BAB II INFORMASI GANGGUAN AUTIS

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Identifikasi Anak Autis. Sukinah jurusan PLB FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Chapter I AUTISMA Autisma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

UPAYA MEMBANTU ANAK AUTIS Mohamad Sugiarmin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

II. Deskripsi Kondisi Anak

MODIFIKASI PERILAKU BAGI ANAK AUTIS *)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

Isian Form 1 INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Apakah Autisme Itu? Author: Stanley Bratawira

Lampiran 1. Tabel keputusan

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.

Ternyata Dimas Autis. Berawal dari Kontak Mata 1

MODEL BAHAN AJAR ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sisi individu yang sedang tumbuh dan disisi lain nilai sosial, intelektual dan moral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua. Mengapa terlambat? Apa penyebabnya? Boleh ditunggu, sampai umur berapa? Perlu terapi?

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

menyebabkan perkembangan otaknya terhambat, sehingga anak mengalami kurang dapat mengendalikan emosinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak. Autis pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian. terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak.

PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu komunikasi primer dan

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2005). Memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

Seri penyuluhan kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI. Autisme berasal dari kata Yunani autos yang berarti self (diri). Kata. Menurut Handojo (2003: 42) Jenis-jenis Terapi Autisme:

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Salah satu keluhan terbanyak dari orang tua

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

PENDAHULUAN. rasanya bila kita terus menerus membicarakan anak-anak normal, sementara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan di seputar dunia autistik semakin banyak dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI

MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang lahir merupakan sebuah karunia yang besar bagi orang

MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

KAJIAN LANJUT EFEKTIFITAS TEPUNG CASSAVA TERMODIFIKASI PEGAGAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU KOGNITIF PENDERITA AUTIS

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

ABSTRAK. Kata kunci: Autisme, Desain Buku. Universitas Kristen Maranatha

Tumbuh Kembang Anak Usia KOMPETESI DASAR. 5-6 Tahun

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH SE-PROPINSI BANTEN. Nama Lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB II INFORMASI GANGGUAN AUTIS 2.1 Definisi Informasi Informasi adalah ilmu pengetahuan yang didapatkan dari hasil belajar, pengalaman, atau instruksi. Namun informasi memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental. informasi sendiri berasal dari kata Perancis kuno informacion (1387) yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti garis besar, konsep, ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan. Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan informasi: menurut Davis, Gordon (2002) dalam Rahmat blog (2009), tujuan utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian. Informasi berfungsi untuk memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan secara lebih cepat. Selain itu informasi juga memberikan standar, aturan, maupun indikator bagi pengambil keputusan untuk menentukan keputusan secara lebih baik. tetapi informasi hanya dapat menyediakan sebagian sistem yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. 6

Manfaat informasi : informasi dapat memberikan pemahaman atau pengertian secara menyeluruh, menambah pengetahuan, Memberi standar, aturan-aturan, ukuran, dan keputusan - keputusan yang menentukan pencapaian sasaran atau tujuan. 2.2 Pengertian Umum Autis Autis berasal dari kata autos yang berarti sendiri, sehingga anak-anak yang mengalami gangguan autis seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Sedangkan menurut istilah Autis/Autisme ini dikenalkan pertama kali pada tahun 1943 oleh Leo Kenner dalam widodo judarwanto (2008) sebagai sifat kekanak-kanakan merupakan gangguan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Autis bisa mengenai siapa saja baik dalam golongan sosial ekonomi mapan maupun kurang mapan, laki-laki maupun perempuan dan semua etnis. Gejala yang ditimbulkan mulai tampak sebelum anak berusia 2-3 tahun, Bahkan ada gangguan autis yang gejalanya sudah ada sejak lahir. Autis bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa kumpulan gejalagejala dimana terjadi suatu penyimpangan dalam perkembangan bersosial, kemampuan berbahasa yang kurang, dan kepedulian terhadap sekitar sehingga anak autis seperti hidup dalam dunianya sendiri. Penanganan autis perlu diutamakan lebih dahulu dibandingkan yang lainya sebelum para orangtua merencanakan pendidikan, karena masalah pemaknaan dan pemahaman tentang makna benda-benda, kejadian, dan orang-orang lain yang ada disekitar anak yang memiliki gangguan autis harus dimengerti terlebih dahulu. Bahkan ketika gangguan lainya ada (cacat mental, ketulian, kebutaan, dan lain-lain), masalah autis masalah yang perlu dipikirkan lebih dulu ketika merencanakan pendidikan (Theo Peeters, 2004). 7

