HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANCARAN KASIH GMIM MANADO Gladys M. Anggoronggang*, Jootje M. L. Umboh*, A.Joy M. Rattu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan keperawatan kesehatan pada rumah sakit merupakan salah satu pelayanan yang sangat penting dan berorientasi pada tujuan yang berfokus pada penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kinerja merupakan bentuk penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang atau institusi dalam menjalankan program-program kerjanya. Berdasarkan hal di atas maka diadakan penelitian tentang hubungan antara motivasi dengan kinerja tenaga keperawatan di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado dan sampel dalam penelitian ini ialah perawat yang berjumlah 68 orang. Untuk melihat hubungan antara Motivasi dengan Kinerja perawat digunakanan alisis bivariate dengan menggunakan chi square maka diperolehhasil p = 0, 395 ( p > 0, 05). Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, dengan nilai p-value = 0,395 (p > 0,05). Kata Kunci: Motivasi,Kinerja, Perawat ABSTRACT Hospital as a subsystem service health which organize health service program for society, there are two programs in hospital, first, health service and second administration service, health service cover medical service, medical support service, medical rehabilitation, treatment service. Treatmeant service health in Pancaran kasih hospital is a really important and it has orientation and vision to focus at application care treatment for good quality. Performance as a value for survey their succeed achievement as an individu or an institution while their organize their programs. With this reason I made some research about the connection between motivation and nurse s performance in general Pancaran Kasih hospital GMIM Manado Research type I took about analysis research with cross sectional research desain. The population in this research are all the nurses in PancaranKasih hospital and I took 68 nurses for sample. For make some test the connection between motivation and nurse s performance, I used bivariate analysis with Chi-quare and I have result p= 0,395 (p>0,05). The conclution in this case there is not connection between motivation and nurse s perfomance at general pancaran kasih hospital GMIM Manado, with value p-value= 0,395 (p> 0,05). Keyword : motivation, performance, nurse
Pendahuluan Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar, 1996). Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medic dan pelayanan perawatan (Muninjaya 2004). Pelayanan kesehatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Adapun faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien adalah dokter, perawat, bidan tenaga penunjang lainnya (Depkes RI, 2002). Sumber daya manusia adalah unsur terpenting dalam institusi rumah sakit, karena jika mutu sumber daya manusia rendah maka dapat dipastikan mutu pengolahan dan pelayanan rumah sakitnya akan rendah juga oleh karena itu sumber daya manusia di rumah sakit dilihat dengan baik agar mutu pengolahan dan pelayanan di rumah sakit akan meningkat. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu, pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan kesehatan pada rumah sakit merupakan salah satu pelayanan yang sangat penting dan berorientasi pada tujuan yang berfokus pada penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas. Tenaga keperawatan yang berkualitas mempunyai sikap profesional dan dapat menunjang pembangunan kesehatan, hal tersebut memberi dampak langsung pada mutu pelayanan di rumah sakit sehingga pelayanan yang diberikan akan
berkualitas dan dapat memberikan kepuasan pada pasien sebagai penerima pelayanan maupun perawat sebagai pemberi pelayanan. Pemberdayaan sumber daya manusia mulai dari proses rekruitmen, seleksi dan penenpatan, pembinaan serta pengembangan karir harus dikelola dengan baik, agar dapat memaksimalkan pendayagunaan tenaga perawat dan memberikan kepuasan kerja bagi perawat. Menghadapi era reformasi ini dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, rumah sakit membutuhkan sumber daya manusia yang tanggu dan berkualitas untuk mampu bertahan, berkembang dan bersaing. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat menentukan kinerja dari rumah sakit. Khususnya sumber daya manusia yang berprofesi sebagai perawat karena mereka merupakan ujung tombak tenaga yang paling lama kontrak atau berhubungan pasien (selama 24 jam ), melalui merekalah rumah sakit akan mendapat banyak masukan maupun ktitikan dari pasien dan keluarganya maupun pengunjung tentang baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Sehingga baik buruknya pelayanan rumah sakit sangat tergantung dari pelayanan para petugas perawat. Kinerja merupakan bentuk penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang atau institusi dalam menjalankan program-program kerjanya. Kinerja individu / perawat sangat bermanfaat bagi upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit, karena kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi dengan kinerja tenaga keperawatan di Rumah Sakit umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional (studi potong lintang). Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado pada bulan Oktober sampai Desember 2014. Populasi pada penelitian ini adalah semua tenaga perawat di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Sampel dalam penelitian ini ialah perawat Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado yang berjumlah 68 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Metode pengumpulan data dibagi menjadi 2 yakni data primer yaitu data
