ANALISIS CAPITAL ASSET EARNING DAN LIQUIDITY DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (STUDI PERBANDINGAN PADA BRI TBK & BTN TBK PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai


BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Metode Camels (Studi Kasus Pada Bank Milik Pemerintah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode )

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gairah kerja dan kemampuan lainnya. Pesatnya perkembangan perbankan di. diperlukan suatu pengawasan terhadap bank-bank tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

Transkripsi:

ANALISIS CAPITAL ASSET EARNING DAN LIQUIDITY DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN BANK TABUNGAN NEGARA PERIODE 2006-2010 Pariang Siagian Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 parsiagian@yahoo.com ABSTRACT To communicate the financing performance of a bussines includes banking operation by company s management to many users can be doing by severals tools or mediums. And one of them is financial statement. In that statements we can assess or evaluate all of its bussines activities. By doing analizing to the financial statements its might shown us about how the company using of all the financial resources to achieve their determined plans. The objectives of this article is how to get the informations about the financial performance of Bank Tabungan Negara by doing Financial Statements analysis from the year 2006 to 2010. Keywords: financial statements analysis, capital, assets, earning and liquidity ABSTRAK Untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan suatu bisnis usaha termasuk kegiatan perbankan oleh pihak manajemen perusahaan dengan berbagai pihak yang berkepentingan, dapat menggunakan berbagai alat atau media. Dan salah satu diantaranya adalah laporan keuangan. Dalam laporan ini kita dapat menilai atau mengevaluasi seluruh kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Dengan menggunakan analisis atas laporan keuangan akan memberikan gambaran tentang bagaimana perusahaan menggunakan sumber sumber keuangannya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan daripada penulisan artikel ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang kinerja keuangan Bank Tabungan Negara dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dimiliki sejak tahun 2006 hingga 2010. Kata kunci: analisis laporan keuangan, modal, aset, pendapatan dan likuiditas Analisis Capital Asset Earning (Pariang Siagian) 107

PENDAHULUAN Seperti diketahui, laporan keuangan merupakan hasil akhir dari rangkaian proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan tentang kondisi keuangan dan hasil operasi yang dicapai oleh perusahaan, organisasi atau lembaga lainnya. Secara formal, proses akuntansi berakhir pada laporan keuangan. Ismail (2009), di mana laporan keuangan bank merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan guna melihat kinerja yang dicapai selama periode tertentu. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) merupakan penerapan dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dengan analisis bisnis (Weston & Copeland, 2006), mengatakan bahwa dalam analisis laporan keuangan akan melibatkan tiga kelompok yang dianalisis yakni rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen, rasio pertumbuhan yang mengukur perusahaan bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonominya dan ukuran penilaian yang mengukur kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan nilai-nilai pasar. Kasmir (2007) menjelaskan bahwa tujuan dari analisis kesehatan bank adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin sakit. Untuk penilaian kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Menurut Undang- Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Ismail (2009) menyatakan, Bank memiliki tiga fungsi utama yaitu melakukan aktivitas dalam penghimpunan dana kepada pihak ketiga, aktivitas penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dana, dan aktivitas bank dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat (hal. 12). Oleh sebab itu, bank memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem keuangan, yakni bagaimana peranan bank tersebut sebagai agen pembangunan. Dalam kenyataannya, masih banyak masyarakat belum dapat menilai dengan benar tentang kesehatan keuangan suatu perbankan, yang pada gilirannya akan bisa merugikan masyarakat sebagai nasabah atau penabung sejumlah dana pada suatu bank. Sebab jika hanya menilai bank dari segi penampilan luar, seperti fasilitas yang digunakan dengan berbagai promosi yang menarik yang belum tentu menggambarkan kondisi kesehatan keuangan bank yang sebenarnya. Kasus Bank Century dan pencucian uang oleh Melinda Dee di Citibank yang terjadi belakangan ini, merupakan dua contoh permasalahan perbankan yang merugikan banyak nasabah dengan jumlah dana yang relatif besar dan berdampak negatif terhadap sistem perbankan secara umum. Hal ini terjadi karena teknik penilaian perbankan yang digunakan tidak tepat, ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, penulis menghadirkan artikel ini sebagai bahan referensi bagi masyarakat umum tentang bagaimana menilai bank dengan standar dan rumusan yang benar dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, tujuan dan manfaat penelitian dan penulisan ini dilakukan adalah: (1) mengetahui kondisi dan perkembangan kinerja keuangan Bank Tabungan Negara, periode 2006-2010; (2) mengetahui kemampuan Bank Tabungan Negara dalam memenuhi kewajiban finansial dan bagaimana perusahaan mendanai aktiva-nya, periode 2006-2010; (3) menambah wawasan berpikir bagi penulis dalam memahami kondisi perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan; (4) sebagai masukan kepada pihak investor untuk mengambil keputusan yang benar dalam investasi; (5) sebagai masukan informasi bagi pihak manajemen dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan; dan (6) dapat memberikan dan menambah wawasan yang lebih baik dan sebagai bahan referensi bagi dunia akademik tentang analisis dan kegunaan rasio-rasio keuangan. 108 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 3 No. 1 Mei 2012: 107-115

