SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

P11 AHP. A. Sidiq P.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MODEL SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PROSES PEMILIHAN ADOPSI ANAK DENGAN METODE AHP

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pembelian Rumah Di Kota Semarang Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK INVESTASI PROPERTI

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI BERPRESTASI PONDOK PESANTREN ASSYAFI IYYAH KEDIRI DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analytical hierarchy Process

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

Bab II Analytic Hierarchy Process

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENJUALAN MOBIL MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS : SMK Ma arif 1 Kalirejo)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process dalam Pendukung Keputusan Investasi Perumahan berdasarkan Lokasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN BARANG ELEKTRONIK DENGAN METODE AHP

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LAPTOP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

PENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Metode AHP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

ANALISA PEMILIHAN APLIKASI BERITA BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)Pada Jurusan SISTEM INFORMASI F-Teknik UNP Kediri OLEH : DENY ARDIYANTO NPM: 10.1.03.03.0059 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 1

2

3

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) Deny Ardiyanto 10.1.03.03.0059 Teknik Sistem Informasi Deniardiyanto84@yahoo.com Dosen Pembimbing 1: Dr. Ec. Subagyo, MM dan Dosen Pembimbing 2:Ahmad Syamsudin, M.kom UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Proses pengambilan keputusan dalam pemilihan perumahan dimaksudkan untuk membantu para konsumen dalam memilih perumahan mana yang nantinya akan dibeli. Dalam pemilihan perumahan ada beberapa kriteria yang digunakan seperti harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, dan desain rumah. Untuk mendapatkan hasil optimal dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu dalam penentuan perumahan supaya lebih obyektif. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang dan membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk konsumen dalam pemilihan perumahan yang mampu memberikan keputusan yang baik berdasarkan kriteria-kriteria yang tersedia dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)? Metode AHP digunakan untuk menentukan pembobotan kriteria, selanjutnya hasil pembobotan kriteria dari metode AHP tersebut akan menjadi inputan yang nantinya digunakan dalam perangkingan prioritas perumahan. Dan pada akhir proses bisa menghasilkan perumahan yang bisa memberi masukan kepada konsumen yang sebaiknya dibeli dan dimiliki. Kata Kunci ; Pemilihan Perumahan, Sistem Pendukung Keputusan, AHP. 4

I. LATAR BELAKANG Artikel Skripsi Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Adapun permasalahan yang sering muncul bersifat kompleks dengan aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak. Kompleksitas ini juga disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan, serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat, atau bahkan tidak ada sama sekali. Proses pengambilan keputusan dalam pemilihan perumahan dimaksudkan untuk membantu para konsumen dalam memilih perumahan mana yang nantinya akan dibeli. Dalam pemilihan perumahan ada beberapa kriteria yang digunakan seperti harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, dan desain rumah. Untuk mendapatkan hasil optimal dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu dalam penentuan perumahan supaya lebih obyektif. Pada penelitian ini akan dikembangkan metodeanalythical Hierarchy Process (AHP) dalam penyelesaian masalah pemilihan perumahan. Metode tersebut mempunyai kelebihan yaitu mampu memecahkan masalah yang multi-obyektif dan multi-kriteria. Disamping itu memasukkan beberapa penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yangmenjadikan sebagai referensi yaitu Penerapan Metode AHP dalam Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Karyawan Menggunakan Aplikasi Expert Choice oleh Iskandar Z. Nasibu, Mei 2009. SPK ini dikembangkan dengan menggunakan metode AHP. Dengan enam kriteria antara lain keahlian, kualitas kerja, disiplin, kehadiran, keuletan, dan kejujuran. Sistem tersebut ditujukan untuk memberikan gambaran solusi terhadap masalah pemilihan karyawan yang berprestasi untuk menduduki jabatan stretegis dengan menggunakan pendekatan teori AHP dan memakai aplikasi Expert Choice untuk membantu pihak pengambil keputusan dalam menentukan pilihan. Kemudian Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pemain sepak Bola (Striker) Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) oleh Faris Fitrianto dkk, 2013. Adapun tujuh kriteria yaitu harga pemain, jumlah gol dalam semusim, jumlah asist dalam semusim, akurasi tendangan kegawang, ketenangan dalam penyelesaian akhir, sikap dilapangan, dan tingkat kedisiplinan. Metode yang digunakan adalah AHP dengan menghasilkan output pemain striker terbaik. Maka dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, penulis membuat pemodelan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perumahan Dengan Metode AHP (Analitycal Hierarchi Process). Dimana terdapat lima kriteria untuk menentukan perumahan yang sesuai 5

dengan yang diinginkan antara lain harga perumahan, lokasi, fasilitas umum, perijinan, dan desain rumah. Sistem ini menggunakan metode AHP karena AHP mampu digunakan untuk semua proses pemilihan sedangkan penentuan kriteria bisa dirubah sesuai dengan kepentingan konsumen. Sistem pendukung keputusanini diharapkan dapat membantu konsumendalam menentukanperumahan mana yangakan dipilih dan dibeli nantinya. II. METODE AHP AHP adalah salah satu metode dalam pengambilan keputusan yang menggunakan beberapa variabel dengan proses analisis bertingkat. Analisis dilakukan dengan memberi nilai prioritas dari tiap-tiap variabel, kemudian melakukan perbandingan berpasangan dari variabel-variabel dan alternatif-alternatif yang ada (Saaty, 1993). Menurut Suryadi dan Ramdhani (2000), AHP merupakan suatu model pengambilan keputusan yang bersifat komprehensif. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandiangan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Berikut ini adalah beberapa kelebihan AHP: a. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai pada subsubkriteria paling dalam. b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan c. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas pengambilan keputusan Berikut ini kelebihan dan kekurangan Metode AHP : a. Kelebihan Model AHP Kelebihan dari model AHP dibandingkan dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada kemampuannya untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dengan multikriteria. Kebanyakan model yang sudah ada memakai single objektives dengan multikriteria. Model linier programing misalnya, memakai satu tujuan dengan banyak kendala (Kriteria). Kelebihan model AHP ini lebih disebabkan oleh fleksibelitasnya yang tinggi terutama dalam pembuatan hirarki. Sifat fleksibel tersebut membuat model AHP dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa kriteria sekaligus dalam sebuah model atau sebuah hirarki. b. Kekurangan Model AHP Disamping kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, model AHP juga mempunyai bebrapa kelemahan. Ketergantungan model ini terhadap input berupa persepsi seorang ahli akan 6

membuat hasil akhir dari model ini menjadi tidak ada artinya apabila si ahli memberikan penilaian yang keliru. Kebanyakan orang bertanya apakah persepsi dari seorang ahli tersebut dapat mewakili kepentingan orang banyak atau tidak. Keraguan seperti ini tidak lain disebabkan oleh kenyataan bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda dengan orang lain. Karenanya, untuk model AHP ini dapat diterima oleh masyarakat, perlu diberikan kriteria dan batasan tegas dari seorang ahli serta menyakinkan masyarakat untuk menganggap bahwa persepsi si ahli dapat mewakili pendapat masyarakat atau paling tidak sebagian masyarakat. 1. Langkah langkah Penyelesaian Metode AHP Penyelesaian metode AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki dari permasalah (dekomposisi), melakukan perbandingan berpasangan antar variabel, melakukan analisi/evaluasi, dan menentukan alternatif terbaik (Saaty, 1993). Lebih lanjut, Suryadi dan Ramdhani (2000), mengemukakan bahwa pada dasarnya langkah dalam metode AHP diuraikan sebagai berikut: a. Menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti gambar 2.1. Dibawah ini: GOAL/TUJUAN KRITERIA SUB- ALTERNATIF Gambar 2.1. Struktur hierarki AHP b. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbadingan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persolaan, skala 1sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekpresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.1. 7

Intensita s Kepentin gan Artikel Skripsi Tabel 2.1. Skala penilaian perbandingan berpasangan Keterangan 1 Kedua elemen sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Selanjutnya susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matrik dibawah ini : Tabel 2.2 Contoh matriks perbandingan berpasangan A1 A2 A3 A1 A2 A3 Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya. Dalama AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini 8

berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif (Amborowati, 2008). c. Penentuan prioeritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesiskan untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut: a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan. b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks. d. Konsistensi logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai denga suatu kriteria yang logis. Matrik bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditujukan sebagai berikut (Suryadi dan Ramdhani, 1998): Hubungan kardinal Hubungan ordinal : a ij. a jk =a ik : A i > A j, A j > A k maka A i > A k Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut : a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak delapan kali dari pisang. b. Dengan melihat prefenrensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari magga dan mangga lebih lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang. Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagi berikut: a. Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian. b. Menjumlahkan hasil perkalian perbaris. 9

c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks. e. Indeks konsistensi (CI )(λmaks-n)/(n-1) f. Rasio konsistensi = CI/ IR, dimana IR adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi <0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Nilai IR didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Saaty (1993), yang ditujukan pada tabel 2.3. Tabel 2.3 indeks random konsistensi ukuran 1-2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 IR 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 III. HASIL KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sistem pendukung keputusan pemilihan perumahanyang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan ini bekerja menggunakan metode AHP dimana melakukan pembobotan pada setiap kriteria yang diinputkan.kemudian Alternatif keputusan yang dihasilkan bukan merupakan hasil akhir, tetapi hanya rekomendasi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan perumahan yang akan dibeli nantinya. 2. Metode AHP dapat diimplementasikan dengan baik pada aplikasi web dan dapat membantu proses pengambilan keputusan pemilihan perumahan secara akurat, dengan memberikan urutan prioritas perumahan. 3. Cara pengujian perangkat lunak pemilihan perumahan ini adalah dengan memasukkan nilai dari tiap-tiap kriteria kemudian di proses hingga menghasilkan urutan prioritas perumahan. 10