Perhitungan Data Penelitian Menggunakan SPSS 12.0 For Windows

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu, Jalan Rasuna Said

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK BADAN DAN ORANG ASING SATU

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Awal dekade '2000, "modemisasi" telah menjadi salah satu kata kunci yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN PERANGKAT SPSS

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DJP SUMATERA UTARA I

BAB 3. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Gambir Dua

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran umum KPP Pratama Bandung Cibeunying. Sejarah pajak mula mula berasal dari Negara perancis pada jaman

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Penjaringan

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN. Januari 2002 di Jalan Letjen S. Parman Nomor 102, Jakarta Barat berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam


BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

21 Universitas Indonesia

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN PETISAH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK... NOMOR : KEP-...

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 413/KMK.03/2005 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, Februari KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA CIANJUR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling penting dalam

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan PT..., dapat kami laporkan sebagai berikut : 1. PEMBAYARAN PAJAK TAHUN BERJALAN BULAN... S/D BULAN...

BAB I PENDAHULUAN. akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

Universitas Sumatera Utara

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

B A B I P E N D A H U L U A N. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

REDESAIN KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DI JAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Modern

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Gambaran Umum Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Surabaya

Responden yang terhormat,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB III PENYAJIAN DATA. maka dalam BAB ini akan dimasukkan data-data yang telah dikumpulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

Transkripsi:

Perhitungan Data Penelitian Menggunakan SPSS 12.0 For Windows Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum rencana 60 917.5000 118.92321 733.00 1282.00 realisasi 60 3081.4667 464.08161 2425.00 3913.00 Test Statistics rencana realisasi Chi-Square(a) 2.700 2.700 df 56 56 Asymp. Sig. 1.000 1.000 a 57 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.1.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 443/PJ./2000 TENTANG PAJAK PENETAPAN VISI, MISI, STRATEGI, DAN NILAI ACUAN DIREKTORAT JENDERAL DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan citra, kerja, dan kinerja Direktorat Jenderal Pajak menuju kearah profesionalisme, dan menunjang terciptanya Pemerintahan yang baik (good governance), perlu adanya penyatuan arah dan pandangan bagi segenap jajaran Direktorat Jenderal Pajak yang dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik manajerial maupun operasional di seluruh bidang tugas di seluruh unit organisasi Direktorat Jenderal Pajak secara terpadu; b. Bahwa untuk itu perlu adanya pernyataan visi, misi, strategi, dan nilai acuan Direktorat Jenderal Pajak yang menjadi pedoman mengenai arah yang dituju, beban tanggung jawab, strategi pencapaiannya serta nilai-nilai sikap dan perilaku aparat; c. Bahwa visi, misi, strategi, dan nilai acuan Direktorat Jenderal Pajak tersebut perlu ditegakkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136 tahun 1999 tentang Pokokpokok Organisasi Departemen; 2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak; Menetapkan : MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG VISI, MISI, STRATEGI, DAN NILAI ACUAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan Direktorat Jenderal Pajak yang sungguh-sungguh diinginkan untuk ditransformasikan menjadi realitas melalui komitmen dan tindakan oleh segenap jajaran Direktorat Jenderal Pajak; b. Misi adalah suatu pernyataan yang menggambarkan tujuan keberadaan (eksistensi), tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang dan peraturan serta kebijakan pemerintah dengan dijiwai oleh prinsip-prinsip dan nilai-nilai strategis organisasi di dalam berbagai bidang lingkungannya dimana Direktorat Jenderal Pajak beraktivitas dan berinteraksi; c. Strategi adalah arah atau jalan yang akan ditempuh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan misinya menuju pencapaian visi; d. Nilai Acuan adalah nilai-nilai yang dianut dan diyakini akan dapat menjadi landasan pembentukan sikap dan perilaku baik unit organisasi maupun individu aparat yang sesuai dengan visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak. Visi Direktorat Jenderal Pajak : Pasal 2 Menjadi Model Pelayanan Masyarakat Yang Menyelenggarakan Sistem dan Manajemen Perpajakan Kelas Dunia. Yang Dipercaya dan Dibanggakan Masyarakat. Misi Direktorat Jenderal Pajak : Pasal 3 a. Misi Fiskal : Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi; b.misi Ekonomi : Mendukung kebijaksanaan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan perpajakan yang minimizing distortion; c. Misi Politik : Mendukung proses demokratisasi bangsa; d. Misi : Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat Kelembagaan dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan yang mutakhir. Strategi Direktorat Jenderal Pajak : a. Misi Fiskal : Pasal 4

