BAB 1 PENDAHULUAN. Deregulasi perbankan sejak tahun 1986 menyebabkan bank-bank swasta dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Pada situasi persaingan perbankan, bank-bank membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang populer disebut Pakto 88 (Paket Kebijakan 27. Oktober 1988) melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan teknologi informasi saat ini sudah menjadi bagian yang sangat

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, khususnya dalam ha1 investasi. Hal

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah pendapatan di Lampung Tengah mengakibatkan. peningkatan permintaan terhadap jasa keuangan. Pertumbuhan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. komputerisasi dan melakukan sebagian besar kegiatan operasinya seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan pendirian bank-bank baru dan pembukaan kantor-kantor. kebijakan deregulasi menunjukkan perkembangan jumlah yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun bank pemerintah yang bersaing ketat dalam mendapatkan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan bisnis dan profit mereka (Arlan Rully, 2006)

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai produk layanan perbankan yang ditawarkan kepada nasabah muncul dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi, khususnya bank. hidup rakyat banyak (Undang-undanjg Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi konvensional seperti dulu. Marketing tidak lagi terpaku pada media

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini menjadi sangat tajam. Usaha untuk. maksimal, jika mereka kurang puas mereka akan meninggalkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyelesaian pembayaran atau transaksi keuangan, maupun kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. sektor perbankan, maka kondisi persaingan bank semakin ketat. Selain kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. jembatan antara surplus unit dengan defisit unit dalam ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian dunia. Bank memberikan jasa pelayanan produk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk diproduktifitaskan pada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah nasabahnya. Bisnis inti BCA adalah perbankan transaksi dimana BCA selalu

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Persaingan tersebut membuat bank harus merancang strategi pemasaran

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengadopsi Teknologi Informasi terutama Internet. Internet telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi yaitu, peningkatan ketersediaan serta

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

Adelyta Marine Putri / FE/ IE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. berupaya memajukan perekonomiannya dengan berbagai faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang beragam. Kondisi tersebut membuat pelanggan dihadapkan pada

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Timur dan Tenggara. Negara-negara dengan sebutan Newly Industrializing Countries

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB. I PENDAHULUAN. Pentingnya teknologi informasi dalam bisnis tidak diragukan lagi. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. halangan bagi setiap informasi. Konsekuensinya, setiap usaha yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin

Bab 1. Pendahuluan. Dalam era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB l PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deregulasi perbankan sejak tahun 1986 menyebabkan bank-bank swasta dapat bersaing lebih bebas dengan bank-bank pemeritah. Dan sejak dikeluarkannya Pakto 1988, bank-bank baru mulai bermunculan di Indonesia. Hingga saat ini mencapai kurang lebih 239 buah bank, baik bank lokal maupun bank asing (Djalil, p 22-27). Makin menjamurnya bank di Indonesia dan bank asing yang membuka cabang di Indonesia menyebabkan persaingan yang sangat ketat di antara bank-bank tersebut. Hal ini memberikan kepada calon nasabah/nasabah pilihan bank yang amat banyak. Sehingga jika nasabah tersebut tidak puas akan pelayanan yang diberikan oleh bank-nya, mereka dapat menutup rekening di bank tersebut dan membuka rekening di bank lainnya. Para nasabah menjadi cukup kritis terhadap pelayanan yang mereka terima. Ini berarti pihak bank harus memberikan pelayanan yang optimal kepada nasabahnya sehingga nasabah tersebut loyal, betah tidak pindah ke bank lain. Ditengah berkembangnya teknologi informasi, pola penggunaan TI juga berubah dengan cepat. Pemanfaatannya yang dulu cenderung terisolasi dan taktis belaka kini bergeser masuk kategori strategis. Kuatnya pergeseran ini terutama terjadi karena informasi semakin disejajarkan dengan modal, sumber daya manusia, sebagai aset utama

2 perusahaan. Akhirnya, TI menjadi bagian yang makin penting dalam penyusunan strategi bisnis (Luhukay, p 8-9). TI bagi sebuah bank telah masuk kategori strategis. Bank adalah perusahaan jasa yang sangat mengandalkan informasi yaitu data-data nasabahnya untuk memberikan layanan yang lebih baik, maka tidak bisa tidak untuk memberikan layanan yang terbaiknya diperlukan TI kelas satu. Terlebih lagi dengan adanya fenomena baru yaitu phone banking ataupun home banking yang berusaha memanjakan nasabahnya menjadikan TI sangat berperan dalam keberhasilannya. 1.2 Kota Cirebon yang makin berkembang Kata Cirebon berasal dari kata Ci yang berarti air dan Rebon yang berarti udang kecil. Maka tak heran kota Cirebon mendapatkan julukan sebagai Kota Udang. Pertumbuhan kota Cirebon dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini sangat pesat. Awal pertumbuhan yang pesat ini dimulai sejak ditemukannya sumber minyak bumi pada sekitar tahun 80-an di Balongan Indramayu. Kota Cirebon yang sebelumnya sepi mulai ramai karena banyaknya staf/pegawai Pertamina yang bertugas dan menetap di Cirebon. Selain itu letak kota Cirebon yang merupakan perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah di Pantai Utara menyebabkan sebagai kota transit yang cukup sering disinggahi pula. Luas Kotamadya Cirebon ± 37.358 km 2, dengan 5 kecamatan. Jumlah penduduknya pada tahun 1995 sekitar 256.134 jiwa (BPS Cirebon I, p 13), dengan