METODE Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan bank secara bulanan, pada periode 2006 hingga 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah riset kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dari website Bank Tabungan Negara. Analisis data dilakukan secara vertikal dengan analisis deskriptif dan pengukuran dengan rasio-rasio CAMEL tanpa aspek Management, karena aspek ini analisisnya bersifat kualitatif. Keempat unsur dimaksud adalah Capital, Asset Quality, Earning dan Liquidity (Renaldi, 2008), dengan alat ukur yang digunakan adalah rasio permodalan, radio kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas. Rasio Permodalan (Capital) Rumus yang digunakan adalah: CAR = Aktiva Modal TertimbangMenurut Resiko (ATMR) Bank yang dianggap sehat adalah yang memiliki CAR (Captal Adequacy Ratio) di atas 8%. Bagi bank yang CAR-nya di bawah 8% maka bank yang bersangkutan harus menambahkan modalnya baik berupa penambahan modal dari pemilik/pemegang saham bank atau merger dengan bank yang memiliki CAR yang tinggi. Rasio Kualitas Aset (Asset Quality) Rumus yang digunakan adalah: NPL = Kredit Bermasalah Total Kredit NPL (Non Performing Loan) menunjukkan berapa besar tingkat kredit yang bermasalah dari keseluruhan kredit yang bank kucurkan ke masyarakat. Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, Bank Indonesia menetapkan NPL maksimum 5%. Semakin rendah NPL bank semakin baik karena jumlah kredit macet pada bank tersebut semakin kecil, begitupun sebaliknya semakin tinggi NPL suatu bank maka akan semakin besar kredit macet pada bank tersebut. Rentabilitas (Earning) Net Profit Margin (NPM) digunakan untuk mengetahui tingkat laba sebelum pajak terakhir dibandingkan dengan rata-rata total asset. Rumus perhitungan NPM adalah: Net Profit Net Profit Margin = Sales Analisis Capital Asset Earning (Pariang Siagian) 109

Likuiditas (Liquidity) Likuiditas adalah kesanggupan bank menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali tabungan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan) kepada masyarakat yang memerlukan. Salah satu rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Rumus perhitungan LDR adalah: Kredit LDR = Dana pihak ketiga Seluruh analisis atas rasio di atas dilakukan setiap bulan selama 5 tahun berturut-turut selama tahun 2006 sampai 2010. Kemudian rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan rasio rata-rata industri perbankan lainnya, yakni 5 bank besar di Indonesia yang dianggap representatif seperti Bank Lippo, Bank BCA, Bank BNI 46, Bank Niaga dan BRI. HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Capital Dalam analisis ini, maka yang dihitung adalah CAR (Capital Adequacy Ratio) setiap bulan, mulai tahun 2006 hingga 2010. Tabel 1 Hasil perhitungan CAR BTN dan Rata-rata Industri (RI) setiap bulan pada periode 2006 hingga 2010 (dalam persentase) Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept. Okt. Nov. Des 18,38 18,27 20,93 20,82 18,51 18,07 18,14 18,18 17,91 17,65 17,52 17,20 17,50 20,14 20,14 21,56 21,56 20,79 19,91 17,11 19,38 19,21 19,08 19,00 18,83 18,63 18,51 18,90 17,81 17,75 16,60 17,23 16,77 15,81 20,36 20,16 20,39 20,42 20,04 20,06 19,91 18,57 18,33 18,93 18,39 18,41 18,01 17,46 21,20 20,69 20,54 19,91 19,07 18,70 17,94 17,16 16,85 16,65 16,61 16,33 19,23 19,05 17,99 17,42 16,37 15,52 15,94 15,11 14,77 14,35 14,19 14,16 17,14 16,99 16,68 16,14 15,64 15,47 15,06 15,06 15,00 14,87 14,57 21,26 16,03 15,92 15,88 17,17 17,07 17,37 16,96 16,72 16,89 16,62 16,51 14,31 20,49 20,36 20,20 19,06 19,24 18,71 17,49 17,18 16,99 16,95 16,77 16,55 15,08 15,03 15,00 15,10 14,81 14,22 13,67 13,60 13,24 13,22 14,00 14,62 Rata-rata CAR tahun 2006 pada bank BTN adalah sebesar 18,47%, dengan persentase tertinggi terjadi pada bulan April dengan 20,93%, dan terendah terjadi pada bulan Desember sebesar 17,20%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, bank BTN melebihi rata-rata bank hanya pada 110 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 3 No. 1 Mei 2012: 107-115