2.2.1 Penyebab Autis Penyebab autis sendiri sampai saat ini memang belum diketahui secara pasti, dan menurut beberapa dokter ahli menyebutkan autis disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa peneliti juga mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, dokter ahli lain berpendapat bahwa autis disebabkan oleh gangguan jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autis disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis. Berikut adalah faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan autis : - kadar mercury dalam darah - makanan laut atau seafood - Vaksin yang dapat menyerap langsung pada tubuh - Gandum dan susu - Radiasi elektronik contohnya Hp - Faktor keturunan - Thimerasol (kandungan dalam alat suntik, tutup botol vaksin) 2.2.2 Populasi anak yang mengalami gangguan autis Dari seminar yang diadakan our dream yaitu salah satu tempat pendidikan bagi anak-anak autis, Berikut adalah Negara-negara yang memiliki populasi anak yang mengalami gangguan autis terbesar hingga tahun 2010 didunia antara lain : 8

China India Amerika : 2.500.000 orang : 2.000.000 orang : 1.200.000 orang Indonesia : 350.000 orang Jepang : 300.000 orang Philipina : 250.000 orang Vietnam : 200.000 orang Thailand : 150.000 orang Dari populasi diatas diketahui bahwa populasi terbesar adalah china namun dilihat dari perbandingan dari jumlah penduduknya Amerika memiliki perbandingan terbesar dari jumlah penduduknya 1 : 10. 2.2.3 Gejala-gejala gangguan Autis seorang anak yang mengalami gangguan autis ditandai dengan 3 gejala antara lain : 1. Anak yang mengalami gangguan autis tidak mampu berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekelilingnya, anak tersebut cenderung menolak menatap mata lawan bicaranya dan memilih melihat ke arah lain saat diajak berbicara. Saat merasa senang atau sedih, ekspresi wajahnya tetap sama dan tidak mengalami perubahan. 2. Anak mengalami keterlambatan berbicara atau bahkan sama sekali tidak bisa berbicara. Batas usia yang diberikan para ahli untuk mentoleransi seorang anak mengucapkan kata 9

pertamanya adalah 18 bulan. Pada perkembangannya diusia 2 tahun anak minimal dapat mengucapkan sebuah kalimat yang terdiri dari 2 kata, sesederhana apapun itu. Pada anak yang mengalami autis, sekalipun ia dapat berbicara, biasanya katakatanya tidak jelas atau tidak sesuai dengan konteks pembicaraan. 3. Anak tampak sering melakukan kebiasaan yang berulang atau sangat menyukai benda tertentu secara berlebihan. Contohnya anak yang mengalami gangguan autis juga tidak mau makan saat posisi piring, garpu, dan sendok tidak tertata secara simetris seperti biasanya. Selain memiliki pola kebiasaan yang sangat kaku, anak yang mengalami autis biasanya bermain secara aneh terus menerus. Kasus yang sering dijumpai adalah mereka senang sekali memutar roda mobil-mobilannya dalam waktu yang lama, berjam-jam melihat kipas angin yang berputar, atau menyusun mainannya dalam pola yang berulang. Gejala yang paling mudah dikenali dari autisme adalah kurangnya kontak mata anak terhadap lawan bicaranya. Gejala lain yang juga mudah dikenali adalah apabila anak mengalami keterlambatan bicara. Bagaimanapun, untuk gejala yang kedua ini, orang tua perlu berhati-hati. Tidak semua anak yang terlambat bicara pasti mengalami autis, namun terlambat bicara merupakan salah satu karakteristik autis. 2.2.4 Macam-macam gangguan Autis Karakteristik Penderita Autis dapat dilihat dari masalah/gangguan yang dialami oleh anak autis itu sendiri, sehingga gangguan autis dibedakan berdasarkan gangguannya (Handoyo, 2009), yaitu : 10

a. Komunikasi Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara tapi kemudian sirna, Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya, Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain. Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi senang meniru atau membeo (echolalia), senang meniru, dapat hafal betul katakata atau nyanyian tanpa mengerti artinya. Sebagian dari anak ini tidak berbicara (non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa, senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu. b. Interaksi sosial Anak autis lebih suka menyendiri tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan tidak tertarik untuk bermain bersama teman bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh. c. Gangguan sensoris Sangat sensistif terhadap sentuhan, mereka seperti tidak suka dipeluk bila mendengar suara keras langsung menutup telinga senang mencium-cium bau, menjilat mainan atau benda-benda, dan mereka tidak tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut. d. Pola bermain anak- anak yang mengalami gangguan autis tidak dapat bermain seperti anak-anak yang lain pada umumnya, meraka tidak suka bermain dengan anak sebayanya, tidak kreatif, tidak imajinatif, tidak bermain sesuai fungsi mainan, contohnya: sepeda dibalik 11

lalu rodanya diputar-putar, selain itu meraka senang akan bendabenda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda, selain itu mereka dapat sangat menyukai benda-benda tertentu yang dipegang terus-menerus dan bisa dibawa kemana-mana. e. Perilaku Kebanyakan anak-anak yang mengalami gangguan autis berperilaku berlebihan/hiperaktif atau kekurangan/hipoaktif, memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata ke pesawat TV, lari/berjalan bolak balik, melakukan gerakan yang diulang-ulang tidak suka pada perubahan dapat pula duduk bengong dengan tatapan yang kosong. f. Emosi Karena mereka tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka inginkan sehingga sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya, kadang suka menyerang dan merusak, Kadangkadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri, tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain. 2.2.5 Terapi Autis Anak-anak yang mengalami gangguan autis dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan gangguan yang dialaminya antara lain: 12