3 Produk Domestik Bruto (PDB) Regional 1995 sebesar Rp. 937.600.000.000,- Kenaikan PDB Regional Cirebon dari tahun 1994-1995 sebesar 7,33%, relatif lebih tinggi 8,33% apabila dibandingkan dengan kenaikan PDB Regional Jawa Barat pada tahun yang sama (BPS Cirebon II, p 34). Sedangkan PDB Regional Perkapita 1995 sebesar Rp. 3.582.728,- naik 17,33% dari tahun sebelumnya (BPS II, p 54). Dibandingkan PDB Regional Perkapita DKI Jakarta sebesar Rp. 6.654.000,- dan PDB Regional Perkapita Jawa Barat Rp. 1.562.000,- untuk tahun yang sama 1995 (BPS Jakarta, p 568), berarti PDB Regional Perkapita Cirebon 53,8% dari DKI Jakarta dan 229,4% dari Jawa Barat. Dari uraian di atas jelas terlihat perkembang kota Cirebon yang amat pesat. Keadaan tersebut menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di Cirebon. 1.3 Perumusan Masalah Keberhasilan suatu bank sangat dipengaruhi oleh bagaimana bank tersebut menghimpun dana masyarakat. Berarti fokus bank haruslah pada nasabahnya, karenanya kepuasan nasabah perlu mendapatkan perhatian utama dan juga dapat digunakan sebagai salah satu faktor dalam mengukur kinerja bank. TI kiranya membantu dalam meningkatkan kualitas layanan perbankan sehingga dapat meningkatkan kepuasan nasabah dan menjadikan nasabah loyal terhadap bank-nya. Dari uraian Subbab 1.2 di atas jelas terlihat perkembangan kota Cirebon sangat pesat. Dengan tingkat laju pertumbuhan tahun 1995 sebesar 17,92% (BPS Cirebon II, p45), menjadikan kota Cirebon sebagai kota nomor 2 di Jawa Barat setelah Bandung

4 untuk menanamkan investasi. Dunia perbankan pun mulai banyak yang membuka cabangnya di Cirebon, tercatat telah ada 31 cabang bank pada tahun 1995 (BPS Cirebon I, p155). Dengan makin bertambahnya bank pada tahun-tahun berikutnya, memberikan banyak pilihan kepada calon nasabah/nasabah Cirebon untuk memilih bank yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Uraian di atas menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian adanya peran TI dengan kepuasan nasabah, sehingga penulis memilih topik : Apakah tingkat kepuasan nasabah bank yang menggunakan TI lebih tinggi secara rata-rata lebih besar dari tingkat kepuasan nasabah bank yang menggunakan TI lebih rendah? Maka penulis memilih judul berikut PERAN TI DALAM TINGKAT KEPUASAN NASABAH BANK Studi Kasus di Dua Bank Cirebon. Di mana penulis melakukan penelitian di 2 bank dengan tingkat (bobot) TI yang berbeda. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengetahui tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan Mengetahui peran TI dalam tingkat kepuasan nasabah Sedangkan Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam merencanakan strategi TI yang akan diterapkan dalam memenuhi kebutuhan nasabah akan pelayanan bank

5 Pihak Manajemen bank dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan pelayanan dengan bantuan TI Sebagai evaluasi terhadap kinerja bank atas pelayanan yang diberikan 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Cirebon pada pertengahan bulan Juli 1997. Dari 31 kantor cabang bank yang ada di Cirebon, dipilih 2 bank dengan tingkat TI yang berbeda ditinjau dari : besarnya investasi TI, perangkat keras & lunak yang digunakan serta jaringan pendukungnya. Kepuasan nasabah yang diteliti adalah kepuasan nasabah atas layanan operasional yang diberikan oleh staf lini depan bank dengan bantuan TI yaitu : kecepatan layanan, ketersediaan & ketepatan informasi, serta layanan ATM. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan 2 jenis kuesioner. Paket I, kuesioner yang diberikan kepada nasabah ke 2 bank secara random. Paket II, hanya diberikan kepada bank untuk mengetahui tingkat (bobot) TI. Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa asumsi yaitu : Prioritas pelayanan dianggap tidak ada Tinggi atau rendahnya rata-rata saldo rekening nasabah dianggap tidak mempengaruhi pelayanan yang diberikan oleh bank Brand Name tidak mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan 1.6 Hipotesis Penelitian

6 Hipotesis Utama : Tingkat kepuasan nasabah Bank A yang menggunakan TI lebih tinggi secara rata-rata lebih besar dari tingkat kepuasan nasabah Bank B yang menggunakan TI lebih rendah Hipotesis Pendukung : 1. Tingkat kepuasan nasabah Bank A yang tingkat TI lebih tinggi secara rata-rata lebih besar dari tingkat kepuasan nasabah Bank B yang tingkat TI lebih rendah terhadap kecepatan pelayanan 2. Tingkat kepuasan nasabah Bank A yang tingkat TI lebih tinggi secara rata-rata lebih besar dari tingkat kepuasan nasabah Bank B yang tingkat TI lebih rendah terhadap Ketersediaan & Ketepatan Informasi 3. Tingkat Kepuasan Nasabah Bank A yang tingkat TI lebih tinggi secara ratarata lebih besar dari tingkat kepuasan nasabah Bank B yang tingkat TI lebih rendah terhadap Layanan ATM