bulan Januari dan bulan Juli. Namun nilai persentase CAR masih tergolong baik karena masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%. CAR (Capital Adequacy Ratio) pada tahun 2007 memiliki persentase tertinggi pada bulan November dengan 20,36% dan terendah pada bulan Oktober dengan 15,81%. Rata-rata CAR tahun 2007 pada bank BTN adalah 18,11%. Bank BTN melebihi rata-rata bank hanya pada bulan November dan Desember. Nilai persentasenya masih tergolong baik, karena masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan minimum 8%. Nilai persentase CAR pada bank BTN pada tahun 2008 ini terus menurun, terlihat pada bulan Januari dengan nilai persentase sebesar 21,20% hingga pada bulan Desember menjadi 16,33%. Hal ini disebabkan terus meningkatnya nilai Aktiva Tertimbang Menurut Resiko dibandingkan nilai modal. Nilai persentase CAR pada rata-rata bank juga terus mengalami penurunan di setiap bulannya. Nilai persentase bank BTN tergolong baik, karena masih berada di atas ketentuan 8%. CAR tahun 2009 pada bank BTN memiliki rata-rata sebesar 16,21%, dengan persentase tertinggi pada bulan Desember dengan 21,26% dan terendah pada bulan November dengan 14,57%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, bank BTN melebihi rata-rata bank hanya pada bulan Januari, Februari, Maret dan Desember, sedangkan sisanya berada di bawah rata-rata bank. Nilai persentase ini tergolong baik, karena masih berada di atas 8%. Rata-rata CAR tahun 2010 pada bank BTN adalah 18,33%. Dengan persentase tertinggi pada bulan Januari dengan 20,49%, karena modal inti dan modal pelengkap naik pada bulan tersebut. Lalu persentase terendah terjadi pada bulan Desember sebesar 16,55%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, bank BTN melebihi rata-rata bank lain pada setiap bulan. Nilai persentase bank masih baik, karena berada di atas 8% sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Aspek Aset Untuk mengetahui kualitas aset bank, maka yang dihitung adalah Non Performing Loan (NPL) setiap bulan, sejak tahun 2006 hingga 2010, seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil perhitungan Non Performing Loan (NPL) BTN dan Rata-rata Industri Banksetiap bulan, periode 2006 hingga 2010 (dalam persentase) Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI Jan. 05,13 06,56 04,98 05,92 04,96 04,12 03,97 03,26 03,77 07,37 Feb. 05,47 07,08 05,45 05,84 04,93 04,01 04,24 03,66 04,00 03,88 Maret 05,28 06,88 05,30 06,02 04,07 04,29 04,06 04,54 03,77 03,87 April 05,52 07,04 05,68 06,04 04,72 04,19 04,23 04,65 03,95 03,66 Mei 05,49 07,29 05,40 05,92 04,57 04,04 04,19 04,64 04,12 03,77 Juni 05,32 07,25 04,94 05,71 04,47 03,79 04,21 04,73 03,91 03,49 Juli 05,54 07,44 05,00 05,51 04,30 03,68 04,14 04,92 03,98 03,50 Agst 05,70 07,45 05,03 05,12 04,28, 03,58 04,15 04,73 04,13 03,46 Sept. 05,20 07,29 04,81 04,90 04,25 03,34 04,12, 04,85 04,09 03,36 Oktb. 05,53 07,26 04,99 04,83 04,31 03,39 03,99 04,64 04,47 03,18 Nov. 05,30 07.22 04,90 04,60 04,11 03,53 04,09 04,78 04,44 03,23 Des. 05,74 05,57 04,17 04,27 04,80 03,25 03,42 03,85 03,44 03,04 Analisis Capital Asset Earning (Pariang Siagian) 111

