B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada. Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB I PENDAHULUAN. kepada hambanya, mereka dituntut untuk menunaikan kewajiban itu sama seperti

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai subyek hukum pada dasarnya dipandang. mempunyai kecakapan yang berfungsi untuk mendukung hak dan kewajiban

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga yang islami, yakni rumah tangga yang berjalan di atas

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Shalat telah diwajibkan pada malam Isra sebanyak lima puluh kali dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah suatu perjanjian perikatan antara laki-laki dan

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

STUDI ANALISIS TENTANG PEMBERIAN HADIAH KEPADA PEJABAT MENURUT IMAM ASY-SAFI I SKRIPSI. Dalam Ilmu Muamalah

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB IV ANALISIS. A. Batasan Usia dan Hukuman Penjara Bagi Anak Menurut Ulama NU. Khairuddin Tahmid., Moh Bahruddin, Yusuf Baihaqi, Ihya Ulumuddin,

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

HUKUM SYARI AH. Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah: Ushul Fiqh. Dosen pengampu: Dr. H. Fahruddin Aziz. Disusun oleh: Ahmad Yusuf ( )

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat adalah fardlu ain dan

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam merupakan agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT yang

SKRIPSI LUQMAN BIN ABDUL HAMID NIM:

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB I PENDAHULUAN. melampaui batasan Allah, berdakwah kepada Allah, serta melakukan amar makruf dan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM

BAB V PENUTUP. 1. Penetapan hak waris anak dalam kandungan menurut mazhab Syafi i adalah. diperkirakan satu saja, lebih dari itu adalah langka.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

BAB IV ANALISIS DATA

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

PENGERTIAN TENTANG PUASA

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. Paramita, 1992), h ), h. 2011

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mengalami tiga peristiwa penting dan sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

: : :

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik yang berhubungan dengan Allah, maupun yang berhubungan

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

Tercantum Tulisan Mulia, Mohon Diletakkan Di Tempat Terhormat I. FIQIH PUASA PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. sebelum Islam, baik pada zaman jahiliyah atau umat-umat lainnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap batal. Dalam Kompilasi Hukum Islam (pasal 14), rukun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Penegasan Judul

BAB II TEORI TENTANG ASH SHIHHAH WA AL BUTHLAN. sehat, tidak sakit, sembuh, benar dan selamat. 1

FIKIH PUASA. Menurut Mazhab Ahlulbait sesuai Fatwa Ayatullah Uzhma Sayyid Ali Khamenei

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

Transkripsi:

1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah Swt. Aktivitas puasa ini, telah dilakukan sejak zaman nabi Adam Alaihis Salam. Pada prinsipnya, hakekat puasa itu mencerminkan aktivitas pengekangan dan pengendalian diri. Pemaknaan puasa itu sendiri, dari segi bahasa arab ( ), berarti menahan segala sesuatu ( seperti manahan makan dan minum). Puasa yang diperintahkan, yang dituangkan nashnya dalam Al Qur an dan Sunnah, berarti meninggalkan dan menahan diri, dengan kata lain, menahan dan mencegah dari hal-hal yang boleh meliputi perut dan keinginan kelamin, dengan niat mendekatkan diri pada Allah S.W.T. 1 Puasa ditilik dari segi hukumnya bermacam-macam, ada yang fardlu ada yang thatawu atau dengan kata lain, ada puasa wajib, puasa sunnah, puasa haram, dan puasa makruh. 2 Puasa Ramadhan adalah merupakan rukun Islam yang keempat dalam agama Islam dan hukumnya fardlu ain bagi tiap-tiap mukallaf. Sebagaimana firman Allah Swt :

2 Artinya : (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan ( permulaan ) Al qur an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah maka ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. QS.Al- Baqoroh(2) :185) 3 Kemudian Al qur an dalam surat Al Baqoroh (2) : 186 menjelaskan bahwa kewajiban itu bukannya sepanjang tahun, tetapi hanya beberapa hari tertentu itupun hanya diwajibkan bagi yang berada di kampung halaman tempat tinggalnya, dan dalam keadaan sehat, sehingga barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka ia boleh berpuasa pada hari hari yang lain. Sedang yang merasa sangat berat berpuasa, maka (sebagai gantinya) dia harus membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. 1 Dr. yusup Qardhawi, fiqih puasa, Cet. III, Darrush-Shahwah, Darul Wafa. Penerbit. Era intermedia. 2001, hlm.90. 2 Ibid. hlm.29 3 Departeman. RI, Al Qur an dan Terjemahannya, Proyek kitab suci Al Qur an. ( jakuta), tlz.1989.hlm.45