Terapi Wicara : Untuk melatih suara dan melancarkan otot-otot mulut sehingga dapat melatih anak berbicara lebih baik. Contoh: memijat pipi, metode sikat khusus lidah, dan latihan suara. Terapi untuk melatih motorik halus: untuk melatih kepekaan tangan dan melatih otot tangan. Contoh : pemijatan tangan, memasukan campuran terigu dengan air kemudian anak dilatih untuk meremas campuran terigu tersebut. Terapi Bermain: untuk melatih mengajarkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, teman-teman, dan benda-benda disekelilingnya Contoh : melatih anak untuk menyebutkan nama tempat, nama teman-teman/orang-orang disekelilingnya dan memyebutkan nama-nama benda. Terapi medikamentosa/obat-obatan/drug therapy: untuk menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang. Terapi Visual: Melatih anak mengingat benda-benda dalam bentuk gambar Contoh: terapi ini bisa dilakukan seperti bermain, jadi orangtua meperlihatkan suatu gambar lalu menyuruh anaknya untuk mengikutinya. Terapi melalui makan/diet therapy: untuk mencegah/mengurangi tingkat gangguan autis. 13

Contoh : mengurangi makanan yang banyak mengandung bahan terigu, gula, coklat. Terapi melatih motorik kasar: untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya indra anak autis seperti pendengaran, penglihatan, perabaan. Contoh : melatih anak untuk melompat, naik turun tangga dan berenang. Terapi pendengaran: untuk melatih kepekaan pendengaran anak agar lebih sempurna Contoh: terapi ini bisa dilakukan dengan menyebutkan katakata, dengan bantuan alat yang dipukul, atau dengan alat musik. Terapi pembuangan racun: untuk perbaikan dan kebugaran kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak mulai dari keracunan logam berat (mercury), dan zat-zat dalam tubuh anak yang mengakibatkan anak mengalami gangguan autis. Terapi ini hanya dapat dilakukan oleh dokter dan pihak-pihak yang berwenang. Terapi dengan menggunakan air: membantu anak autis untuk melepaskan energi yang berlebihan pada diri anak melalui aktifitas diair Contoh: bermain dengan air seperti memindahkan air dari satu ember ke ember yang lainnya, atau mengajak anak sesekali untuk berenang. 14

Terapi Musik: untuk melatih pendengaran anak, menekan emosi, melatih kontak mata dan konsentrasi dan mengingat nada-nadanya. Contoh: bermain piano, gitar atau alat musik lainnya. 2.3 Analisis Media Informasi Autis What Why Who When Where How : Memberikan informasi kepada para orangtua yang memiliki anak dengan gangguan autis memberikan pemahaman dan cara penangannannya. : Kurangnya pengetahuan para orangtua tentang pemahaman gangguan autis dan cara penangannya. : Para orangtua yang khususnya memiliki anak dengan gangguan autis. : Informasi dilakukan pada orang tua dilakukan selama enam bulan yaitu pada bulan Desember 2010 dan puncaknya pada pada bulan 4 April 2011saat hari autis sedunia : Informasi difokuskan untuk masyarakat di kota Bandung. : Memberikan Informasi Tentang Gangguan autis, gejalagejala gangguan autis, dan cara penanggulangan atau penangannnya melalui suatu media yang tepat. 2.4 Khalayak sasaran Adapun target sasaran masyarakat yang ingin dicapai antara lain : Demografis Target primer : Pria dan wanita, 25 40 tahun, para orangtua yang memiliki anak dengan gangguan autis 15

Target sekunder : Pria dan wanita, 18 45 tahun, seluruh orangtua dan masyarakat umum lainnya yang memiliki anak-anak dan perduli akan gangguan autis. Psikologis Target primer Target sekunder : Orangtua yang memiliki anak dengan gangguan autis, awam, Kurang menetahui informasi, hidup sederhana. : Seluruh masyarakat yang ingin mengetahui dan perduli dengan gangguan autis. Geografis Target primer Target sekunder : Daerah perkotaan dengan masyarakat yang padat dan memiliki angka kelahiran cukup besar. : Daerah perkotaan lain dan sub urban dimana masyarakatnya juga perlu informasi tentang gangguan autis. 16