NPL pada tahun 2006 bank BTN memiliki persentase tertinggi pada bulan Oktober yakni dengan nilai 5,53% dan terendah pada bulan Desember 3,74%. Rata-rata NPL pada tahun 2006 sebesar 5,23%. Dibandingkan rata-rata bank, BTN setiap bulan pada tahun 2006 berada di bawah rata-rata industri bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maksimum sebesar 5%. Dengan demikian NPL pada BTN tergolong kurang baik, karena rata-rata masih di atas 5%, atau terindikasi ada kredit bermasalah. Rata-rata NPL pada tahun 2007 adalah 5,06%. Nilai NPL bank BTN dengan persentase paling tinggi yang terjadi pada bulan April yaitu sebesar 5,68% dan terendah pada bulan Desember, 4,17%. Dibandingkan rata-rata bank, bank BTN pada 2007 kecenderungan masih berada di bawah rata-rata bank, dan tergolong masih kurang baik karena berada di atas 5%. Rata-rata NPL pada tahun 2008 adalah 4,46%, persentase tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu dengan 4,96% dan terendah terjadi pada bulan Desember dengan 3,80%. Dibandingkan rata-rata bank, bank BTN setiap bulan pada tahun 2008 melebihi rata-rata bank dan sudah baik, karena memenuhi standar peraturan Bank Indonesia, bahwa NPL maksimal sebesar 5%. NPL pada tahun 2009 memiliki persentase paling tinggi pada bulan Febuari dengan 4,24% dan terendah pada bulan Desember dengan nilai 3,42%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, maka BTN pada bulan Januari dan Febuari pada tahun 2009 masih melebihi rata-rata bank, dengan rata-rata per-tahun 2009 sebesar 4,07% d.an tergolong baik. Pada NPL tahun 2010, persentase tertinggi pada bulan Oktober yaitu 4,47% dan terendah pada bulan Desember, 3,44%. Dan rata-rata per-tahun sebesar 4,01%. Pada tahun 2010, bank BTN sudah memenuhi kriteria standar Bank Indonesia, dan NPL dalam kategori baik dengan nilai di bawah rata-rata industri. Dalam menganalisis kemampuan bank menghasilkan keuntungan, maka alat atau rasio yang digunakan adalah Net Profit Margin (NPM), yang dihitung setiap bulan seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil perhitungan Net Profit Margin (NPM) BTN, setiap bulan pada tahun 2006 hingga 2010 (dalam persentase) Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI Jan. 24,09 17,76 27,61 28,58 22,41 33,32 11,45 24,87 20,31 25,69 Feb. 36,55 19,76 23,43 28,14 20,22 31,59 16,77 25,95 20,07 25,44 Maret 31,87 21,79 28,63 22,74 20,37 23,77 21,61 23,29 18,70 25,66 April 30,61 22,51 27,32 27,33 16,60 23,45 18,81 22,00 19,15 25,23 Mei 26,84 22,62 23,69 23,47 16,25 23,33 18,66 22,28 19,08 24,21 Juni Juli Agst Sept. Oktb. Nov. Des 18,51 24,15 22,64 22,74 21,91 21,16 19,77 24,22 22,11 22,26 23,35 23,40 23,92 23,17 21,91 21,68 20,49 21,74 21,82 20,35 20,31 23,68 24,87 25,28 24,96 25,56 25,06 22,86 17,73 17,75 18,55 18,41 18,01 18,29 18,86 22,92 23,96 23,96 22,75 23,20 23,09 20,42 19,64 19,04 18,17 18,20 19,93 21,03 19,04 23,34 23,18 23,71 23,70 23,57 22,24 21,87 19,45 19,61 19,74 20,08 20,05 19,69 20,07 24,41 24,49 24,28 24,55 24,02 24,26 24,79 112 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 3 No. 1 Mei 2012: 107-115