3 Karenanya kita dapat mengetahui bahwa Allah S.W.T mewajibkan puasa itu juga untuk kemaslahatan kita, bukan sebaliknya yang menimbulkan kesulitan bagi umat. Dan sudah sewajarnya apabila puasa ini menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap mukalaf namun demikian bukan berarti puasa ini menyiksa dan menyesatkan manusia melainkan menghendaki kemudahan, apabila, seseorang dalam keadaan tertentu yang dapat mendatangkan kesulitan, kesempitan dan bahaya maka baginya berhak mendapatkan kemudahan yakni boleh tidak berpuasa dengan kewajiban menggantinya pada hari lain atau membayar fidyah (memberi makan orang miskin). Demikian halnya bagi mereka yang sakit baik itu laki-laki atau perempuan juga yang udzur berpuasa sampai meninggal dunia, wanita hamil, orang lanjut usia, menyusui, apabila mereka itu berpuasa akan menambah kemudlaratan, maka baginya boleh tidak berpuasa dengan kewajiban mengqodlo atau membayar fidyah. Fidyah ini berupa makanan yang bisa dimakan dalam kurun pertengahan untuk memberi makan keluarganya, satu mud atau satu sha. Menurut Ulama Hanafiah adalah 3261,5 gram sedang Ulama lain menyebutkan angka 2172 gram (Qammus Al Ashriy ). 4 Imam Syafi i berpendapat dalam kitab Al Umm : 4 Yusup Qardawi, OP. cit. hlm.90.

4 Artinya : Siapa yang sakit, lalu ia tidak sehat sehingga meninggal. Maka tiada qadla atasnya. Sesungguhnya qadla itu apabila ia telah sehat, kemudian teledor. Siapa yang meninggal dan teledor pada mengqadlakannya, maka diberi makanan untuk setiap hari padanya satu mud makanan untuk orang miskin. 5 Makna harus disini, bahwa qadla menjadi tanggungannya, dan tanggungan ini harus digantikan oleh keluarganya, apabila yang mati itu anak yang baligh maka walinya yang mengqadla atau dengan membayar fidyah. B. Permasalahan Senada dengan judul di atas, maka yang menjadi sentral dari permasalahan-permasalahannya antara lain : 1. Mengapa Imam Syafi i mewajibkan membayar fidyah bagi orang yang udzur berpuasa sampai meninggal dunia. 2. Alasan-alasan apakah yang melatarbelakangi Imam Syafi i sehingga beliau berpendapat bahwa qadla dan membayar fidyah itu wajib bagi orang yang udzur berpuasa sampai meninggal dunia. C. Telaah Pustaka Bertitik tolak dari permasalahan di atas, sepanjang pengetahuan penulis belum ada yang membahas secara spesifik. Hanya saja penulis menemukan beberapa tulisan mengenai pendapat Imam Syafi i tentang kewajiban membayar fidyah bagi orang yang udzur berpuasa sampai meninggal dunia. 5 Imam Abi Abdullah bin idris ( AS Syafii ), Al I, Darulfikr. Hlm.150-204

5 Dalam kitab, Al Umm-nya Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris ( As Syafi i), 150-204, Juz awal, Darul Fikr : Artinya : Siapa yang sakit, lalu ia tidak sehat sehingga meninggal. Maka tiada qadla atasnya. Sesungguhnya qadla itu apabila ia telah sehat, kemudian teledor. Siapa yang meninggal dan teledor pada mengqadlakannya, maka diberi makanan untuk setiap hari dari padanya satu mud makanan untuk orang miskin. Hal senada disebutkan oleh Ulama Syafi iyah dalam kitab Al Quyubi wa Amiroh mengatakan : Artinya : Barang siapa tidak mengerjakan puasa Ramadhan, kemudian ia meninggal sebelum mengerjakan qadla (membayar) maka tidak ada kewajiban untuk mengerjakan dan juga tidak berdosa. Apabila hal tersebut disebabkan udzur, seperti sakit yang terus menerus sampai meninggal, dan jika seseorang meninggal dunia setelah ada kesempatan untuk mengqadla tetapi ia tidak menjalankannya, menurut qoul jadid wali mayit tidak berpuasa atas nama mayit, akan tetapi mengeluarkan dari harta peninggalan mayit satu mud makanan untuk tiap hari. Namun berbeda dengan pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa :

6 Sang wali harus menyedekahkannya, kalau dia berwasiat untuk bersedekah, tetapi kalau tidak, ia tidak wajib menyediakannya. Sedangkan menurut Imammiyah : Pelaksanaan qadla itu gugur, namun dia tetap diharuskan untuk membayar fidyah satu mud setiap hari. Maksudnya memberikan makanan pada satu orang miskin. 6 Tetapi menurut Imam Hanafi: Dia hanya diharuskan untuk mengqadla nya tapi tidak usah membayar fidyah. 7 D. Metode Penelitian Skripsi Tentang pembahasan skipsi ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode pengumpulan data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode dengan research perpustakaan (library research) yaitu dengan membaca dan meneliti serta memahami buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan skripsi untuk memperoleh data yang diperlukan. 2. Metode pembahasan a) Deduktif, yaitu suatu pembahasan yang didasarkan pada pola pemikiran yang bersifat umum untuk kemudian disimpulkan dalam pengertian yang khusus, metode ini penulis gunakan terutama dalam bab II. Dalam bab ini penulis akan mencoba mengungkapkan puasa secara umum dasar hukumnya ditambah pula dengan pambahasan yang ada hubungannya dengan orang 6 muhammad Jawal mughniyah, fiqh lima madzab : jafari, hanafi, maliki, syafii, hambali, bab I (jakarta), (basri perss),1991, hlm.212 7 Ibid. hlm.212

7 yang udzur berpuasa sampai meninggal dunia. Pembahasan dalam bab ini sebagai landasan teori yang sangat membantu penulis dalam membantu penulis dalam menyajikan pembahasan-pembahasan sebagai berikut. b) Induktif, yaitu suatu pembahasan dari yang bersifat khusus untuk kemudian diambil pengertian yang bersifat umum, dimaksudkan untuk mengkaji polapola pemikiran Imam Syafii yang bersifat khusus, kemudian penulis membahas kedalam pengertian yang umum. Metode ini dipergunakan pada bab III dan IV, dalam bab ini penulis akan mengungkapkan tentang orang yang udzur berpuasa sampai meninggalkan dunia dan keringanannya apabila tidak dapat berpuasa menurut Imam Syafi i, dan alasan-alasan yang melatarbelakanginya selanjutnya penulis menganalisis permasalahan dalam pembahasan ini. c) Komparatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk memperoleh suatu kesimpulan, dengan meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi dan fenomena yang diselidiki dan membandingkan dengan faktor lain, metode ini penulis gunakan pada bab IV yaitu dengan menyajikan beberapa pendapat Ulama untuk kemudian dikomparasikan satu dengan yang lain selanjutnya pendapat mana yang paling rajih. Disamping metode-metode tersebut, dalam upaya pemecahan permasalahan yang dijumpai, penulis gunakan pola pendekatan dimensi Syar i. Melalui dimensi ini dapat digambarkan bahwa dalam pembahasan skripsi ini penulis akan banyak melandasi pemikiran dan analisis permasalahan dengan suatu keyakinan bahwa ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam nash Al Qur an dan

8 Sunah merupakan kebenaran mutlak baik yang ditentukan Allah secara langsung maupun yang diturunkan melalui lisan-nya. E. Sistematika Penulisan Skripsi Sesuai dengan penulisan skripsi Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang maka sistematika penulisan skripsi ini penulis buat menjadi lima bab, masing-masing bab merupakan kesatuan sistem yang terdiri. Dimana sebagai susunannya penulis dapat uraikan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis kemukakan tentang alasan penulisan pemilihan judul, penegasan judul, permasalahan, tujuan penulisan skripsi, metode penulisan skripsi, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Pengertian dan dasar hukumnya, syaratnya rukun puasa wajib, sebab yang membuat udzur berpuasa. Bab III : Biografi Imam Syafi i metode istinbat hukum Imam Syafi i, pendapat Ulama, tentang orang yang udzur berpuasa sampai meniggal dunia. Bab IV : Analisis tentang kewajiban membayar fidyah bagi orang yang udzur berpusa menurut Imam Syafi i. Bab V : Penutup Kesimpulan, saran-saran