasi Advokasi dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober Segara Mas Restaurant Warung Ciung Wanara. Jumlah peserta pertemuan adalah 12 orang dari berbagai instansi yakni Kanwil Kumham Bali (Pokja AIDS), Dinas Kesehatan Kab.Badung, Dinsosnaker Kab.Badung (Bidang Rehsos), BNN Kota Denpasar, BNN Kab.Badung, KPA Kab.Badung, Dan Komunitas Korban Napza. Tujuan pertemuan adalah Memfasilitasi forum komunikasi antara lembaga pemerintah dengan komunitas korban napza guna mengembangkan kerjasama dan dukungan program. Mendiskusikan dan menentukan bentuk kerjasama dalam pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba. Merespon permasalahan dan kebutuhan yang berkaitan dengan komunitas korban napza dalam menuju upaya pemulihan. Proses dan Hasil Pertemuan : Pembukaan acara oleh Ketua dan dilakukan sosialisasi program harn reduction meliputi : pencapaian program, berbagai layanan kegiatan khususnya kepada kelompok penasun, dan peluang pihak pemerintah untuk bisa merespon hal-hal yang dibutuhkan kelompok dampingan Yayasan Dua Hati Bali. Rijal (Kanwil Kumham Bali) : Kita perlu membuka peluang untuk membantu kelompok korban napza disaat proses pendampingan terputus (saat klien/sasaran program masuk/berada di dalam Lapas). Akses masuk untuk pemberian layanan program bisa dikoordinasikan dengan instansi terkait. Saat ini kondisi Lapas sudah over kapasitas, dan cukup banyak warga binaan yang berlatar belakang penggunaan narkoba/napza, dan sangat perlu mendapatkan layanan program khususnya dari pihak LSM. Ucok Menggala (korban napza) : Kenapa mantan pecandu narkoba jarang sekali dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan oleh pihak pemerintahp Padahal mereka/kami masih merasakan yang namanya sugesti untuk pakai zat lagi. Saya berharap ada dukungan program yang bagi kami bisa sebagai alat dalam mengatasi sugesti tersebut. Saya berkeinginan membentuk Kelompok Dukungan Sebaya/KDS dari latar belakang napza dan sangat membutuhkan adanya dukungan dari pihak pemerintah. Kelompok kami perlu mendapatkan bimbingan peningkatan ketrampilan/skill agar bisa berdaya dan berkerja lagi. Kalau ada tempat usaha angkringan, akan kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan selain itu tempatnya bisa digunakan untuk kegiatan serta sebagai wadah komunikasi dalam penguatan mental para mantan pengguna narkoba. Teguh Santoso (korban napza) : Saya sangat setuju adanya penjangkauan dan layanan program ke Lapas, karena masih banyak teman-teman saya yang masih berada di dalam lapas yang juga masih

membawa adiksinya. Kebanyakan dari mereka yang sudah pulih dari kecanduannya, saat bebas dari hukuman merasa kebingungan, mau kemana? Bapak Widiana (Dinsosnaker kab.badung) : Kami di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kabupaten Badung ada/mempunyai kegiatan penyuluhan-penyuluhan kepada 12 Desa di wilayah Badung, teman-teman komunitas bisa ikut dalam kegiatan tersebut. KUBE juga sudah ada dan bisa diakses oleh korban napza. Untuk keberlangsungan kerjasama, kami berharap mengajukan proposal kegiatan. Komsa Nursalam (Korban Napza) : Kegiatan KIJBE dari Dinsos kadang tidak tepat guna/sasaran bila tertuju pada kelompok pengguna aktif. Ibu Adi Rukmini (Dinas Kesehatan Kab.Badung) : Kita tetap berkoordinasi dalam merespon komunitas korban napza. Untuk membangun kerjasama dalam mendukung kebutuhan layanan program, diharapkan pihak mengajukan proposal kegiatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Masukan untuk, disaat mengumpulkan jarum suntik bekas, agar dilakukan prinsip universal percadon (UP) dengan penyemprotan bahan kimia ke seluruh jarum stmtik bekas, untuk pemusnahan kuman-kuman/bakteri. Hal ini agar para staf/relawan bisa terlindungi dari pencemaran penyakit. Ayu (KPA Kab.Badung) : KPA Kab.Badung sudah cukup lama ingin merespon kegiatan di dalarn Lapas, hanya karena pengistilahan nama Lapas yang menjadikan sulit untuk menindak lanjuti kebutuhan program bagi warga binaan di dalarn Lapas. Kondisi saat ini bahwa ada pihak yang memberikan nama Lapas Kerobokan, karena berada di wilayah Kabupaten Badung. Dan ada yang menyebutkan nama Lapas Denpasar Klas II. Penamaan Lapas Denpasar membuat pihak KPA Badung kesulitan dalam hal memberikan dukungan program ke Lapas. KPA Badung melakukan perencanaan program dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan. BNN Badung : BNN akan tnembentuk tirn assessment dan bantuan fasilitas rehabilitasi. Terdapat kegiatan FGD untuk menggali info-info dari komunitas korhan napza. Ada rencana pembentukan kader, dan korban napza bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Rekomendasi: 1. Yayasan Dua Han Bali akan menindaklanjuti kebutuhan korban napza dengan membicarakan dan pengajuan proposal kegiatan kepada pihak pemerintah. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupatcn Badung akan mengupayakan adanya program bagi komunitas korban napza. diharapkan bisa menjadi jembatan" komunikasi guna terciptanya layanan program yang tepat guna

PENANGGUNGJAWAB LAPORAN Penanggung Jawab I, Direktur Yusuf Pribadi Penanggung Jawab II, Program Manager Lodovickus Gerong/Vicky