Rata-rata Net Profit Margin tahun 2006 pada bank BTN adalah sebesar 25,07%, dengan persentase tertinggi terjadi pada bulan Februari yakni 36,55%, terendah pada bulan Juni yakni 18,51%. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, nilai ini masih tergolong memadai dan baik. Rata-rata Net Profit Margin tahun 2007 pada bank BTN adalah 23,25%. Nilai persentase Net Profit Margin pada tahun ini yang memiliki persentase tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan 28,63% dan terrendah bulan Desember yakni 20,31%. Sama halnya dengan rasio rata-rata industri, nilai ini masih memadai dan baik. Rata-rata Net Profit Margin tahun 2008 pada bank BTN adalah 18,62%. NPM pada tahun 2008 memiliki persentase tertinggi yang terjadi pada bulan Januari dengan 22,41% karena laba pada bulan Januari sangat besar, dan terendah terjadi pada bulan Mei dengan 16,25%. Apabila dibandingkan dengan beberapa bank lainnya, kinerja keuangan bank BTN dalam menghasilkan laba masih berada di bawah rata-rata industri perbankan. Net Profit Margin tahun 2009 pada BTN memiliki persentase tertinggi pada bulan Maret dengan nilai 21,61% dan terendah pada bulan Januari sebesar 11,45%. Net Profit Margin BTN pada tahun 2009 memiliki rata-rata sebesar 18,53%. Terlihat kinerja keuangan bank yang bersangkutan setiap bulannya masih berada di bawah rata-rata industri perbankan pada umumnya. Untuk rata-rata Net Profit Margin tahun 2010 pada BTN adalah 19,72%. Bank ini memiliki persentase Net Profit Margin tertinggi pada bulan Januari dengan 20,31% dan terendah yang terjadi bulan Maret dengan 18,70%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, maka bank BTN masih berada di bawah rata-rata bank lainnya. Seperti halnya beberapa tahun sebelumnya, tingkat rasio BTN pada umumnya masih berada di bawah rata-rata industri. Aspek Likuiditas Untuk mengetahui tingkat likuiditas perbankan, maka alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), yang dihitung setiap bulan, pada tahun 2006 hingga 2010 seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Tabungan Negara setiap bulan, tahun 2006 hingga 2010 (dalam persentase). Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI BTN RI Jan. 80,91 66,11 84,36 63,45 92,67 71,30 97,78 72,39 99,33 74,99 Feb. 80,40 64,49 85,54 63,88 95,42 71,78 101,02 72,08 112,90 72,00 Maret 80,07 64,86 85,62 64,80 96,29 74,78 101,96 73,38 112,57 76,59 April 48,54 64,54 86,88 65,47 95,78 75,29 101,12 73,87 113,28 77,67 Mei 80,52 63,31 87,69 65,78 96,30 71,34 102,52 75,59 119,70 78,81 Juni 81,47 63,41 89,30 65,40 99,49 76,79 104,65 75,84 114,44 79,01 Juli 82,93 63,80 91,04 65,56 101,31 80,28 109,10 76,21 110,77 80,04 Agst. 83,03 63,40 92,77 67,70 105,64 82,06 108,83 76,08 112,99 81,60 Sept. 83,76 63,77 93,44 68,67 107,63 79,44 113,07 76,74 112,44 79,80 Oktb. 83,62 63,09 94,05 69,37 106,95 80,11 110,25 76,69 108,73 78,69 Novem. 83,80 63,07 93,94 70,55 106,20 79,30 111,04 75,86 110,25 78,93 Des. 83,75 64,54 92,42 69,87 101,64 74,23 101,29 74,85 107,26 76,14 Analisis Capital Asset Earning (Pariang Siagian) 113