1. Tingkatkan penguasaan atas subjek dan objek pajak; 2. Penyempurnaan perundang-undangan perpajakan; 3. Tingkatkan pengetahuan perpajakan masyarakat; 4. Tingkatkan kepatuhan perpajakan masyarakat; b. Misi Ekonomi : 1. Berkoordinasi dengan instansi terkait merumuskan kebijaksanaankebijaksanaan perpajakan yang mendukung pengembangan dan perbaikan keunggulan kompetitif Indonesia; 2. Berkoordinasi dengan instansi terkait mengembangkan kebijaksanaan perpajakan yang mendukung pengembangan usaha kelompok ekonomi kecil; 3. Berkoordinasi dengan instansi terkait mengembangkan kebijaksanaan perpajakan yang kondusif dan merangsang investor; c. Misi Politik : 1. Meningkatkan kemampuan daerah dalam rangka mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah; 2. Membantu penyempurnaan perangkat pengelolaan pendapatan daerah; 3. Meningkatkan peranan PPh Orang Pribadi, PBB dan BPHTB dalam mendukung pengembangan APBD; d. Misi Kelembagaan : 1. Kembangkan organisasi Direktorat Jenderal Pajak sesuai visi dan mendukung pelaksanaan misi Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kembangkan kualitas Sumber Daya Manusia yang Inovatif dan mampu mendukung pelaksanaan misi dan strategi menuju pencapaian visi Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan nilai-nilai acuan; 3. Tingkatkan secara berkelanjutan kinerja unit kantor; 4. Mempurnakan layout kantor untuk memfasilitasi proses pembelajaran, peningkatan efisiensi proses internal dan optimalisasi pelayanan publik; 5. Peningkatan/modernisasi sarana dan prasarana kerja; Nilai-nilai Acuan : Pasal 5 a. Profesionalisme yang meliputi integritas, disiplin, dan kompetensi; b. Transparansi;

c. Akuntabilitas; d. Meritokrasi; e. Kemandirian; f. Pelayanan Prima; g. Pembelajaran dan Pemberdayaan. Pasal 6 Petunjuk-petunjuk lebih lanjut mengenai koordinasi dan pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak. Pasal 7 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Oktober 2000 DIREKTUR JENDERAL PAJAK ttd MACHFUD SIDIK

Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum rencana 60 917.5000 118.92321 733.00 1282.00 realisasi 60 3081.4667 464.08161 2425.00 3913.00 rencana Observed N Expected N Residual 733.00 1 1.1 -.1 741.00 1 1.1 -.1 760.00 1 1.1 -.1 785.00 1 1.1 -.1 793.00 1 1.1 -.1 794.00 1 1.1 -.1 795.00 1 1.1 -.1 800.00 1 1.1 -.1 804.00 1 1.1 -.1 812.00 1 1.1 -.1 816.00 1 1.1 -.1 820.00 1 1.1 -.1 825.00 1 1.1 -.1 826.00 1 1.1 -.1 828.00 1 1.1 -.1 831.00 1 1.1 -.1 832.00 1 1.1 -.1 837.00 1 1.1 -.1 845.00 1 1.1 -.1 852.00 1 1.1 -.1 853.00 1 1.1 -.1 856.00 2 1.1.9 862.00 1 1.1 -.1 866.00 2 1.1.9 875.00 1 1.1 -.1 895.00 1 1.1 -.1 896.00 1 1.1 -.1 903.00 1 1.1 -.1 905.00 1 1.1 -.1 912.00 1 1.1 -.1 918.00 1 1.1 -.1 921.00 1 1.1 -.1 924.00 1 1.1 -.1 929.00 1 1.1 -.1 930.00 2 1.1.9 934.00 1 1.1 -.1 936.00 1 1.1 -.1 943.00 1 1.1 -.1 948.00 1 1.1 -.1

