LANJUTAN SILABUS KE 2 1
2.4 GENOTYPE dan FENOTYPE Genotype : semua elemen yang menjadi bagian warisan individual, merupakan ciriciri herediter yang tidak tampak Fenotype : totalitas dari kualitas ciri-ciri individu yang nampak, merupakan gejala lahiriah yang tampak 2
2.5 KETEGANGAN EMOSIONAL Berdasarkan penelitian Stott 1958, ketegangan emosional ibu sebelum masa dua bulan kehamilan, akan mengakibatkan down syndrome, sementara bila terjadi setelah masa dua bulan kehamilan, akan mengakibatkan fetus terlalu aktif selama kandungan. Akibatnya setelah lahir bayi akan menjadi lambat, lambat gerak, tidak nafsu makan, mudah sakit. 3
Mengapa aktifitas fetus dipengaruhi emosional ibunya? Karena ketika ibu gelisah, stress, merokok (karena stress), ibu akan banyak mengeluarkan sekresi dari kelenjar tiada berpipa, yang ditampung oleh darah. Dan substansi hormonal ini diserap oleh janin (fetus) melalui tali pusat. Sehingga janin merasakan apa yang dirasakan ibunya. Dan karenanya ia menjadi lebih aktif sebagai reaksi dari kegelisahan tersebut. 4
Mengapa aktifitas fetus dipengaruhi emosi ibunya? Selain itu juga dipengaruhi oleh aktifitas ibu, semakin lelah ibu semakin aktif fetus di dalam rahim Ketika ibu berjalan cepat, atau mungkin berlari, menaiki tangga terburu-buru maka denyut nadi atau jantung fetus akan berdenyut dan berdetak lebih cepat/lebih keras 5
2.6. KELAHIRAN BAYI Pendapat spekulatif tentang arti tangis bayi: 1, karena proses menghirup udara untuk pertama kalinya, 2, karena mengalami shock psikologis, sebab ia tercabut dari suasana rahim yang hangat. Bila bayi hanya melihat saja, tidak menangis dalam 15 menit pertama? Ada kemungkinan terjadi kerusakan atau kecacatan pada selaput mata, sehingga air mata tertahan tidak bisa keluar. 6
Efek bagi bayi bila kelahiran diharapkan dan tidak diharapkan Bila diharapkan: terlepas dari apakah ia lahir normal atau tidak, bayi akan tumbuh sehat, mudah beradaptasi. Bila tidak diharapkan: walaupun ia lahir normal dan sehat, namun akan mudah terserang penyakit, cholik (kejang-kejang pada usus/perut), panas tanpa sebab dan sering menangis pilu tanpa sebab 7
2.7 PREMATURITAS dan ABORTUS SPONTAN Sebab lahir prematur dan keguguran, secara medis umumnya disebabkan Gangguan pada suplai hormonal Ketidakseimbangan kelenjar endokrin Kerusakan indung telur/defisiensi ovarium Gangguan hormon Secara psikologis adalah karena goncangan emosional yang hebat 8
MASA BAYI SAMPAI 2 TAHUN 9
3.1 TUGAS PERKEMBANGAN Untuk selama 14 hari dari lahirnya, perkembangan fisik bayi akan terhenti, karena fisiknya berusaha menyesuaikan diri dengan suasana di luar rahim, cuaca, suara, suhu dan sebagainya. Tetapi perkembangan mentalnya tidak berhenti. Setelah itu baru perkembangan fisik dimulai lagi Yang dilakukan bayi sebagai tugas perkembangan berikutnya hanyalah pengulangan tingkah laku ketika di dalam rahim, seperti mengepalkan tangan, meringkuk, karena secara psikologis ia masih menginginkan kehangatan alam rahim 10
3.2 KEMAMPUAN MENTAL dan KONTROL TERHADAP BADAN Kemampuan mental bayi berkembang lebih cepat daripada kemampuan fisiknya, contoh ia lebih cepat mengenali suara dan sentuhan ibunya dan anggota keluarga dekat lainnya daripada belajar tengkurap. Setelah 3 minggu, bayi mulai bisa mengangkat dagunya bila ditelungkupkan, setelah 8 minggu mulai bisa menggerakkan/menggelengkan kepala dan menegakkan badan, pada minggu ke 12-16 mulai bisa menegakkan kepala dalam posisi duduk 11