LDR tahun 2006 pada BTN dengan persentase tertinggi pada bulan November 83,80% dan terendah bulan April sebesar 78,54%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, maka BTN berada di atas rata-rata industri bank lainnya, dengan rata-rata per-tahun sebesar 81,90%. Kenaikan nilai LDR pada bank BTN disebabkan karena bertambahnya nilai kredit yang diberikan. Rata-rata LDR tahun 2007 pada BTN adalah 89,75%, dengan persentase paling tinggi pada bulan Oktober dengan 94,05% dan terendah pada bulan Januari dengan 84,36%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, bank BTN berada di atas rata-rata bank. LDR tahun 2008 pada BTN dengan rata-rata per tahunnya adalah sebesar 100,43%. Persentase tertinggi terjadi pada bulan September dengan nilai 107,43% dan terendah pada bulan Januari dengan nilai 92,67%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, bank BTN masih berada di atas rata-rata industri bank. LDR tahun 2009 pada BTN, dengan persentase paling tinggi terjadi pada bulan September dengan nilai 113,07% dan terendah pada bulan Januari dengan nilai 97,78%. Jika dibandingkan dengan rata-rata bank, bank BTN berada di atas rata-rata industri bank, dengan rata-rata per-tahun sebesar 105,22%. LDR tahun 2010 pada BTN memiliki rata-rata per-tahunnya sebesar 111,24%, dengan persentase tertinggi pada bulan Mei dengan 119,70%, dan jika dibandingkan dengan industri bank lainnya, nilainya berada di atas rata-rata industri bank. PENUTUP Bank Tabungan Negara merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang sudah lama berdiri dan beroperasi sebagai agen pembangunan atau lembaga intermediasi, hal ini terlihat dari struktur keuangan dan modal yang relatif besar serta kinerja keuangannya cukup memadai. Secara garis besar nilai CAR bank BTN dapat dikatakan bagus, karena nilai CAR selama periode 2006 hingga 2010 masih berada di atas nilai standar minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Bahkan selama periode 5 tahun tersebut pada umumnya nilai CAR berada di atas nilai rata-rata industri perbankan setiap tahunnya. Nilai CAR pun terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, kecuali tahun 2008 yang mengalami penurunan karena pengaruh krisis global. Hal ini menunjukkan krisis global mempengaruhi kinerja perusahaan dalam menghasilkan kapital walaupun efek yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Pada umumnya nilai NPL pada tahun 2006 dan 2007 berada di atas 5% sebagai batas ketentuan Bank Indonesia. Seperti diketahui jika NPL makin tinggi di atas 5%, perbankan mengalami kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Namun, pada tahun 2008 mengalami penurunan sekalipun masih berada di atas rata-rata industri, hal ini juga menunjukkan bahwa nilai NPL tidak terpengaruh oleh krisis global. Penurunan nilai NPL pada tahun 2008 disebabkan karena menurunnya kredit bermasalah yang diberikan terhadap nilai total kredit yang diberikan oleh bank. Sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 nilai NPL terus menangani penurunan bahkan sudah berada di bawah rata-rata industri. Selama periode 2006 hingga 2010 nilai NPM mengalami kenaikan dan penurunan, namun masih tergolong baik, Jika dibandingkan dengan rata-rata industri selama periode 2006-2010, masih berada di bawah rata-rata industri bank untuk setiap bulannya. Pada tahun 2008 yang merupakan terjadinya krisis global, nilai NPM mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa nilai NPM terpengaruh oleh krisis global yang terjadi pada tahun 2008. 114 BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 3 No. 1 Mei 2012: 107-115

Tetapi pada tahun 2009 dan 2010, nilai NPM sedikit mengalami kenaikan. Untuk mengetahui aspek likuiditas bank BTN, maka rasio yang harus dihitung adalah Loan Deposit Ratio. Nilai LDR mengalami peningkatan selama periode tahun 2006 hingga tahun 2010, dan nilai ini berada di atas nilai rata-rata industri untuk setiap bulannya. Pada tahun 2008 saat terjadi krisis global, nilai LDR mengalami peningkatan dari awal hingga akhir tahun. Kemudian memasuki tahun 2009 dan 2010 nilai LDR terus mengalami peningkatan hingga tertinggi 119,70%. Nilai CAR perusahaan harus ditingkatkan dan terus dijaga agar tetap berada di atas standar minimum yang ditetapkan. Untuk meningkatkan nilai CAR, maka BTN harus menaikkan nilai modal sehingga nilai CAR naik. Nilai NPL harus terus ditekan dengan menghindari dan mengatasi sejumlah kredit bermasalah, dan harus tetap dijaga agar tingkat likuiditas terpenuhi. Kemudian, nilai NPM bank juga harus ditingkatkan dengan terus menaikkan nilai pendapatan bersih yang diterima dari operasional agar nilai NPM mengalami peningkatan. DAFTAR PUSTAKA Ismail. (2009). Akuntansi bank teori dan aplikasi dalam rupiah. Jakarta: Kencana. Kasmir. (2007). Manajemen perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Weston, J. F., & Copeland, T. (2006). Manajemen keuangan. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Analisis Capital Asset Earning (Pariang Siagian) 115