DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TIRTA AMERTA

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BHISMA DEWABHARATA (BABAK I)

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

DESKRIPSI ORATORIUM MERAH PUTIH JAMBRUT KHATULISTIWA (BABAK I)

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

Pewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.

PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

PURUSADA SANTHA (BABAK I)

RINGKASAN DISERTASI MARGINALISASI WAYANG KULIT PARWA DI KABUPATEN GIANYAR PADA ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, karena. kesenian dan kekriyaan. Kesenian dan kebudayaan dapat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

TRANSFORMASI JEJAHITAN DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia

Nomor : 431 / 503 / Disbudpar K e p a d a ; Yth. Kepala UPT Disdikpora se- Perihal : Partisipasi. Kabupaten Karangasem Memeriahkan HUT Kota Amlapura

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN REKTOR ISI DENPASAR SIDANG TERBUKA SENAT ISI DENPASAR

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2008

KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, berkat rahmat-nya, maka deskrip tari Somya dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Tari ini digarap dalam rangka Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre, tanggal 4-8 Juni 2008. Dalam mewujudkan tari ini banyak diperoleh bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai, S MA selaku Rektor ISI Denpasar, atas seijin dan tugas yang diberikan sehingga garapan ini bisa berjalan dengan lancar 2. Bapak Drs. I Nyoman Nikanaya,MM selaku Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, atas kepercayaan yang diberikan untuk menata tari Somya. 3. Para pendukung garapan atas tanggung jawabnya mengikuti latihan-latihan sampai kepada pementasan berlangsung dengan lancar. Semoga skrip karya ini dipersembahkan ada manfaatnya. Denpasar, Juni 2008 Penata

I. PENDAHULUAN Kebudayaan Nasional merupakan puncak-puncak kebudayaan daerah. Upaya pelestariannya meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni yang dirasa sangat perlu untuk dilaksanakan secara berkesinambungan dengan membuka kesempatan secara luas kepada para seniman seluruh Indonesia untuk berkreativitas. 1.1 Latar Belakang Potensi kesenian yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya. Saat ini beberapa jenis kesenian tradisional mengalami stagnasi dan ditinggalkan masyarakat pendukungnya., hal ini akibat adanya pergeseran nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Kesenian tradisional menjadi kehilangan makna, baik sebagai hiburan, relegi maupun fungsi sosialnya. Untuk mengimbangi kecenderungan generasi muda yang semakin akrab dengan berbagai kesenian popular/masa kini, perlu dilakukan upaya-upaya untuk memberikan pemahaman dan apresiasi agar mereka tidak semakin terasing dengan kesenian tradisional yang hidup dan berkembang baik di daerahnya maupun di daerah lainnya. Dalam upaya menanamkan rasa cinta terhadap khasanah budaya tradisional Indonesia di kalangan generasi muda, Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia Tahun 2008. Kegiatan ini diikuti oleh remaja perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia, sekaligus ikut merayakan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 4-8 Juni 2008 di Jakarta Convention Centre, bersama dengan kegiatan Pekan Produk Budaya Indonesia Tahun 2008.

Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia ini, dengan keaneka ragamannya diharapkan dapat menjadi peluang dan kekuatan ekonomi yang potensial jika ditata dan dikemas dengan baik sebagai bentuk garapan seni pertunjukan yang tetap mengedepankan nilai-nilai artistik serta kekhasan daerahnya. Peluang yang baik ini akan menciptakan pasar seni pertunjukan baik nasional maupun internasional. Dalam upaya memfasilitasi kegiatan keragaman budaya daerah, maka Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan, ikut berperan serta dalam festival tersebut dengan menampilkan karya tari SOMYA Karya ini terinspirasi dari pergaulan para remaja yang hampir kehilangan kontrol. Pergaulan remaja saat ini sangat dipengaruhi oleh siaran-siaran media elektronik yang terkadang menampilkan adegan-adegan diluar etika ketimuran. Dengan adanya fenomena pergaulan remaja seperti ini, maka dibuatlah karya tari yang yang mengambil thema sebuah ritual potong gigi dalam Agama Hindu. Salah satu ritual ini bertujuan untuk menetralisir segala sifat-sifat keburukan yang ada pada manusia. 1.2 Tujuan Penggarapan Adapun tujuan dari penggarapan ini adalah: 1. Mengasah sensitifitas dalam menafsirkan sebuah cerita serta meningkatkan kemampuan daya kreativitas di dalam penataan tari, dengan berbagai eksperimen yang dilakukan. 2. Dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerita. 3. Mendorong minat generasi muda untuk mengenal, memahami dan menghargai seni budaya tradisional Indonesia. 4. Menambah wawasan apresiasi terhadap kesenian lintas budaya. 5. Menyampaikan pesan betapa pentingnya sebuah tradisi adat yang telah berlaku secara turun temurun.

II. PROSES GARAPAN Tari Somya terwujud melalui suatu proses penggarapan yang cukup panjang. Ada beberapa tahap penggarapan yang ditempuh di dalam mewujudkan tari ini. Tahapan yang ditempuh di dalam penggarapan ini yaitu tahap Eksplorasi, Improvisasi dan Forming. - Tahap Eksplorasi Pada tahap ini dilakukan berbagai aktivitas seperti : mencari materi melalui studi kepustakaan yang menyangkut tentang cerita potong gigi (Bali: mesangih) dalam upacara manusa yadnya. Setelah mendapat cerita yang memungkinkan untuk digarap, kemudian dicoba menyusun naskah lengkap dengan struktur tari dan suasananya. Naskah yang telah tersusun kemudian diserahkan kepada penata iringan untuk memulai iringannya. Di samping itu pula sudah dipilih para penari yang cocok dan mampu untuk mendukung tari. - Tahap Improvisasi Tahap ini dilakukan percobaan-percobaan dengan mencari rangsangan musik yang dapat menimbulkan suatu gerakan yang sesuai dengan ide cerita yang digunakan. Improvisasi ini tidak terbatas pada gerak-gerak tari saja, namun juga disesuaikan dengan beberapa adengan penari yang melakukan pergantian kostum di stage. - Tahap Forming Setelah ragam gerak dan iringan terpilih maka barulah gerakangerakan itu dirangkai dan kemudian diterapkan kepada para pendukung. Penuangan materi gerak dilakukan bagian demi bagian. Selama proses pembentukan ini berlangsung selalu terjadi hubungan saling mempengaruhi antara penari, penabuh dan penata tari sehingga terwujudlah bentuk akhir garapan tari Somya yang dipentaskan pada tanggal 4 Juni 2008 di Jakarta Convention Centre.

III. IDE GARAPAN Somya adalah judul garapan yang mengandung arti damai atau perubahan dari sifat-sifat adharma(keburukan) menjadi dharma(kebaikan). Cerita ini diangkat dari salah satu upacara Manusa Yadnya dalam Agama Hindhu yaitu potong gigi. Upacara ini dilaksanakan setelah memasuki usia remaja. Upacara potong gigi bukanlah semata-mata mencari keindahan atau kecantikan rupa belaka, melainkan mempunyai tujuan yang mulia. Manusia memiliki 3 budi dalam Agama Hindu yaitu Budi Satwam, Budi Rajas dan Budi Tamas. Sedangkan pada binatang memiliki 2 budi yaitu Budi Rajas dan Budi Tamas. Melalui upacara potong gigi bagi Umat Hindu, segala pengaruh yang ditimbulkan oleh Budi Rajas dan Budi Tamas kiranya dapat dianggap sebagai sifat kebinatangan yang tidak selayaknya menguasai manusia dapat dinetralisir. Pada adegan ritual potong gigi, seluruh penari menukar kostum, dari yang berwarna warni menjadi putih dan kuning. Proses mengganti kostum dilakukan di atas stage. Tari ini didukung oleh 3 orang penari laki dan 3 orang penari wanita, diiringi dengan gamelan Semara Pagulingan. Ringkasan Cerita Dikisahkan para muda-mudi diliputi oleh masa pubertas. Dalam mengarungi masa remajanya, mereka sering lupa diri terhadap apa yang dilakukan. Segala yang diperbuat semata-mata hanya untuk mengumbar nafsu, tanpa memikirkan hari esok atau masa depan. Ketika mereka telah melaksanakan upacara potong gigi, semua kerakusan, emosi, nafsu dan keangkuhan dapat dinetralisir. Mulai saat ini pula mereka mampu berbuat lebih arif dan bijaksana, tingkah lakunya tampak lebih dewasa. ADEGAN :

Bagian I Mengisahkan sekelompok muda-mudi sedang bersuka ria menikmati masa-masa remajanya. Kecantikan dan rupawan adalah idola dalam pergaulannya. Kesenangan menjadi pemenuh keinginan. Bagian II Menggambarkan upacara potong gigi. Ketenangan dan ketentraman para remaja tampak di wajah dan prilakunya. Segala tingkah lakunya lebih arif dan bijaksana. Pada saat ini kostum penari diganti dengan warna putih dan kuning untuk menunjukkan kebijaksanaan dan kesucian. Bagian III Melukiskan persahabatan muda-mudi yang dalam pergaulannya mulai didasari oleh kedewasaan. Ungkapan ekspresi cinta dibatasi oleh norma-norma etika.

IV. ADEGAN POLA LANTAI, DAN SUASANA ADEGAN POLA LANTAI SUASANA Bagian I: Kelompok muda mudi sedang bersuka ria menikmati masa remajanya Ceria

Bagian II: -Penari mengganti kostum dengan warna putih kuning -Upacara potong gigi Hikmat dan religius

Bagian III: -Penari ganti kostum seperti semula -Pergaulan yang didasari oleh kedewasaan (ending) Ceria

Keterangan Gambar: :Penari laki-laki. : Penari wanita.