3.4 KEHIDUPAN EMOSIONAL Perkembangan emosi anak sudah dimulai sejak dalam kandungan Bagaimana karakter dan emosi ibu sebelum dan ketika hamil semua bisa mempengaruhi karakter dan emosi bayi Penelitian Hary Stack Sullivan 1953, bila ibu menolak hadirnya bayi maka bayi: bisa keguguran karena secara psikologis merasa ditolak oleh ibunya, kalaupun lahir akan mengalami kesulitan menyusu, gangguan pencernaan dan cholik. Ini membuat kondisi emosi bayi menjadi buruk 12
3.5 PERKEMBANGAN BAHASA Karl Buhler (Belanda, 1927) telah meneliti perkembangan bahasa manusia. Baginya tangis bayi adalah bahasa karena digunakan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Umumnya hanya bahasa tangis, sampai dua bulan, 2-3 bulan mulai ocehan monolog (meraban), bayi mengoceh tanpa arti sendiri. Ini berlangsung sampai 9 atau 12 bulan. Saat bisa mengucapkan satu kata, maka dimulai FASE KALIMAT SATU KATA 13
Fase kalimat satu kata Maksudnya kalimat satu kata: melalui satu kata bayi mengucapkan seluruh kalimat permintaannya. Saat ia memandang ibunya dan berkata duduk bisa berarti ia meminta ibunya duduk, minta didudukkan oleh ibunya di kursi atau duduk di pangkuan ibunya. Anak mulai sering mengulang kata yang sering didengarnya (echolalia: pengulangan kata) Berlangsung sampai sekitar 18-20 bulan 14
Fase Kalimat 2 Kata Berlangsung mulai bulan 18-20 sampai 24-30 bulan Dua kata yang diucapkan bisa memiliki makna berbeda. Gi 0ti mungkin berarti : lagi roti (tambah rotinya) Gi mama berarti : lagi mama atau pergi mama. Gi mobil berarti lagi (ada) mobil, atau mobil sudah pergi 15
Fase Kalimat 3 Kata Dimulai dari 24-30 bulan. Pada masa ini anak mulai mengatur kata-katanya sendiri, menambah kosa kata baru yang didengarnya, menyesuaikan penggunaan bahasa sesuai pengetahuannya Masa ini tidak ada batas yang jelas, karena mulai saat ini kecakapan berbahasa anak lebih tergantung kepada stimulasi berbahasa dan berkata-kata yang ia dapatkan, dari keluarga, acara TV yang ditonton, pembicaraan orang, dsb. 16
Proses perkembangan bahasa yang dipaparkan ini bukanlah bentuk baku, dimana semua bayi selalu mengikuti tahapan itu berikut dengan batasanbatasan masanya. Pada umumnya memang bayi selalu melalui fase-fase ini namun dengan penyebaran batas umur yang mungkin sama sekali tidak sama dengan dijelaskan. Karena kemampuan berbahasa terkait erat dengan kadar IQ, stimulasi yang didapatkan dan pelatihan berbahasa yang diterima melalui orang yang terdekat. 17
MASA KANAKKANAK 2-5 TAHUN/MASA TROTZALTER 1 18
4.1 Naluri dan pengenalan pertama Kemampuan nalurinya tidak langsung sempurna, berbeda dengan anak hewan, yang umumnya langsung bisa menyesuaikan diri dengan alam. Manusia tidak begitu, perlahan nalurinya berkembang menuju kesempurnaan Kemampuan naluri berkembang juga tergantung kepada kondisi psikologis/emosi yang dirasakan bayi terhadap lingkungannya 19
4.2 Sifat Egosentrisme Naïf Bayi memiliki sifat egosentrisme yang masih naif Egosentrisme adalah sifat yang mementingkan diri sendiri, menginginkan orang lain berbuat sesuai kehendaknya Dikatakan naif, karena bayi memaksa orang lain untuk memperhatikannya dengan tangisnya, menuruti kemauannya untuk digendong atau diberikan sesuatu, namun itu semua dilakukannya di luar pengetahuannya, tanpa disadarinya. Berbeda dengan egois orang dewasa yang memang sengaja untuk melakukan hal tersebut (memaksa orang) 20