yang dikumpulkan secara langsung dari jawaban respoden melalui kuesioner yang ditanyakan pada perawat RSU Pancaran Kasih GMIM Manado dan data sekunder yaitu data tentang gambaran umum rumah sakit, jumlah pegawai, serta data-data penunjang lain yang dibutuhkan.. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat, untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan kinerja tenaga keperawatan di rumah sakit umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukan berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden, diperoleh 73,6% responden berjenis kelamin perempuan dan 26,4% responden berjenis kelamin laki-laki. Hasil Peneltian menunjukan bahwa berdasarkan karakteristik umur respoden, yang paling banyak 77,9% responden berada pada kelompok umur 19-30 tahun sedangkan untuk kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok umur <40 tahun yaitu 5,9% responden. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan menunjukkan paling banyak 70,6% responden adalah lulusan DIII dan paling sedikit 5,9% responden adalah lulusan SPK. Tabel 1. Motivasi Motivasi n % Baik 53 77,9 Kurang Baik 15 22,1 Total 68 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa pada karakteristik motivasi sebagian besar responden memiliki motivasi yang baik yaitu yang berjumlah 53 responden (77,9%) dan sisanya masuk pada kategori kurang baik yaitu yang berjumlah 15 responden (22,1%). Tabel 2. Kinerja Kinerja n % Baik 66 97,1 Kurang Baik 2 2,9 Total 68 100 Tabel 2 menunjukkan bahwa pada karakteristik kinerja sebagian responden masuk pada kategori kinerja yang baik yaitu yang berjumlah 66 responden (97,1%) dan sisanya masuk pada kategori kurang baik yaitu yang berjumlah 2 responden (2,9%). Tabel 3. Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja
Begitu pula dengan penelitian Motivasi Kinerja Kurang Baik Baik N % Kurang n % n % Baik 1 6,7 14 93,3 15 100 Baik 1 1,9 52 98,1 53 100 P value 0,395 Tabel 3 menunjukan bahwa berdasarkan analisis bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja tenaga keperawatan di rumah sakit umum Pancaran Kasih GMIM Manado dengan nilai p = 0,395. Penelitian yang sama dilakukan oleh Mulyono (2013) pada 32 responden dengan menggunakan pengujian hipotesis dengan uji kolerasi gamma di dapati hasil p value 0,615 (p> 0,05), yang berarti tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sagala (2012) berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji statistik spearman, diperoleh nilai signifikan p= 0,182 (p> 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasenda (2013) hasil penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat yang ditunjukkan oleh nilai p= 0,021 (p < 0,005). yang dilakukan Lijoed (2008) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kinerja dengan nilai p < 0,05). Penelitian yang dilakukan Santoso (2010) untuk mengetahui korelasi antara motivasi dengan kinerja perawat melalui teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis produk moment yang diperoleh rxy = 0,687 > r tabel dengan taraf signifikansi 5 % didapatkan hasil ada hubungan yang positif antara motivasi perawat dengan kinerja perawat. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan Lijoed (2008) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kinerja dengan nilai p < 0,05). Penelitian yang dilakukan Santoso (2010) untuk mengetahui korelasi antara motivasi dengan kinerja perawat melalui teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis produk moment yang diperoleh rxy = 0,687 > r tabel dengan taraf signifikansi 5 % didapatkan hasil ada
hubungan yang positif antara motivasi perawat dengan kinerja perawat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Mudayana (2010), dapat diketahui koefisien korelasi (r) sebesar 0,775 dengan signifikan (p) 0,00 lebih kecil dari (0,05). Maka disimpulkan ada pengaruh yang kuat antara motivasi terhadap kinerja karyawan RSKB Nur Hidayah Bantul. Kesimpulan 1. Perawat di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado sebagian besar 70,6% adalah perawat yang berlatarbelakang pendidikan DIII Keperawatan. 2. Motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado 77,9%. 3. Perawat di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado memiliki kinerja baik 97,1%. 4. Tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, dengan nilai p- value = 0,395 (p > 0,05). Saran 1. Walaupun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat namun perlu agar Rumah Sakit dapat memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat mengikuti pelatihan/lokakarya serta melanjutkan pendidikan. 2. Pihak Rumah Sakit dapat memberikan reward atau penghargaan kepada perawat untuk dapat meningkatkan motivasi. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang lain yang berhubungan dengan kinerja perawat. Daftar Pustaka Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional 2009. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Gombong. Jurnal. Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No 1, Februari 2010 Kasenda, J.A. 2013. Hubungan antara Pelatihan dan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Liunkendage Tahuna. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
Lijoed, M.D. 2008. Faktor-Faktor yang Berhungan dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado. Santoso, D. 2010. Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat di RS PKU Muhamadiyah Gombong. Jurnal. Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No 1, Februari 2010 Mudayana, A. A. 2010. Pengaruh motivasi dan beban kerja terhadap kinerja karyawan di rumah sakit nur hidayah bantul. Jurnal. KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76 143. Mulyono, Hadi, M. 2013. Faktor yang Berhubungan Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit TingkatIII 16.06.01 Ambon. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat.Unhas, Makassar. Vol 1 No 2,Januari 2013, hal 18-26 Muninjaya, Gde, A, A. 2004. Manajemen Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta Profil. Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Sagala, S, N. 2012. Motivasi dan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal. Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara.