APLIKASI PERKEMBANGAN KOGNISI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

dokumen-dokumen yang mirip
Jean Piaget salah seorang ahli psikologi perkembangan. Skema (struktur), asimilasi, akomodasi, ekuilibrium, organisasi,adaptasi

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Aktualisasi Pemikiran Jean Piaget dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Suatu Kajian Teoritis)

Psikologi Perkembangan 1

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

MAKALAH TEORI KOGNITIF PIAGET DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selamat Membaca dan Memahami Materi Tentang Perkembangan Kognisi pada Masa Bayi Psikologi Perkembangan I Dosen :

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

Pertemuan ke-5 RATNI PURWASIH, S.PD.,M.PD

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Zuhairi Saputra, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Konstruktivisme a. Sejarah Konstruktivisme Revolusi konstruktivisme mempunyai akar yang kuat dalam sejarah

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

S K R I P S I OLEH: EMANUEL TATI TAENA. No. Reg

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

Perkembangan Sepanjang Hayat

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL & PROSES ADAPTASI REMAJA. Asmika Madjri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Wahyu Rahardjo

TEORI BELAJAR PIAGET

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

Perkembangan Kognitif dan Linguistik. Y. Joko Dwi Nugroho,S.Psi,M.Psi,Psikolog

Perkembangan Kognitif. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

Pertemuan Ke-4. Oleh: M. Jainuri, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Matematika. STKIP YPM Bangko. Teori Belajar Kognitif_M. Jainuri, S.Pd., M.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Rizka Amalia. A ( ) Ahmad Nur Fadholi ( ) BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Teori Behavioristik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI

11 tahun sampai dewasa

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Teori kognitif piaget

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)

Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PERKEMBANGAN DAN BIMBINGAN PESERTA DIDIK PGSD/ SEMESTER 2

LANDASAN PSIKOLOGI. Imam Gunawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

I. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

II. KAJIAN PUSTAKA. perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berda di pusat susunan syaraf.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu

AJI SARAS WANTO ( ENO RINAWATI ( ) MEGA AYU SETYANA ( ) RAHARDHIKA ADHI N ( )

MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI PURO I KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB II KAJIAN TEORITIS

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

BAB II KAJIAN TEORI. matematika, (B) proses berpikir berdasarkan teori Jean Piaget, (C) tinjauan materi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. matematika ini diperkenalkan pada siswa sejak tingkat sekolah dasar sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Anak autis merupakan salah satu anak luar biasa atau anak berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB II KAJIAN TEORITIK

KURIKULUM ANAK USIA DINI /PRA SEKOLAH/TK. Oleh : Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di perguruan tinggi membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Inne Yuliani Husen, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konstruktivisme a. Sejarah Konstruktivisme Menurut Von Glaserfield (1988), pengertian konstruktif kognitif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERKEMBANGAN KOGNITIF: TEORI JEAN PIAGET

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paham konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang perlu segera direalisasikan. Hal tersebut dilakukan untuk

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Transkripsi:

APLIKASI PERKEMBANGAN KOGNISI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA Kata Kunci: 1. Struktur: serangkaian sifat-sifat yang diorganisasikan yang digunakan individu untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan suatu obyek atau peristiwa tertentu. 2. Skema : pola-pola yang nampak sebagai struktur mental individu. 3. Asimilasi: proses dimana individu mencocokkan lingkungan dengan kesiapan sistem biologi yang ada. (Proses dimana stimulus yang baru dari lingkungan diintegrasikan ke dalam skema yang telah ada). 4. Akomodasi: Proses dimana melibatkan modifikasi individu untuk mencocokkan lingkungan. (Proses yang terjadi apabila individu berhadapan dengan stimulus baru, anak mencoba mengasimilasikannya tetapi tidak dapat dilakukan karena tidak ada skema yang cocok, kemudian individu mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan stimulus yang baru). 5. Ekuilibrium: keadaan seimbang antara proses asimilasi dan akomodasi. 6. Operasi: cara memanipulasi obyek-obyek dalam hubungannya satu sama lain, misalnya menyeri dalam berbagai ukuran, atau mengklasifikasikan menurut warna atau bentuk, dsb. 7. Tahapan Perkembangan Intelektual (Kognitif) a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) Perkembangan kognitif yang pertama adalah tahap sensorimotor yang terjadi pada dua tahun pertama dalam kehidupan. Kemampuan belajar bayi terarah pada keterampilan sensorimotor yang sederhana, seperti aktivitas menyusu, meniup, menggapai benda dan tindakan refleks fundamenta. Tahap ini terbagi dalam enam sub tahap yaitu: 1). Aktivitas Refleks (0-1 bulan). Pada awalnya bayi hanya mampu merespon refleks yang primitif seperti menangis dan menyusu, kemudian refleks menjadi berubah dan lebih efisien. Jika bayi menemukan pola-pola prilaku yang menyenangkan maka pola-pola prilaku itu akan diulang. 3). Refleks Pengulangan Kedua (4-8 bulan). Bayi mencoba menemukan kejadian-kejadian yang menarik perhatiannya di luar dirinya, kemudian kejadian itu diulang dan diulang kembali. 1

Pada tahap imni bayi juga mulai mengetahu hubungan sebab akibat. 4). Koordinasi Skema Sekunder (8-12 bulan). Pada awalnya bayi mengalami kesulitan dalam memahami kepermanenan obyek (object permanency) atau kenyataan bahwa obyek tiu tetap ada bahkan jika dalam keadaan tersembunyi. Setelah delapan bulan, bayi akan mencoba mencari dan menemukan obyek yang disenanginya. 5). Reaksi Pengulangan Ketiga (12-18 bulan). Anak sudah tidak melakukan tindakan coba-coba dengan tidak sengaja, melainkan tindakan coba-coba dilakukannya dengan tujuan yang lebih jelas. Pada sub tahap ini ada kemajuan pada diri anak untuk mencari dan mencapai sesuatu yang baru oleh dia sendiri. Pada tahap ini juga ada keinginan pada diri anak untuk mengetahui reaksi orang lain terhadap perbuatannya. 6). Permulaan Berpikir (18-24 bulan). Sebelum dua tahun anak sudah mampu membentuk kesan mental yang memungkinkan untuk merencanakan cara baru dan makna hubungan dengan lingkungan. Pada tahap ini anak sudah dapat memecahkan masalah dengan mengunakan skema-skema yang sudah dimiliki secara mental dan tidak hanya gerak-gerik yang terlihat. Masalah sederhana mungkin telah direncanakan sebelum dikerjakan, selanjutnya, melalui inner experimentation kombinasi mental baru dibentuk untuk mencapai tujuan. Pada akhir tahap sensorimotor keuntungan yang patut diperhatikan termasuk perolehan keterampilan sensori fundamental dan respon gerakan, menetapkan rekasi antisipasi dan tumbuh pembentukan kesan mental (mental image), yang akan membantu anak dalam memecahkan masalah lebih lanjut. b. Tahap Preoperasional (2-7 Tahun) Pada tahap ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama dari usia 2-4 tahun yang ditandai oleh bahasa egosentris dan ketergantungan yang sangat besar terhadap persepsi memecahkan masalah. Kedua dari 5-7 tahun yang ditandai oleh bahasa komunikatif dan berpikir imtuitif. 1). Fungsi Simbolis: Kreasi Kesan Mental. Fungsi simbolik, kemampuan untuk membedakan signifier (kata, kesan) dari significate (obyek atau kejadian yang menunjuk pada signifier ). Fungsi simbolik, suatu tindakan yang menunjukkan bahwa anak membuat suatu kesan mental untuk menunjukkan sesuatu yang tidak ada. 2). Egosentris: Memandang Dunia Berpusat Diri Sendiri. Karakteristik lain dari berpikir prakonsepsi adalah egosentris, gaya berpikir yang menyebabkan anak memiliki kesulitan dalam 2

memandang ada perspektif lain daripada perspektif diri mereka sendiri. Anak-anak tidak mampu menempatkan dirinya sendiri dalam posisi orang lain, anak tidak dapat merespon yang duikatakan oleh orang lain dari sudut pandang orang yang mengatakannya. Akibat gaya berpikir ini, nalar (reason) anak bahwa apapun dalam lingkungan dibuat untuk kepuasan pribadi mereka sendiri. Mereka tidak melihat kenyataan bahwa setiap orang mengalami fenomena yang sama dengan yang mereka lakukan. c. Berpikir Intutitif (4-7 Tahun) Tahap ini periode transisi pengaruh persepsi yang kuat dengan kemampuan berpikir yang benar-benar logis. Pada tahap ini anak belum memahami prinsip konservasi yaitu bahwa jumlah tidak akan berubah walaupun terjadi transformasi. Tahap intuitif menandakan adanya perubahan menuju desentrasi (decentration) daripada sentrasi (centration). d. Operasi Konkret (7-11 Tahun) Pada tahap ini anak mulai berpikir secara logis tentang obyek yang ada di lingkungannya dan melakukan tindakan secara mental yang sebelumnya telah dilakukan dalam keadaan yang sesungguhnya. Ini pertama kalinya kognitif digunakan pada tahap konsisten. Anak dapat mengurutkan dan menyususn obyek menurut warna, berat dan ukuran. Selanjutnya anak memahami hukum konservasi, prinsip ini menyatakan bahwa suatu benda akan tetap subtansinya meskipun diubah bentuknya atau susunannya. Pada tahap ini juga berkembang prinsip reversibel (bolak-balik). Konservasi bilangan tidak tampak sampai anak berumur 6 atau 7 tahun. e. Berpikir Formal (11-15 Tahun) Tahap terakhir perkembangan kognisi menurut Piaget, berpikir Formal, individu mampu berpikir tentang hubungan simbolis abstrak. Anak sudah dapat membayangkan masalah dalam pikirannya dan mengembangkan hipotesis secara logis. Contoh: jika A < B dan B < C maka A < C, logika seperti ini tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya. Tahap ini dicirikan oleh tida kualitas utama (Kagan, 1971a; Helms & Turner, 1981). Pertama, analisis masalah menjadi sistematis, kemampuan untuk mempertimbangkan semua kemungkinan pemecahan masalah. Karakteristik kedua, kemampuan untuk berpikir tentang ide dan proposisi yang mungkin. Karakteristik ketiga, struktur mental dengan urutan kerumitan yang lebih tinggi, kemampuan yang berkaitan dengan pengelompokkan masalah-masalah besar. 3

APILIKASI TEORI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN Dari pemikiran-pemikiran Piaget ada beberapa hal yang dapat diaplikasikan terhadap praktek pendidikan, yaitu: a. Memilih tujuan belajar Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pertama faktor kematanagan dari sistem persyarafan, kedua faktoer prngalaman, ketiga perkembangan psikososial. Perkembangan intelektual menjadi fondasi dalam menentukan tujuan pengajaran. Berdasarkan perspektif ini tujuan pengajaran bukan mengajarkan fakta atau konsep atau mengajarkan solusi untuk memecahkan masalah tetapi tujuan utama pembelajaran adalah untuk meningkatkan perkembangan keterampilan berpikir yang sesuai pada setiap periode perkembangan intelektual. b. Urutan Kurrikulum Selain untuk menentukan tujuan pembelajaran teori piaget juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan kurikulum. Tahapan perkembangan intelektual dalam belajar dan tujuan pembelajaran harus tercermin dalam kurikulum. Kurikulum yang berdasarkan pada teori Piaget adalah kurikulum yang mempertimbangkan tahap perkembangan berpikir anak dengan aktivitasbelajar anak. c. Metode Pembelajaran Tugasguru dalam kurikulum yang berdasarkan teori Piaget meliputi 2 hal, yaitu: 1. Mendiagnosa perkembangan siswa saat ini, dimana kurikulum dirancang untukmeningkatkan perkembangan kodnitif anak. 2. Menciptakan kegiatan belajar yang merangsang anak untuk mencapai perkembangan tahap berikutnya. 4

Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaitu: Perkembangan (perubahan struktur) dan Belajar (perubahan isi). Proses Pekembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: Hereditas, Pengalaman, Transmisi Sosial dan faktor ekuilibrasi. a. Hereditas Hereditas diyakini Piaget tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru lahir untuk menyesuaikan diri dengan dunia, tetapilebih dari itu, hereditas akan mengatur waktu jalannya perkembangan anak pada tahun-tahun mendatang (Piaget menyebutnya kematangan internal, dimana kematangan ini memiliki peranana yang sangat penting dalam perkembangan intelektual). b. Pengalaman Pengalaman dengan realitas fisik merupakan dasar perkembangan struktur kognitif. Pengalaman di bagi 2: pengalaman fisikdan pengalaman logiko-matematika c. Transmisi Sosial Transmisi Sosial digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh budaya terhadap pola berpikir anak. d. Faktor Ekuilibrasi Piaget mengemukakan bahwa dalam diri individu terdapat proses ekuilibrasi yang akan mengintegrasikan faktor-faktor di atas. Alasannya: anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan. Akibatnya anak berhadapan dengan gangguan atau kontradiksi, apabila pola pengalaman yang lama tidak dapat menanggapi stimulus. 5