961.00 1 1.1 -.1 964.00 1 1.1 -.1 967.00 1 1.1 -.1 981.00 1 1.1 -.1 985.00 1 1.1 -.1 1002.00 1 1.1 -.1 1003.00 1 1.1 -.1 1004.00 1 1.1 -.1 1015.00 1 1.1 -.1 1028.00 1 1.1 -.1 1035.00 1 1.1 -.1 1046.00 1 1.1 -.1 1071.00 1 1.1 -.1 1087.00 1 1.1 -.1 1135.00 1 1.1 -.1 1225.00 1 1.1 -.1 1272.00 1 1.1 -.1 1282.00 1 1.1 -.1 Total 60 realisasi Observed N Expected N Residual 2425.00 1 1.1 -.1 2437.00 1 1.1 -.1 2451.00 1 1.1 -.1 2466.00 1 1.1 -.1 2490.00 1 1.1 -.1 2506.00 1 1.1 -.1 2523.00 1 1.1 -.1 2538.00 1 1.1 -.1 2561.00 1 1.1 -.1 2573.00 1 1.1 -.1 2585.00 1 1.1 -.1 2606.00 1 1.1 -.1 2629.00 1 1.1 -.1 2656.00 1 1.1 -.1 2678.00 1 1.1 -.1 2695.00 1 1.1 -.1 2716.00 1 1.1 -.1 2737.00 1 1.1 -.1 2752.00 1 1.1 -.1 2774.00 1 1.1 -.1 2789.00 1 1.1 -.1 2811.00 1 1.1 -.1 2823.00 1 1.1 -.1 2838.00 1 1.1 -.1

2852.00 1 1.1 -.1 2875.00 1 1.1 -.1 2896.00 1 1.1 -.1 2922.00 1 1.1 -.1 2948.00 1 1.1 -.1 2968.00 1 1.1 -.1 2989.00 1 1.1 -.1 3005.00 1 1.1 -.1 3038.00 1 1.1 -.1 3095.00 1 1.1 -.1 3119.00 1 1.1 -.1 3153.00 1 1.1 -.1 3180.00 1 1.1 -.1 3220.00 1 1.1 -.1 3270.00 1 1.1 -.1 3286.00 1 1.1 -.1 3367.00 1 1.1 -.1 3392.00 1 1.1 -.1 3426.00 1 1.1 -.1 3446.00 1 1.1 -.1 3478.00 1 1.1 -.1 3499.00 1 1.1 -.1 3555.00 1 1.1 -.1 3593.00 1 1.1 -.1 3639.00 1 1.1 -.1 3672.00 1 1.1 -.1 3707.00 2 1.1.9 3735.00 2 1.1.9 3796.00 2 1.1.9 3818.00 1 1.1 -.1 3851.00 1 1.1 -.1 3888.00 1 1.1 -.1 3913.00 1 1.1 -.1 Total 60 Test Statistics rencana realisasi Chi- Square(a) 2.700 2.700 df 56 56 Asymp. Sig. 1.000 1.000 a 57 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.1.

Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum rencana 60 917.5000 118.92321 733.00 1282.00 rencana Observed N Expected N Residual 733.00 1 1.1 -.1 741.00 1 1.1 -.1 760.00 1 1.1 -.1 785.00 1 1.1 -.1 793.00 1 1.1 -.1 794.00 1 1.1 -.1 795.00 1 1.1 -.1 800.00 1 1.1 -.1 804.00 1 1.1 -.1 812.00 1 1.1 -.1 816.00 1 1.1 -.1 820.00 1 1.1 -.1 825.00 1 1.1 -.1 826.00 1 1.1 -.1 828.00 1 1.1 -.1 831.00 1 1.1 -.1 832.00 1 1.1 -.1 837.00 1 1.1 -.1 845.00 1 1.1 -.1 852.00 1 1.1 -.1 853.00 1 1.1 -.1 856.00 2 1.1.9 862.00 1 1.1 -.1 866.00 2 1.1.9 875.00 1 1.1 -.1 895.00 1 1.1 -.1 896.00 1 1.1 -.1 903.00 1 1.1 -.1 905.00 1 1.1 -.1 912.00 1 1.1 -.1 918.00 1 1.1 -.1 921.00 1 1.1 -.1 924.00 1 1.1 -.1 929.00 1 1.1 -.1 930.00 2 1.1.9 934.00 1 1.1 -.1 936.00 1 1.1 -.1 943.00 1 1.1 -.1 948.00 1 1.1 -.1 961.00 1 1.1 -.1

964.00 1 1.1 -.1 967.00 1 1.1 -.1 981.00 1 1.1 -.1 985.00 1 1.1 -.1 1002.00 1 1.1 -.1 1003.00 1 1.1 -.1 1004.00 1 1.1 -.1 1015.00 1 1.1 -.1 1028.00 1 1.1 -.1 1035.00 1 1.1 -.1 1046.00 1 1.1 -.1 1071.00 1 1.1 -.1 1087.00 1 1.1 -.1 1135.00 1 1.1 -.1 1225.00 1 1.1 -.1 1272.00 1 1.1 -.1 1282.00 1 1.1 -.1 Total 60 Test Statistics rencana Chi- 2.700 Square(a) df 56 Asymp. Sig. 1.000 a 57 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.1. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum realisasi 60 3081.4667 464.08161 2425.00 3913.00 realisasi Observed N Expected N Residual 2425.00 1 1.1 -.1 2437.00 1 1.1 -.1 2451.00 1 1.1 -.1 2466.00 1 1.1 -.1 2490.00 1 1.1 -.1 2506.00 1 1.1 -.1 2523.00 1 1.1 -.1 2538.00 1 1.1 -.1 2561.00 1 1.1 -.1 2573.00 1 1.1 -.1 2585.00 1 1.1 -.1 2606.00 1 1.1 -.1 2629.00 1 1.1 -.1

2656.00 1 1.1 -.1 2678.00 1 1.1 -.1 2695.00 1 1.1 -.1 2716.00 1 1.1 -.1 2737.00 1 1.1 -.1 2752.00 1 1.1 -.1 2774.00 1 1.1 -.1 2789.00 1 1.1 -.1 2811.00 1 1.1 -.1 2823.00 1 1.1 -.1 2838.00 1 1.1 -.1 2852.00 1 1.1 -.1 2875.00 1 1.1 -.1 2896.00 1 1.1 -.1 2922.00 1 1.1 -.1 2948.00 1 1.1 -.1 2968.00 1 1.1 -.1 2989.00 1 1.1 -.1 3005.00 1 1.1 -.1 3038.00 1 1.1 -.1 3095.00 1 1.1 -.1 3119.00 1 1.1 -.1 3153.00 1 1.1 -.1 3180.00 1 1.1 -.1 3220.00 1 1.1 -.1 3270.00 1 1.1 -.1 3286.00 1 1.1 -.1 3367.00 1 1.1 -.1 3392.00 1 1.1 -.1 3426.00 1 1.1 -.1 3446.00 1 1.1 -.1 3478.00 1 1.1 -.1 3499.00 1 1.1 -.1 3555.00 1 1.1 -.1 3593.00 1 1.1 -.1 3639.00 1 1.1 -.1 3672.00 1 1.1 -.1 3707.00 2 1.1.9 3735.00 2 1.1.9 3796.00 2 1.1.9 3818.00 1 1.1 -.1 3851.00 1 1.1 -.1 3888.00 1 1.1 -.1 3913.00 1 1.1 -.1 Total 60

Test Statistics realisasi Chi- 2.700 Square(a) df 56 Asymp. Sig. 1.000 a 57 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.1.